1

Wakapolda Bakal Tindak Tegas Ormas Majelis Pembela Rasulullah

Kabar6-Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Suhardi Alius menyatakan akan menindak tegas siapapun yang melakukan kegiatan ilegal berupa sweeping selama bulan ramadhan ini, akan ditindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku.

“Siapapaun  dia, tetap akan ditindak tegas. Ini negara hukum,” ujar Brigjen Pol Suhardi Alius disela penangkapan puluhan anggota ormas Majelis Pembela Rasulullah (MPR) di Mapolsek Pondok Aren, Minggu (29/7/2012) dini hari.

Sementara, Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo mengatakan, saat ini proses penanganan ke 60 anggota MPR tersebut menjadi kewenangan Polres Jakarta Selatan.

“Ke 60 anggota ormas MPR yang sebelumnya kami amankan karena melakukan sweeping di sejumlah tempat hiburan malam di Pondok Aren, kini sudah diserahkan ke Polres Jakarta Selatan untuk diperiksa lebih lanjut,” ujar Kapolres.

Sebelumnya, puluhan massa MPR itu digelandang ke Mapolsek Pondok Aren setelah diamankan saat melakukan aksi sweeping di sejumlah tempat hiburan malam dibilangan Pondok kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren.

Dari tangan puluhan anggota ormas itu, polisi juga menyita aneka jenis senjata tajam, mulai dari parang, samurai, stik golf hingga bambu runcing.

Aksi massa MPR tiba di kawasan Pondok Aren, setelah sebelumnya menggelar sweeping ke tempat hiburan malam d’Mos, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Meski tidak sampai merusak dan menjarah, namun massa MPR tersebut sempat mengusir para pengunjung yang tengah asik menikmati aneka hiburan di tempat hiburan malam d`Mos.

Sayangnya, Kapolres Metropolitan Jakarta Selatan, Kombes Imam Sugianto saat dikonfirmasi menolak memberikan komentar terkait aksi sweeping yang dilakukan massa MPR di tempat hiburan malam d`Mos.(turnya/tom migran)

 




Sweeping, Ormas MPR Diserahkan ke Polres Jakarta Selatan

Kabar6-Sebanyak 60 anggota ormas Majelis Pembela Rasululllah (MPR) yang diamankan oleh petugas Polsek Pondok Aren, akhirnya diserahkan ke Polres Jakarta Selatan.

Demikian dikatakan Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo kepada kabar6.com di Mapolsek Pondok Aren, Minggu (29/7/2012) dini hari.

“Ini adalah bentuk kesigapan kita dalam membantu Polres Jakarta Selatan. Dimana, sebelumnya ormas itu telah melakukan kegiatan ilegal berupa sweeping. Sesuai perintah Polda Metro jaya, kita tidak akan mentolerir segala bentuk kegiatan ilegal berupa sweeping,” ujar Bambang Priyo Andogo.

Menurut Kapolres, selain 60 anggota ormas, pihaknya juga menyerahkan 26 unit sepeda motor yang digunakan massa untuk beraksi.

“Ormas itu berasal dari berbagai wilayah. Ada yanag Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, silahkan tanya ke Polres Jakarta Selatan,” kata Bambang lagi.

Sebelumnya, puluhan massa MPR itu digelandang ke Mapolsek Pondok Aren setelah diamankan saat melakukan aksi sweeping di sejumlah tempat hiburan malam dibilangan Pondok kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren.

Dari tangan puluhan anggota ormas itu, polisi juga menyita aneka jenis senjata tajam, mulai dari parang, samurai, stik golf hingga bambu runcing.

Aksi massa MPR tiba di kawasan Pondok Aren, setelah sebelumnya menggelar sweeping ke tempat hiburan malam d’Mos, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Meski tidak sampai merusak dan menjarah, namun massa MPR tersebut sempat mengusir para pengunjung yang tengah asik menikmati aneka hiburan di tempat hiburan malam d`Mos.

