1

JPO di Jalan Raya Pamulang Dianggap Berbahaya

Sebuah JPO yang berdiri di tengah ruas Jalan Raya Siliwangi.(yud)

Kabar6-Keberadaan bangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dianggap mengganggu serta membahayakan pengendara.

Ya, bangunan fasilitas publik itu sedianya berada tepat di tengah ruas jalan yang ‎kini sudah dilebarkan.

Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangsel, Dadang Sofyan mengungkapkan, bahwa JPO tersebut merupakan milik Bardi Advertising.

Pihaknya telah melayangkan surat rekomendasi agar pemiliknya segera melakukan pembongkaran.

“Konstruksinya sudah tidak sesuai dengan eksisting jalan yang sudah lebar,” katanya kepada wartawan, Sabtu (1/10/2016).

‎Menurut Dadang, hingga kini belum ada respon dari empunya JPO. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kesepakatannya waktu kontrak kerja penguasaan Badri Advertising selama 30 tahun.

Izinnya diperoleh dari Provinsi Banten sesuai dengan status Jalan Raya Siliwangi.‎ “Karena salah satu tiang penyangga JPO berada di tengah jalan maka harus dibongkar. Selain membahayakan, juga tidak sesuai peruntukan bangunan,” terangnya.

Namun demikian, hingga kini belum ada jawaban resmi dari pihak Badri Advertising selaku pemilik kontruksi bangunan JPO yang konon kabarnya kontraknya selama 30 tahun kepada Provinsi Banten.**Baca juga: Kabupaten Tangerang Masih Kekurangan Guru.

“Semua perijinan urusannya dengan Provinsi Banten berdasarkan status jalan Siliwangi kewenanganya bukan Pemkot Tangsel,” tambahnya.**Baca juga: 600 Ribu Warga Kabupaten Tangerang Belum Rekam e-KTP.

Pemkot Tangsel ingin secepatnya dilakukan pembongkaran. Jika yang bersangkutan hendak membangun kembali tentunya dipersilahkan. Hal yang terpenting berdasarkan peruntukan fasilitasnya tidak mengganggu kegiatan umum.**Baca juga: Tunjangan Guru di Kabupaten Tangerang Dipangkas Rp165 M.

“Kalau sudah dibongkar kemudian pemiliknya mau membangun kembali tidak masalah itu sah-sah saja. Tentu dengan perijinan yang baru untuk pembangunan JPO,” papar Dadang.(‎yud)

**Baca juga: Destro Gugat Maskapai Penerbangan Lantaran Duduk di Sebelah Orang Gemuk.




Bawa Ganja, Dua Pemuda Disergap Polsek Pamulang

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kedapatan mengantongi ganja, dua pemuda ditangkap petugas Polsek Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).‎

Kedua tersangka masing-masing berinisial IS (21) dan HAM (20) itu ditangkap di sekitaran SPBU Maruga, Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat.

Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Pamulang, Inspektur Satu Ahmad Mulyono mengatakan, penangkapan bermula ketika petugas mencurigai gerak-gerik keduanya, yang pada dinihari masih keluyuran.

“Oleh anggota kami kemudian digeledah. Dan, benar saja, pada kantong celana belakang IS terdapat bungkus rokok,” katanya kepada kabar6.com, Jum’at (30/9/2016).

Setelah dibuka, terang Amul, sapaan akrab Ahmad Mulyono, dalam bungkus rokok itu ditemukan bungkusan kertas berwarna cokelat. Rupanya kemasan itu berisi daun ganja kering seberat 4,9 gram.**Baca juga: Dukun Cabul di Tangerang Rekam “Adegan Mesum” dengan Korban.

Kepada petugas para pelaku mengaku baru saja membeli dari bandar berinisial O yang kini masih buron. Kedua pelaku bertransaksi ganja pada salah satu restoran cepat saji di‎ kawasan Ciputat.**Baca juga: Sasar Wanita, Dua Jambret Disergap Polsek Teluknaga.

“Pelaku mengaku barang bukti ganja akan diserahkan kepada A di Pamulang,” terang Amul.**Baca juga: BNN Waspadai Peredaran “Ganja Gorilla” Via Medsos.

