1

Karangan Bunga Duka Cita Penuhi Kediaman Ondos

Kabar6-Kediaman anggota Komisi I DPR-RI, Theodorus Jacob Koekertis, di jalan Aster Blok F5/8 RT 002/02, Lengkong Gudang Timur, Serpong, Kota Tangsel, kosong dan dan gelap. Karangan bunga tanda turut berduka cita dari berbagai instansi telah memenuhi luar pagar rumah. 

Pengamatan langsung dilapangan, tak ada orang satu pun anggota keluarga dan kerabat yang dapat dijumpai. Di rumah berlantai satu dan bercat putih ini hanya ada karangan bunga dari Menkominfo Tifatul Sembiring, Wakil Ketua MPR-RI Ahmad Farhan Hamid, pimpinan Kementerian Luar Negeri dan lainnya.

Dibagian pagar terpasang selembaran kertas karton pemberitahuan yang berbunyi, bagi saudara/rekan/ semua yang ingin turut berduka cita kepada Theodorus Jacob Koekertis (Ondos) mohon ke rumah duka “Oasis Lestari” jalan Gatot Subroto KM 7-8, Jatake, Kabupaten Tangerang

“Dari pagi memang kosong begini mas. Saya hanya dipesenin supir ibu (istri almarhum) untuk nerima karangan bunga yang datang,” ungkap Rohmat (42), petugas keamanan perumahan kepada Kabar6.com, Senin (24/9/2012).

Pria yang sudah 10 tahun bekerja di perumahan ini menjelaskan, dirinya mendapatkan informasi dari supir tersebut sekitar 09.00 WIB bahwa majikannya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Rohmat sempat melihat bila istri Ondos pergi ke Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput jenazah di RSUD Sidoarjo, Jawa Timur.

“Ibu Maria pamit ke saya nitip jagain minta tolong jagain rumah karena mau nyusul ke rumah sakit (Sidoarjo),” jelasnya.

Menurut Rohmat, wakil rakyat dari Fraksi PDI-Perjuangan ini cukup akrab dengan dirinya. Saking akrabnya, bila sedang liburan Ondos suka minta tolong kepadanya tanpa sungkan dan malu.

“Kalo hari Sabtu atau Minggu pak Ondos suka naik ojek sama saya minta dianterin  ke pasar modern,” kenang Rohmat. “Pas mau berangkat ke Bandara juga pamit ama saya dari dalam taksi, katanya ada kunjungan kerja,” tambah pria berkumis ini.

Ditempat sama, Handoko, tetangga korban menyatakan Ondos yang hanya tinggal bersama seorang istri tanpa anak. Kepergian Ondos ke Sidoarjo tak lain dalam rangka kegiatan reses ditempat konstituen asal almarhum terpilih sebagai wakil rakyat.

Keseharian almarhum, menurut Handoko, dikenal sebagai pribadi yang sederhana, ramah dan suka bersosialisasi dengan warga sekitar. Ondos selalu hadir dalam setiap pertemuan di balai warga untuk membicarakan seputar berbagai hal.

“Sederhana orangnya. Lihat aja rumahnya begitu,” terang Handoko.

Perlu diketahui, Theodorus Jacob Koekerits (Ondos), 50 tahun, meninggal dunia setelah mobil yang ditumpanginya, Nissan B 15 VY mengalami kecelakaan di jalan Tol Porong-Surabaya KM 29.600, Senin (24/9/2012).

Korban meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke RS Delta Surya Sidoarjo. Setelah itu korban dibawa ke RSUD Sidoarjo hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Korban bersama sopirnya Wahyu Wirogo (35),warga Desa Brodot Jombang.Kala itu mobil yang dinaiki anggota Komisi I DPR RI ini melaju dari arah selatan menuju utara.

Di dekat lokasi kejadian, sopir korban mendahului sebuah kendaraan yang belum diketahui nopolnya. Begitu berhasil melewati kendaraan ini,sopir korban lalu hendak ke jalur kiri.

