1

Perusahaan di Tangsel Wajib Bayar THR & Kordinir Zakat

Kabar6-Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Tangerang Selatan (Tangsel) menghimbau agar seluruh perusahaan yang beroperasi diwilayah itu memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawannya.

Sedangkan besaran THR yang ditetapkan minimal 1 bulan gaji dan harus diserahkan kepada yang berhak, sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri.

“Dalam sosialisasi ini, setidaknya kami sudah mendatangi sepuluh perusahaan yang ada di Tangsel. Dan, semuanya perusahaan dimaksud menyatakan bersedia membayarkan THR pada karyawannya, paling lambat seminggu sebelum lebaran Idul Fitri,” ujar Kepala Dinsosnakertrans, Purnama Wijaya, Selasa (24/7/2012).

MEnurut Purnama, pemberian THR sepekan sebelum lebaran sesuai dengan anjuran Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany. Adapun jumlah nominal yang diberikan kepada setiap tenaga kerja harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

“Bagi karyawan yang sudah bekerja selama 1 tahun, THR satu bulan gaji. Dan, prorate bagi karyawan yang belum genap satu tahun bekerja. Bagi perusahaan yang tidak melaksanakannya, akan diberi sanksi teguran oleh Pemda setempat,” imbuhnya.

Selain memastikan pembayaran THR kepada pegawainya, Dinsosnakertrans juga menginstruksikan kepada perusahaan agar mengkoordinasikan mengenai pembayaran zakat di setiap perusahaan. “Hal ini agar pekerja tidak lagi memikirkan zakat setelah mudik,” ujar Purnama.

Dalam kesempatan tersebut, Dinsosnakertrans yang hadir bersama dengan Apindo sekaligus juga memantau hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan lainnya. Seperti pemberlakuan jam malam bagi pekerja wanita serta larangan mempekerjakan karyawan di bawah umur.

“Harus ada perbedaan perlakuan bagi wanita yang kena shift malam atau yang sedang hamil. Termasuk larangan mempekerjakan karyawan dibawah umur” terangnya.(ymw)

 




Pelatihan Pembuatan Tahu Gagal, Puluhan Peserta Gigit Jari

Kabar6-Kegiatan pelatihan pembuatan tahu yang rencananya akan digelar oleh Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) terpaksa dibatalkan.

Hal itu disebabkan karena seluruh pengrajin tahu dan tempe se-Jabodetabek melancarkan aksi mogok produksi secara massal.

Pengamatan langsung Kabar6.com disebuah pabrik tahu di jalan H Toran, kelurahan Rengas, kecamatan Ciputat Timur, Selasa, (24/7/2012), acara pelatihan sedianya berlangsung pukul 14.00 WIB.

Puluhan warga yang merupakan peserta kegiatan pelatihan tampak gigit jari. Mereka terpaksa pulang karena pabrik tahu yang akan menjadi tempat pelatihan ikut mogok produksi.

“Ga jadi mas. Katanya Sabtu besok ada pelatihan lagi,” ujar Zulfikar, dengan raut kecewa saat ditemui Kabar6.com di lokasi pabrik.

Pria yang terlihat sedang menenteng sebuah map warna kuning dan berisikan kertas makalah proses pembuatan tahu ini menjelaskan, pelatihan bila dipaksakan tidak akan efektif.

Oleh karena itu, dinas terkait terpaksa memundurkan jadwal kegiatan pada akhir pekan mendatang.

“Gimana mau tau. Liat aja pabrik ga ada aktivitas produksi. Yang punya ikut-ikutan mogok, katanya gara-gara harga kacang kedelai naik,” terang warga Ciputat ini.

Batalnya program pelatihan pembuatan tahu yang akan diikuti oleh warga dibenarkan Kepala Dinsosnakertrans Kota Tangsel, Purnama Wijaya.

Kegiatan pelatihan pembuatan tahu ini masuk ke dalam program pengembangan dan perluasan kesempatan kerja Tenaga Kerja Mandiri (TKM) 2012.