Atas perbuatannya, ia menambahkan, kedua tersangka dijerat Pasal 111 ayat 1 dan Pasal 132 ayat 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. “Ancaman hukumannya penjara diatas lima tahun,” tambah Amul.(yud/cep)

**Baca juga: Dukun Cabuli Siswi SMA Ditangkap Polsek Teluknaga.




Ojek Pangkalan dan Ojek Online Ricuh di Tangsel

Ratusan Ojek Online saat mendatangi lokasi penyerangan.(Fbi)

Kabar6-Kericuhan antara Ojek pangkalan dan Ojek online kembali pecah di Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (29/9/2016).

Kejadian itu bermula dari aksi penyerangan sejumlah Ojek pangkalan terhadap tiga pengendara Ojek Online, dekat pintu perlintasan Kereta Api (KA) Stasiun Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat.

Alhasil, ratusan pengendara Ojek Online dari Go-Jek, Grab dan Uber yang tidak terima rekannya diserang dan dianiaya, langsung mendatangi lokasi kejadian guna mencari para pengemudi Ojek pangkalan yang melakukan penganiayaan.

Beruntung, sesaat usai melakukan pemukulan, oknum Ojek pangkalan tersebut langsung kabur meninggalkan lokasi. Hingga, saat ratusan pengendara Ojek Online tiba, para oknum tersebut sudah tidak ada dilokasi.**Baca juga: Ini Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Tangerang Versi Tagana.

“Awalnya, saya dan dua rekan Ojek Online tengah ngumpul di sini. Tiba-tiba datang segerombolan ojek pangkalan dan langsung menyerang. Ini saya habis dipukuli, motor saya juga dirusak,” ujar Riki Ardiansyah, salah seorang pengendara Ojek Online yang menjadi korban dilokasi.**Baca juga: Pesan WA Berantai “Banyak Ular di The Green” Beredar.

Pantauan kabar6.com dilokasi, aparat gabungan dari Polres Tangsel, Polsek Ciputat dan Polsek Pondok Aren yang cepat merespon situasi, berhasil meredam emosi para pengendara Ojek Online, untuk menempuh jalur hukum atas kejadian itu.**Baca juga: Tato Nama Pastikan Mayat di Cisadane Pengamen Jalanan.

Petugas selanjutnya mengarahkan para pengendara Ojek Online untuk membuat laporan resmi ke Mapolres Tangsel terkait peristiwa ini.(Fbi)




Tato Nama Pastikan Mayat di Cisadane Pengamen Jalanan

Jasad pengamen saat ditemukan di Cisadane.(yud)

Kabar6-Kepolisian Resort (Polres) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah berhasil mengidentifikasi sesosok mayat ditemukan di Sungai Cisadane.

Ciri-ciri jasad pria malang itu sangat identik dengan anak punk yang tewas akibat dibunuh oleh rekan sesama pengamen jalanan.

“Dapat dipastikan mayat tersebut atas nama Yudi Anggara bin Adnan, korban kasus 170 (pengeroyokan),” ungkap Kasubag Humas Polres Tangsel, Ajun Komisaris Mansuri kepada kabar6.com, Kamis (29/9/2016).

Dijelaskan, tim SAR gabungan menemukan jasad korban di Kampung Cipicung RT 01 RW 05, Lengkong Kyai.‎ Hasil identifikasi menemukan pada tubuh korban bagian dada terdapat tato bertuliskan nama lengkap korban.

‎Mansuri uraikan, korban tercatat bermukim di Kampung Babakan RT 002/004, Kelurahan Binong, Curug, Kabupaten Tangerang.‎ Polisi pun sudah memberitahukan penemuan mayat Yudi kepada keluarganya.

“Ciri-ciri identik lainnya seperti rambut mowhak, ada tatto motif batik dibagian punggung dan ‎gambar burung hantu di kaki kiri,” ujarnya.**Baca juga: Ini Penampakan Empat Pemuda Terduga Pembunuh Pengamen di Tangerang.

Diketahui, peristiwa tragis itu diawali perkelahian antara korban dengan empat pelaku di kebun kosong dekat Jembatan Suradita, Sungai Cisadane, Kelurahan Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (27/9/2016) dini hari.**Baca juga: Polisi Temukan Potongan Jari Pengamen yang Dibunuh dan Dibuang ke Cisadane.

Dalam perkelahian tak seimbang itu, korban yang biasa mangkal di lampu merah German Centre SBD itu tewas akibat terkena sabetan clurit. Jasadnya kemudian dibuang pelaku ke Sungai Cisadane.**Baca juga: Pengamen Bantai Pengamen di Tangerang, Satu Tewas Empat Ditangkap.

