1

Buntut Bentrokan di Unpam, 9 Mahasiswa Diamankan

Kabar6-Pengusutan kasus bentrokan antara mahasiswa dengan polisi di kampus Universitas Pamulang (Unpam) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai dilakukan aparat Polres Jakarta Selatan.

Bahkan, saat ini polisi kembali menangkap tujuh orang yang diindikasi sebagai provokator dibalik pecahnya bentrokan berlatar belakang penolakan kehadiran Wakapolri Irjen Nanan Sukarna ke kampus Unpam tersebut.

Dengan penangkapan ke tujuh mahasiswa tersebut, berarti hingga Jumat (19/10/2012) dini hari, tercatat sudah 9 mahasiswa yang tertangkap.

Karena pada Kamis (18/10/2012) petang polisi terlebih dahulu sudah menangkap 2 mahasiswa, yaitu Jepri mahasiswa Fakultas Hukum dan Benekditus yang hingga kini belum diketahui dari fakultas mana.

Sedangkan dari ketujuh orang tersebut, lima diantaranya masih berstatus sebagai mahasiswa Universitas Pamulang. “Mereka tertangkap saat keluar dari kampus,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Hermawan, kepada wartawan di Polsek Pamulang, semalam.

Sementara, sumber kabar6.com di kepolisian mengatakan, ketujuh mahasiswa yang ditangkap masing-masing berinisial YD, IL, MG, NC, BM, ES dan EK.

“Mereka umumnya berasal dari fakultas hukum, semester 5 dan 6,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya itu lagi.

Hermawan menjelaskan, dua orang berinisial YD dan IL diketahui bukan berstatus sebagai mahasiswa Unpam. YD telah lulus kuliah sedangkan IL telah dikeluarkan (drop out) pihak kampus karena sering bolos kuliah.

Ketika akan ditangkap petugas, mereka sempat memberikan perlawanan dengan menggunakan helm untuk memukul.

Petugas berhasil menemukan dan menyita barang bukti sebilah pisau lipat yang dibawa salah satu terduga dalang aksi penolakan kedatangan Wakapolri Komjen Nanan Sukarna.

“Mereka ini memang yang menjadi dalang dalam aksi penolakan berujung pengrusakan. Terutama YD dan IL dianggap sebagai pentolan mahasiswa dan keduanya masih memanfaatkan kampus untuk menunjukan eksistensinya,” terang Hermawan.

Sesuai dengan Perkap 01 Tahun 2010 tentang menganggu ketertiban dan pengrusakan fasilitas umum, lanjut Hermawan.

Para terduga provokator ini dapat dikenakan KUHP pasal 170 tentang pengeroyokan dan pasal 221 karena melawan petugas dengan ancaman hukuman sekitar 7 tahun kurungan penjara.

Saat disinggung adanya pernyataan mahasiswa, korban bentrokan Feri irawan yang kini dirawat di RSUD Kota Tangerang Selatan luka tembak dibagian perut akibat terkena peluru tajam petugas.

Hermawan menegaskan bahwa pasukan Brimob dalam tugasnya membubarkan aksi brutal mahasiswa menggunakan peluru hampa.

“Besok mahasiswa yang luka tembak mau di operasi. Dokter belum bisa memastikan bahwa yang ada di dalam tubuh mahasiswa tersebut apa. Jadi kita tunggu hasilnya dan baru bisa diketahui, kalau petugas menggunakan peluru tajam itu tidak benar sama sekali,” tegasnya.(yud)

 




Insiden Unpam Cermin Pembelajaran Demokrasi

Kabar6-Rektor Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Dayat Hidayat, menanggap insiden bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian sebagai tanda iklim demokrasi.

Setiap individu menurutnya memiliki cara tersendiri di dalam menyampaikan aspirasinya.