“Besok saja ya datang lagi. Saya sudah dikantor,” ungkap Purnama, saat dihubungi melalui sambungan selularnya.

Seperti diketahui, ribuan pengrajin tahu dan tempe yang tergabung didalam PUSKOPTI se-Jabodetabek melakukan demo mogok produksi terhitung 25-27 Juli 2012.

Kenaikan harga beli kacang kedelai yang merupakan bahan dasar tahu dan tempe dikeluhkan pengrajin. Mereka mengeluhkan beban biaya produksi yang harus ditanggung begitu tinggi, sedangkan untuk menaikan harga jual ke pasaran atau pelanggan dirasakan tidak mungkin. (ymw)

 




Pengrajin Tahu dan Tempe se Tangsel Juga Mogok Produksi

Kabar6-Seluruh pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam PUSKOPTI se-Jabodetabek, termasuk yang ada di Tangerang Selatan (Tangsel),  melakukan aksi demo mogok produksi sementara terhitung mulai 25-27 Juli 2012 besok.

Mogok produksi itu dilakukan menyusul kenaikan bea masuk sebesar 5 persen dan harga bagi bahan dasar kacang kedelai beberapa waktu terakhir ini.

Aksi mogok massal pengrajin tahu-tempe ini diketahui dari sebuah selembaran pemberitahuan nomor 29/org/VII/12 yang bersifat segera.

Berdasarkan hasil rapat pengurus dalam menyikapi kenaikan harga kedelai, maka untuk wilayah Jabodetabek para pengrajin diharuskan berhenti produksi sementara.

“Selama waktu yang ditentukan agar memantau dan mengawasi para pengrajin tahu tempe di masing-masing wilayah,” terang Ketua PUSKOPTI DKI Jakarta, Suharto, melalui keterangan resmi yang diterima Kabar6.com, siang tadi.

Pihaknya, lanjut Suharto, meminta kepada pemerintah untuk menghapus beas masuk kacang kedelai menjadi 0 persen, meski pun tak akan mampu menurunkan harga bahan dasar tersebut. Menurutnya, perdagangan kedelai merupakan jalur bebas yang dikendalikan oleh pasar internasional.

Masih menurut Suharto, setelah pelaksanaan demo mogok produksi, untuk harga jual tempe dari sebelumnya Rp 3 ribu naik menjadi Rp 4 ribu. Sedangkan harga jual tempe dari sebelumnya Rp 6 ribu, naik menjadi Rp 8 ribu. Perubahan harga jual tahu akan dilampirkan surat secara khusus oleh pengurus Hipertindo.

“Ini untuk menjalin kebersamaan para pengrajin tempe dan tahu yang senasib sepenanggungan dalam menghadapi kenaikan harga kedelai setiap harinya,” terangnya.

Pemberitahuan surat edaran tersebut dipatuhi oleh para pengrajin tahu dan tempe. Salah satunya Tommy, pengrajin tahu di jalan H Toran, Rengas, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Pria ini telah menghentikan produksi dan mengeluhkan kenaikan harga kedelai dari sebelumnya Rp 5,800 per kilogram, kini naik menjadi Rp 10.000 per kilogram.

“Kedelai naiknya hampir 100 persen. Ga mungkin saya terus maksain produksi. Sebab, kalau naiknya bisa diatas Rp 7 ribu pabrik ga ada yang berani dagang,” jelas Tommy, saat ditemui Kabar6.com dilokasi pabrik tahu miliknya.

Akibat naiknya harga kedelai, kata Tommy, membuat ongkos yang dikeluarkan tidak mampu menutupi biaya produksi. Jika harga normal dirinya menjual per papan berisi 81 potong Rp 27 ribu, maka bila kedelain naik tahu dijual mencapai Rp 30 ribu lebih per papan.

Kondisi tersebut menurutnya menjadi dilematis bagi para pengrajin tahu dan tempe. Sebab, pengrajin kesulitan untuk menaikan harga ke tingkat konsumen.

