1

Kisruh PPDB, Inspektorat: Dindik Tangsel Laksanakan Tugas di Luar Aturan

Inspektorat Kota Tangsel. (yud)

Kabar6-Inspektorat Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menanggapi ditemukannya sertifikat dan admin palsu pada sistem seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini. Pada kasus ini, Dinas Pendidikan (Dindik) setempat dituding laksanakan tugas di luar aturan.

Luputnya praktik kecurangan dari petugas terkait, Inspektur Pembantu II Inspektorat Pemerintah Kota Tangsel Ahmad Gani berdalih, dalam hal pengawasan pihaknya hanya sebatas memeriksa dokumentasi berdasarkan data-data yang ada. Ditambah waktu pemeriksaan yang begitu terbatas.**Baca Juga: Sertifikat “Fiktif” Pelajar di Ajang PPDB, Begini Kata Ketua KONI Tangsel

“Sepanjang dia ada ijazahnya atau syarat lainnya, berarti ya sudah. Kalau masalah fiktif atau gimana itu urusan lain. Berarti kita lakukan pemeriksaan khusus lewat orang-orang tertentu,” terang Gani, Selasa (15/8/2017).**Baca Juga: PPDB Online Kacau, Airin: Dindik Sudah Tak Jalankan Instruksi

Menurutnya, untuk pemeriksaan khusus dibutuhkan peran masyarakat memberikan laporan dugaan kecurangan ke Inspektorat Kota Tangsel. Uji praktik ulang menyangkut cabang olahraga terkait menurutnya juga bisa saja dilakukan.

Ranah pidana baru dapat diberikan kepada oknum pembuat sertifikat fiktif setelah bukti kecurangan terbongkar. “Itu namanya Pemeriksaan Tujuan Tertentu. Pelaksanaannya bisa saja laporan dari masyarakat khususnya, atau laporan lain. Sepanjang itu ada akan diperdalam lagi,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, beredar sertifikat prestasi dan admin fiktif saat proses seleksi PPDB tahun ini di Kota Tangsel. Oknum tak bertanggungjawab tetap menggunakan celah kendati sistem seleksi sudah berjalan secara daring atau online.(yud)




Domisili Fiktif, TRUTH: Pemenang Lelang SDN 2 Jombang Harus Digugurkan

Jalan Sulawesi, Sektor XIV BSD, Tangsel.(cep)

Kabar6-Koordinator ‎LSM antikorupsi Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH), Suhendar, mengatakan, absennya orang nomor satu di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sekretariat Daerah Kota Tangsel ‎sangat disayangkan. Deden Deni absen dalam diskusi publik yang digelar di Gedung DPRD, Jalan Raya Viktor, Kec‎amatan Serpong, akhir pekan kemarin.

“Pepatah mengatakan: berani karena benar, takut karena salah‎,” katanya kepada kabar6.com, Selasa (15/8/2017).‎**Baca Juga: 4 Tahun Dibenahi, Gedung SDN 4 Ciputat Belum Rampung?

‎ULP Sekretariat Daerah Kota Tangsel di bawah kendali Walikota Airin Rachmi Diany tidak bekerja secara benar dan maksimal.‎ Indikasi itu dilihatnya dari terungkapnya fakta di lapangan yang terekspose ada pemenang lelang tender pakai alamat fiktif.**Baca Juga: Domisili Pemenang Lelang Proyek Rp11 M di Tangsel Diduga Fiktif

Penggunaan alamat perusahaan palsu termasuk kategori pemalsuan atau kebohongan yang jelas bertentangan dengan moral, etika dan hukum. Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terungkap bahwa pemenang proyek pembangunan gedung SDN 02 Jombang, Kecamatan‎ Ciputat, pakai alamat fiktif yang diduga telah diploting.

“Seyogyanya pemenang tersebut digugurkan, apalagi cacat ini sudah diketahui publik. Sehingga tidak ada pilihan lain,” katanya.

Suhendar menyarankan, bagi para pihak yang terlibat dalam pengadaan barang jasa d sebaiknya melakukan sanggah. Peserta lelang juga dapat melaporkannya kepada pihak-pihak yang berwajib seperti, LKPP, aparat penegak hukum ataupun Komisi Pemberantasan Korupsi.

