Kabar6-Dalam waktu dekat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak akan melakukan relokasi 219 keluarga korban banjir awal tahun 2020 lalu yang kini tinggal di hunian sementara (Huntara) Cigobang, Lebakgedong.
Kesiapan relokasi setelah dilakukan pelepasan lahan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) seluas 46 hektare kepada Pemkab Lebak.
Untuk hunian tetap (Huntap) 219 keluarga, lahan yang disiapkan sekitar seluas 8 hektare termasuk untuk fasos fasum. Luas bangunan rumah untuk setiap keluarga 90 meter persegi.
Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, meski data yang diajukan berjumlah 219 keluarga, namun 8 hektare tersebut juga disiapkan lahan cadangan sehingga bisa dibangun rumah untuk 250 keluarga.
“Memang yang tercatat data awal berdasarkan verifikasi yang kami lakukan waktu itu, khusus untuk Lebakgedong sebanyak 219 keluarga, tapi pemerintah daerah menyiapkan lahan bisa dibangun 250 rumah,” kata Febby kepada Kabar6.com, Sabtu (25/2/2021).
Lahan cadangan itu untuk mengantisipasi terjadinya konflik horizontal lantaran kemungkinan ada keluarga yang tertinggal ketika proses pendataan dan verifikasi dilakukan.
“Iya ini kita berkaca dari cerita-cerita yang disampaikan BNPB, tidak sedikit terjadi konflik horizontal ketika proses pembangunan permukiman akan dilakukan. Data awal kami 219 keluarga, tetapi untuk antisipasi kami siapkan, kalaupun ada yang terlewat saya rasa tidak akan lebih dari 10 keluarga,” papar Febby.
**Baca juga: Tiga Napi Lapas Rangkasbitung Dapat Remisi Natal
Febby menuturkan, jumlah keluarga yang direlokasi akibat banjir dan longsor pada awal 2020 lalu itu sebanyak 378 keluarga yang tersebar di 5 kecamatan yakni Lebakgedong, Sajira, Cipanas, Maja dan Curugbitung.
“Sudah ada yang tahap pembangunan. Nah itu anggarannya ada yang dari kementerian dan provinsi, dan lahannya pemkab yang siapkan. Untuk yang Lebakgedong dari BNPB,” kata Febby.(Nda)