Kecelakaan ini diperkirakan berlangsung sekitar pukul 03.00 WIB. Kala kejadian, korban disebut-sebut hendak balik ke Jakarta melalui Bandara Internasional Juanda setelah melakukan turba di daerah asal pemilihannya, Blitar-Kediri-Tulungagung atau dikenal Dapil Jatim VI. (yud)




Pagar Bambu SDN VII Jombang Diganti Tembok Permanen

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan membongkar pagar bambu yang terpasang di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jombang VII, di Jalan Jembar Jaya, RT 01/05, Kampung Cilalung, Jombang, Kecamatan Ciputat. Menyusul sengketa lahan antara pihak yang mengklaim sebagai ahli waris yang menuntut penggantian atas lahan.

“Pagarnya sudah dibuat permanen. Yang dari bambu dibongkar,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Mathodah, kepada Kabar6.com melalui sambungan selularnya, Senin, 24 September 2012.

Ia menjelaskan, tembok tersebut sengaja dibuat demi keselamatan 370 murid yang dibagi dalam dua rombongan belajar, yaitu pagi dan siang hari dalam 4 ruang kelas. Belahan bambu, menurut Mathoda, dikhawatirkan dapat melukai siswa ketika bermain bola.

Gedung sekolah, lanjut Mathoda, juga akan segera direlokasi. Saat ini Pemkot Tangsel sudah memiliki lahan pengganti sarana pendidikan tersebut dan dalam waktu dekat segera dibangun.

“Lokasinya kebelakang gedung yang sekarang. Sekitar 100 meter paling jaraknya,” jelas Mathoda. “Gedung yang lama mau dibuat untuk TK Negeri,” tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian ini menyusul disegelnya ruang kelas oleh pihak ahli waris almarhum H. Nurdin Yahya, yang mengklaim bahwa lahan yang diatasnya berdiri bangunan kelas IV dan V di SDN itu sebagai miliknya.

Hal ini menyebabkan para murid terpaksa melakukan kegiatan belajar secara berdesakan di teras depan kelas yang berukuran 180 CM x 400 CM. Meski jauh dari rasa nyaman, namun proses belajar mengajar tetap berlangsung. (yud)




GOR Milik Pengembang Bintaro Disegel BP2T Tangsel

Kabar6-Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Dadang Sofyan, mengatakan, dirinya telah meminta pihak PT Jaya Real Property (JRP) Tbk agar menghentikan kegiatan pembangunan. Sarana GOR yang tengah dibangun ini tak kantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Kita memberikan segel dikarenakan belum memiliki IMB,”ungkap Dadang, kepada wartawan kemarin.

Ia menjelaskan, kelengkapan dokumen resmi yang dimiliki pengembang kawasan Bintaro Jaya ini masih dalam proses. Dadang menyesalkan, meski belum dikeluarkan tapi sarana pusat olahraga yang terletak di jalan Raya Tegal Rotan ini tetap terus dikerjakan pembangunannya.

Dadang mengimbau, bagi para investor yang ingin membangun harus mengikuti prosedur dan ketentuan yang ada. Bila kelengkapan dokumen persyaratan telah dipenuhi, tentu pihaknya tak akan menghalangi.

“Jangan sampah melanggar dikarenakan tidak segan-segan BP2T atau dinas terkait untuk menutup bangunan yang tidak memiliki izin,” tegas Dadang.

Secara terpisah, Humas PT JRP Tbk, Rudi Hartono membenarkan adanya penyegelan yang dilakukan BP2T terkait rencana pembangunan GOR Bintaro. Dia berdalih kini pihaknya tengah melengkapi dokumen persyaratan IMB.

“Iya benar pembangunan tersebut untuk GOR dan disegel BP2T. Sekarang kita lagi lengkapi IMB-nya,” kilah Rudi.

Ketua Komisi D Bidang Pembangunan, DPRD Kota Tangsel, Gacho Sudarso mengatakan, kurangnya pengawasan yang dilakukan dinas terkait terhadap masalah perizinan ini sehingga menjadi menjamur bangunan tanpa ijin.

“Kita akan memanggil dinas terkait untuk masalah ini,” ungkapnya.

Ditanya maraknya pembangunan yang sudah disegel BP2T tapi masih saja melakukan pekerjaan pembangunan. Seperti halnya pembangunan Apartemen di Lengkong Gudang, dan Minimarket Indomaret di Anggrek Residence.

Gacho menilai karena kurangnya pengawasan dan tidak adanya ketergasan dari pemerintah daerah mengakibatkan ini menjadi marak diTangsel.

