1

Dewan Nilai Kinerja Tidak Memuaskan, Sekda Tangsel Diminta Mundur

Kabar6-Rencana perpanjangan masa dinas Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) hinggak kini belum diutarakan secara terbuka oleh Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany.

Namun Gerakan Mahasiswa (Gema) Kosgoro Kota Tangsel, telah mewanti-wanti agar masa jabatan Sekda Dudung E Dierja yang akan memasuki usia pensiun tidak diperpanjang untuk ketiga kalinya.

Penolakan itu menyusul yang bersangkutan dinilai tidak berprestasi serta memiliki track record yang buruk. Bahkan perpanjangan pensiun syarat dengan muatan KKN.

“Peraturan Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 2005 telah ditentukan batas usia. Namun, perpanjangan masa jabatan bagi yang purna tugas akan menghambat karir dan memicu keresahan jajaran PNS di bawahnya. Jadi yang pensiun biarkan pensiun,” kata Ketua Gema Kosgoro Jauhari saat orasi di kantor Walikota Tangsel, Senin (30/7/2012.).

Ia menambahkan, mahasiswa meminta Walikota Tangerang Selatan agar menegakkan aturan Kepegawaian terhadap pegawai yang akan memasuki usia pensiun.

Karena itu, kata Jauhari, sesuai UU KIP bahwa pengangkatan sekda Kota Tangerang Selatan harus disosialisasikan kemasyarakat

“Kalau sudah pensiun, harus pensiun secara normative. Mari kita tegakan aturan itu, ikuti aturan normative, jangan sampai ada Plt-plt,” ucapnya.

Sambung Jauhari, kami mencurigai ada upaya mengamankan kepentingan pihak-pihak tertentu dengan kaitan memperpanjang masa jabatan Sekda.

Kata Jauhari, perpanjangan masa jabatan Dudung E Dierja sebagai sekda akan menimbulkan keresahan di kalangan PNS. Ia pun mengusulkan bahwa setiap PNS yang telah memasuki masa pensiun tidak perlu diperpanjang.

”Kami melihat kebijakan semacam itu tidak pas dan akan memicu keresahan,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel Sihabuddin Hasyim usai menerima perwakilan dari Gema Kosgoro mengatakan, harus dilihat regulasi pengangkatan sekda tersebut sebagai sesuatu barometer yang mesti dijadikan bahan pertimbangan dalam menyetujui perpanjangan usia pensiun seorang Sekda.

“Kita (DPRD) akan melihat bentuk kajian pengangkatan SK tersebut sebagai bahan pertimbangan dewan dalam mengambil keputusan apakah perpanjangan sekda itu sesuai Undang-Undang” ujarnya.

Kata sihabuddin, Bahkan dia menilai kinerja Dudung E Diredja tidak memiliki terobosan-terobosan yang berarti dalam meningkatkan aspek pelayanan publik.

“Karena memang secara riel kami melihat bahwa Sekda Dudung ini tidak memiliki suatu prestasi yang luar biasa selama menjabat sebagai Sekda,” ujarnya.

Disamping itu, lanjut Sihabuddin, sebaiknya Kepala Daerah melakukan penyegaran-penyegaran di tubuh birokrasi itu dengan tidak memperpanjang usia pensiun Sekda Dudung ini dan bisa tumbuh proses kaderisasi yang baik. Apalagi banyak potensi-potensi muda yang sudah siap menjadi Sekda.(evan).

 




Dodol Mugi Kebanjiran Order, Produksi Hingga 20 Ton Untuk Lebaran

 

Kabar6-Sibuk. Suasana itu jelas terlihat mana kala kita menginjakkan kaki ke rumah Dodol Mugi Jaya (DMJ) di Jalan Cilenggang 1 Pelayangan, RT 04/02, Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).

Maklum, home industri yang memproduksi dodol ini sudah mulai kebanjiran pesanan sejak hari pertama bulan ramadhan. Tak tanggung-tanggung, pada lebaran Isul Fitri 1433 H ini, rumah DMJ sudah menerima order hingga 20 ton lebih.

