1

KNPI dan DPRD Soroti Persoalan Lelang Proyek di Tangsel

Ilustrasi.(Ist)

Kabar6-Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mulai menyoroti kinerja Unit Layanan Pelelangan (ULP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Hal ini dilakukan lantaran banyak persoalan yang muncul terkait mekanisme lelang pengadaan di Kota Tangsel.

Sekjen DPD KNPI Kota Tangsel Sigit Sasongko mengatakan pihaknya pada Sabtu 12 Agustus 2017 lalu meggelar dialog dengan pihak ULP Kota Tangsel dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangsel menyikapi persoalan lelang di Kota Tangsel. Akan tetapi, pihak ULP tidak datang memenuhi undangan.**Baca Juga: Domisili Pemenang Lelang Proyek Rp11 M di Tangsel Diduga Fiktif

“Pihak ULP, termasuk Kepalanya Deden Deni tidak hadir,” ungkap Sigit menjelaskan kepada Kabar6.com, Minggu (13/8/2017).

Dialog ini, kata Sigit dilakukan untuk menyikapi persoalan lelang di Kota Tangsel. Termasuk persoalan dugaan domisili fiktif perusahaan pemenang lelang Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Jombang senilai Rp11 miliar.**Baca Juga: Domisili Fiktif, OPD Penerbit Surat Izin di Tangsel Harus Dibenahi

“Kita lihat banyak persoalan dan berita yang muncul di media. Makanya, kami bersama DPRD Kota Tangsel juga ikut menyoroti persoalan tersebut,” katanya.(az)




Gapura Roboh di Tangsel, Warga: ‘Tepo Amat Kayak Kerupuk’

Gapura roboh di Setu, Tangsel. (Tim K6)

Kabar6-Banyak konstruksi bangunan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang dikerjakan pemborong kualitasnya buruk. Contohnya seperti gapura yang ada di Kampung Setu RT 017 RW 04, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, yang baru saja dibangun sudah roboh.

Adi Priyatna, warga RT 016 RW 04 mengaku, merasa miris melihat konstruksi bangunan yang dibiayai dari APBD Kota Tangsel ini. Ia menduga muatan penyelewengan dana kas daerah sangat kental lantaran spesifikasi bangunan tidak sesuai.**Baca Juga: Roboh, Ada 2 Lagi Gapura Serupa di Kota Tangsel

“Alokasi dana kas daerah jadi terbuang percuma. Itu gapura dibuat dari pasir segerobak sama semen sesendok doang kali,” sindirnya saat dihubungi kabar.com, Minggu (13/8/2017).

Adi jelaskan, dirinya mengetahui insiden robohnya dari warga di lingkungan sekitarnya. Penasaran, ia pun coba melongok dan hanya bisa geleng kepala melihat konstruksi bangunan roboh diterjang angin kencang.**Baca Juga: Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

Ia bersama warga sekitar sempat membantu evakuasi‎ material bangunan yang roboh menutupi jalan. “Kayaknya baru dua bulan deh ini gapura dibangun. Tepo amat kayak kerupuk,” sindirnya.

Kronologis robohnya gapura di Kampung Setu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Gapura roboh akibat pondasinya terkikis aliran air yang deras mengalir.

Petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat turun bersama warga sekitar mengevaluasi material bangunan. Hingga berita ini diturunkan pejabat dari Dinas Bangunan dan Penataan Ruang belum dapat dikonfirmasi.(Tim K6)




Roboh, Ada 2 Lagi Gapura Serupa di Kota Tangsel

Gapura roboh di Kampung Setu.(Tim K6)

Kabar6-Dari data yang diperoleh Kabar6.com, pembangunan gapura pada 2016 diduga ada di tiga titik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Salahsatu gapura yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel tahun 2016 tersebut roboh di Kampung Setu, RT17/04 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangsel, Minggu (13/8/2017).

Selain di Kampung Setu, diduga ada dua gapura lainnya. Yakni di Perumahan Citra Prima Setu dan Perumahan Permata Pamulang.**Baca Juga: Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

“Yak, itu ada tiga gapura yang dibangun pada 2016. Untuk lengkapnya silahkan tanya ke dinas terkait,” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya kepada Kabar6.com.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Bangunan dan Penataan Ruang (DBPR) Kota Tangsel belum bisa dimintai keterangan terkait pembangunan gapura tersebut.
 