Sayangnya, Kapolres Metropolitan Jakarta Selatan, Kombes Imam Sugianto saat dikonfirmasi menolak memberikan komentar terkait aksi sweeping yang dilakukan massa MPR di tempat hiburan malam d`Mos.(turnya/tom migran)

 




Pondok Aren Mencekam, Ratusan Massa Bersenjata Gelar Sweeping

Kabar6-Kawasan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (29/7/2012) dini hari, mencekam.

Ratusan massa bersenjata tajam yang mengatasnamakan ormas Pembela Rasulullah turun ke jalan. Mereka melakukan sweeping ke sejumlah lokasi hiduran malam yang ada di Kawasan Pondok Kacang Timur.

Beruntung sebelum ratusan massa itu berulah, personil Polsek POndok Aren dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Koramil setempat berhasil menghalau massa tersebut ke Mapolsek Pondok Aren.

Sumber kabar6.com di Mapolsek Pondok Aren mengatakan, dari ratusan massa Pembela Rasulullah itu, beberapa diantaranya diketahui dalam kondisi mabuk berat.

Saat ini, massa Pembela Rasululloh itu tengah menjalani pemeriksaan dan pendataan di Mapolsek. Sementara, seluruh senjata tajam yang dibawa oleh kelompok massa tersebut disista.

Hingga berita ini disusun, Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Imam Sugianto yang tampak hadir di Mapolsek belum memberikan keterangan resmi terkait aksi kelompok massa tersebut.(turnya/tom migran)




Tahu Tempe Kembali Muncul di Pasaran, Ukuran Menciut

Kabar6-Panganan merakyat tahu dan tempe kembali tersedia di pasaran setelah sempat menghilang selama tiga hari karena seluruh pengrajin mogok produksi.

Kemunculan panganan yang berbahan dasar dari kacang kedelai terpaksa harus disiasati oleh para pengrajin dan tentu dikeluhkan juga oleh masyarakat.

Meski pun harga tahu dan tempe naik mencapai 30 persen di pasaran pascakenaikan harga kedelai import sebagai bahan baku dasar makanan merakyat. Hal tersebut tidak ditempuh Tommy, pengrajin tahu di jalan H Toran, Rengas, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

“Kalo standarnya harga tahu tempe dinaikan 30 persen, saya ga mau ikut-ikutan,” ujar Tommy, ketika ditemui Kabar6.com, Sabtu, 28 Juli 2012.

Dia mengatakan, kebijakan untuk tidak menaikan harga tahu sesuai arahan pusat dengan penuh pertimbangan. Tommy merasa iba dengan nasib 10 orang pekerja dan 16 pedagang eceran yang menggantungkan nasib kepadanya.

Asalkan biaya produksi pembuatan tahu balik modal dan uang makan sebesar Rp 20 ribu per orang bagi seluruh terpenuhi baginya sudah cukup.

Masih menurut Tommy, saat ini harga kedelai import naik menjadi Rp 8200 per kilogram dari sebelumnya Rp 5700 per kilogram. Sementara harga tahu yang dijual ke pedagang pengecer keliling, hanya dinaikan Rp 1000 per papan yang berisi 81 potong dari sebelumnya Rp 27 ribu.

Pria asal Bandung ini menilai naik turunnya bisnis pembuatan tahu sudah menjadi hal biasa selama dirinya menekuni kurang dari 10 tahun terakhir.

Terkait setiap terjadi kenaikan harga kedelai, menurutnya yang paling terkena dampak signifikan bukan pedagang, tapi para pengrajin dan masyarakat sebagai konsumen. Sebab, tahu dan tempe bagi Tommy merupakan panganan alternatif termurah dibandingkan lauk pauk jenis lainnya.

“Kalo saya ga bikin (tahu) kasian pegawai dan pengecer, mereka juga kan butuh makan apalagi menghadapi lebaran. Belum lagi selama mogok saya tetap harus keluarin duit makan Rp 20 ribu per orang. Tapi saya yakin harga kedelai juga akan turun lagi,” kata pria bertubuh tinggi besar ini.