Bahkan bila harga kedelai akan melebihi kisaran Rp 10 ribu per kilogram, maka para pengrajin mengancam melanjutkan aksi demo produksi tahap kedua.

“Seandainya harga beli kacang kedelai tetap naik, pemerintah harus melindungi para pengrajin tahu dan tempe juga konsumen. Tahu dan tempe kan alternatif terkahir untuk lauk pauk yang paling murah,” sungut Tommy.(ymw)




SDN 01 dan 03 Pondok Jaya Diperbaiki Pascalebaran

Kabar6-Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berjanji dalam waktu dekat akan segera memperbaiki gedung sekolah di SD Negeri 01 dan 03 Pondok Jaya, kecamatan Pondok Aren. Menyusul kondisi kedua gedung yang kini memprihatinkan dan membahayakan para peserta didik.

“Kedua gedung sekolah itu rehab dapat. Hanya saja sekarang kita sedang nunggu dananya turun,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Mathodah, saat menghubungi Kabar6.com melalui sambungan selularnya, Selasa, (24/7/ 2012).

Mathodah menjelaskan, SD 01 Pondok Jaya sudah masuk ke dalam rencana program perbaikan dan alokasi dana sudah terdapat di Draft Pengguna Anggaran (APBD) 2012 Perubahan. Jauh sebelum berita diberbagai media massa terkait rusaknya kedua bangunan gedung sekolah tersebut mencuat.

Pemerintah daerah telah memasukan perbaikan kedua gedung sekolah ini dalam kategori rehab berat. Bagian gedung yang akan diperbaiki meliputi atap, kusen-kusen dan keramik. Mathodah memperkirakan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi bangunan sekolah berlangsung pascabulan suci Ramadhan.

“Kalau yang SDN 01 sekitar Rp 500 juta dana perbaikannya. Beda dengan SDN 03 dari DAK (Dana Alokasi Khusus), saya lupa besarannya dan Anda bisa hubungi ke pak Yahya ya. Agustusan atau habis lebaran diperbaikinya mas,” terang Mathodah.

Seperti diberikan Kabar6.com sebelumnya, ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Jaya 01 dan 03 di Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, terpaksa belajar ditengah bahaya mengancam.

Pasalnya, sebanyak 15 ruang kelas di dua SDN tersebut saaat ini dalam kondisi rusak parah dan butuh perbaikan mendesak.

Pengamatan kabar6.com, di SDN 01 terdapat 7 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 540 orang. Ironisnya, dari ke tujuh ruang kelas yang kini digunakan siswa, seluruhnya dalam keadaan rusak.

Selain bagian atap yang bocor, palofon kelas yang terbuat dari triplek juga sudah pada jebol. Hingga, tak jarang bila hujan turun, para siswa harus belajar berhimpitan demi menghindari tetesan air dari genteng yang bocor.

“Kerusakan ini sudah berlangsung lama. Bahkan, kami sudah berulangkali melaporkan kerusakan ini kepada Dinas Pendidikan terkait. Tapi, kenyataannya sampai sekarang belum juga ada perbaikan dari pemerintah,” ujar M. Nur Fuad, salah seorang guru di SDN Pondok Jaya 01, Senin (23/7/2012).

Sementara, Zuliana, guru SDN Pondok Jaya 01 lainnya mengatakan, kerusakan di SDN itu sudah masuk kategori parah dan mendesak untuk diperbaiki. “Kerusakannya sudah menganggu proses beajar siswa,” ujarnya. 

Kondisi serupa juga terjadi di SDN Pondok Jaya 03. Dari 8 ruang kelas yang dihuni oleh 446 siswa, seluruhnya kini dalam kondisi rusak parah. Bagian atap bocor, plafon ambrol hingga tembok ruang kelas retak-retak.