Berita sebelumnya, salah seorang warga sekitar, Cahyono (45) mengatakan, gapura di kampung Setu tersebut roboh usai hujan yang mengguyur wilayah Kota Tangsel dan sekitarnya sekira pukul 15.00. Pada pukul 17.30 gapura tersebut tiba-tiba roboh.**Baca Juga: Sertifikat “Fiktif” Pelajar di Ajang PPDB, Begini Kata Ketua KONI Tangsel

“Tiba-tiba roboh kayak tertiup angin. Kayaknya pondasi gapuranya terkikis oleh air,” ungkapnya menjelaskan kepada kabar6.com, Minggu (13/8/2017).

Menurutnya, gapura tersebut baru saja dibangun pada 2016 lalu oleh Pemerintah Kota Tangsel. Dirinya pun bingung gapura yang usianya tergolong baru itu mudah roboh.

“Kalau soal struktur bangunannya saya kurang paham. Tapi yang saya tahu itu baru 2016 lalu dibangun,” katanya.

Dari pantauan di lapangan, material reruntuhan gapura tersebut menutupi badan jalan dan jembatan di Kampung Setu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.(Tim K6)




Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

Gapura roboh di Kampung Setu. (Tim K6)

Kabar6-Sebuah gapura di Kampung Setu, RT17/04 Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Diduga, robohnya gapura disebabkan oleh struktur bangunan yang rapuh.

Salah seorang warga sekitar, Cahyono (45) mengatakan, gapura tersebut roboh usai hujan yang mengguyur wilayah Kota Tangsel dan sekitarnya sekira pukul 15.00. Pada pukul 17.30 gapura tersebut tiba-tiba roboh.**Baca Juga: Parah…! NEM Kecil Bisa Masuk SMPN Tangsel

“Tiba-tiba roboh kayak tertiup angin. Kayaknya pondasi gapuranya terkikis oleh air,” ungkapnya menjelaskan kepada kabar6.com, Minggu (13/8/2017).

Menurutnya, gapura tersebut baru saja dibangun pada 2016 lalu oleh Pemerintah Kota Tangsel. Dirinya pun bingung gapura yang usianya tergolong baru itu mudah roboh.**Baca Juga: PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong

“Kalau soal struktur bangunannya saya kurang paham. Tapi yang saya tahu itu baru 2016 lalu dibangun,” katanya.

Dari pantauan di lapangan, material reruntuhan gapura tersebut menutupi badan jalan dan jembatan di Kampung Setu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.(Tim K6)




Sertifikat “Fiktif” Pelajar di Ajang PPDB, Begini Kata Ketua KONI Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan bahwa surat sertifikat bagi atlet berprestasi yang beredar di sekolah Tangsel saat berlangsungnya PPDB kemarin, dipastikan fiktif.

Kuat dugaan, bila Sertifikat fiktif tersebut sengaja dimanfaatkan oleh oknum orangtua calon murid untuk melolos anaknya dalam ajang Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP Negeri.

Ketua KONI Kota Tangsel, Rita Juwita, menegaskan pengurus maupun cabang olahraga tidak pernah mengeluarkan sertifikat di luar pertandingan. Kalau  prestasi fiktif muncul tiba-tiba maka membawa dampak kurang baik untuk memotivasi atlet-atlet lain yang benar-benar ingin mengukir prestasi

“Kalau memang itu (sertifikat Kriket) ada, itu kerjaan oknum. Kita akan telusuri. Biar bagaimana juga, ini menyangkut predikat olahraga. Sertifikat itu kan predikat seseorang berprestasi,” tegasnya, Minggu (13/8/2017).

Atas maraknya kasus dugaan sertifikat olahraga fiktif ini, kedepannya KONI Kota Tangsel membuka diri bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) setempat untuk melakukan legal formal menyangkut hal serupa.