Beberapa jam pascakejadian, petugas berhasil meringkus empat pengamen diduga pembunuh korban. Mereka masing-masing berinsiial R, I, RK, MH.**Baca juga: Jasad Pengamen Tangerang yang “Dibantai” Ditemukan di Cisadane.

Kini, keempatnya diamankan di Mapolsek Cisauk guna pemeriksaan lebih lanjut.(yud/cep)

**Baca juga: Taman Untuk Orang Telanjang Bakal Ada di Paris.




Pesan WA Berantai “Banyak Ular di The Green” Beredar

Petugas keamanan The Green menunjukkan ular.(cep)

Kabar6-Pesan berantai melalui WhatsApp (WA) beredar. Isinya, perihal penemuan ular di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).

Dan ternyata, penemuan ular tersebut salahsatunya terjadi di perumahan elit The Green, BSD, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel.

Salah seorang petugas keamanan perumahan The Green BSD, Suwandah mengatakan video yang belakangan beredar terlihat dirinya sedang menangkap ular sanca sepanjang tiga meter, sedianya diambil tiga bulan lalu.

“Ada warga yang melihat ular, tapi enggak berani nangkapnya. Lalu, warga memanggil petugas keamanan komplek, agar ular tersebut bisa disingkirkan,” kata Suwandah Kamis, (29/9/2016)

Menurutnya, dalam satu bulan itu Ia bisa menangkap dua ekor ular di komplek tersebut. Maklum, di perumahan itu terdapat banyak taman, pepohonan serta di dilintasi oleh kali (sungai) yang berasa di belakang komplek perumahan itu.

“Yang saya tangkap bukan jenis ular berbisa, saya juga takut kalau nangkap ular yang ada bisanya. Tapi jenis ular sanca dan ular pohon,” ungkapnya.

Suwandah juga mengatakan bahwa bukan ular saja yang sering ia tangkap, bahkan biawak pun kadang muncul untuk mencari makan.

“Biasanya, malam-malam saat sedang patroli di dalam komplek The Green, entah itu ular atau biawak yang lewat untuk mencari makan tikus. Kalau sudah begitu dengan bantuan teman langsung saya tangkap agar tidak meresahkan warga,” ujarnya.

Menanggapi maraknya pesan berantai banyaknya ular tersebut, Suwandah mengatakan bahwa memang benar adanya ular tersebut. Tetapi sudah dipanggil pawang dan sudah tidak ada lagi.

“Ada salah seorang warga yang melihat ular, lalu memanggil pawang. Kejadiannya kalau tidak salah minggu lalu. Namanya pawang ular pasti bisa memanggil atau menangani ular, makanya saat pawang datang ular pun banyak juga yang datang,” tandasnya.**Baca juga: Jasad Pengamen Tangerang yang “Dibantai” Ditemukan di Cisadane.

Sebelumnya, beredar pesan berantai yang menyebutkan wilayah Bintaro, BSD, Ciputat dan sekitarnya sedang banyak ular. **Baca juga: Ini Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Tangerang Versi Tagana.

Di pesan berantai tersebut juga disebutkan rumah sakit yang menangani pasiaen apabila terkena bisa ular dan cara-cara pencegahan apabila terkena bisa ular.(cep)




Jasad Pengamen Tangerang yang “Dibantai” Ditemukan di Cisadane

Evakuasi jasad pengamen yang dibunuh.(Fbi)

Kabar6-Setelah pencarian panjang selama tiga hari, jasad pengamen yang dibunuh dan jasadnya dibuang ke Sungai Cisadane, akhirnya ditemukan Tim SAR gabungan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (29/9/2016).

Awalnya, Tim SAR gabungan sempat mengalami kesulitan karena arus sungai yang deras serta medan yang sulit dilalui.

Namun, dengan semangat pantang menyerah, Tim SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan jasad pengamen berinisial YA itu, mengambang tertutup sampah dan batang kayu di Sungai Cisadane, tak jauh dari lokasi kejadain.

Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan yang turut membantu proses evakuasi jasad YA mengatakan, faktor cuaca menjadi penghalang proses pencarian tersebut.

“Ini cuaca gak bisa diprediksi, mangkanya jasad YA baru ditemukan sekarang. Dan, kebetulan hari ini pencarian terakhir,” ujar Ayi.