“Kalau laporan sih jangan ditanya. Sudah sering. Terakhir kata Dinas akan diperbaiki usai lebaran nanti. Dan, anggaran perbaikannya akan diusulkan pada APBD Tangsel perubahan 2012,” ujar Kepala Sekolah SDN Pondok Jaya 03, Amsarudin.(ymw)

Caption Foto: Ratusan siswa SDN Pondok Jaya 01 dan 03 terpaksa belajar ditengah kondisi bangunan sekolah yang rusak (tur)




Hindari Kelangkaan, Tangerang Dipasok Jutaan Tabung Gas

Kabar6-PT Pertamina memastikan jika selama bulan puasa ini jumlah pasokan tabung gas untuk tiga wilayah di Tangerang, akan ditambah. Kebijakan tersebut ditempuh mengingat daya beli masyarakat pada kebutuhan gas cenderung meningkat.

Service Relation PT Pertamina wilayah Tangerang, A Dini, mengatakan selama bulan puasa pihaknya telah menyiapkan sebanyak 4.560.000 tabung gas.

“Jumlah pasokan tabung gas tersebut meningkat 10 persen persen dibandingkan sebelum bulan puasa,” kata Dini, Senin, (23/7/2012.

Adanya tambahan pasokan tabung gas mencapai 4 juta tabung lebih ini, terang Dini, diharapkan mampu mencegah kelangkaan tabung gas.

Bahkan, Pertamina pun sudah melakukan pertemuan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) di tiga wilayah Tangerang. Yakni, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan

Ketiga instansi ini, lanjut Dini, untuk membantu dalam melakukan pengawasan. Bila terjadi kenaikan harga atau kelangkaan, maka diharapkan dapat menghubungi PT Pertamina guna dilakukan pengecekan.

“Kami sudah siapkan stok tabung gas di pusat namun hal itu baru di distribusikan bila adanya kekurangan,” terangnya.

Bahkan, PT Pertamina pun sudah menyiapkan tambahan lainnya untuk kebutuhan tiga hari jelang hari raya Idul Fitri. Saat itu permintaan masyarakat terhadap tabung gas mengalami peningkatan.

“Jumlah tambahannya masih melihat kebutuhan pasar tetapi Pertamina sudah melakukan antisipasi akan hal itu,” ujar Dini.(ymw)




Getir Warga Situ Kayu Antap Saat Hujan dan Kemarau

Kabar6-Pengurukan di Situ Kayu Antap, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menyisakan petaka bagi warga yang bermukim disekitar daerah resapan air itu. Setiap harinya, warga harus menanggung derita, baik saat musim kemarau mau pun hujan.

“Seperti masjid Al-Mutaqin, sekarang harus gali sumur lagi sedalam tiga meter. Kalau nggak gitu, buat wudhu jamaah pasti sulit. Karena air kering,” keluh Koordinator Forum Penyelamat Tanah Milik Negara (FPTMN), Bahrudin Nasution, ditemui Kabar6.com disekitar lokasi perkara, Senin (23/7/2012).

Bukan hanya ditempat ibadah itu saja, kata Baharudin, yang harus merasakan getir akibat pengurukan Situ Kayu Antap oleh pengembang Perumahan Beranda Town House. Warga sekitar juga kesulitan mendapatkan air karena sumur-sumur yang ada mengalami kekeringan.

“Sekarang sudah ga ada lagi daerah resapan air disini. Besok bisa-bisa laut juga ikut dikeruk kali,” ketus Baharudin sambil menunjuk urukan tanah merah dibalik tembok beton pemisah antara pemukiman warga dan bekas Situ Kayu Antap.

Rupanya saat musim hujan tiba juga mendatangkan masalah pascapengurukan Situ Kayu Antap.
Sukinem (60), warga RT 04/08 ini bersama 100 KK lainnya juga merasakan getir. Rumah kontrakan wanita yang berprofesi sebagai buruh cuci dan setrika ini terpaksa tergenang air.