Diimbau pula, seluruh sekolah dapat melakukan pengecekan secara ketat dengan memeriksa sertifikat asli jika calon murid menggunakan jalur prestasi saat mengikuti seleksi masuk. KONI Tangsel pun bisa membantu melakukan verifikasi kalau ada permintaan dari Inspektorat Pemerintah Kota Tangsel.

“Ini supaya jangan kasus seperti ini terulang kembali. Sekarang tugas Inspektorat untuk menelusuri dari mana sertifikat palsu itu didapat orang tua murid,” utaranya.**Baca juga: Parah…! NEM Kecil Bisa Masuk SMPN Tangsel.

Di Kota Tangsel, lanjut Rita, pembinaan sejumlah cabang olahraga sudah dilakukan sejak usia dini. Cabang-cabang olahraga tersebut dimana sudah mulai diperlombakan pada kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).**Baca juga: PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong.

“Setahu saya baru olahraga panahan yang diperlombakan oleh atlet usia SD. Kriket baru tingkat profesional. Tapi nanti tetap kita klarifikasi lagi ke ketua cabang olahraga bersangkutan di tingkat kota dan provinsi,” tandasnya.(yud)




Parah…! NEM Kecil Bisa Masuk SMPN Tangsel

Sosialisasi PPDB Online di Tangsel.(yud)

Kabar6-Di SMP Negeri 17 Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dugaan kecurangan lewat jalur online juga ditemukan. ‎Pihak sekolah hanya bisa pasrah lantaran adanya intervensi dari berbagai pihak.

Kepala Sekolah SMP Negeri 17, Hermayandana mengutarakan, pihak sekolah bahkan sempat terkejut. Ada data peserta yang tiba-tiba muncul tanpa sepengetahuan operator online sekolah.

“Kalau masalah pelanggaran batas zonasi sekolah itu pasti banyak. Ini yang saya bingung ada peserta NEM (Nilai Ebtanas Murni)-nya kecil, bisa lolos. Jarak rumahnya juga sekian KM dari sekolah. Sempat ada orang tua lain yang protes ke saya, anaknya nilainya lebih besar tapi kenapa tidak diterima,” ungkapnya, Minggu (13/8/2017).**Baca juga: Demi Kampanyekan Bola Sundul, Begini Nazar “Nekat” Iratmoko.

Atas temuan ini, Herman terangkan, pihak sekolah langsung lakukan pengecekan. Rupanya mereka menemukan adanya kebocoran pada sistem online seleksi.**Baca juga: PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong.

Hanya saja, belum dapat dipastikan pihak mana yang sengaja melakukan input data secara ilegal tersebut. “Jadi panitia sekolah menemukan bahwa ada admin dari luar yang masuk ke kita. Belum diketahui juga, itu yang bertanggungjawab Dinas Pendidikan atau Kominfo,” ujarnya.**Baca juga: Daru Estates, Rumah Murah Dekat Stasiun Daru Tangerang.

Berbeda, kegeraman dirasakan belasan orang tua peserta PPDB di SMP Negeri 9 Kota Tangsel. Pasalnya, anak mereka tetap dinyatakan tidak lolos seleksi kendati sudah menyetorkan sejumlah uang kepada salah satu oknum guru setempat.**Baca juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara.

“Saya barengan 12 orang tua dijanjikan dibantu masuk anak kita sama guru disini (SMP Negeri 9 Kota Tangsel). Kalau saya sudah bayar Rp 2,9 juta. Tapi anak-anak kita enggak juga diterima masuk sekolah,” sungut Wiwi (37), salah satu orang tua calon murid.(yud)




Nenek Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Bernama Elih

Sosok Nenek Elih saat dilarikan ke rumah sakit.(cep)

Kabar6-Meski dalam kondisi penuh luka dan sangat mengenaskan, sosok nenek renta yang ditemukan terkapar di sebuah pos milik Ormas Pemuda Pancasila (PP), di Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (13/08/2017), dipastikan masih hidup.

“Nenek itu bernama Elih. Umurnya, sekitar 73 tahun. Dan, saat ditemukan dia masih hidup, meski sekujur tubuh penuh luka,” ujar Sulaiman, salah seorang pedagang buah yang biasa mangkal tak jauh dari pos tempat ditemukannya tubuh terkapar Nenek Elih.