“Ya itulah mungkin itu salah satu pembelajaran demokrasi. Ketika demokrasi berjalan tentunya ada perbedaan dan perbedaan itu menjadi permakluman,” kata Dayat, ditemui wartawan usai bentrokan kemarin sore.

Ia memandang, bahwa proses itu pasti ada perbedaan ketika sudah dewasa berdemokrasi. Namun, kalangan usia mahasiswa yang sedang dalam masa pertumbuhan seringkali perbedaan itu harus berujung pada benturan.

Pihaknya, terang Dayat, tidak akan jera menggelar kegiatan diskusi nasional. Kampus menurutnya menjadi institusi atau lembaga pendidikan yang di dalamnya ada proses diskusi dan berbagi (sharing) menyampaikan pendapat.

Dayat mengimbau kepada para mahasiswa agar kedepannya dapat lebih elegan dalam menyampaikan aspirasinya di iklim demokrasi.

Tentunya penyampaian tersebut harus sesuai koridor akademis dan intelektual. Seperti menempuh proses dialogis dan diskusi selaku generasi penerus bangsa ini.

“Kalau kita kapok benturan seperti itu bukan institusi pendidikan namanya. Bisa seperti kayu kita nantinya,” jelasnya.

Seperti diketahui, bentrokan ini bermula ketika mahasiswa menolak kedatangan Wakapolri Komjen Nanan Sukarna.

Perwira tinggi nomor dua di Korps Bhayangkara itu menghadiri undangan sebagai pembicara seminar nasional bertema Tugas dan Tanggung Jawab Polri, Tantangan dan Harapan Masa Depan.

Ketika Nanan baru saja tiba, sekelompok mahasiswa menolak dan menggelar orasi. Saat acara seminar baru berjalan 1 jam 20 menit, di luar gedung terjadi bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian.

Akibat bentrokan yang berlangsung hingga sekitar 2,5 jam lamanya, lima orang petugas mengalami luka berat dan ringan sedangkan dari pihak mahasiswa dua orang kritis. (yud)

 




Bentrokan Mahasiswa Unpam-Polisi, Mobil Pengawal Wakapolri Rusak

Kabar6- Akibat bentrokan antara  mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dengan polisi  menimbulkan sejumlah kerusakan fisik. Mobil  Ford Ranger milik pengawal Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna, mengalami kerusakan akibat dilempari batu.

“3 Mobil polisi rusak, kaca pecah kena timpukan batu. Salah satunya mobil sayaKijang kapsul, Toyota Soluna milik anggota, dan Ford Ranger milik pengawal Wakapolri. Semua sudah dibawa ke bengkel,” kata Kapolsek Pamulang Kompol Slamet Nasir, Kamis (18/10/2012) siang.

Kapolsek Pamulang ini menyatakan pihaknya masih mengidentifikasi pelaku pelempar batu. Bila diketahui, polisi akan menjerat pelaku dengan tindak pidana. “Perusakan pidana, tapi kita nggak tahu siapa pelakunya,” jelas Nasir.

Suasana di sekitar Pamulang sempat mencekam. namun sekarang sudah berangsur-angsur kondusif dan lalulintas sudah bergerak normal. Aksi bentrok ini menyusul sekelompok mahasiswa setempat menolak kedatangan wakapolri Komjen Nanan Sukarna untuk menghadiri seminar yang digelar di kampus tersebut. (pk/sak)




Ini Nama Korban Bentrok di Kampus Unpam

Kabar6-Bentrokan antara mahasiswa Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah menimbulkan korban luka, baik dari kubu polisi maupun dari kubu mahasiswa.

Informasi yang berhasil dihimpun kabar6.com, dari pihak kepolisian umumnya hanya menderita luka-luka. Sedangkan 2 korban dari mahasiswa kini kondisinya justru kritis.

Berikut adalah daftar nama korban luka baik dari pihak kepolisian maupun dari pihak mahasiswa Unpam yang berhasil dihimpun kabar6.com. 