Sementara itu ditempat terpisah, Sugiarti, salah satu pedagang sayuran di pasar Ciputat mengeluhkan kondisi pascamogok massal para pengrajin panganan merakyat ini. Sebab, setelah tahu dan tempe sempat menghilang dari pasaran, begitu muncul sudah beda dari sebelumnya.

“Harganya ga naik mas, masih Rp 6 ribu per potong gini. Tapi ya itu, ukurannya jadi lebih kecil. Makanya pelanggan banyak yang ngedumel,” keluh Sugiarti.

Hal ini menyebabkan dirinya tak berani mengambil tempe dalam jumlah banyak dari pengrajin. “Biasanya sehari saya ambil 100 potong. Sekarang cuma ambil setengahnya. Abis takut ga abis,” paparnya.(yud)

 




8 PSK Tegal Rotan Digelandang Ke Panti Sosial

 

Kabar6-Upaya aparat gabungan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan penertiban terhadap wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) atau penyakit masyarakat (Pekat) selama bulan suci Ramadhan terus berlangsung.

Hasilnya, sebanyak 8 wanita PSK yang tengah nongkrong di Jalan Raya Tegal Rotan, Kecamatan Pondok Aren, pada Sabtu (28/7/2012).

Usai menggelar apel di Mapolsek Metro Pondok Aren, puluhan petugas langsung merangsek ke sejumlah titik yang ditenggarai terdapat tempat hiburan malam.

Diantaranya seperti di kelurahan Pondok Kacang Timur, Pondok Jaya, Pondok Betung disisir petugas. Sasarannya tak lain arena hiburan musik dangdut yang menyediakan minuman keras dan wanita pramusaji dan panti pijat plus.

“Kalau ada yang tetap beroperasi langsung kita segel. Sementara pengelolanya kita proses sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Kepala Satpol PP Kota Tangsel, Sukanta.

Menurutnya, sesuai dengan instruksi dari Walikota Tangsel melalui surat edaran. Seluruh tempat hiburan diharuskan tutup selama bulan puasa. Kebijakan ini ditempuh untuk menghormati umat muslim yang sedang beribadah.

“Kita punya aturan yang kekuatan hukumnya sudah jelas. Jadi tidak boleh ada lagi tempat hiburan yang buka,” kata mantan Camat Serpong Utara itu.

Petugas gabungan menyisir dan hasilnya banyak tempat hiburan musik dangdut yang tutup. Padahal, sebelumnya sempat beroperasi dan mendadak tutup saat petugas menyambangi.

“Sebelumnya kita intip buka mas. Tapi koq sekarang udah tutup,” sahut seorang petugas yang meminta namanya tidak disebutkan.

Ketika iring-iringan mobil rombongan petugas yang juga melibatkan unsur kepolisian menuju kawasan Tegal Rotan dari jalan Tol Bintaro.

Petugas menemukan sejumlah wanita paruh baya dengan dandanan menor mangkal dipinggir jalan menunggu tamu pria hidung belang. Tanpa membuang kesempatan, petugas langsung menangkap dan menggelandang mereka ke dalam armada truk pengangkut.

Pengamatan Kabar6.com dilapangan, ada wanita Pekat yang teriak histeris meronta-ronta dan pasrah saat akan digelandang. Mereka mencoba menutupi wajahnya dengan baju dan jaket yang dikenakan untuk menghindari sorotan kamera wartawan.

Kepala Seksi Rehabilitasi, Bina Sosial dan Napza pada Dinsosnakertrans Kota Tangsel, Hadiana, memaparkan, sebanyak 8 Pekat yang terjaring langsung dikirim ke PSKW Mulia Jaya, Pasar Rebo.