“Kalau dulu saya hanya memproduksi dodol saat bulan Ramadhan saja. Tapi sekarang, seiring tingginya permintaan konsumen, saya jadi harus memproduksi setiap hari. Dan, tiap kilogram dodol kami jual dengan harga Rp. 28.000,” ujar Iyuk Rukmiati (50) pemilik usaha DMJ, Minggu (29/7/2012).

Ya, usaha rumah DMJ sedianya mulai digeluti Iyuk sejak 1994 silam. Berawal dari usaha kecil-kecilan dengan alat produksi satu tungku dodol, kini sudah berkembang pesat hingga 6 tungku. Bahkan, kini DMJ sudah mampu menggaji hingga 30 karyawan.

Tingginya pesanan dodol dari pelanggan, membuat dapur rumah DMJ tak pernah berhenti untuk berproduksi. Bahkan, kini DMJ sudah bisa memproduksi rata-rata hingga 2 ton dodol perharinya.

Umumnya, pemesan dan pembeli dodol itu datang langsung ke rumah DMJ. Dan, kebanyakan dari pemesan dan pelanggan DMJ adalah pelanggan tetap. “Pemesan ada yang untuk dijual kembali. Tapi tak sedikit juga yang memesan untuk konsumsi pribadi,” ujar Iyuk lagi.

Kedepan, Iyuk berharap dodol buatannya bisa menjadi salah satu icon panganan khas yang diakui oleh Pemerintah Tangsel.

“Kami sudah mempatenkan dodol produksi DMJ ini. Dan, kami berharap pemerintah setempat mau mengakui dodol ini menjadi salah satu panganan khas Tangsel,” ujar Iyuk lagi.

Sementara Iin (26), salah seorang pelanggan tetap dodol produksi rumah DMJ, mengaku sangat suka dengan rasa dodol produksi rumah DMJ. Bahkan, sampai saat ini Iin tercatat sudah 6 tahun menjadi pelanggan di rumah DMJ tersebut.

“Rasa dodol disini sangat khas. Pokoknya, sangat berbeda dengan dodol lainnya. Apalagi, dodol disini bisa tahan sampai 3 bulan lamanya,” ujar Iin lagi.(turnya)




Wakapolda Bakal Tindak Tegas Ormas Majelis Pembela Rasulullah

Kabar6-Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Suhardi Alius menyatakan akan menindak tegas siapapun yang melakukan kegiatan ilegal berupa sweeping selama bulan ramadhan ini, akan ditindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku.

“Siapapaun  dia, tetap akan ditindak tegas. Ini negara hukum,” ujar Brigjen Pol Suhardi Alius disela penangkapan puluhan anggota ormas Majelis Pembela Rasulullah (MPR) di Mapolsek Pondok Aren, Minggu (29/7/2012) dini hari.

Sementara, Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo mengatakan, saat ini proses penanganan ke 60 anggota MPR tersebut menjadi kewenangan Polres Jakarta Selatan.

“Ke 60 anggota ormas MPR yang sebelumnya kami amankan karena melakukan sweeping di sejumlah tempat hiburan malam di Pondok Aren, kini sudah diserahkan ke Polres Jakarta Selatan untuk diperiksa lebih lanjut,” ujar Kapolres.

Sebelumnya, puluhan massa MPR itu digelandang ke Mapolsek Pondok Aren setelah diamankan saat melakukan aksi sweeping di sejumlah tempat hiburan malam dibilangan Pondok kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren.

Dari tangan puluhan anggota ormas itu, polisi juga menyita aneka jenis senjata tajam, mulai dari parang, samurai, stik golf hingga bambu runcing.

Aksi massa MPR tiba di kawasan Pondok Aren, setelah sebelumnya menggelar sweeping ke tempat hiburan malam d’Mos, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Meski tidak sampai merusak dan menjarah, namun massa MPR tersebut sempat mengusir para pengunjung yang tengah asik menikmati aneka hiburan di tempat hiburan malam d`Mos.