Korban dari kubu Polisi:
Aipda Samsudin, menderita luka dibagian kepala dan harus mendapatkan jahitan. Saat ini, korban sudah bisa pulang ke rumah.

Priptu Dedi, menderita luka robek di pelipis mata dan bocor kepala akibat lemparan benda keras. Saat ini korban masih dirawat di rumah sakit.

Aipda Supeno, menderita luka pada bagian tulang kering kaki. Korban sudah bisa pulang ke rumah.

Briptu Sulistiyo, menderita luka pada bagian rahang dan bocor kepala, serta sempat mengalami pingsan. Korban masih dalam perawatan.

Brigadir Suryana, menderita patah pada kelingking kiri, korban sudah bisa pulang namun masih butuh perawatan.

Korban dari kubu mahasiswa:
Zundi Fajri, mahasiswa Fakultas Teknik, menderita luka memar dibagian pinggang, paha, dan tangan, serta mengalami bocor pada bagian kepala akibat kena timpahan benda keras. Korban masih dalam perawatan di RSU Kota Tangsel.

Ferry Irawan, mahasiswa Fakultas Hukum, menderita luka tembak perut karet pada bagian perut kiri. Korban masih dalam perawatan pihak kesehatan RSU Kota Tangsel.(iqmar/yud/tur)




Bentrokan Unpam, 5 Polisi Luka 2 Mahasiswa Kritis

Kabar6-Aksi bentrokan antara mahasiswa Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menimbulkan korban luka-luka dari kedua pihak.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat, menjelaskan, 5 korban luka berasal dari personil kepolisian. Sedangkan dua korban lainnya berasal dari kelompok mahasiswa Unpam.

“Tidak ada peluru tajam. Kalau anggota kami ada lima orang yang jadi korban. Sedangkan kelompok tersebut ada dua orang mahasiswa yang luka dirawat di RSUD,” terang Wahyu, Kamis (18/10/2012).

Menurut Wahyu, selain para korban luka tersebut, pihaknya kini juga mengamankan 2 mahasiswa yang diduga sebagai provokator. Keduanya adalah Jepri mahasiswa Fakultas Hukum dan Benekditus yang hingga kini belum diketahui dari fakultas mana.

Sementara, koordinator mahasiswa Universitas Pamulang, Boma Lesmana, mengatakan bahwa aksi yang mereka gelar semata karena rasa tidak suka dengan polisi.

Aksi tersebut, kata Boma, sama sekali tidak ada kaitannya dengan pencalonan Nanan sebagai gubernur Jawa Barat atau perseteruan antara institusi Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Kami tidak suka dengan polisi karena selama ini polisi kerap bertindak sewenang-wenang. Polisi juga sering mengabaikan masyarakat miskin. Jadi kami tidak suka,” katanya.

Dalam aksi itu, kata Boma, dia dan teman-temannya hanya menginginkan agar Nanan segera meninggalkan kampus. Dia membantah jika kawan-kawannya memprovokasi terlebih dulu.

“Kami marah, karena sejumlah rekan kami terluka dan tertembak peluru polisi,” kata Boma.(yud/tur/iqmar)




Ini Kronologis Bentrok Mahasiswa VS Polisi di Unpam

Kabar6-Bentrokan antara mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) dengan polisi saat menggelar demo menolak kehadiran Wakapolri  Irjen Nanan Sukarna, terlanjur pecah.

Berikutini kronologis bentrokan yang terjadi Kamis (18/10/2012).

– Bentrokan iawali Rebutan Tameng, Sampai Tembakan Gas Air Mata

– Mahasiswa menaiki mobil truk perlengkapan tameng polisi yang di parkir di depan gerbang Unpam.

-Mahasiswa menurunkan tameng dari mobil polisi. Petugas melihat lalu berusaha  mengamankan perlenglapan, namun  mahasiswa menolak.

– Polisi melakukan perlawanan, mahasiswa melaakukan perlawanan. Polisi menjalankan truk ke arah mahasiswa. Mahasiswa marah lalu melempari truk polisi dengan batu.