Langkah pengiriman wanita Pekat ke panti rehabilitasi milik Kementerian Sosial menurutnya untuk meminimalisir masalah sosial, terutama di bulan puasa.

“Kita sudah buat komitmen dan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) untuk langsung ke kirim ke panti sosial karena sasarannya sudah jelas,” ujar mantan Kasubag Publikasi Humas dan Protokoler Kota Tangsel itu.(yud)




Razia di Jalan Raya Jombang, 10 Motor Ditilang 2 Diamankan

Kabar6-Ratusan pengendara sepeda motor terjaring razia cipta kondisi, yang gelar oleh Kepolisian Sektor Pondok Aren di Jalan Raya Jombang, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Jum’at (27/7/2012).

Razia digelar dalam rangka mengantisipasi merebaknya tindak kriminalitas serta maraknya remaja yang melakukan balapan liar selama pelaksanaan bulan ramadhan.

Dalam razia itu, polisi menjatuhkan 10 sanksi tilang kepada pengendara karena tidak melangkapi diri dengan atribut berlalu lintas serta tidak memiliki Surat Ijin Mengumudi (SIM) saat berkendara.

Sedangkan dua sepeda motor yang kedapatan tidak dilangkapi dengan surat-surat kenderaan, terpaksa digelandang ke Mapolsek guna pengusutan lebih lanjut.

“Selain memberikan rasa aman kepada masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa, razia ini juga bertujuan untuk mendisiplinkan masyarakat dalam berkendara,” ujar Aiptu Hasbi, petugas Pawas Polsek Pondok Aren.(tur)




Rumah Kontrakan Terbakar, Pedagang Bakso Gagal Lebaran

Kabar6-Niatan Toto (38) untuk berlebaran di kampung halamannya membawa segepok uang pupus sudah. Sebab rumah kontrakannya di jalan H Nurman RT 03/08, Pamulang Barat, kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, ludes diamuk si jago merah akibat hubungan arus pendek listrik.

Menurut keterangan Toto, dirinya belum lama tiba di rumahnya usai berbelanja ke pasar dan menyiapkan keperluan dagangan bakso di warung miliknya. Saat tengah bercengkrama dengan tetangga, tiba-tiba Toto mendengar suara mencurigakan dari dalam rumahnya.

“Kejadian sekitar jam 12 siang saya baru datang. Pas ada suara asbes jatuh saya masuk ga taunya api sudah gede di tembok,” kata Toto, ditemui Kabar6.com dengan raut pilu memandangi rumahnya.

Melihat kobaran api sudah semakin membesar, Toto langsung berteriak meminta pertolongan. Teriakan pria bertubuh kecil ini mengundang perhatian warga sekitar. Mereka berjibaku berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

“Anak-anak dan istri saya lagi pulang kampung di Jawa Tengah. Ga tau gimana lebaran besok kalau kena musibah begini. Tabungan saya didalam rumah jutaan habis terbakar,” ujarnya lirih seraya pergi meninggalkan kerumunan warga.

Ditempat yang sama, Efrizal, tetangga yang berada tepat didepan rumah korban menyesalkan petugas pemadam kebakaran yang datang terlambat.

Kobaran api tidak sampai merembet ke pemukiman lainnya setelah warga gotong-royong memadamkan api dengan air di ember dan selang.

Menurut Efrizal, korban tinggal bersama lima orang anaknya yang juga turut membantu berdagang.

“Salah yang hubungi pemadam juga siy karena kelamaan. Tapi mau gimana lagi, kita semua tadi panik jadi ga kepikiran mau nelpon pemadam kebakaran,” jelas Efrizal.

Kapolsek Metro Pamulang, Komisaris Muhammad Nasir, mengatakan, msibah kebakaran diakibatkan oleh hubungan arus pendek listrik. Pihaknya telah mengumpulkan sejumlah keterangan dari pemilik rumah dan saksi mata lainnya.