Setelah ditemukan, polisi kemudian mengevakuasi jasad YA dan langsung dibawa ke RSUD Tangerang untuk dilakukan otopsi.**Baca juga: Ini Penampakan Empat Pemuda Terduga Pembunuh Pengamen di Tangerang.

Evakuasi jasad pengamen yang dibunuh dan dibuang ke Cisadane.(Fbi)

Diketahui, peristiwa tragis itu diawali perkelahian antara korban dengan empat pelaku di kebun kosong dekat Jembatan Suradita, Sungai Cisadane, Kelurahan Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (27/9/2016) dini hari.**Baca juga: Polisi Temukan Potongan Jari Pengamen yang Dibunuh dan Dibuang ke Cisadane.

Dalam perkelahian tak seimbang itu, korban yang biasa mangkal di lampu merah German Centre SBD itu tewas akibat terkena sabetan clurit. Jasadnya kemudian dibuang pelaku ke Sungai Cisadane.**Baca juga: Pengamen Bantai Pengamen di Tangerang, Satu Tewas Empat Ditangkap.

Beberapa jam pascakejadian, petugas berhasil meringkus empat pengamen diduga pembunuh korban. Mereka masing-masing berinsiial R, I, RK, MH. Kini, keempatnya diamankan di Mapolsek Cisauk guna pemeriksaan lebih lanjut.(Fbi)




Jasad Pengamen yang Dibuang ke Sungai Cisadane Belum Ditemukan

Tim SAR mencari jasad pengamen yang dibuang ke Sungai Cisadane.(yud)

Kabar6-Jasad pengamen jalanan, YA, yang diduga dibunuh secara tragis oleh rekannya sesama pengamen dan jasadnya dibuang ke Sungai Cisadane, hingga kini masih belum ditemukan.

Hari ini, sejumlah Tim SAR gabungan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), masih terus berupaya mencari jasad korban dengan menyusuri aliran sungai menggunakan perahu karet.

Untung‎ Purwanto, relawan dari organisasi kepemudaan (OKP) Ganespa, Kecamatan Pamulang mengungkapkan, titik start pencarian dimulai dari jembatan Keranggan, Kecamatan Setu dan berakhir di jembatan As-Shobirin, Kecamatan Serpong Utara.

“Ini sudah masuk hari ketiga atau hari terakhir pencarian, dari waktu yang ditentukan,” katanya lewat pesan WhatsApp yang diterima kabar6.com, Kamis (29/9/2016).

Bagol, sapaan akrab Untung menjelaskan, batas waktu pencarian awalnya telah ditentukan hanya dua hari.

Tetapi sejak kasus pembunuhan terhadap pengamen jalanan itu terbongkar hingga para tersangka ditangkap, proses pencarian masih belum membuahkan hasil.

Ia mendengar informasi, bila keluarga korban sempat meminta kepada aparat kepolisian untuk menambah waktu pencarian dan menambah jumlah personel dan peralatan yang dibutuhkan.

“Hasil pencarian tim pas kemarin dari pagi sampai sore tidak ada tanda-tanda jasad korban timbul ke permukaan Sungai Cisadane,” jelas Bagol.

‎Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Urip Supriyatna mengungkapkan, proses pencarian jasad pengamen berlangsung sejak pukul 08.30 WIB.

“‎Selama proses pencarian jasad pengamen jalanan juga menyiagakan satu unit armada mobil ambulan,” ungkapnya.**Baca juga: Ini Penampakan Empat Pemuda Terduga Pembunuh Pengamen di Tangerang.

Diketahui, peristiwa itu diawali perkelahian antara korban dengan empat pelaku di kebun kosong dekat Jembatan Suradita, Sungai Cisadane, Kelurahan Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (27/9/2016) dini hari.**Baca juga: Polisi Temukan Potongan Jari Pengamen yang Dibunuh dan Dibuang ke Cisadane.

Dalam perkelahian tak seimbang itu, korban yang biasa mangkal di lampu merah German Centre SBD itu tewas akibat terkena sabetan clurit. Jasadnya kemudian dibuang pelaku ke Sungai Cisadane.**Baca juga: Pengamen Bantai Pengamen di Tangerang, Satu Tewas Empat Ditangkap.