Menurutnya, korban merupakan tunawisma yang sering buang hajat sembarangan. Kesehariannya memang Elih sering menempati pos yang jarang ditongkroni oleh para kader ‎Ormas Pemuda Pancasila tersebut.

Sulaiman menyebut, sesaat setelah ditemukannya tubuh korban, warga langsung melporkan ke Polsek Serpong. “Tadi katanya tubuh Nenek Elih dilarikan ke RS MEdika Serpong,” ujar Sulaiman lagi.**Baca juga: Nenek Bersimbah Darah, Begini Kata Sekjen MPC PP Tangsel.

Sementar, sumber kabar6.com yang enggan disebutkan namanya di Polres Tangsel mengungkap, bila kini Nenek Elih sudah berada di RSU Tangerang.”Tadi awalnya memang dibawa ke RS Medika, karena rumah sakit itu paling dekat dengan lokasi kejadian. Tapi kemuidan tubuh korban dirujuk ke RSU Tangerang,” ujar sumber kabar6.com lagi.**Baca juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, belum di ketahui pasti identitas dari nenek nahas tersebut, termasuk sebab musabab terjadinya peristiwa Itu. Meski demikian, sampai saat ini kabar6.com masih terus berusaha mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Kepolisian Resor Tangsel.(Yud/Cep)




Nenek Bersimbah Darah, Begini Kata Sekjen MPC PP Tangsel

Sekjen MPC PP Tangsel, Iwan Pristiasya.(ist)

Kabar6-Sekjen Ormas PP Kota Tangsel, Iwan Pristiasya, angkat bicara ihwal ditemukannya sosok seorang nenek renta dengan kondisi bersimbah darah dan tangan putus di pos milik Ormas Pemuda Pancasila (PP), di Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (13/08/2017).

Iwan yang mengaku sudah mendengar informasi ihwal temuan sosok nenek nahas tersebut, namun menegaskan bila saat ini Pos dimaksud sudah dalam kondidi Vakum, karena tidak digunakan lagi untuk sekretariat.

“Saya juga sudah konfirmasi, bila saat si nenek ditemukan, tidak ada anggota kami yang standby disana. Tapi anggota kami juga mengakui, bila sejak Pos itu didirikan, si nenek itu memang sering terlihat dilokasi,” ujar Iwan.**Baca juga: Tragis, Mahasiswa Tewas Tersambar KA di Serpong.

Jadi, Iwan memastikan bila peristiwa yang dialami si nenek dimaksud sama sekali tidak memiliki kaitan dengan Ormas PP.**Baca juga: Daru Estates, Rumah Murah Dekat Stasiun Daru Tangerang.

“Mungkin ini hanya kebetulan saja. Pos itu jadi TKP ditemukannya si nenek dimaksud. kami juga sudah menyerahkan penanganan kasus itu kepada pihak kepolisian setempat,” jelas Iwan.**Baca juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara.

Hingga berita ini diturunkan, belum di ketahui pasti sebab musabab terjadinya peristiwa tersebut, sampai saat ini kabar6.com masih berusaha mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Kepolisian Resor Tangsel.(Yud/Cep)




Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara

Tubuh nenek renta saat ditemukan terkapar.(cep)

Kabar6-Seorang nenek renta tanpa identitas ditemukan terkapar tak sadarkan diri dengan kondisi tangan putus dan tubuh bersimbah darah di sebuah pos milik Ormas Pemuda Pancasila (PP), di Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (13/08/2017).

Saat tubuh korban ditemukan warga, kondisinya sangat mengenaskan. Sekujur tubuhnya penuh luka menganga seperti bekas sabetan benda tajam. Bahkan, bagian lengan kanan sebatas pergelangan ditemukan putus.**Baca juga: Mahasiswa Tertabrak KA Di Serpong, Polisi: Keluarga Sudah Cek Jenazah.