– Polisi membalas dengan tembakan gas air mata, mahasiswa terus melempari polisi yang bertahan di Mapolsek Pamulang dengan batu .

– Bentrokan terus memanas, polisi melepaskan puluhan tembakan gas air mata ke arah mahasiswa untuk   mengamankan dan menengkan mahasiswa. Tembakan gas air mata juga diluncurkan ke dalam kanmpus.

– Bentrokan  baru reda sekitar pukul 11.00 atau sekitar 3 jam dari sejak awal aksi dilakukan mahasiswa untuk menolak kedatangan wakapolri.(Iqmar)

 




Akibat Bentrok, Bunderan Pamulang Mencekam

Kabar6-Aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan, yang menolak kedatangan Wakapolri Komjen Nanan Sukarna berakhir bentrokan.

Ratusan mahasiswa melempari batu ke arah petugas dan aparat membalas dengan menembakan gas air mata.

Pengamatan langsung langsung di lapangan, bentrokan tersebut bermula ketika mahasiswa yang membuat barikade mencoba keluar kampus. Mahasiswa menaiki mobil truk pasukan pelopor dan mengambil satu unit tameng.

Petugas yang berusaha mencegah mendapatkan perlawanan dari mahasiswa.  Dua orang aparat Korps Bhayangkara dipukuli mahasiswa menggunakan bambu dan memukul mundur aparat hingga ke Polsek Pamulang yang lokasinya saling berhadapan dengan perguruan tinggi tersebut.

Mahasiswa yang sudah menguasai bunderan Pamulang terus melempari petugas menggunakan batu. Aksi tersebut mendapatkan balasan dari aparat yang melontarkan gas air mata.

Sedikitnya lima orang mahasiswa yang dipukul mundur oleh aparat berhasil diamankan. Hingga berita ini diturunkan arus lalu lintas di sekitar bundaran Pamulang lumpuh total.

Aparat telah berhasil menguasai jalan dan terus menembaki mahasiswa yang bertahan di dalam kampus. (yud)




Wakapolri : Awasi, Koreksi, dan Tegur Polisi

Kabar6-Wakapolri Komjenpol Nanan Sukarna meminta mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), agar senantiasa mengawasi, mengoreksi dan menegur aparat kepolisian korup dan tidak baik dalam melayani masyarakat.

“Kami akui diantara kami ini ada saja polisi brengsek. Maka, awasi, koreksi, dan tegur kami. Jangan sampai mereka yang sedikit ini justru membuat jelek kerja kami,” kata Nanan saat memberi kuliah umum dalam Seminar Nasional Tugas dan Tanggung Jawab Polri di auditorium utama Unpam.

Menurut Nanan, polisi saat ini juga sudah direpormasi. “Polisi yang dahulu otoriter menjadi polisi yang demokratis. Kami bahkan mengikuti program repormasi birokrasi polri. Dan reformasi yang kami lakukan sudah cukup baik menurut Menpan (Menteri Pemverdayaan Aparatur Negara),” ucapnya.

Kedepan, guna melakukan perbaikan-perbaikan dalam tubuh Polri, saat ini pihaknya tengah melakukan reformasi tahap kedua, yang bertujuan merevitalisasi watak, pola pikir, dan tingkahlaku aparatur Polri.

“Reformasi ini terus dilakukan sampai tahun 2025 mendatang. Jadi, 2025 baru benernya itu polisi, mudah-mudahan,” harapnya.

Dalam kesempatan itu Nanan menegaskan, dimana-mana tugas polisi adalah untuk melayani dan mengamani. Sehingga, ada tiga tugas pokok yang perlu kami lakukan dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian tersebut.