“Kalau hujan banjir rumah saya, biasanya nggak. Tiga tahun lalu pas tengah malam tiba-tiba air masuk ke dalam rumah dan dua kasur tidur kerendam,” kata wanita paruh baya yang membawa sebuah setrika usai bertugas di rumah majikannya yang berada dibagian atas.(ymw)




Keselamatan Siswa Terancam, 15 Kelas SDN Pondok Jaya Rusak Parah

Kabar6-Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Jaya 01 dan 03 di Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), terpaksa belajar ditengah bahaya mengancam.

Pasalnya, sebanyak 15 ruang kelas di dua SDN tersebut saaat ini dalam kondisi rusak parah dan butuh perbaikan mendesak.

Pengamatan kabar6.com, di SDN 01 terdapat 7 ruang kelas dengan jumlah siswa sebanyak 540 orang. Ironisnya, dari ke tujuh ruang kelas yang kini digunakan siswa, seluruhnya dalam keadaan rusak.

Selain bagian atap yang bocor, palofon kelas yang terbuat dari triplek juga sudah pada jebol. Hingga, tak jarang bila hujan turun, para siswa harus belajar berhimpitan demi menghindari tetesan air dari genteng yang bocor.

“Kerusakan ini sudah berlangsung lama. Bahkan, kami sudah berulangkali melaporkan kerusakan ini kepada Dinas Pendidikan terkait. Tapi, kenyataannya sampai sekarang belum juga ada perbaikan dari pemerintah,” ujar M. Nur Fuad, salah seorang guru di SDN Pondok Jaya 01, Senin (23/7/2012).

Sementara, Zuliana, guru SDN Pondok Jaya 01 lainnya mengatakan, kerusakan di SDN itu sudah masuk kategori parah dan mendesak untuk diperbaiki. “Kerusakannya sudah menganggu proses beajar siswa,” ujarnya.  

Kondisi serupa juga terjadi di SDN Pondok Jaya 03. Dari 8 ruang kelas yang dihuni oleh 446 siswa, seluruhnya kini dalam kondisi rusak parah. Bagian atap bocor, plafon ambrol hingga tembok ruang kelas retak-retak.

“Kalau laporan sih jangan ditanya. Sudah sering. Terakhir kata Dinas akan diperbaiki usai lebaran nanti. Dan, anggaran perbaikannya akan diusulkan pada APBD Tangsel perubahan 2012,” ujar Kepala Sekolah SDN Pondok Jaya 03, Amsarudin.(Turnya)




Kalah di PN Banten, Warga Situ Kayu Antap Ngadu ke KPK

Situ Kayu Antap.

Kabar6-Tak puas dengan keputusan Pengadilan Negeri (PN) Provinsi Banten di Serang, warga disekitar Situ Kayu Antap, Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan melanjutkan menempuh jalur hukum ke tingkat yang lebih tinggi.

Warga berharap daerah resapan air yang telah diuruk tersebut dikembalikan sesuai fungsi awalnya oleh pengembang perumahan Beranda Town House.

“Saya sudah kirimkan SMS (pesan singkat) ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di nomor 1575. Pengadilan Banten dagelan, ga aparat daerah dan penegak hukumnya bandit semua,” ujar Koordinator Forum Penyelamat Tanah Milik Negara (FPTMN), Bahrudin Nasution, ditemui Kabar6.com disekitar lokasi perkara, Senin (23/7/2012).

Bahrudin menjelaskan, sekitar tiga atau empat bulan silam, dirinya memenuhi undangan sebagai saksi dalam sidang PN Banten.

Berbekal seluruh dokumen lengkap terkait legalitas hukum Situ Kayu Antap, Bahrudin mencoba memberikan keterangan seputar sejarah daerah resapan air yang kini telah direbut paksa oleh pengembang untuk dibangun perumahan mewah.

Selain dalam persidangan turut dihadirkan tim kuasa hukum pengembang perumahan selaku tergugat.

Juga hadir sejumlah pejabat tinggi daerah Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten yang berencana akan mengajukan kasasi setelah dinyatakan kalah.