‎”Meluluskannya jelas merupakan melawan hukum yang tidak lain adalah salah satu unsur tindak pidana korupsi,” terangnya.(yud)




4 Tahun Dibenahi, Gedung SDN 4 Ciputat Belum Rampung?

Afkra (3), balita yang tewas dari lantai 3 SDN 4 Ciputat. (cep)

Kabar6-Peristiwa jatuhnya Afkra (3) dari gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Ciputat patut disikapi serius oleh Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Pasalnya, sejak 2013 hingga 2016 gedung SDN 4 Ciputat tercatat dibenahi menggunakan  Anggaran Pendaatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel.

Pada 2013, Tambahan Ruang Kelas (TRK) SDN 4 dan 8 Ciputat dilaksanakan dengan nilai pagu paket senilai Rp4.134.007.300 dengan pemenang lelang PT Sukalinmas Mekartama Raya. Pada tahun 2014 pembangunan TRK SDN 4 dan 8 Ciputat dilanjutkan dengan nilai proyek Rp1,8 miliar yang dikerjakan oleh PT Estika Gunaprima.**Baca Juga: Jatuh dari Lantai 3 SDN 4 Jombang, Airin Sambangi Kediaman Afkra

Pada tahun 2015, SDN 4 Ciputat juga mengalami TRK dengan nilai pagu Rp 1.499.903.600 yang dimenangkan oleh CV Ramai Jaya. Terakhir pembangunan lanjutan SDN 4 Ciputat pada 2016 dengan nilai pagu Rp4.983.130.400 yang dimenangkan PT Sadar Karya Dinamis.

Ketua Lembaga Swadaya (LSM) Barisan Independen Anti Korupsi (BIAK) Abdul Rafid mengatakan Pemkot Tangsel harus menyikapi persoalan pembangunan di SDN 4 Ciputat. Pasalnya, dalam empat tahun terakhir, SDN 4 Ciputat mengalami pembangunan.**Baca Juga: Begini Kronologis Balita Jatuh di Gedung SDN 04 Ciputat

“Namun, hingga kini belum beres hingga akhirnya merenggut korban jiwa karena diduga pembangunannya mangkrak,” katanya.

Berita sebelumnya, lemahnya fasilitas pengaman serta pengawasan arena bermain dianggap menjadi pemicu insiden kecelakaan yang menewaskan Afkra. Balita malang itu tewas setelah terjatuh dari lantai tiga gedung SDN 4 Ciputat, Kota Tangsel.**Baca Juga: Balita Tewas Terjun Bebas dari Gedung SDN 4 Ciputat

Royani (53), paman korban menceritakan insiden kecelakaan bermula ketika ‎Afkra diajak neneknya untuk menjemput bibinya yang sekolah di lokasi perkara. Sang nenek tak menyadari bila cucunya bermain di tangga gedung sekolah yang belum rampung dibangun.

“Neneknya baru tahu pas ada yang jatuh. Ya pasti kaget, syok neneknya lihat yang jatoh ternyata Afkra,” katanya ditemui usai pemakaman, Senin (14/8/2017) sore.

Keluarga korban, Royani menjelaskan, sangat menyesalkan pihak sekolah yang dinilai kurang peduli terhadap aspek keamanan gedung. Beberapa sisi gedung bertingkat itu belum dipasang pembatas.

Menurutnya, kondisi sekolah yang sekarang sangat membahayakan murid-murid SDN 04 Ciputat. Pihak sekolah sudah terlalu lama membiarkan minimnya fasilitas keselamatan anak-anak.

“Rawan sekali, apalagi yang sekolah kan masih SD, masih suka main ke sana ke sini, kalau memang membahayakan dan bangunannya belum rampung harusnya ditutup dulu, kasih pembatas,” tegasnya.(az)

 

 

(az)




Jatuh dari Lantai 3 SDN 4 Ciputat, Airin Sambangi Kediaman Afkar

Airin saat berada di kediaman orangtua Afkra. (az)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mendatangi kediaman orangtua Afkra (3) bocah yang jatuh dari lantai 3 SDN 4 Ciputat di RT 12 RW 12, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Selasa (15/8/2017).