“Kami akan memanggil untuk mempertanyakan masalah ini, ini tidak boleh dibiarkan terlebih kita sudah memiliki Perda IMB nomor 14 Tahun 2011, jangan sampai perda ini menjadi tidak efektif,” harapnya. (yud)




Tri Ramadhan Curi Motor Buat Ongkos Pulang Kampung

Kabar6-Aksi nekat Tri Ramadhan (18) mencuri sepeda motor Perigi Baru, RT 03/05, Kecamatan Pondok Aren,  Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu (23/9/2012), kiranya bukan tanpa sebab.

Remaja putus sekolah ini mengaku terpaksa mencuri karena butuh uang untuk biaya pulang ke kampung halamannya di Cirebon, Jawa Barat.

“Saya sudah tidak tahan lagi merantau. Saya ingin pulang kampung saja. Tapi, karena tidak punya uang, jadinya saya nekat mencuri sepeda motor. Tapi, malah tertangkap,”  ujar Tri lagi.

Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini Tri Ramadhan masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Pondok Aren.

Ya, Tri Ramadhan lolos dari maut setelah diamankan petugas Polsek Pondok Aren dari amuk massa, setelah aksinya mencuri sepeda motor Yamaha Mio B 3236 NBE dipergoki warga Perigi Baru, RT 03/05, Kecamatan Pondok Aren,  Tangerang Selatan (Tangsel).(turnya)

 




Acungkan Golok, Pelaku Curanmor Dikeroyok Warga

Kabar6-Setelah sempat mengacung-acungkan golok kepada warga, pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) berhasil diringkus di Perigi Baru, RT 03/05, Kecamatan Pondok Aren,  Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (23/9/2012).

Remaja putus sekolah yang belakangan diketahui bernama Tri Rhamadan (18) kini mendekam di sel tahanan Polsek Pondok Aren, setelah sempat menjadi bulan-bulanan warga yang meringkusnya.

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, peristiwa berawal ketika pelaku berupaya membawa kabur sepeda motor Yamaha Mio warna hitam B 3236 NBE yang sedang terparkir di rumah sekaligus kios bensin milik Ny. Juriah, warga setempat.

Namun, belum sempat meninggalkan lokasi, aksi pelaku itu sempat dipergoki oleh pemilik warung yang langsung meneriaki pelaku maling sambil mengejar dan berupaya menarik sepeda motor tersebut.

Tak pelak, teriakan keras korban seketika membuat warga sekitar langsung berdatangan ke lokasi dan mengepung pelaku. 

Sedangkan pelaku yang sadar aksinya diketahui warga, spontan menjadi panik hingga mendorong tubuh Ny. Juriah hingga jatuh tersungkur. Bahkan, sambil berupaya kabur pelaku juga sempat mengacung-acungkan golok guna menakut-nakuti warga.

Tak lama berselang, aksi pelakupun berhasil dilumpuhkan. Warga yang marah bahkan sempat menghakimi pelaku hingga babak belur. Beruntung sebelum warga bertindak lebih jauh, polisi tiba dilokasi dan mengamankan pelaku ke Mapolsek Pondok Aren.(turnya)




Dihargai Murah Penyebab Pembunuhan di Tegal Rotan

Kabar6-AS (20) korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan didekat Tol Bintaro, Tegal Rotan, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ternyata penadah barang hasil kejahatan.

Para pelaku sakit hati karena barang hasil pencopetan dan penjambretan selalu dihargai murah hingga akhirnya tega menghabisi nyawa korban.

“Seluruh motifnya karena dendam sakit hati, menjual barang kepada korban tidak sesuai. Dan kurang,” ungkap
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Helmy Santika, saat gelar perkara, Sabtu (22/9/2012).

Helmi menjelaskan, peranan masing-masing tersangka saling berbeda. Toni Alfia alias Tompel (20) sebagai eksekutor, Irfan Maulana (21), Wahyuda Suhendra alias Bembeng (25) dan Bahrudin alias Udin yang pertama kali tertangkap ketiganya selaku pemantau aksi pembunuhan.

Masih menurut Helmy, pada 5 September 2012 malam hari mereka berkumpul didaerah Puri Beta, Larangan, Kota Tangerang. Diniharinya mereka merencanakan aksi menghabisi korban SA berbekal sebilah celurit milih Bahrudin.

Udin kemudian meminta Tompel untuk memancing keluar Ade dengan iming-iming akan menjual ponsel Blackberry Onyx dan butuh cepat. Mereka janjian bertemu di Tegal Rotan.