“Setiap saya menjelaskan dokumen resmi Situ Kayu Antap oleh kuasa hukum Beranda selalu ditolak dengan alasan tidak penting. Anehnya lagi majelis hakim PN membela kuasa hukum. Aparatur daerah diduga sudah diguyur (suap) oleh pengembang, sebab Beranda lemah secara hukum,” sesal Bahrudin.

Meski telah kalah ditingkat PN Banten, terang Bahrudin, warga sekitar Situ Kayu Antap tak akan menyerah.

Mereka telah menyiapkan surat pengaduan atas penyerobotan lahan daerah tadah hujan oleh pengembang perumahan ke Kejaksaan Agung, Kementerian Dalam Negeri, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi.

“Sekarang Lurah yang ngurusin ini udah ga ada (meninggal), anak-anaknya aja sekarang ga ada yang benar, ada yang terus-terusan harus cuci darah. Duit beginian mana berkah, liat aja tuh sekarang Bupati,” kata Bahrudin.

Berdasarkan catatan Kabar6.com, Situ Kayu Antap merupakan salah satu dari sembilan situ yang ada di Tangerang Selatan. Saat ini, sejumlah warga mengaku memiliki sertifikat atas lahan seluas 1,6 hektare itu.

Bahkan, PT Hanna Kreasi Persada selaku pengembang perumahan Beranda Town House telah melakukan pengurukan untuk membangun perumahan mewah di lokasi itu.

Kepala Kejaksaan Tinggi Banten Abdul Wahab Hasibuan, saat polemik mencuat menjelaskan,  akan segera mengusut kasus pengurukan Situ Kayu Antap.

“Kami akan selidiki siapa saja yang mengklaim lahan Situ itu,” ujar Wahab kepada wartawan di kantornya, Kamis (29/10/2009) silam.

Meski begitu, Wahab mengatakan pihaknya masih menunggu laporan dari pemerintah Kota Tangerang Selatan tentang siapa saja warga dan pengusaha yang mengaku memiliki lahan Situ Antap.

“Laporan dari walikota belum masuk, setelah laporan itu masuk, langsung kami selidiki,” kata dia.

Terkait klaim warga yang mengakui membeli lahan dan memiliki sertifikat kepemilikan lahan, menurut Wahab, pihaknya akan melakukan penelitian untuk membuktikan keabsahan dari dokumen itu. “Bila perlu akan kami pangggil satu per satu,” ujar dia.

Sebelumnya, pengklaiman dan pengurukan situ warisan jaman Belanda itu mendapat reaksi keras dari Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan, Shaleh (saat itu).

Dia menduga Situ Kayu Antap telah diperjualbelikan oleh orang yang tidak bertanggung jawab kepada warga dan pengusaha secara ilegal.

Shaleh mengaku bingung jika Situ yang merupakan lahan milik negara bisa dimiliki oleh orang lain dengan bukti sertifikat.

Shaleh meminta pengembang menghentikan kegiatan apapun di sekitar Situ karena dianggap melangar Peraturan Presiden Nomor 45 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Purwakarta, dan Cianjur. (ymw)

Caption Foto :
Seorang warga menunjukan kondisi Situ Kayu Antap di Rempoa, Tangsel, yang telah diuruk oleh pengembang Perumahan Beranda Town House, Senin, 23 Juli 2012.(ymw)

 




Pemkot Tangsel Sebar Surat Edaran, Pengusaha Nakal Ditindak

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten, memperketat pengawasan terhadap operasional 300 rumah makan dan 20 tempat hiburan selama bulan puasa.

Menyusul telah dikeluarkan surat edaran terkait regulasi dan ketentuan tentang waktu operasional bagi jenis usaha kuliner dan larangan terhadap usaha hiburan.

Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan, Edi Wahyu dihubungi, Sabtu, menuturkan setiap harinya petugas yang telah di bentuk akan memantau mengenai operasional rumah makan dan tempat hiburan malam.