“Yang pastinya kami turut belasungkawa dan berduka cita atas insiden yang terjadi terhadap Afkar,” ujar Airin.

 turut berbelasungkawa atas insiden yang menimpa Afkar, balita 2 tahun yang jatuh dari lantai 3 SDN 4 Ciputat. Airin pun menyambangi kediaman orangtua Afkar di RT 12 RW 12, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Selasa (15/8/2017).**Baca Juga: Balita Tewas Terjun Bebas dari Gedung SDN 4 Ciputat

Dengan adanya insiden ini, ia berharap mampu menjadi koreksi dan peringatan bagi semua pihak terkait untuk menghindari terulang kembali.

“Ya, untuk biaya rumah sakit sedang diupayakan dari pemerintah dan bagaimana itu nanti bisa mengcovernya,” katanya.

Berita sebelumnya, lemahnya fasilitas pengaman serta pengawasan arena bermain dianggap menjadi pemicu insiden kecelakaan yang menewaskan Afkra. Balita malang itu tewas setelah terjatuh dari lantai tiga gedung SDN 4 Ciputat, Kota Tangsel.**Baca Juga: Balita Tewas Terjun Bebas dari Gedung SDN 4 Ciputat

Royani (53), paman korban menceritakan insiden kecelakaan bermula ketika ‎Afkra diajak neneknya untuk menjemput bibinya yang sekolah di lokasi perkara. Sang nenek tak menyadari bila cucunya bermain di tangga gedung sekolah yang belum rampung dibangun.

“Neneknya baru tahu pas ada yang jatuh. Ya pasti kaget, syok neneknya lihat yang jatoh ternyata Afkra,” katanya ditemui usai pemakaman, Senin (14/8/2017) sore.

Keluarga korban, Royani menjelaskan, sangat menyesalkan pihak sekolah yang dinilai kurang peduli terhadap aspek keamanan gedung. Beberapa sisi gedung bertingkat itu belum dipasang pembatas.

Menurutnya, kondisi sekolah yang sekarang sangat membahayakan murid-murid SDN 04 Ciputat. Pihak sekolah sudah terlalu lama membiarkan minimnya fasilitas keselamatan anak-anak.

“Rawan sekali, apalagi yang sekolah kan masih SD, masih suka main ke sana ke sini, kalau memang membahayakan dan bangunannya belum rampung harusnya ditutup dulu, kasih pembatas,” tegasnya.(az)




PPDB Online Kacau, Airin: Dindik Sudah Tak Jalankan Instruksi

Antrean KK saat PPDB 2017. (yud)

Kabar6-‎Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany, mengklaim telah menginstruksikan agar sistem Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini dilaksanakan sesuai regulasi yang berlaku. Namun fakta di lapangan amburadul lantaran banyak ditemui masalah.

“Dindik (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) sudah tidak menjalankan instruksi,” ‎klaimnya saat dihubungi wartawan, Senin (14/8/2017).**Baca Juga: PPDB Online, Oknum Dindikbud Tangsel Diduga Kongkalikong

Airin mengakui bila organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tidak melaksanakan arahan yang telah disampaikan olehnya. Makanya ia menginstruksikan kepada‎ lainnya agar kedepannya turut mengawasi proses pengawasan.**Baca Juga: Sertifikat “Fiktif” Pelajar di Ajang PPDB, Begini Kata Ketua KONI Tangsel

“Inspektorat sudah masuk untuk PPDB tahun depan,” singkat Airin menambahkan.

Terpisah, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangsel, Fuad, mengaku sistem aplikasi PPDB online‎ bukan produk buatan pihaknya. Sebab sistem aplikasi buatan institusinya tidak jadi dipakai.

“Sistemnya pakai punya Dindik. Jadi tanyakan saja ke Dindik,” ujarnya. Hingga berita ini diturunkan, Taryono, Sekretaris Dindikbud yang juga‎ merangkap sebagai pelaksana tugas orang nomor satu belum dapat dikonfirmasi.(yud)




Begini Kronologis Balita Jatuh di Gedung SDN 04 Ciputat

Pemakaman Afkra di TPU Kedaung.(cep)

Kabar6-‎Lemahnya fasilitas pengaman serta pengawasan arena bermain dianggap menjadi pemicu insiden kecelakaan yang menewaskan Afkra (3). Balita malang itu tewas setelah terjatuh dari lantai tiga gedung SDN 4 Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Royani (53), paman korban menceritakan insiden kecelakaan bermula ketika ‎Afkra diajak neneknya untuk menjemput bibinya yang sekolah di lokasi perkara. Sang nenek tak menyadari bila cucunya bermain di tangga gedung sekolah yang belum rampung dibangun.