Dan, beberapa jam pascakejadian itu, petugas berhasil meringkus empat pengamen diduga pembunuh korban. Mereka masing-masing berinsiial R, I, RK, MH. Kini, keempatnya diamankan di Mapolsek Cisauk guna pemeriksaan lebih lanjut.(yud)

**Baca juga: Buset, Siswi di Tiongkok Lakukan Oplas Agar Masa Depan Cerah.




Rumah Blandongan Tangsel Bisa Timbulkan Efek Domino

Miniatur Rumah Blandongan di Tangsel.(yud)

Kabar6-‎Semangat berempug menjaga serta melestarikan seni dan budaya betawi, kembali muncul di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kini, banyak warga setempat yang beranggapan, bahwa rumah blandongan menjadi ikon paling tepat, bukannya bunga anggrek varian vanda douglas.

Suryadi Nian, anggota Komisi III DPRD Provinsi Banten asal daerah pemilihan (Dapil) Kota Tangsel mengatakan, sudah harga mati bahwa rumah blandongan menjadi logo atau simbol.

Ketentuannya telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Lambang Daerah.

“Kalau ada yang mau mengganti rumah blandongan sebagai ciri khas Tangsel, berarti enggak tahu sejarah. Atau bahkan mau merusak sejarah,”‎ katanya saat dihubungi kabar6.com, Kamis (29/9/2016).

Politisi asal Partai NasDem itupun mengapresiasi masih ada seniman betawi di Kecamatan Pondok Aren yang eksis membuat karya miniatur rumah blandongan bernilai artistik bagus.

Hal tersebut merupakan bentuk ekspresi masyarakat yang cinta dan peduli terhadap warisan leluhurnya.

Suryadi mengusulkan, agar miniatur rumah blandongan dapat dijadikan cinderamata utama.

Lembaga eksekutif dan legislatif di Kota Tangsel mesti menjadikan miniatur rumah blandongan buatan putera daerah sebagai buah tangan ketika melakukan kunjungan kerja atau menerima tamu.

“Bikin (miniatur blandongan) yang lebih banyak lagi. Kalau bisa dilombakan, untuk merangsang kreativitas warga Tangsel terhadap kesenian leluhurnya,”‎ sarannya.

Terpisah, sikap senada juga ditunjukan Ketua Komisi III Bidang Keuangan DPRD Kota Tangsel, Amar.

Ia mengingatkan kepada para seniman pengrajin miniatur rumah blandongan agar mengantongi badan hukum serta kreatif menghasilkan bentuk hasil karyanya.**Baca juga: Disperindag Tangsel: Ini Syarat Bikin Merk Dagang dan HKI‎.

“Mulai tahun depan akan kami anggarkan untuk pengadaan cinderamata miniatur rumah blandongan buatan UMKM Tangsel. Lebih bagus lagi para seniman bisa berkreasi terus, jadi enggak melulu ke miniatur aja,” terangnya.**Baca juga: 1.000 Aparat Waspadai Mimbar Bebas Buruh di Tol Tangerang.

Amar berjanji siap menfasilitasi para seniman pelaku usaha‎ cinderamata khas Kota Tangsel bertemu dengan Komisi II Bidang Ekonomi dan Kesra DPRD Kota Tangsel. Hal ini baginya menimbulkan efek domino.**Baca juga: 1.000 Aparat Waspadai Mimbar Bebas Buruh di Tol Tangerang.

“Di satu sisi seni dan budaya betawi enggak punah, sisi lainnya bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan. Karena pelaku usaha kecil menengahnya menggeliat,” tambah politisi asal Partai Hanura itu.(yud)




Disperindag Tangsel: Ini Syarat Bikin Merk Dagang dan HKI‎

Rumah Blandongan karya seniman Tangsel.(yud)

Kabar6-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), siap memfasilitasi warga pengrajin miniatur rumah blandongan.

Kepastian itu disampaikan untuk menjawab kegamangan Abdul Karim (40), seniman betawi asal ‎Kecamatan Pondok Aren, yang ingin hasil produk seninya punya lisensi Hak Karya Intelektual (HKI).

‎”Datang ke kantor, temui staf saya Iwan atau Adi. Segera ya,” kata Kepala Bidang Perindustrian, Ferry Payacun saat dihubungi kabar6.com, Kamis (29/9/2016).