“Saat ditemukan, kondisinya sudah begitu. Nenek itu sudah tidak sadarkan diri, tapi kayaknya masih hidup,” ujar salah seorang warga sekitar lokasi yang enggan disebutkan namanya.**Baca juga: Tragis, Mahasiswa Tewas Tersambar KA di Serpong.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, belum di ketahui pasti identitas dari nenek nahas tersebut, termasuk sebab musabab terjadinya peristiwa Itu. MEski demikian, sampai saat ini kabar6.com masih terus berusaha mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Kepolisian Resor Tangsel.(Yud/Cep)

**Baca juga: PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong.




PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong

Pendaftaran PPDB Online di Tangsel beberapa waktu lalu.(yud)

Kabar6-Beredarnya sertifikat diduga fiktif di seleksi Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) baru mencuat ke permukaan.

Itu menyusul temuan panitia seleksi sekolah tekairt calon siswa atau siswi yang dinilai tidak laik lolos seleksi, namun secara tiba-tiba namanya muncul dan dinyatakan lolos di jalur online.

Di SMP Negeri 4 Pamulang, Kota Tangsel, panitia PPDB setempat menemukan adanya peserta yang lolos seleksi dengan mengantongi sertifikat prestasi olahraga diduga palsu maupun di luar batas jarak zonasi sekolah.

“Saat verifikasi pasca pengumuman (kelulusan pendaftaran online), ada sekitar 12 murid siluman (lolos seleksi tanpa memenuhi prasyarat) yang ternyata muncul 10 orang calon siswa yang rumahnya di luar zonasi, serta dua lainnya memakai jalur prestasi yang sertifikatnya palsu,” ungkap Maysitoh (minta namanya disamarkan) salah satu panitia PPDB SMP Negeri 4 Kota Tangsel, Minggu (13/8/2017).

Setelah melakukan verifikasi pihak sekolah dapat memastikan kalau sertifikat prestasi bidang olahraga Kriket yang dimiliki dua peserta tidak dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.

Kecurigaan adanya kecurangan demikian awalnya mulai terlihat panitia seleksi lantaran calon peserta didik terdaftar dan dinyatakan lolos lewat jalur online reguler, bukan jalur prestasi.

“Harusnya peserta yang ikut jalur prestasi beda dengan yang lainnya. Dan biasanya mereka datang dari luar zonasi. Tapi ini mereka asal Pamulang, rumahnya juga satu komplek. Saat wawancara, orang tuanya awalnya tidak mau ngomong. Tapi akhirnya baru bicara kalau ternyata mereka daftar lewat orang dinas (Pendidikan Kota Tangsel),” paparnya.

Kecurangan lain yakni pelanggaran batas jarak zonasi sekolah. Sesuai aturan, peserta seleksi yang terakomodir harus berdomisili di sekitar lingkungan sekolah dengan jarak garis lurus sejauh maksimal 200 meter. Nyatanya, 10 orang peserta di SMP Negeri 4 datang dari luar zonasi namun tetap dinyatakan lolos seleksi.**Baca juga: Ngaku ‘Smart City’ Situs PPDB Tangsel Susah Diakses.

“Kita coba cek jarak rumah mereka satu-satu pakai (aplikasi Google) Maps. Ternyata jaraknya tidak sesuai batas zonasi. Malah sampai 3,2 kilometer,” katanya.**Baca juga: Calo PPDB di Tangerang Ngaku Anggota LSM dan Wartawan.

Atas hasil verifikasi dan wawancara, pihak sekolah memberikan rekomendasi kepada orang tua murid untuk mendatangi panitia PPDB Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel membawa hasil verifikasi sekolah. Dinas Pendidikan sebagai pemegang kuasa ppenuh untuk menentukan apakah peserta terkait dapat tetap lolos seleksi atau justru digugurkan atas temuan pelanggaran yang ada.**Baca juga: Diduga Oknum Guru Terlibat Percaloan di PPDB Kota Tangerang.

“Kita pihak sekolah cuma lakukan verifikasi saja. Seluruh temuan pelanggaran kita serahkan ke Dinas Pendidikan. Saya minta ke orang tua murid membawa dokumen mereka ke dinas supaya dibuat rekomendasi apakah tetap diloloskan atau tidak. Tapi dari dinas tetap meloloskan, ada tandatangan panitia PPDB dan stempel. Kalau keputusannya begitu ya kita mau gimana, “ ketusnya.(yud)