1

73 Mahasiswa UMJ KKN di Kecamatan Setu

KKN di kecamatan Setu. (yud)

Kabar6-‎Sejumlah mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mereka terjun langsung ke tengah masyarakat di Kecamatan Setu.

“Ada 73 orang peserta yang ikut KKN, dan dibagi ke dalam 12 kelompok,” ungkap Ketua Panitia KKN UMJ, Dwi Putri Cahyawati, Minggu (20/8/2017).**Baca Juga: Kelurahan Lengkong Karya Kampanyekan Wajib PBB di HUT RI

Menurutnya, mahasiswa-mahasiswi peserta KKN disebar di dua wilayah Kecamatan Setu. Antara lain di Kelurahan Muncul dan Keranggan, selama 10 hari dari 14-24 Agustus 2017.

Dwi menyatakan, tujuan digelarnya KKN adalah agar seluruh mahasiswa-mahasiswi Fakultas Hukum UMJ dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah.**Baca Juga: Tolak Narkoba, DPD Perank Tangsel Santuni Yatim di HUT RI Ke-72

“Kami harapkan Pemerintah Kota Tangsel dapat membantu dan berbagi pengalaman yang bermanfaat kepada peserta KKN,” terangnya.‎(yud)




Kelurahan Lengkong Karya Kampanyekan Wajib PBB di HUT RI

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Meriahnya peringatan HUT RI ke-72 di Lapangan Ciater 2, Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Tangsel, Sabtu (18/8/2017) malam, kiranya jadi moment tersendiri bagi aparatur kelurahan setempat untuk terus mengkampanyekan membayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tepat waktu.

“Di moment saya menyampaikan pesan Pak Lurah, agar Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang hadir disini jangan lupa membayar PBB tepat waktu. Batas akhir pembayaran PBB tahun ini adalah tanggal 30 Agustus mendatang,” ujar Mustofa, staf Kelurahan Lengkong Karya, saat hadir menggantikan Lurah Lengkong Karya, H. Nasir yang berhalangan hadir dilokasi.

Mustofa juga mengingatkan, bila warga terlambat membayar PBB sampai batas waktu yang telah ditetapkan, maka bakal ada sanksi denda yang akan dijatuhkan. “Jadi sebelum tanggal 30 Agustus haru dilunasi, kalau tidak ya nanti bisa kena denda,” ujarnya.

Ditemui kabar6.com usai memberikan sambutan, Mustofa mengatakan sosialisasi tersebut disampaikan guna mengejar target PBB diwilayah setempat yang kini sudah memasuki batas waktu akhir pembayaran.**Baca juga: Pemkot Tangsel Ingatkan, Program Penghapusan Denda PBB Segera Berakhir.

“Kita terus berupaya mengejar target PBB, guna mengantisipasi banyaknya warga yang menunggak. Dan, sosialisasi ini menjadi tanggungjawab kami sebagai aparatur di tingkat kelurahan,” ujarnya.**Baca juga: Tolak Narkoba, DPD Perank Tangsel Santuni Yatim di HUT RI Ke-72.

Untuk diketahui, wilayah Lengkong Karya terdiri dari 11 RW dan 32 RT, dengan jumlah wajib pajak mencapai 5.000 jiwa.(BL/az)




Jenazah Nenek Elih Terganjal Biaya Rp3,5 Juta di RSUD Tangerang

Moch. Harry Soehardiyanto, keponakan Nenek Elih.(ist)

Kabar6-Jenazah Nenek Elih (72), Nenek renta korban penganiayaan sadis yang ditemukan terkapar bersimbah darah dengan lengan putus di Pos Ormas Pemuda Pancasila (PP) di Jalan Lengkong Karya RT000/002, Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, masih tertahan di RSU Tangerang.

Jasad Nenek Elih, belum bisa dibawa pulang untuk dimakamkan, karena pihak keluarga belum membayar biaya administrasi untuk autopsi dan kamar mayat sebesar Rp3,5 juta.

“Tadi saya datang ke RSU Tangerang mau jemput jenazah Ncing saya, tapi pihak rumah sakit bilang belum bisa dikeluarkan, karena belum bayar biaya autopsi dan kamar mayat Rp3,5 juta,” ungkap Moch. Harry Soehardiyanto, keponakan korban, kepada Kabar6.com, Sabtu (19/8/2017).

Menurut Harry, pihaknya berharap jenazah adik kandung dari ibunya itu segera dimakamkan, mengingat mayat korban sudah lama disimpan di kamar màyat di RSU Tangerang.**Baca juga: Dikenal Royal, Nenek Elih Akan Dimakamkan di Sepatan.

Tak hanya itu, pihak keluarga juga sudah menyiapkan makam di kawasan Sepatan Kabupaten Tangerang, dengan biaya sebesar Rp400 ribu.**Baca juga: Akhirnya, Keluarga Jemput Jasad Nenek Elih Dari RSU Tangerang.