Begitu Ade tiba dengan sepeda motor Honda Scoopy yang dipinjamnya, tiba-tiba Udin menyabet leher AS dengan celurit hingga nyaris putus. Ade sempat memberontak, namun akhirnya kembali disabet Tompel dengan celurit yang sudah disiapkannya.

“Mereka dijerat pasal 340 KUHP karena sudah masuk dalam pembunuhan berencana. Untuk dua orang lainnya, dijerat pasal 480 KUHP karena berperan sebagai penadah,” kata Helmy.

“Yang menjadi otaknya adalah Udin. Dia yang merencanakan pembunuhan ini. Sedangkan lainnya berperan mengawasi sekitar agar saat eksekusi tidak ketahuan, ada yang mengambil uang dan ponsel, dan ada yang menghabisi,” tambah Helmy.

Para tersangka biasa melakukan aksi pencopetan dan penjambretan didaerah sekitar Joglo, Ciledug, Kembangan, Puri dan sekitarnya.

“Korban tidak sadar mau dihabisi. Sampai di TKP (Tempat Kejadian Perkara) pelaku menggorok leher korban dan ditinggalkan begitu saja dan motor korban diambil lalu dijual pelaku seharga Rp 3 juta,” papar Helmi.

Sementara salah satu pelaku, Burhanudin alias Udin, mengaku tak ada rencana menghabisi nyawa korban. Pelaku mengamini bila kekesalan ini akibat dari jual-beli handphone hasil kejahatan.

“Anak-anak (para pelaku) sebal karena Ade sepertinya ga adil kalo kita lempar barang dihargain murah mulu,” ujar Udin. (yud)

 




Pelaku dan Korban Pembunuhan di Tegal Rotan Komplotan Copet

Kabar6-Misteri kasus pembunuhan terhadap AS (18) yang ditemukan tewas dalam kondisi leher tergorok didekat Tol Bintaro, Tegal Rotan, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akhirnya terkuak.

Hubungan korban dengan para pelaku ternyata terlibat dalam komplotan tindak kejahatan pencopaten.

“Motifnya sakit hati karena pembagian hasil copet tidak sesuai dengan keinginan pelaku. Pelaku adalah kelompok pencopet, korban adalah penadah,” ungkap Kabid Humas Kasubbid Penmas, Polda Metro Jaya, AKBP Mahbub, lewat pesan resmi kepada wartawan melalui layanan Blackberry, Sabtu (22/9/2012).

Dia memaparkan, total jumlah tersangka yang tega menghabisi AS sebanyak 4 orang. Seluruh pelaku sudah berhasil diamankan dan ditangkap secara terpisah.

Keempat pelaku tersebut antara lain,
Toni Alfia alias Tompel (20), Irfan Maulana (21), Wahyuda Suhendra alias Bembeng (25). “Dari tangan para tersangka disita  BB (barang bukti) HP korban 1 merk Nokia,” jelas Mahbub.

Seperti diberitakan Kabar6.com sebelumnya, korban diidentifikasi masih berstatus pelajar dengan inisial As (18), warga Kampung Pondok Belimbing, RT 03/04, Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel.

“Identitas korban sudah kami ketahui. Berisial As dan masih berstatus sebagai pelajar. Saat ini, kami masih terus berupaya menyelidiki penyebab kematian korban,” ujar Kapolsek Ciputat Kompol Alip, tanpa merinci status dan alamat sekolah korban, Senin (10/9/2012).

Ya, saat ditemukan kondisi korban sangat mengenaskan. Selain tanpa identitas, sekujur tubuh korban juga dipenuhi oleh luka menganga. Jari telunjuk putus, dan bagian lehernya juga terdapat luka menganga.

Kuat dugaan, jenazah pemuda berusia sekitar 20 tahun itu merupakan korban pembunuhan. Pasalnya, sekujur tubuh hingga kepala korban dipenuhi luka bacokan. Selain jari telunjuk sebelah kanan putus, bagian leher korban juga terdapat luka menganga hingga nyaris putus.(yud)




Ahli Waris Desak Pemkot Tangsel Tuntaskan Sengketa SDN Jombang VII

Kabar6-Terkait penyegelan yang dilakukan pihak ahli waris terhadap SDN Jombang VII yang beralamat di jalan Jembar Raya RT 1/5, Kampung Cilalung, Jombang, Tangerang Selatan (Tangsel), pertemuan antara ahli waris dan pihak pemerintah pun dilakukan.

