Ini Alasan SMPN 18 Pamulang Masih Jual LKS ke Siswa

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pihak SMPN 18 Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya punya alasan tersendiri terkait adanya aktivitas jual beli buku paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa) di sekolah tersebut.

Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMPN 18 Pamulang, Asep menyebut, bila jual beli buku itu dikarenakan tidak adanya subsidi buku dari Pemerintah.

“Kami terpaksa jual beli buku, karena lamanya menunggu subsidi buku dari pemerintah” paparnya.**Baca juga: Airin Larang Sekolah di Tangsel Adakan Buku LKS.

Diketahui, aktivitas jual beli buku LKS di SMPN 18 Pamulang, dikeluhkan siswa di sekolah tersebut. Selain harganya lumayan mahal, LKS yang sudah dibeli siswa, isinya tak sesuai dengan materi pelajaran di sekolah.**Baca juga: Siswa SMPN di Tangsel Keluhkan Jual Beli LKS .

“Buku LKS itu mahal. Sudah gitu pelajarannya ada yang enggak nyambung sama materi ujian,” ujar Guntur, salahs eorang siswa di SMPN tersebut, Kamis (24/11/2016).(Fbi)




Siswa SMPN di Tangsel Keluhkan Jual Beli LKS

Buku LKS SD yang bermasalah di Tangsel.(PN)

Kabar6-Siswa di SMPN 18, di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengeluhkan masih adanya jual beli buku Lembar Kerja Siswa (LKS).

Selain harganya lumaytan mahal, LKS yang sedianya sudah dibeli siswa, isinya pun tak sesuai dengan materi di sekolah.

Menurut pengakuan sejumlah siswa, orangtuanya harus merogoh kocek hingga 700 ribu untuk dapat membeli buku paket serta buku LKS guna menunjang pelajaran di sekolah.

Mirisnya lagi, buku paket dan LKS yang sudah dibeli itu, materinya tidak memadai dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Guntur, salah seorang siswa di SMPN 18 mengaku, bila dirinya sangat berharap adanya bantuan buku dari pemerintah setempat.**Baca juga: Mathodah Minta Wali Murid “Dipungli LKS” Lapor ke Dindik Tangsel.

“Buku LKS itu mahal. Sudah gitu pelajarannya ada yang enggak nyambung sama materi ujian,” ujar Guntur, Kamis (24/11/2016).**Baca juga: Airin Larang Sekolah di Tangsel Adakan Buku LKS.

Remaja tanggung ini bahkan terpaksa sering mencari informasi di internet, untuk dapat mengetahui serta mendalami pelajaran. Itu karena keberadaan buku paket dan LKS yang isinya tidak maksimal.(Fbi)




Keluarga Minta Kasus Tenggelamnya Ucok Diusut Tuntas

Bocah yang tenggelam di Galian Tanah Serpong.(cep)

Kabar6-Suasana duka yang mendalam kiranya masih menyelimuti kediaman Aulia Hamzah Utomo (6), di BSD Blok O 27, Sektor 1.2, RT 006/004, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Ya, bocah yang biasa dipanggil Ucok ini, sedianya merupakan satu dari dua bocah yang ditemukan tewas tenggelam di kubangan proyek Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kampung Rawa Mekar Jaya, 01/02, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, pada Rabu (23/11/2016) kemarin.

Ditemui di kediamannya, pihak keluarga Ucok meminta pihak proyek bertanggungjawab atas tewasnya bocah lugu itu.

“Saya minta kasus ini diusut tuntas. Itu kok bisa bocah masuk ke dalam area proyek, apalagi sampai tewas, bagaimana sistem keamanan di sana,” ujar Dianti, salah seorang keluarga Ucok menjelaskan, Kamis (24/11/2016).

Wanita itu ingin, jika peristiwa tewasnya Ucok bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama yang sedang melakukan pembangunan.**Baca juga: Tuntut Upah, Sopir Pramugari Bandara Pondok Cabe Demo.