“Kami harap mayat Ncing (sapaan betawi-red), segera dimakamkan. Namun, pihak RSU Tangerang enggak bisa mengeluarkan jenazah, karena hari ini libur dan saya disuruh tunggu sampai hari Senin esok,” katanya.**Baca juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara.

Hingga berita ini disusun, Kabar6.com belum mendapatkan keterangan dari pihak RSU Tangerang, ihwal mayat korban yang masih ditahan tersebut.(Tim K6)




Dikenal Royal, Nenek Elih Akan Dimakamkan di Sepatan

JAsad penuh luka Nenek Elih saat ditemukan.(ist)

Kabar6-Jasad Elih (73) yang sempat lama disimpan di kamar mayat Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang, sebelum kemudian dijemput keluarga serta kerabatnya.

Sedianya, nenek renta itu ditemukan bersimbah darah di pos salah satu ormas Pemuda Pancasila (PP) yang terletak di Jalan Lengkong Karya RT 006 RW 002, Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel)‎.

Hari, salah seorang keponakan Nenek lih mengaku, telah berada di rumah sakit untuk menjemput jenazah almarhumah. Jasad bibinya akan langsung dimakamkan di wilayah Kabupaten Tangerang.

“Akan dimakamin di Cadas‎, Sepatan,” katanya saat dihubungi kabar6.com lewat sambungan selularnya, Sabtu (19/8/2017).

Hari memastikan bahwa adik kandung ibunya itu hidup sebatang kara. Selama hidupnya Elih tidak mempunyai suami dan anak.**Baca juga: Nenek Bersimbah Darah, Begini Kata Sekjen MPC PP Tangsel.

Menurutnya, pemukiman di sekitar loka‎si perkara merupakan tanah kelahiran Elih. Ada sejumlah tokoh masyarakat masih menjadi keluarga serta kerabat korban.**Baca juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara.

“Cuma nenek-nenek itu orangnya royal, baik.‎ Saya sudah ceritakan semua ke penyidik di Polres Tangsel,” terang Heri.**Baca juga: Akhirnya, Keluarga Jemput Jasad Nenek Elih Dari RSU Tangerang.

Ia pun merasa bingung saat hendak menjemput jasad Elih dikenai biaya Rp3,5 juta.(cep/yud)




Akhirnya, Keluarga Jemput Jasad Nenek Elih Dari RSU Tangerang

Hari, keponakan Nenek Elih saat menjemput jenazah di RSU Tangerang.(ist)

Kabar6-Misteri identitas Elih (73), akhirnya terjawab. Nenek renta itu diduga telah menjadi korban penganiayaan berat dan sadis di sebelumnya ditemukan terkapar bersimbah darah di Pos Ormas Pemuda Pancasila (PP) di Jalan Lengkong Karya RT 006 RW 002, Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu kemarin.

Jasad korban yang terluka parah itu sempat lama berada di kamar jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang. “Ini sekarang saya lagi di rumah sakit mau menjemput jenazah,” ungkap Hari, salah seorang keponakan Nenek Elih saat dikonfirmasi kabar6.com, Sabtu (19/8/2018).**Baca juga: Infonya, Nenek Elih Punya Keluarga Bukan Tunawisma.

Ia tak menampik bila adik dari ibu kandungnya itu dilabeli predikat sebagai tunawisma. Sebab selama ini Elih hidup sebatang kara. Hari menyatakan, ‎selama ini bibinya tidak punya suami dan anak. Meski demikian Elih masih mempunyai sejumlah keluarga dan kerabat dekat.**Baca juga: Nenek Elih Korban Penganiayaan di Tangsel Akhirnya Tewas.

Bahkan banyak diantara keluarga dan kerabat korban bermukim tak jauh dari ‎lokasi perkara. “Mungkin karena enggak mau kerepotan,” terang Hari.**Baca juga: Tangan Kanan Putus, Nenek Renta Bersimbah Darah di Pos PP Serpong Utara.

Polisi pun hingga kini masih kesulitan mengungkap dan menangkap pelaku yang sadis menyabetkan senjata tajam ke tubuh Elih.‎ Saat ditemukan tubuh korban dipenuhi luka bacokan, sementara sebelah tangan dari batas pergelangan juga putus akibat sabetan senjata tajam.(cep/yud)




Ini Teknologi Pengurai Antrean di Simpang Jalan Kota Tangsel

Kabid Lalulintas Dishub Tangsel Ika.(az)

Kabar-Untuk mengurai antrean kendaraan di simpang jalan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangsel menyiapkan beberapa cara. Salahsatunya menggunakan Intelligent Traffic Systems (ITS).