“Nah, bagian ketiga tugas Polri adalah mengikutsertakan masyarakat untuk mengawasi kerjanya. Mahasiswa ini pun harus mengawasi tugas polisi. Khususnya, yang brutal, yang brengsek dan korup,” singkatnya.(Iqmar)




Mahasiswa Unpam Protes Kedatangan Wakapolri

Kabar6-Puluhan mahasiswa Universita Pamulang (Unpam) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menolak kedatangan Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri) Irjen Nanan Sukarna, Kamis (18/10/2012).

Akibat aksi ini, seorang mahasiswa semeter 7 Fakultas Hukum Bernadiktus Mega Pradita (20) mengalami luka berdarah di hidung (mimisan) akibat kena pukul oknum polisi yang coba menghalau aksi penolakan tersebut.

Mahasiswa langsung terjun ke tengah kampus saat Irjen Nanan Sukarna datang ke lokasi sekitar pukul 08.15 WIB. Namun, hadangan dari aparat kepolisian langsung menerjang sejumlah mahasiswa dibarisan depan, sehingga mengenai seorang mahasiswa.

“Saya tidak tahu siapa yang pukul. Namun yang didepan tadi polisi semua. Oknum polisi itu memukul polisi. Tak mungkin satpam atau rektorat yang melakukannya,” kata Benediktus.

Akibat ulah polisi tersebut, ratusan mahasiswa pun langsung terjun dan terus melakukan aksi dorong kepada polisi dan Nanan sendiri ada di depan para mahasiswa tersebut.

Nanan terus bertahan dibarisan depan, dengan dorongan dari para mahasiswa yang terus menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pihak rektorat maupun polisi pun hanya bisa membiarkan aksi tersebut.

Mahasiswa pun semakin berutal dan memukulkan bambu panjang yang mereka bawa. “Tidak ada polisi yang pukul-pukul. Saya kesini dengan maksud baik. Tidak ada mahasiswa yang dipukul,” imbau Nanan, yang langsung pergi meninggalkan lokasi aksi ke ruang salah satu rektorat.

Seyogyanya, Nanan akan menjadi pembicara dalam seminar manajemen yang digelar mahasiswa Unpam dan juga pihak rektorat.(iqmar)




Rusunawa Situ Gintung Tidak Terawat

Kabar6–Untuk meningkatkan minat masyarakat korban Setu Gintung, kewenangan atas perawatan dan pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Situ Gintung sebaiknya diambil alih oleh Pemerintah Daerah.

Usulan itu disampaikan Lurah Serua Makum Sagita, menyusul belum maksimalnya perawatan dan pengelolaan Rusunawa Situ Gintung hingga saat ini.

“Sungguh sayang, karena sampai saat ini gedung yang dibangun dan diperuntukan bagi warga Korban Situ Gintung itu masih banyak yang kosong atau tidak terisi,” katanya.

Menurut Makum, atas kondisi yang ada saat ini, kiranya jauh lebih bermanfaat bila Rusunawa Situ Gintung tersebut disewakan secara umum ke masyarakat, dengan biaya murah dan terjangkau.

“Upaya itu juga dibarengi dengan pengelolaan dari pemerintah, agar kedepan masyarakat miskin atau masyarakat yang menginginkannya bisa ikut menyewa,” jelasnya.

Dikatakan Makum, sedianya sebuah bangunan bila tidak tidak diisi maka akan gampang lapuk atau rusak. “Saya usul disewakan kepada umum. Sedangkan pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah setempat,” ujar Makum.

Selain itu, Makum menambahkan, sesuai dengan kondisi lapangan, saat ini ada rencana pembangunan pasar tradisonal di kawasan tersebut.

sehingga, jika di lingkungan Rusunawa berdiri pasar tradisional (Patra), tidak menutup kemungkinan akan ada peningkatan pendapatan bagi masyarakat.

“Paling tidak masyarakat sekitar Rusunawa mendapatkan manfaat atas pembangunan tersebut. Terlebih, akan ada Patra yang kemungkinan bisa semakin meramaikan lokasi,” ujarnya.(iqmar)