“Ini tabung gas melon (3 kilogram) kita amankan dan tidak sempat meledak. Mobil pemadam kebakaran yang datang ada 5 unit, termasuk bantuan dari Lebak Bulus,” terang Nasir dilokasi perkara. (ymw)




Polisi Gadungan Ditangkap, 2 Softgun Bareta Disita

Kabar6-Seorang penipu yang kerap beraksi dengan modus mengaku sebagai anggota polisi, akhirnya ditangkap petugas Polsek Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (26/7/2012).

Tersangka Bambang Julianto als Bayu Nugraha als M. Ali (39), diringkus di dirumahnya, Jalan Musyawarah, RT 04/06, Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangsel.

Kapolsek Ciputat, Kompol Alip mengatakan, penangkapan tersangka mengacu pada laporan Sunardi (27), warga Jalan Bulak Raya, RT 002/002, Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangsel.

Sebelumnya, Sunardi yang kehilangan sepeda motor justru ditipu jutaan rupiah oleh pelaku, dengan modus berpura-pura sebagai polisi yang akan mencarikan sepeda moror korban yang hilang.

“Jadi, begitu mendapat kabar dari korban terkait keberadaan pelaku, kami langsung bergerak dan bertindak meringkusnya,” ujar Kapolsek.

Dari tangan pelaku, polisi juga menyita barang bukti 1 stell Pakaian Dinas Harian (PDH) Polri dengan pangkat IPTU lengkap berikut atributnya.

Satu buah jaket Diktukba Polri XXV SPN Lido Bantamal, 2 senpi soft gun jenis Baretta (merk Kjworks made in Taiwan), Revolver (seri 708 merk Taiwan) dan 4 gas (co2) Umarex.(Turnya)

Caption Foto: Kapolsek Ciputat Kompol Alip tengah menunjukkan tersangka polisi gadungan yang diamankan.(Turnya)




Kasus KDRT di Tangsel Ibarat Fenomena Gunung Es

Kabar6-Kekerasan yang menimpa perempuan dan anak ternyata masih sering terjadi di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel). Bahkan, jumlahnya mengalamin peningkatan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Sepanjang Januari-Mei 2012 saja, tercatat dalam sebulan rata-rata ada 10 aduan masyarakat terkait kekerasan yang dialami perempuan dan anak di wilayah hukum Polres Kota Tangerang.

Ketua Pusat Advokasi Hukum dan Ham (Paham Indonesia), Sabaruddin mengatakan, meningkatnya KDRT tersebut salah satunya akibat  diberlakunya Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.

“UU No 23 Tahun 2004 ini memang terbilang baru, sehingga kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya pun belum terlalu menjiwai spirit dan subtansinya,” katanya usai audensi dengan DPRD Kota Tangsel, Kamis (26/7/2012).

Dari angka kasus kekerasan dalam keluarga yang tercatat di Polres Tangerang sejak bulan Januari hingga Mei 2012, persentase  peningkatan terjadi dalam setiap bulannya.

Secara keseluruhan, kata Sabarudin, kasus KDRT yang terjadi sebanyak 31 pelapor, lima kasus diantaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri dan dianggap memenuhi syarat penuntutan atau yang sering disebut dengan istilah P21.

Tapi, lanjut dia, sisanya 20 berkas kasus tindak tersebut, terpaksa dihentikan akibat sejumlah alasan yang sebagian besar tidak cukup bukti atau pihak pelapor melakukan penarikan pengaduan.

“Yang dihentikan penyidikannya cenderung pada kasus yang berhasil dimediasi di tingkat penyidik dan antara pengadu dengan teradu bisa didamaikan serta kembali rujuk,” katanya.

Sabarudin mencontohkan, kasus KDRT warga Serpong yang melaporkan kisah kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suaminya. Dalam kasus ini, katanya, hidung korban KDRT tersebut mengalami luka patah.