“Jangan sampai ada orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam proyek, apalagi jika digunakan untuk bermain oleh anak-anak kecil,” ujarnya.**Baca juga: Aksi Blokir Jalan, Perjuangan Buruh dan Derita Surti.

Seperti diketahui, jika jenazah Ucok sendiri baru bisa diambil di RSUD Tangerang untuk dimakamkan oleh pihak keluarga, tak kurang dari sepuluh jam lamanya. Itu dikarenakan sulitnya proses pengeluaran jenazah.**Baca juga: Dua Bocah BSD Tenggelam di Bekas Galian Tanah Serpong.

Kasus ini pun masih diatangani oleh Polsek Serpong.(Fbi)




PT PDM Siap Hadapi Gugatan Hukum Sopir Pramugari

Pintu Gerbang Bandara Pondok Cabe di Pamulang, Tangsel.(ist)

Kabar6-Pascadidemo puluhan sopir pramugari perihal upah dan pesangon, PT Pelita Daya Mandiri (PDM) menyatakan sudah memiliki bukti kuat untuk menghadapi jalur hukum.

“Kita sudah mempunyai bukti yang kuat, jika memang harus menempuh jalur hukum,” ujar Direktur Utama PT PDM Glory Koeswardhana, usai mediasi dengan para sopir yang protes, Kamis (24/11/2016).

Bukti-bukti yang dimiliki, tentunya akan digunakan bila pihak sopir melalui LBH MAPAN Indonesia membawa persoalan protes sopir tersebut ke jalur hukum.**Baca juga: Blokir Tol Bitung, Buruh Tolak Besaran UMK 2017.

Seperti diketahui, puluhan sopir pramugari menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu gerbang Bandara Pondok Cabe, di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).**Baca juga: Ini Besaran UMK Tahun 2017 di Provinsi Banten.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes para sopir, atas upah mereka yang tidak sesuai aturan, termasuk tidak adanya pesangon dan upah kerja lembur.**Baca juga: Begini Mediasi Sopir Pramugari dengan PT PDM.

Koordinator Aksi, Iwan yang merupakan anggota LBH MAPAN Indonesia bahkan mengancam akan membawa persoalan itu ke jalur hukum, bila tuntutan sopir tetap diabaikan oleh perusahaan.**Baca juga: Tuntut Upah, Sopir Pramugari Bandara Pondok Cabe Demo.

“Pesangon dan lembur tidak dibayar. Padahal jam kerja 24 jam. Bahkan ada 25 sopir yang dipecat atau dipaksa mengundurkan diri, tanpa dipenuhi hak-haknya,” ungkap Iwan.(cep)




Begini Mediasi Sopir Pramugari dengan PT PDM

Sopir pramugari demo di Bandara Pondok Cabe.(cep)

Kabar6-Para sopir pramugari PT Pelita Daya Mandiri (PDM) yang berunjuk rasa di depan gerbang Bandara Pondok Cabe, di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), akhirnya diterima managemen perusahaan untuk mediasi.

Direktur Utama PT PDM, Glory Koeswardhana didampingi kuasa hukumnya menyebut, pihaknya telah memenuhi hak para karyawannya. Hasil mediasi menurutnya masih akan dilanjutkan pertemuan selanjutnya.**Baca juga: Ini Besaran UMK Tahun 2017 di Provinsi Banten.

“Akan ada pertemuan lanjutan, untuk mencari solusi yang baik demi menyelesaikan semua tuntutan para sopir yang akan habis kontrak pada Desember ini,” ujarnya usai mediasi, Kamis (24/11/2016).**Baca juga: Blokir Tol Bitung, Buruh Tolak Besaran UMK 2017.

Glory menambahkan, PT PDM bukanlah anak perusahaan dari PT. Pelita Air Servise. Untuk para pekerja outsourcing yang menggelar unjuk rasa tersebut, diberi kebebasan untuk bekerja kembali.**Baca juga: Tuntut Upah, Sopir Pramugari Bandara Pondok Cabe Demo.