Sekertaris Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan, H. Dudung Direja mengatakan kalau pihaknya akan bertanggung jawab. “Kami akan melakukan pembayaran pada anggaran tambahan 2012, namun pembayarannya entah kapan itu saya tidak tahu,“ kata Dudung.

Erna Sumarni ahli waris tanah seluas 1030 m2 dengan Akta Jual Beli bernomor jb No.590/jb/Kec.Cpt/1986 mengatakan kalau sebenarnya pihak keluarga sudah tidak percaya lagi dengan pemerintah.

“Sudah 23 tahun saya menunggu dan ternyata semua itu hanya janji saja, maka dari itu saya meminta agar Pemerintah jangan umbar janji terus, segera di realisasikan,” kata Erna Sumarni.

Untuk diketahui SDN VII Jombang terpaksa dilakukan penyegelan oleh pihak ahli waris sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang terkesan menutup mata. Walaupun sempat terjadi adu mulut antara pihak ahli waris dan orang tua murid, ternyata kebanyakan yang melakukan aksi demo tersebut adalah orang bayaran.

“Saya ngga ngerti persoalannya, saya hanya diperintahkan seseorang yang mengaku utusan Camat setempat untuk melakukan aksi, dengan bayaran 50 ribu,” kata seorang laki-laki yang masih menggunakan helm dengan inisial UD.

Sementara itu seorang ibu yang mengantarkan anaknya sekolah mengatakan kalau dirinya mengetahui permasalahan tanah tersebut. “Saya sudah tahu masalahnya, kalau bisa pemerintah secepatnya menyelesaikan dengan ahli waris, biar anak saya bisa sekolah dengan tenang,” ujar wanita yang mengaku bernama Iin itu.

Kemudian Erna sangat menyesalkan dengan pihak Pemerintah Tangerang Selatan yang mengumbar omongan kesemua kalangan bahwa pihak ahli waris arogan.

“Saya baca di beberapa media kalau pemerintah Tangsel mengatakan kami arogan, kok mereka ngga ngaca kepada diri sendiri yah, kenapa bisa membuat keputusan yang tidak sesuai janjinya,” tambah Erna.

Tidak hanya itu, Hj. Syamsiah selaku istri dari alm.Nurdin Yahya merasa kesal dengan sikap pemerintah yang hanya mengumbar janji.

“Saya sudah lebih dari 20 tahun diam dan menunggu pihak pemerintah yang akan menyelesaikan, sampai suami saya meninggal dan sajpai saat ini malah pihak pemerintah terskesan menyepelekan kami. Apalagi sampai mengatakan kami arogan, apa tidak sebaliknya,” kata Hj. Syamsiah seraya menambahkan kalau dirinya sudah tidak lagi percaya dan gidak mau brurusan dengan pemerintah.

“Inintanah saya, saya mau pagar, mau tanamin cabe, mau saya apain kek, terserah saya, pemerintah aja sudah ga perduli,” tambahnya. (Sly)

 




Pemerintah Tangerang Selatan Mangkir Janji

Kabar6-Mengenyam pendidikan dengan tenang tampaknya masih menjadi impian sejumlah anak di kota Tangerang Selatan ( Tangsel ). Beberapa permasalahan yang menyangkut sengketa lahan, kerap terjadi di kota hasil pemekaran kabupaten Tangerang ini.

Setelah SD Negeri Ciledug Barat, kini giliran siswa SDN Jombang VII Jalan Jembar Raya RT 1/5, Kampung Cilalung, Jombang, yang harus terganggu proses belajar mengajarnya akibat lahan sekolah disegel pihak yang mengaku sebagai pemilik sah lahan.

Ahli waris lahan mengaku akan tetap menyegel hingga mendapatkan jaminan pasti berupa surat persetujuan diatas materai dari Pemkot Tangsel untuk membayar ganti rugi lahan.

“Kami sudah puluhan tahun berjuang menunggu kepastian dari Pemerintah, tapi hingga kini belum kami dapatkan. Kami terlanjur sakit hati” tandas ahli waris, Erna, kemarin.