Kabid Lalulintas Dishub Tangsel Ika mengatakan ITS ini merupakan bagian dari sistem Area Traffic Control System (ATCS) yang sudah berjalan di Kota Tangsel. Dengan ITS, managemen kontrol lalulintas di simpang jalan diyakini bakal lebih efektif.**Baca Juga: Dishub Tangsel Sukses Layani Perayaan Lebaran 2017

“ITS ini merupakan teknologi manajemen lalulintas yang modern,” ungkap Ika menjelaskan kepada Kabar6.com, Jumat (18/8/2017).

Ika menerangkan, ATCS di Kota Tangsel berfungsi sebagai monitoring, evaluasi dan pengendalian. ITS ini merupakan pelengkap dari ATCS yang bakal diterapkan di 18 titik di Kota Tangsel. Sistem canggih dan ITS ini bakal mendeteksi otomatis antrean kendaraan di simpang jalan.

“ITS ini sistem pintar. Bisa mendeteksi tumpukan kendaraan. Jadi, jika sistem mendeteksi antrean kendaraan yang overload, maka traffic light akan otomatis menjadi hijau,” katanya.

Saat ini pihaknya telah menerapkan ATCS di tiga titik di Kota Tangsel. Yakni di perempatan German Center, Alam Sutera dan Gading Serpong. Dalam waktu dekat, tiga titik ini juga akan dipasangi ITS.

“Targetnya 18 titik simpang jalan di Kota Tangsel akan dipasangi ATCS lengkap dengan ITS. Kami menargetkan 2021 sistem ini akan terpasang di 18 simpang jalan di Kota Tangsel,” tambahnya.(az)




Gagal Tertibkan PKL, Ketum HMI Ciputat: Airin Mundur Saja

Pasar Ciputat. (Dok K6)

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dinilai gagal menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar Jalan Aria Putra, Pasar Ciputat. Kondisi pasar yang kacau telah memancing reaksi keras dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat, Zainuddin Asri.

Dalam keterangannya, Zainuddin Asri meminta Airin turun dari jabatannya karena dinilai gagal menertibkan PKL di sekitar Jalan Aria Putra, Pasar Ciputat.**Baca Juga: DPD Perank Belum Temukan Jejak Flakka di Tangsel

“Kalau Airin tak mampu menertibkan, mundur saja dari jabatannya. Masih banyak yang lebih kompeten,” ungkap Zainuddin dalam siaran persnya, Jumat (18/8/2017).

Pria yang akrab disapa Bung Asri ini juga menyampaikan kekesalannya kepada Pemkot Tangsel yang dianggap tidak mampu menggunakan otoritasnya untuk menertibkan pedagang kaki lima tersebut.**Baca Juga: Kesempatan Dalam Kesempitan

“Pemerintah punya anggaran besar, punya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tapi kalah sama PKL. Apa harus saya ajarin caranya?” tegasnya.

Pernyataan Zainuddin Asri tersebut bukanlah bualan belaka. PKL yang menjajakan aneka komoditi memang terlihat memenuhi bahu jalan sampai terowongan.

“Bukannya tidak taat aturan tapi kami punya keluarga dan perlu makan,” ujar salah seorang pedagang yang tidak mau menyebutkan namanya.(az)




Ini Kisah Korban Penipuan Promosi Jabatan di Tangsel

PNS di Tangsel. (yud)

Kabar6-Pelaku penipu berkedok promosi jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diyakini orang yang dekat dengan lingkup Pemkot Kota Tangsel. Pasalnya, pelaku mempunyai kontak nomor telepon genggam para pejabat eselon IV dan III.

Salah seorang pejabat eselon III yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan dirinya nyaris jadi korban penipuan pelaku. Akan tetapi, dirinya tidak menanggapi permintaan dan iming-iming yang dilontarkan pelaku.**Baca Juga: Rekening Pelaku Penipuan PNS Tangsel Diblokir

Kepada Kabar6.com, sumber ini mengatakan dirinya mendapat telepon pada Jumat pagi (18/8/2017). Saat itu pelaku mengimingi sumber dengan jabatan yang lebih tinggi.

“Dia (pelaku, red) mengimingi saya jabatan eselon III. Dari awal saya sudah curiga kalau ini penipuan. Gimana saya mau percaya, saya kan sudah eselon III,” ungkapnya, Jumat (18/8/2017).

Sumber ini melanjutkan, pelaku juga meminta sumber segera mengirimkan uang ke rekening milik pelaku. Tak tanggung-tanggung, pelaku meminta uang sebesar Rp50 juta.**Baca Juga: BKPP Tangsel: Awas Penipuan Berkedok Naik Pangkat

“Tapi, saya sempat penasaran. Karena suara pelaku terasa familiar di telinga saya,” katanya.