Menurutnya, program fasilitasi penerbitan merk dan HKI sudah rutin dilaksanakan pihaknya‎. Setiap tahun ada banyak warga UMKM di tujuh wilayah kecamatan yang mengajukan penerbitan merk dagang dan HKI

Ferry jelaskan, dokumen persyaratan yang wajib dilengkapi pemohon relatif mudah. Warga pemohon merk dagang dan HKI, cukup hanya menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) asal Kota Tangsel.

“Sama melampirkan contoh merk yang mau didaftarkan. Contohnya seperti logo berupa gambar dan warna,” jelasnya.

Ferry sebutkan‎, setelah dokumen resmi beserta contoh produk yang ingin dipatenkan oleh pemohon dinyatakan lengkap, pihaknya bakal langsung daftar ke Direktorat Jenderal HKI Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

“Dengan dilampiri surat pengantar dari Disperindag,” tegasnya.‎

Ferry meyakinkan, bahwa para pelaku usaha kecil menengah pemohon fasilitasi tak perlu khawatir mesti merogoh kocek lumayan dalam.

Program layanan ini tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Sebab alokasi dana program fasilitasi pendaftaran serta pembuatan merk dan HKI‎ sudah ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel.

Sehingga sudah banyak warga pelaku UMKM yang turut merasakan manfaatnya. Ferry‎ bilang, nantinya penyerahan merk dagang ataupun HKI yang sudah jadi akan diserahkan berbarengan dengan produk-produk UMKM lainnya.**Baca juga: Bahan Baku Medali Olimpiade Tokyo 2020 dari Smartphone Bekas .

Pun sudah menjadi tradisi bila prosesi penyerahan secara simbolis saat disela-sela kegiatan upacara pengibaran bendera Merah Putih di Lapangan Cilenggang, Kecamatan Serpong. Lokasinya persis di depan kantor Disperindag Kota Tangsel.**Baca juga: Artistik Rumah Blandongan Tangsel Butuh Sentuhan.

“Pas tahun-tahun lalu biasanya juga secara simbolis selalu diberikan langsung oleh kepala daerah ke perwakilan warga yang mengajukan pembuatan merk dagang ataupun HKI,” tambah Ferry.(yud)




Perekaman e-KTP di Tangsel Disebut Tembus 95 Persen

Warga Tangsel melakukan perekaman e-KTP.(yud)

Kabar6-Meski hampir maksimal tapi masih ada puluhan ribu jiwa warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) belum merekam e-KTP.

Pemerintah daerah setempat telah berupaya menjemput bola‎ agar warga di tujuh wilayah kecamatan ini semakin mudah mendapatkan pelayanan.

Demikian dikatakan Kepala ‎Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Toto Sudarto, Rabu (28/9/2016).

“Bisa dibilang sudah lebih 95 persen warga yang udah ngerekam e-KTP,” katanya.

Persentase tersebut dihitung dua hari jelang masa perekaman berakhir hingga akhir bulan ini. Toto bilang, akhirnya Kementerian Dalam Negeri memperpanjang waktu perekaman hingga pertengahan 2017 mendatang.

Toto merinci, selama roses perekaman e-KTP di Kota Tangsel mencapai 860.675 orang. “Itu untuk menakut-nakuti masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kependudukan Disdukcapil Kota Tangsel Diding, jumlah wajib e-KTP di Kota Tangsel sebanyak 911.714 orang.

Sedangkan hingga Rabu (28/9) sore, pemohon yang belum melalui proses perekaman ada 51.039 orang.

“Jumlah penduduk (Kota Tangsel) sampai semester 2 tahun 2016, laki-laki sebanyak 618.345 orang dan perempuan 603.582 orang,” paparnya.**Baca juga: Kejagung Ekstradisi WNA Iran ke Australia.

Diding bilang,‎ untuk mempercepat program wajib e-KTP, Pemerintah Kota Tangsel lakukan jemput bola dengan layanan mobil keliling. Disamping proses perekaman secara rutin pada hari kerja maupun libur.**Baca juga: Curi Motor di Ciputat, Pemuda Ini Dihajar Korbannya.

“Kita juga lakukan perekaman pada momen-momen tertentu seperti kegiatan car free day supaya lebih maksimal,” ujar Diding.**Baca juga: Pemohon e-KTP di Kota Tangerang Terus Membludak.

Hingga saat ini, sedianya masih ada sebanyak 7.916 berkas yang sudah melewati proses perekaman sedang dalam tahap pencetakan.(yud)

**Baca juga: Waduh…! Besok Buruh Tangerang Minta Gaji Rp6,1 Juta.