“Bila ada yang melanggar ketentuan dari aturan, maka Pemkot akan memberikan teguran secara keras,” kata Edi Wahyu.

Dikatakannya, dalam surat yang dikeluarkan Wali Kota dan MUI Kota Tangsel mengenai jam operasional tempat hiburan malam dan rumah makan di Kota Tangerang Selatan Nomor 450/227- Budpar/2012 dan Nomor 09/SM/MUI-Tangsel/VII/2012, tentang pengaturan kegiatan usaha kepariwisataan dan imbauan amaliyah ummat jelang dan selama bulan ramadhan serta hari raya idul fitri.

Dinyatakan bila jenis usaha hiburan seperti klab malam, diskotik, pub, live musik, karaoke, kafe atau warung remang-remang, bar, rumah bilyard, panti pijat, SPA, permainan ketangkasan dilarang beroperasi atau tutup secara total selama puasa hingga tujuh hari setelah lebaran.

Adapun untuk jam operasional rumah makan yakni, diperbolehkan buka mulai pukul 12.00 – 04.00 WIB. “Dalam aturan itu juga disebutkan bila rumah makan boleh buka tetapi dengan menggunakan tirai kecuali setelah buka puasa,” katanya.

Ditambahkan Edi Wahyu, bila surat mengenai pengaturan jam operasional sudah disebarkan kepada semua pengusaha rumah makan dan tempat hiburan.

Bahkan, Pemkot Tangsel pun sebelumnya sudah melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha untuk mensosialisasikan aturan tersebut.”Kami lihat, semua pengusaha rumah makan dan tempat hiburan sudah mengerti dan memahaminya,” katanya.

Sekretaris MUI Kota Tangerang Selatan, Abdul Rozak menambahkan bila pihaknya juga akan membantu Pemkot dalam melakukan pengawasan.

“Nantinya, MUI di setiap kecamatan akan mengumpulakn informasi bila ada usaha rumah makan atau tempat hiburan yang melanggar aturan agar ditindak oleh Pemkot,” tegas Razak.(ymw)




Triwulan Kedua, PAD Uji KIR Tangsel Tembus 62 Persen

Kabar6-Dishubkominfo Kota Tangerang Selatan terus berupaya mengejar target pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya dari sektor pengujian KIR kendaraan bermotor roda empat atau lebih setiap enam bulan sekali.

“Sampai saat ini PAD retribusi KIR yang kita peroleh sudah 62 persen pada triwulan kedua dari target Rp 110 juta. Alhamdulillah karena suasana terus kondusif,” ungkap Kepala Bidang Angkutan Umum, Wijaya Kusuma, dihubungi Kabar6.com melalui sambungan selular, Jum’at (20/7/2012).

Wijaya menjelaskan, dalam pelayanan uji KIR ini jenis angkutan umum lebih mendominasi ketimbang yang lainnya. Dari jumlah 24 trayek yang beroperasi, ada 1368 unit kendaraan menggunakan jasa KIR. Peningkatan angka tersebut menurutnya berimbas dari rutinnya Dishubkominfo memberikan sosialisasi kepada pengusaha dan awak angkutan umum.

Masih menurut Wijaya, diharapkan tahun 2013 mendatang perolehan PAD dari sektor jasa KIR dapat melebihi target. Sementara untuk layanan penerbitan izin trayek baru, pemerintah daerah telah menetapkan tidak mengeluarkan. Kebijakan tersebut ditempuh setelah membekukan sejumlah trayek angkutan umum yang tidak produktif.

“Tahun kemarin (2011) target PAD KIR Rp 100 juta dan kita berharap pada 2013 pendapatannya terus meningkat. Sengaja kita tidak keluarkan (izin trayek baru), selain untuk peremajaan juga mengurangi kemacetan. Kasihan juga pengusaha angkutan umum karena sekarang saja mengeluh pendapatannya terus turun,” paparnya. (ymw)