“Neneknya baru ngeh pas tahu ada yang jatoh. Ya pasti kaget, syok neneknya lihat yang jatoh ternyata Afkra,” katanya ditemui usai pemakaman, Senin (14/8/2017) sore.

Keluarga korban, Royani menjelaskan, sangat menyesalkan pihak sekolah yang dinilai kurang peduli terhadap aspek keamanan gedung. Beberapa sisi gedung bertingkat itu belum dipasang pembatas.**Baca juga: Ini Aspek Munculnya Teroris di Indonesia.

Menurutnya, kondisi sekolah yang sekarang sangat membahayakan murid-murid SDN 04 Ciputat. Pihak sekolah sudah terlalu lama membiarkan minimnya fasilitas keselamatan anak-anak.**Baca juga: Balita Tewas Terjun Bebas dari Gedung SDN 4 Ciputat.

“Rawan sekali, apalagi yang sekolah kan masih SD, masih suka main ke sana-ke sini, kalau memang mmbahayakan dan bangunannya belum rampung harusnya ditutup dulu, kasih pembatas,” tegasnya.(cep/yud)




Nenek Elih Korban Penganiayaan di Tangsel Akhirnya Tewas

Nenek Elih. (cep)

Kabar6-Elih (73), nenek renta yang terluka parah akibat diduga menjadi korban penganiayaan nyawanya tak bisa diselamatkan. Ia ditemukan sudah bersimbah darah di pos salahsatu ormas di Jalan Lengkong Karya RT 006 RW 002, Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Wanita tunawisma itu bersimbah darah setelah tangan kanannya terluka parah. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Medika Serpong, hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Tangerang.**Baca Juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara

“‎Pas nyampe di sini jam satu kayaknya sudah meninggal. Karena kemari untuk kepentingan autopsi,” kata Yadi, petugas kamar mayat di RSU Tangerang, Senin (17/8/2017).

Menurutnya, jasad korban dibawa oleh petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Serpong.

Elih diduga mendapat tebasan senjata tajam dari pelaku. Korban terluka parah pada bagian ‎pergelangan tangan kananputus, dan‎ lengan tangan kanan hampir putus.**Baca Juga: Nenek Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Bernama Elih

Juga terdapat dua luka robek di paha sebelah kanan, dan luka robek pinggang bagian kanan.‎ “Jasad korban dibawa oleh petugas dari Polsek Serpong,” terang Yadi.

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait peristiwa sadis yang menimpa Elih.(fbi/yud)




Balita Tewas Terjun Bebas dari Gedung SDN 4 Ciputat

Balita terjun dari Gedun SDN 4 Ciputat. (yud)

Kabar6-‎Afkra (3), bocah belia warga Gang Langgar RT 12 RW 11 Nomor 41, Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan‎ (Tangsel) terjatuh dari lantai tiga bangunan sekolah. Ia sempat sekarat dan akhirnya meninggal dunia akibat gegar otak.

Insiden kecelakaan itu terjadi di SDN 4 Ciputat. Afkra diduga sedang bermain bersama teman-temannya tetapi tidak mendapatkan pengawasan dari kedua orangtuanya, Riyanto (30) dan Tia (23).**Baca Juga: Gapura di Tangsel Roboh, Ini Kata Airin dan Pesbukers

“Keponakan saya akan dimakamin,” kata Royani (53), paman korban ditemui di rumah duka, Senin (14/8/2017).

Menurutnya, anak semata wayang itu sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Sari Asih Ciputat. Namun nyawa Afkra tak tertolong lantaran mengalami luka parah.**Baca Juga: Diskusi Publik Soal Lelang Proyek, ULP Tangsel Ogah Hadir

Royani menjelaskan, korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum yang tak jauh dari lokasi kediamannya. Tampak tenda dan kursi-kursi masih berjejer di depan rumah duka.