Pelaku sendiri  dilaporkan istrinya ke Polres Tigakraksa atas perbuatan kekerasan dalam rumah tangga, dengan melakukan pemukulan di bagian wajah. Namun kasus penganiayaan tersebut sampai saat ini belum ada kejelasan dari pihak kepolisian.

“Kami sudah laporkan kasus ini kepihak kepolisian polres Tigaraksa. Namun selama 3 bulan ini kasus tersebut tidak ada kejelasan, polisi menanggap kasus ini ringan. Apa yang sebenarnya pola pikir penyidik dalam kasus tersebut,” katanya.

Lebih lanjut Sabaruddin mengatakan, bentuk antisipasi pihak kepolisian untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan yakni dengan cara turun melakukan pembinaan serta penyuluhan.

Diharapkan, muncul kesadaran masyarakat untuk menghargai hak-hak perempuan sehingga tidak muncul kekerasan yang mengakibatkan permasalahan sampai mengarah ke tindak pidana.

“Ada baiknya Tangsel mencontoh seperti Kota Bekasi yang UNI PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) banyak diisi oleh penyidik polwan, agar secara psikologis mereka lebih bisa diharapkan dalam perlindungan terhadap perempuan” pungkasnya.

Sementara itu, Fitria Delifa, salah seorang korban kekerasan dalam rumah tangga menuturkan, ketidaktahuan akan hak dan buta hukum yang menyebabkan perempuan kurang dilindungi baik pada saat mengalami kekerasan maupun saat memproses di kepolisian.

Dokter yang saat ini bekerja disalah satu Puskesmas di Setu ini juga menambahkan, bahwa KDRT adalah perkara laten. Angka angka dikepolisian hanyalah fenomena gunung es saja, karna pada kenyataannya, korban yang tidak melapor jauh lebih banyak.(evan)

 




Ruang Kelas Rusak, Siswa SDN Pondok Jaya 01 Belajar Siang

 

Kabar6-Akibat kerusakan ruang kelas, jam belajar ratusan siswa di Sekolah Dasar Negeri  (SDN) Pondok Jaya 01, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), terpaksa dirubah menjadi siang hingga sore hari.

Padahal, Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany sebelumnya telah menghimbau agar seluruh kegiatan belajar sekolah dasar (SD) dilakukan pada pagi hari.

Kepala SDN Pondok Jaya 01, Kelurahan Pondok Jaya, Abdul Oji mengaku terpaksa merubah jam belajar ratusan siswa di SDN itu dari pagi menjadi siang, karena keterbatasan ruang kelas.

“Kami berharap ruang kelas yang rusak bisa segera diperbaiki, agar tidak ada lagi siswa di SDN ini yang belajar siang hari,” ujar Abdul Oji, Rabu (25/7/2012).

Menurut Oji, untuk menjadikan seluruh siswa di SDN itu bisa belajar pada pagi hari, pihaknya masih membutuhkan sekitar 15 ruang kelas lagi.

“Sekarang baru ada 7 ruang kelas. Jadi, kami masih kekurangan 8 ruangan lagi untuk menjadikan siswa seluruhnya masuk pagi,” ujarnya.

Ya, SDN Pondok Jaya 01 berdiri diatas lahan seluas 4.000 meter, yang lokasinya digabung dengan SDN Pondok Jaya 03.

Saat ini, kondisi seluruh ruang kelas di SDN itu dalam kondisi rusak parah, karena sudah 10 tahun terakhir tidak pernah direnovasi oleh pemerintah.

Sesuai janji Dinas Pendidikan Tangsel, usai lebaran tahun ini akan dilakukan perbaikan terhadap seluruh ruangan kelas yang rusak di dua SDN tersebut.

“Kami sudah dapat pemberitahuan dari Dinas Pendidikan, bahwa sekolah ini akan segera diperbaiki secepatnya. Semoga, perbaikan bisa benar-benar terealisasi,” ujar Oji sembari berharap sekolah itu juga diberi fasilitas mobil dinas dari pemerintah setempat.(turnya)