Sayangnya, Kapolres Metropolitan Jakarta Selatan, Kombes Imam Sugianto saat dikonfirmasi menolak memberikan komentar terkait aksi sweeping yang dilakukan massa MPR di tempat hiburan malam d`Mos.(turnya/tom migran)

 




Sweeping, Ormas MPR Diserahkan ke Polres Jakarta Selatan

Kabar6-Sebanyak 60 anggota ormas Majelis Pembela Rasululllah (MPR) yang diamankan oleh petugas Polsek Pondok Aren, akhirnya diserahkan ke Polres Jakarta Selatan.

Demikian dikatakan Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo kepada kabar6.com di Mapolsek Pondok Aren, Minggu (29/7/2012) dini hari.

“Ini adalah bentuk kesigapan kita dalam membantu Polres Jakarta Selatan. Dimana, sebelumnya ormas itu telah melakukan kegiatan ilegal berupa sweeping. Sesuai perintah Polda Metro jaya, kita tidak akan mentolerir segala bentuk kegiatan ilegal berupa sweeping,” ujar Bambang Priyo Andogo.

Menurut Kapolres, selain 60 anggota ormas, pihaknya juga menyerahkan 26 unit sepeda motor yang digunakan massa untuk beraksi.

“Ormas itu berasal dari berbagai wilayah. Ada yanag Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, silahkan tanya ke Polres Jakarta Selatan,” kata Bambang lagi.

Sebelumnya, puluhan massa MPR itu digelandang ke Mapolsek Pondok Aren setelah diamankan saat melakukan aksi sweeping di sejumlah tempat hiburan malam dibilangan Pondok kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren.

Dari tangan puluhan anggota ormas itu, polisi juga menyita aneka jenis senjata tajam, mulai dari parang, samurai, stik golf hingga bambu runcing.

Aksi massa MPR tiba di kawasan Pondok Aren, setelah sebelumnya menggelar sweeping ke tempat hiburan malam d’Mos, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Meski tidak sampai merusak dan menjarah, namun massa MPR tersebut sempat mengusir para pengunjung yang tengah asik menikmati aneka hiburan di tempat hiburan malam d`Mos.

Sayangnya, Kapolres Metropolitan Jakarta Selatan, Kombes Imam Sugianto saat dikonfirmasi menolak memberikan komentar terkait aksi sweeping yang dilakukan massa MPR di tempat hiburan malam d`Mos.(turnya/tom migran)

 




Pondok Aren Mencekam, Ratusan Massa Bersenjata Gelar Sweeping

Kabar6-Kawasan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (29/7/2012) dini hari, mencekam.

Ratusan massa bersenjata tajam yang mengatasnamakan ormas Pembela Rasulullah turun ke jalan. Mereka melakukan sweeping ke sejumlah lokasi hiduran malam yang ada di Kawasan Pondok Kacang Timur.

Beruntung sebelum ratusan massa itu berulah, personil Polsek POndok Aren dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Koramil setempat berhasil menghalau massa tersebut ke Mapolsek Pondok Aren.

Sumber kabar6.com di Mapolsek Pondok Aren mengatakan, dari ratusan massa Pembela Rasulullah itu, beberapa diantaranya diketahui dalam kondisi mabuk berat.

Saat ini, massa Pembela Rasululloh itu tengah menjalani pemeriksaan dan pendataan di Mapolsek. Sementara, seluruh senjata tajam yang dibawa oleh kelompok massa tersebut disista.

Hingga berita ini disusun, Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Imam Sugianto yang tampak hadir di Mapolsek belum memberikan keterangan resmi terkait aksi kelompok massa tersebut.(turnya/tom migran)




Tahu Tempe Kembali Muncul di Pasaran, Ukuran Menciut

Kabar6-Panganan merakyat tahu dan tempe kembali tersedia di pasaran setelah sempat menghilang selama tiga hari karena seluruh pengrajin mogok produksi.