“Mereka memang harus mendapat pesangon. Jadi kalau mereka mau mogok kerja atau lanjut bekerja kembali, silahkan,” ungkapnya.(cep)




Tuntut Upah, Sopir Pramugari Bandara Pondok Cabe Demo

Sopir pramugari demo di Bandara Pondok Cabe.(cep)

Kabar6-Puluhan sopir pramugari PT Pelita Daya Mandiri (PDM) melakukan long march menuju depan gerbang Bandara Pondok Cabe, di Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (24/11/2016).

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes para sopir, atas upah mereka yang tidak sesuai aturan, termasuk tidak adanya pesangon dan upah kerja lembur.

Koordinator Aksi, Iwan yang merupakan anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) MAPAN Indonesia menyebutkan, para sopir yang telah bekerja belasan tahun, tidak mendapat upah layak.

“Pesangon dan lembur tidak dibayar. Padahal jam kerja 24 jam. Seperti yang dipecat atau dipaksa mengundurkan diri sebanyak 25 orang. Pesangon pun tidak dibayar,” ungkap Iwan di sela aksi, Kamis (24/11/2016).

Iwan juga menyebutkan, pihaknya telah melakukan bipartit sesuai Undang-undang (UU) selama 30 hari, serta telah bertemu dengan pihak PT. Pelita Air Servise, tapi tidak ada penyelesaian.**Baca juga: Blokir Tol Bitung, Buruh Tolak Besaran UMK 2017.

“Kami ingin menyelesaikan persoalan ini. Jika perusahaan tidak membayar, kami lakukan upaya hukum dan menggelar aksi selama lima hari ke depan,” pungkasnya.**Baca juga: Ini Besaran UMK Tahun 2017 di Provinsi Banten.

Menurutnya, jika tuntutan tidak terpenuhi pihaknya akan menempuh jalur hukum. “Ada ancaman pidana 90 UU 13, Tahun 2003 tentang pelanggaran pembayaran. Karena selama 18 tahun hak mereka tidak terpenuhi,” paparnya.(cep)




Ratusan Rumah di Rempoa Terendam Banjir

Banjir di Rempoa, Ciputat Timur, Tangsel.(Fbi)

Kabar6-Hujan yang mengguyur Kota Tangerang Selatan (Tangsel), merendam sedikitnya 300 rumah di RT 06/12, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, terendam air hingga setinggi 60 Centimeter (CM), Rabu (23/11/2016).

Selain akibat meluapnya Kali Flamboyan, banjir juga dipicu akibat buruknya sistem drainase yang ada di pemukiman warga diwilayah tersebut.

Jaenudin, warga sekitar mengatakan, bila rumahnya sudah menjadi langganan banjir mana kala hujan turun cukup lama. “Disini memang sudah langganan banjir mas apalagi klo hujan deres,” ujarnya.

Jaenudin menambahkan, bila dirinya dan warga lainnya dikawasan tersebut, telah meminta kepada Lurah dan Camat setempat, untuk memperbaiki akses jalan perumahan dan meninggikan tanggul pembatas kali. Namun hingga kini belum terealisasi.**Baca juga: Raskin Buruk, Warga Tangsel Curhat ke Mensos.

Pantauan kabar6.com dilokasi, banjir tak hanya sebatas merendam rumah warga. Tapi juga dampaknya membuat sebagian aspal jalan perumahan ambrol.**Baca juga: Sewindu Tangsel, Suguhan Program Layanan Publik Dioptimalkan.

Sedangkan di beberapa titik tanggul kondisinya sudah menghawatirkan. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin akan ada longsor dipinggir tanggul yang bisa membuat tanggul jebol.(Fbi)




Raskin Buruk, Warga Tangsel Curhat ke Mensos

Mensos Khofifah Indar Parawansa.(Fbi)

Kabar6-Kunjungan Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa di Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (23/11/2016) dimanfaatkan warga untuk menyampaikan keluh kesah.

Kebanyakan warga, mencurahkan isi hatinya (curhat) ihwal buruknya kualitas beras untuk warga miskin (Raskin) yang mereka terima.