Erna menambahkan kalau sekktar bulan Januari pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Dinas Pendidikan, Camat dan Pol PP. Dan hasilnya diperoleh kesepakatan bahwa Pemkot Tangsel bersedia membayar ganti rugi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Mathoda membenarkan bahwa lahan memang sah milik ahli waris. Hal inidibuktikan dengan sejumlah dokumen kepemilikan berupa sertifikat, Akta Jual beli, serta NJOP.

“Kita akan bayarkan di anggaran perubahan 2012” ungkap Mathoda pada saat melakukan pertemuan dengan pihak ahli waris.

Sementara itu Sekertaris Daerah Pemkot Tangerang Selatan, H. Dudung Direja mengatakan kalau pihaknya akan bertanggung jawab dan akan melakukan pembayaran.

“Tetapi itu bukan bulan Agustus bayarnya, bisa saja saya bayar secepatnya atau tahun depan, tergantung dananya cair “ kata Dudung Direja kepada wartawan pada saat pertemuan itu. 

Kemudian sewaktu ditanya mengenai niat ahli waris yang akan melakukan perubuhan bangunan sekolah jika tidak dibayarkan, dengan santainya Sekda Dudung Direja menjawab “ Kan Mau dibayar, hanya saja kapannya saya tidak bisa bilang “ tambahnya.

Erna sumarni selaku ahli waris tanah tersebut mengatakan kalau dirinya akan melakukan tindakan yang sangat tegas, mengingat sudah 23 tahun pihaknya menunggu kepastian dari pemerintah.

Dan Erna juga mengatakan kalau semua pertemuan yang dilakukan pihak pemerintah Tangerang Selatan selalu ada dokumennya. “Saya punya rekaman film maupun suara setiap pertemuan, jadi saya sangat marah ketika melihat sikap aparat pemerintah yang trkesan menutup mata ” tegas Erna.(Sly)




Mampu Ciptakan Kendaraan Wisata, Pemkot Tangsel Belum Melirik

Kabar6-Beragam potensi yang ada di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Bila diberdayakan, tak mustahil dapat mengangkat daerah.

“Untuk kendaraan wisata sudah dioperasikan di pemakaman mewah San Diego Hills di Karawang untuk wisata. Kendaraan ini dihargai Rp 100 juta” ungkap kepala bengkel SMK Sasmita Jaya, Sunarya, Jumat (21/9).

Pusat perbengkelan di SMK Sasmita Jaya, Pamulang, kata Sunarya, sudah membuat kendaraan wisata. Kendaraan tersebut hasil karyanya sudah dijual ke pengembang besar untuk dijadikan kendaraan wisata.

Dikatakan Sunarya pusat bengkel yang juga tempat berkreasi dan melatih keterampilan siswa SMK tersebut, bahkan sudah memproduksi alat-alat peraga kes SMK maupaun instansi di seluruh Indonesia untuk pelatihan perbengkelan.

“Setiap tahun sekitar 250 alat peraga perbengkelan sudah kita produksi. Baik untuk pesanan dari wialayah Jakarta maupun dari sejumlah pulau di Indonesia,” katanya.

Selain alat peraga, Sambung Sunarya, di SMK ini sudah membuat sebuah kendaraan. Namun, belum bisa memasarkannya. Lantaran, kurangnya bisa bersaing dengan kendaraan buatan Eropa mau pun Jepang.

“Mesin belum bisa kita produksi, disini (bengkel-red) hanya asemmblingnya saja. Kita bisa saja membuat mobil tapi untuk kita pasarkan bukan untuk eksperimen,” terangnya.

Menurutnya, hasil kerja keras anak SMK ini terkendala permodalan serta tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat. Pihaknya berharap ada bantuan modal bergulir dari Pemkot Tangsel.

“Alat peraga sudah dijual hingga Makassar, tetapi, Pemkot belum pernah melirik kami. Padahal, ini potensi besar untuk mengembangkan pemuda di Kota Tangsel,” katanya.

Salahseorang siswa Reza Alfian Akbar berharap agar Pemkot Tangsel dapat memberikan semangat dan pekerjaan. Hal tersebut dapat menjadikan contoh bagi daerah lain yang memperhatikan kreasi anak lokal.

“Teman-teman bisa merakit mobil dengan mesin Hitech. Kita juga sudah bekerjsama dengan sejumlah perusahaan otomotif di Indonesia,” ucapnya.(yud)