Kemunculan panganan yang berbahan dasar dari kacang kedelai terpaksa harus disiasati oleh para pengrajin dan tentu dikeluhkan juga oleh masyarakat.

Meski pun harga tahu dan tempe naik mencapai 30 persen di pasaran pascakenaikan harga kedelai import sebagai bahan baku dasar makanan merakyat. Hal tersebut tidak ditempuh Tommy, pengrajin tahu di jalan H Toran, Rengas, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

“Kalo standarnya harga tahu tempe dinaikan 30 persen, saya ga mau ikut-ikutan,” ujar Tommy, ketika ditemui Kabar6.com, Sabtu, 28 Juli 2012.

Dia mengatakan, kebijakan untuk tidak menaikan harga tahu sesuai arahan pusat dengan penuh pertimbangan. Tommy merasa iba dengan nasib 10 orang pekerja dan 16 pedagang eceran yang menggantungkan nasib kepadanya.

Asalkan biaya produksi pembuatan tahu balik modal dan uang makan sebesar Rp 20 ribu per orang bagi seluruh terpenuhi baginya sudah cukup.

Masih menurut Tommy, saat ini harga kedelai import naik menjadi Rp 8200 per kilogram dari sebelumnya Rp 5700 per kilogram. Sementara harga tahu yang dijual ke pedagang pengecer keliling, hanya dinaikan Rp 1000 per papan yang berisi 81 potong dari sebelumnya Rp 27 ribu.

Pria asal Bandung ini menilai naik turunnya bisnis pembuatan tahu sudah menjadi hal biasa selama dirinya menekuni kurang dari 10 tahun terakhir.

Terkait setiap terjadi kenaikan harga kedelai, menurutnya yang paling terkena dampak signifikan bukan pedagang, tapi para pengrajin dan masyarakat sebagai konsumen. Sebab, tahu dan tempe bagi Tommy merupakan panganan alternatif termurah dibandingkan lauk pauk jenis lainnya.

“Kalo saya ga bikin (tahu) kasian pegawai dan pengecer, mereka juga kan butuh makan apalagi menghadapi lebaran. Belum lagi selama mogok saya tetap harus keluarin duit makan Rp 20 ribu per orang. Tapi saya yakin harga kedelai juga akan turun lagi,” kata pria bertubuh tinggi besar ini.

Sementara itu ditempat terpisah, Sugiarti, salah satu pedagang sayuran di pasar Ciputat mengeluhkan kondisi pascamogok massal para pengrajin panganan merakyat ini. Sebab, setelah tahu dan tempe sempat menghilang dari pasaran, begitu muncul sudah beda dari sebelumnya.

“Harganya ga naik mas, masih Rp 6 ribu per potong gini. Tapi ya itu, ukurannya jadi lebih kecil. Makanya pelanggan banyak yang ngedumel,” keluh Sugiarti.

Hal ini menyebabkan dirinya tak berani mengambil tempe dalam jumlah banyak dari pengrajin. “Biasanya sehari saya ambil 100 potong. Sekarang cuma ambil setengahnya. Abis takut ga abis,” paparnya.(yud)

 




8 PSK Tegal Rotan Digelandang Ke Panti Sosial

 

Kabar6-Upaya aparat gabungan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan penertiban terhadap wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) atau penyakit masyarakat (Pekat) selama bulan suci Ramadhan terus berlangsung.

Hasilnya, sebanyak 8 wanita PSK yang tengah nongkrong di Jalan Raya Tegal Rotan, Kecamatan Pondok Aren, pada Sabtu (28/7/2012).

Usai menggelar apel di Mapolsek Metro Pondok Aren, puluhan petugas langsung merangsek ke sejumlah titik yang ditenggarai terdapat tempat hiburan malam.