Menurut warga, kualiatas Raskin yang beredar masuk kategori buruk, sering kotor dan berkutu. “Saya sering dapat raskin kotor Bu, tak layak,” kata Maemunah, salah seorang warga kepada Mensos Khofifah.

Menanggapi keluhan warga terkait kualitas raskin tersebut, Mensos Khofifah mengatakan jika temuan tersebut akan menjadi bahan evaluasi dirinya bersama Bulog.**Baca juga: Komplotan Perampok Satroni Koperasi di Kota Tangerang.

“Terima kasih sudah diingatkan Bu. Ini mumpung ada orang Bulog, jadi kita bisa evaluasi bersama,” ujarnya.**Baca juga: Edarkan Sabu, Tiga ABG Depok Disergap Polisi Tangsel.

Kunjungan Mensos sendiri, dalam rangka meresmikan E-Warong di Pondok Jaya. Nantinya, di Kota Tangsel akan dibangun sebanyak 16 gerai E-Warong untuk memenuhi kebutuhan warga yang kurang mampu, tentunya bagi warga pemegang Kartu Program Keluarga Harapan (PHL).(fbi)




Edarkan Sabu, Tiga ABG Depok Disergap Polisi Tangsel

tiga ABG Depok yang ditangkap Polres Tangsel.(cep)

Kabar6-Tiga pemuda terduga pengedar narkoba jenis sabu dicokok aparat Satresnarkoba Polres Tangerang Selatan (Tangsel), di depan SPBU Cinangka Raya Wates, Kelurahan Pemulang Timur, Kecamatan Pamulang.

Ketiga pemuda dimaksud masing-masing berinisial, FM (17), DA (15) dan AN (19), yang merupakan warga Kota Depok. Dari tangan mereka, petugas menyita satu paket sabu seberat 0,24 gram.**Baca juga: Pria Diduga Lompat Dari “Flyover” Ciputat Ternyata Guru.

“Kami mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa akan ada transaksi sabu di depan SPBU Cinangka Raya. Kemudian anggota melakukan pemantauan dan meringkus pelaku FM dan DA,” ungkap Kasubag Humas Polres Tangsel, AKP Mansuri kepada Kabar6.com, Rabu (23/11/2016).**Baca juga: Kota Tangerang Wacanakan SD dan SMP Gratis.

Saat diperiksa, keduanya mengaku mendapatkan suplai barang haram tersebut dari pelaku AN. “Anggota langsung meringkus AN dirumahnya di Sawangan. Namun saat digeledah, tidak ditemukan barang haram sabu,” ujar KAsubag Humas Polres Tangsel, Komisaris Mansuri.**Baca juga: Komplotan Perampok Satroni Koperasi di Kota Tangerang.

Kini, ketiga pemuda berikut barang bukti sabu masih menjalani pemeriksaan intensif di Satnarkoba Polres Tangsel.(cep)




Hanyut Dalam Puisi, Airin Meneteskan Air Mata

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany.(dre)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany meneteskan air mata saat membacakan puisi berjudul ‘Menuju Surga’, karya Budayawan Banten Uten Sutendy.

Ya, moment tumpahnya air mata Sang Walikota terjadi saat Malam Budaya dan Launching buku ontologi puisi Kemurnian dan Cinta untuk Tangsel.

Dari pantauan di lokasi, tetesan air mata Airin membuat hadirin di Malam Budaya tersebut terdiam. Suasana pun mendadak menjadi hening.

“Saya teringat ayah saya yang saat ini sedang sakit,” ungkap Airin menjelaskan, Selasa (22/11/2016).

Buku ontologi puisi berjudul Kemurnian Cinta ini membuktikan bahwa kalimat dalam puisi mampu memberikan kesan dan imajinatif yang sangat mendalam.**Baca juga: Dua Bocah BSD Tenggelam di Bekas Galian Tanah Serpong.

“Ternyata cinta memiliki makna yang beragam tergantung pada konteks di sekelilingnya,” katanya.(dre)