“Dimakaminnya di TPU Kedaung. Kami pastinya berasa kehilangan,” kata Royani sedih.(yud/cep)




Gapura di Tangsel Roboh, Ini Kata Airin dan Pesbukers

Gapura roboh. (Tim K6)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany telah menginstruksikan kepada jajarannya segera memperbaiki bangunan gapura yang roboh. Padahal gapura di Kampung Setu RT 017 RW 04, Kelurahan/Kecamatan Setu, baru saja dibangun.

“Saya sudah minta agar dibangun lagi. Yang kokoh, yang kuat,” katanya kepada kabar6.com ditemui di kantor Kecamatan Setu, Senin (14/8/2017).

Insiden robohnya gapura yang membatasi wilayah Kelurahan Setu dengan Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, itu mendapat respon nyinyir dari pesbukers, sebutan bagi pengguna situs jejaring sosial‎ facebook.**Baca Juga: Baru Dibangun 2016, Gapura di Kampung Setu Roboh

Seperti pernyataan yang disampaikan pemilik akun bernama Andi Purwonegoro. Ia menduga bahwa material bangunan yang dipakai oleh pihak ketiga sebagai kontraktor pelaksana pembangunan gapura tidak bagus.**Baca Juga: Roboh, Ada 2 Lagi Gapura Serupa di Kota Tangsel

“‎Semennya kurang nyokot,” kata Andi Purwonegoro. Ungkapan sama bernada nyinyir juga disampaikan pesbukers lainnya pemilik akun bernama Eko Budi Prasetyo.

Ia menuding pihak kontraktor tidak memenuhi spesifikasi dengan mengkorupsi material bahan bangunan.‎ “Biasa itu adonannya dikurangin dikit,” ujar Eko.**Baca Juga: Gapura Roboh di Tangsel, Warga: ‘Tepo Amat Kayak Kerupuk’

Abdul Aziz Pagar Alam, pesbukers lainnya mengungkapkan bahwa insiden bangunan roboh di Kota Tangsel sudah menjadi rahasia umum. Pun bukan pertama kali terjadi. “Tidak heran jika itu terjadi di Tangsel,” ungkapnya.(Tim K6)




Diskusi Publik Soal Lelang Proyek, ULP Tangsel Ogah Hadir

Ilustrasi.(Ist)

Kabar6-Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan menggelar diskusi publik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Diskusi tersebut menyoroti persoalan lelang yang ada di Kota Tangsel.

Ketua Pengurus LBH Keadilan Abdul Hamim Jauzie mengatakan dalam dialog tersebut. pihaknya menghadirkan pembicara dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangsel yakni Ketua Komisi I Ahmad Syawqi, Koordinator Truth Suhendar dan mengundang pihak Unit Lelang Pengadaan (ULP) Kota Tangsel.**Baca Juga: Domisili Pemenang Lelang Proyek Rp11 M di Tangsel Diduga Fiktif

“Sayang sekali Kepala Bagian ULP Kota Tangsel tak hadir. Seharusnya Pak Deden menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan pandangannya sebagai pemangku kepentingan yang selama mengurus pengadaan barang dan jasa Pemkot Tangsel. Pak Deden bisa menyampaikan kelarifikasi atas pertanyaan, pernyataan masyarakat,” ungkap Abdul menjelaskan dalam siaran pers hak jawab yang dikirim ke Kabar6.com, Senin (14/8/2017).

Menurut Abdul, dalam diskusi tersebut dibahas proses pengadaan barang dan jasa, meskipun sudah dilakukan secara elektronik, masih menyisakan celah untuk berlaku curang. Praktek korupsi masih ditemukan dalam pengadaan barang dan jasa. Proses lelang ini mendesain perusahaan yang akan memenangkan lelang di Tangsel.**Baca Juga: Aneh, Perusahaan Domisili Fiktif Bisa Punya Izin di Tangsel

“Peserta lelang yang difungsikan sebagai “boneka” peserta lelang agar terlihat ada kompetisi juga masih terjadi dalam pengadaan secara elektronik. Demikian juga permainan kecepatan dalam website LPSE yang sangat mudah dipermainkan sehingga perusahaan tertentu gagal mengupload dokumen perusahaan dalam website LPSE, katanya.(az)

Berita ini diturunkan untuk memenuhi hak jawab atas berita https://www.kabar6.com/tangerang/selatan/34914-knpi-dan-dprd-soroti-persoalan-lelang-proyek-di-tangsel.