Diantaranya seperti di kelurahan Pondok Kacang Timur, Pondok Jaya, Pondok Betung disisir petugas. Sasarannya tak lain arena hiburan musik dangdut yang menyediakan minuman keras dan wanita pramusaji dan panti pijat plus.

“Kalau ada yang tetap beroperasi langsung kita segel. Sementara pengelolanya kita proses sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Kepala Satpol PP Kota Tangsel, Sukanta.

Menurutnya, sesuai dengan instruksi dari Walikota Tangsel melalui surat edaran. Seluruh tempat hiburan diharuskan tutup selama bulan puasa. Kebijakan ini ditempuh untuk menghormati umat muslim yang sedang beribadah.

“Kita punya aturan yang kekuatan hukumnya sudah jelas. Jadi tidak boleh ada lagi tempat hiburan yang buka,” kata mantan Camat Serpong Utara itu.

Petugas gabungan menyisir dan hasilnya banyak tempat hiburan musik dangdut yang tutup. Padahal, sebelumnya sempat beroperasi dan mendadak tutup saat petugas menyambangi.

“Sebelumnya kita intip buka mas. Tapi koq sekarang udah tutup,” sahut seorang petugas yang meminta namanya tidak disebutkan.

Ketika iring-iringan mobil rombongan petugas yang juga melibatkan unsur kepolisian menuju kawasan Tegal Rotan dari jalan Tol Bintaro.

Petugas menemukan sejumlah wanita paruh baya dengan dandanan menor mangkal dipinggir jalan menunggu tamu pria hidung belang. Tanpa membuang kesempatan, petugas langsung menangkap dan menggelandang mereka ke dalam armada truk pengangkut.

Pengamatan Kabar6.com dilapangan, ada wanita Pekat yang teriak histeris meronta-ronta dan pasrah saat akan digelandang. Mereka mencoba menutupi wajahnya dengan baju dan jaket yang dikenakan untuk menghindari sorotan kamera wartawan.

Kepala Seksi Rehabilitasi, Bina Sosial dan Napza pada Dinsosnakertrans Kota Tangsel, Hadiana, memaparkan, sebanyak 8 Pekat yang terjaring langsung dikirim ke PSKW Mulia Jaya, Pasar Rebo.

Langkah pengiriman wanita Pekat ke panti rehabilitasi milik Kementerian Sosial menurutnya untuk meminimalisir masalah sosial, terutama di bulan puasa.

“Kita sudah buat komitmen dan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) untuk langsung ke kirim ke panti sosial karena sasarannya sudah jelas,” ujar mantan Kasubag Publikasi Humas dan Protokoler Kota Tangsel itu.(yud)




Razia di Jalan Raya Jombang, 10 Motor Ditilang 2 Diamankan

Kabar6-Ratusan pengendara sepeda motor terjaring razia cipta kondisi, yang gelar oleh Kepolisian Sektor Pondok Aren di Jalan Raya Jombang, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Jum’at (27/7/2012).

Razia digelar dalam rangka mengantisipasi merebaknya tindak kriminalitas serta maraknya remaja yang melakukan balapan liar selama pelaksanaan bulan ramadhan.

Dalam razia itu, polisi menjatuhkan 10 sanksi tilang kepada pengendara karena tidak melangkapi diri dengan atribut berlalu lintas serta tidak memiliki Surat Ijin Mengumudi (SIM) saat berkendara.

Sedangkan dua sepeda motor yang kedapatan tidak dilangkapi dengan surat-surat kenderaan, terpaksa digelandang ke Mapolsek guna pengusutan lebih lanjut.

“Selain memberikan rasa aman kepada masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa, razia ini juga bertujuan untuk mendisiplinkan masyarakat dalam berkendara,” ujar Aiptu Hasbi, petugas Pawas Polsek Pondok Aren.(tur)




Rumah Kontrakan Terbakar, Pedagang Bakso Gagal Lebaran

Kabar6-Niatan Toto (38) untuk berlebaran di kampung halamannya membawa segepok uang pupus sudah. Sebab rumah kontrakannya di jalan H Nurman RT 03/08, Pamulang Barat, kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, ludes diamuk si jago merah akibat hubungan arus pendek listrik.