Dirinya meyakini, pelaku merupakan orang yang sangat dekat dengan lingkup Pemkot Tangsel. Pasalnya pelaku hapal nama pejabat sekaligus memegang nomor kontak pejabat di Tangsel.

“Serahkan saja kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Mudah-mudahan pelakunya cepat tertangkap,” tambahnya.(az)




Rekening Pelaku Penipuan PNS Tangsel Diblokir

PNS. (Yud)

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengingatkan aparatur daerah setempat agar mewaspadai penipuan berkedok promosi atau kenaikan pangkat. Imbauan itu disampaikan setelah ada satu dari lima Pegawai Negeri Sipil (PNS) terlanjur menjadi korban.

“‎Jadi jangan sampai kejadian seperti itu terulang lagi di Tangsel,” kata Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie, Jumat (18/8/2017).**Baca Juga: BKPP Tangsel: Awas Penipuan Berkedok Naik Pangkat

Ia menegaskan, undang-undang telah mengatur bahwa penegakan hukum terhadap kasus kejahatan penipuan serta gratifikasi‎ tidak hanya menyeret pelakunya saja. Pihak pemberi suap pun dapat diancam hukuman penjara.

“Baik yang mengirim uang dan menerima uang, pastinya akan dikenakan hukuman,” tegas Bang Ben, sapaan akrab kader Partai NasDem itu.

Terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Tangsel, Apendi, korban berinisial S yang sudah terlanjur mentransfer uang sebanyak Rp10 juta. Kini nomor rekening Bank Mandiri atas nama Nur Azizah yang digunakan untuk menampung uang hasil tipu-tipu sudah diblokir oleh pelaku.**Baca Juga: Ditantang Beberkan Data Korupsi di Tangsel, Begini Jawaban Kemal

“Setelah kami cek pelaku sudah mencairkan uang hasil penipuan,” tambah Apendi.‎ Menurutnya, korban bertugas di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tangsel.

Sedangkan seluruh calon korban lainnya yang melapor merupakan pejabat eselon IV. Empat orang diantaranya urung tertipu lantaran cepat berkoordinasi sebelum mentransfer uang ke nomor rekening yang disodorkan pelaku.

“Mereka semua tergiur karena dijanjikan promosi dan naik pangkat oleh oknum pelaku yang mengaku bertugas di BKPP,” tambah Apendi.(yud)




DPD Perank Belum Temukan Jejak Flakka di Tangsel

Ketua DPD Perank Tangsel, Ali Nasution.(BL)

Kabar6-Selain gencar melakukan sosialisasi anti narkoba, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perank (Perkumpulan Anti Narkoba) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), juga terus mempelajari geliat peredaran narkoba, khususnya di kalangan pelajar di wilayahnya.

DPD Perank Tangsel hingga kini mayakini masih belum menemukan kasus narkoba mematikan jenis Flakka. Sedianya, narkoba ini memiliki sifat adiktif dan mampu mengubah perilaku seseorang.

Tak hanya itu, Flakka bahkan bisa bikin penggunanya menjadi seperti zombie. Flakka merupakan ganja campuran berbentuk kristal putih. “Sampai saat ini kita belum temukan kasus Flakka di Tangsel,” ujar Ketua DPD Perank Tangsel, Ali Nasution kepada kabar6.com, Jumat (18/8/2017).

Pria yang akrab disapa Bang Anas ini percaya bila narkoba Flakka belum masuk ke Indonesia, meski memang efek mabuk Flakka memang sudah banyak tersebar di jejaring sosial youtube.

“Saya percaya, Flakka itu belum ada di Indonesia. Tapi efek mengerikan Flakka yang sudah banyak tersebar di youtube, membuat kita jadi sangat khawatir,” ujarnya.

Sedemikian parahnya efek Flakka pada tubuh penggunanya, diklaim Bang Anas membuat pihaknya semakin gencar mensosialisasikan bahaya penggunaan narkoba pada tubuh, khususnya pada kalangan remaja usia sekolah.

“Untuk itu, kami mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan memerangi narkoba. Karena sedianya, pemberantasan narkoba adalah tanggungjawab kita bersama sebagai generasi muda,” ujarnya.**Baca juga: Dishub Banten Meradang, Bandara Bansel Batal Dibangun.

Seperti diketahui, hasil investigasi yang dilakukan DPD Perank Tangsel menyimpulkan bila hingga kini kalangan pelajar di tanah air, khususnya Tangsel sangat rawan terhadap sasaran peredaran narkoba.**Baca juga: Perank Tangsel Klaim Cimeng Paling Diminati Pelajar.

Perank juga menyimpulkan, hingga kini jenis narkoba paling familiar dikalangan pelajar adalah ganja alias cimeng. Sedangkan narkoba jenis sabu, lebih dininati oleh kalangan pekerja atau usia produktif.(BL)