Menurut keterangan Toto, dirinya belum lama tiba di rumahnya usai berbelanja ke pasar dan menyiapkan keperluan dagangan bakso di warung miliknya. Saat tengah bercengkrama dengan tetangga, tiba-tiba Toto mendengar suara mencurigakan dari dalam rumahnya.

“Kejadian sekitar jam 12 siang saya baru datang. Pas ada suara asbes jatuh saya masuk ga taunya api sudah gede di tembok,” kata Toto, ditemui Kabar6.com dengan raut pilu memandangi rumahnya.

Melihat kobaran api sudah semakin membesar, Toto langsung berteriak meminta pertolongan. Teriakan pria bertubuh kecil ini mengundang perhatian warga sekitar. Mereka berjibaku berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

“Anak-anak dan istri saya lagi pulang kampung di Jawa Tengah. Ga tau gimana lebaran besok kalau kena musibah begini. Tabungan saya didalam rumah jutaan habis terbakar,” ujarnya lirih seraya pergi meninggalkan kerumunan warga.

Ditempat yang sama, Efrizal, tetangga yang berada tepat didepan rumah korban menyesalkan petugas pemadam kebakaran yang datang terlambat.

Kobaran api tidak sampai merembet ke pemukiman lainnya setelah warga gotong-royong memadamkan api dengan air di ember dan selang.

Menurut Efrizal, korban tinggal bersama lima orang anaknya yang juga turut membantu berdagang.

“Salah yang hubungi pemadam juga siy karena kelamaan. Tapi mau gimana lagi, kita semua tadi panik jadi ga kepikiran mau nelpon pemadam kebakaran,” jelas Efrizal.

Kapolsek Metro Pamulang, Komisaris Muhammad Nasir, mengatakan, msibah kebakaran diakibatkan oleh hubungan arus pendek listrik. Pihaknya telah mengumpulkan sejumlah keterangan dari pemilik rumah dan saksi mata lainnya.

“Ini tabung gas melon (3 kilogram) kita amankan dan tidak sempat meledak. Mobil pemadam kebakaran yang datang ada 5 unit, termasuk bantuan dari Lebak Bulus,” terang Nasir dilokasi perkara. (ymw)




Polisi Gadungan Ditangkap, 2 Softgun Bareta Disita

Kabar6-Seorang penipu yang kerap beraksi dengan modus mengaku sebagai anggota polisi, akhirnya ditangkap petugas Polsek Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (26/7/2012).

Tersangka Bambang Julianto als Bayu Nugraha als M. Ali (39), diringkus di dirumahnya, Jalan Musyawarah, RT 04/06, Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangsel.

Kapolsek Ciputat, Kompol Alip mengatakan, penangkapan tersangka mengacu pada laporan Sunardi (27), warga Jalan Bulak Raya, RT 002/002, Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangsel.

Sebelumnya, Sunardi yang kehilangan sepeda motor justru ditipu jutaan rupiah oleh pelaku, dengan modus berpura-pura sebagai polisi yang akan mencarikan sepeda moror korban yang hilang.

“Jadi, begitu mendapat kabar dari korban terkait keberadaan pelaku, kami langsung bergerak dan bertindak meringkusnya,” ujar Kapolsek.

Dari tangan pelaku, polisi juga menyita barang bukti 1 stell Pakaian Dinas Harian (PDH) Polri dengan pangkat IPTU lengkap berikut atributnya.

Satu buah jaket Diktukba Polri XXV SPN Lido Bantamal, 2 senpi soft gun jenis Baretta (merk Kjworks made in Taiwan), Revolver (seri 708 merk Taiwan) dan 4 gas (co2) Umarex.(Turnya)

Caption Foto: Kapolsek Ciputat Kompol Alip tengah menunjukkan tersangka polisi gadungan yang diamankan.(Turnya)