1

Surat Permohonan Informasi GMAKS Tidak Memenuhi Syarat

Surat permohonan informasi publik yang tidak ditandatangani. (az)

Kabar6-Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyayangkan informasi yang beredar terkait Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Informasi yang beredar, DPU Kota Tangsel dinilai tidak kooperatif dalam memberikan informasi publik kepada masyarakat.

Sekretaris DPU Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Aries Kurniawan mengatakan surat yang dilayangkan Lembaga Swadaya Masyakarat (LSM) Gerakan Moral Anti Kriminalitas (GMAKS) pada 26 Februari 2017 silam tidak direspon oleh pihaknya. Pasalnya, permohonan informasi yang dilayangkan tersebut tidak memenuhi syarat

“Tidak akan kita jawab. Karena memang tidak dilengkapi stempel dan tandatangan pengurusnya. Artinya kan tidak sah,” tandasnya.**Baca Juga: Lapak Pemulung Ciputat Terbakar, Kerugian Capai Rp200 Juta

Ia juga meminta para pemohon informasi publik, khususnya lembaga untuk memperhatikan kelengkapan administrasi lembaganya. Seperti Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Badan Kesbangpol yang masih berlaku.

“Saya duga SKT milik GMAKS ini juga sudah tidak berlaku, yakni SKT : No 220/533-SKT/Kesbangpol/2013. Bisa dicek kok. Jadi, semua pemohon informasi ini harus mengikuti prosedur, tidak bisa sembarangan,” tandasnya.(az)




Hari Ini, Klinik Pajak Koperasi dan UKM Hadir di Tangsel

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Kabar gembira bagi Anda pelaku usaha kecil dan menengah yang hingga kini masih kebingungan dengan persoalan pajak.

 
Ya, itu seiring dengan upaya Forum Komunikasi Pengusaha Kecil dan Menengah Indonesia (FK.PKMI) Perwakilan Tangsel yang pada Selasa (12/9/2017) hari ini, rencananya akan membuka gerai Tax Centre atau Klinik Pajak bagi anggota Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
 
Rencananya, Tax Centre atau Klinik Pajak ini akan diresmikan oleh Direktur Pelayanan dan Penyuluhan Ditjen Pajak, Hestu Yoga Saksama, Rabu (13/9), di Resto Kampoeng Anggrek, sekitar pukul 14.00 WIB. 
 
Ketua FK PKMI, H. Arwan Simanjuntak menjelaskan, Klinik Pajak ini hadir untuk memberikan pelayanan konsultasi dan penataan pembukuan yang baik dan benar bagi para UKM.
 
“Sudah saatnya UKM dikelola secara profesional, karena setiap pengusaha itu pasti punya impian usaha berkembang dan besar,” jelasnya.
 
UKM di Indonesia, menurut Arwan, menjadi salah satu penggerak perekonomian yang handal. Betapa tidak, sekitar 57 juta UKM yang ada di Indonesia saat ini telah mampu menyumbang 60 persen dari Product Domestic Bruto (PDB) dan juga membantu membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat.
 
“Kewajiban kita untuk membayar pajak tentu harus dipatuhi, karena sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diperoleh,” jelasnya.**Baca juga: Nakal, Walikota Tangerang Perintahkan Segel Proyek PT Witamana Berkat Jaya.
 
Berdasarkan data yang dimilki FK PKMI Tangsel, UKM yang banyak dilirik orang adalah UKM bidang kuliner, bidang pakaian, bidang pendidikan, bidang otomotif, bidang agrobisnis, dan bidang teknologi internet.(BL/asn)‎




Kapolsek Cisauk: Ayunan Celurit Pelajar Kena Tanda Pangkat

Kapolsek Cisauk, AKP Abdul Kohar.(yud)

Kabar6-Kapolsek Cisauk, Ajun Komisaris Abdul Kohar, merasa‎ bersyukur anak buahnya bisa lolos dari malapetaka. Aiptu Sugiri, anggota Sabhara dicelurit gerombolan pelajar yang sedang bonceng truk marah akibat aksinya ingin tawuran dicegah.

“Hari ini yang bersangkutan sudah masuk lagi seperti biasa,” katanya saat dikonfirm kabar6.com, Senin‎ (19/9/2017).

Menurutnya, senjata tajam yang diayunkan pelajar pelaku pembacokan tidak mengenai tubuh Aiptu Sugiri. Ia membantah bila anak buahnya tersebut terluka akibat sabetan celurit.

“Celurit mengenai pas pundak. Jadi yang kena tanda pangkat Aiptu Sugiri,” terang Kohar. Ia jelaskan, hingga kini pihaknya telah mengamankan 14 orang pelajar tersangka pelaku keributan.**Baca juga: Ini Kronologis Pelajar Bacok Polisi di‎ Tangsel.

Kohar enggan menjelaskan secara rinci ihwal peranan masing-masing pelajar lantaran masih dilakukan pemeriksaan. Aksi mereka sudah mengkhawatirkan sehingga perlu dilakukan penindakan hukum agar memberi efek jera bagi pelajar lainya.**Baca juga: Diduga Bacok Polisi, Pelajar di Tangsel Ditangkap.

“Nanti saja datanya disampaikan oleh Kapolres saat rilis,” tambah bekas Kasat Reskrim Polres Kota Tangsel itu.(yud)




Pelajar Ini Heran, Polisi di Tangsel Enggak Mempan Dibacok

Polisi saat meminta keterangan DOC. (az)

Kabar6-DOC, pelajar kelas X SMK Sasmita Jaya, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membantah dirinya merupakan pelaku yang menyabetkan celurit ke arah Aiptu Sugiri. Ia bersama pelajar SMK Semesta terlibat penyerangan terhadap anggota Sabhara Polsek Cisauk dan pengemudi ojek motor online.

“Teman bilang ke saya polisi yang dicelurit sama dia membal,” ungkapnya kepada kabar6.com ditemui di Jalan Saidin, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang, Senin (11/9/2017).

DOC bilang, temannya yang berinisial W merupakan pelaku yang mengagetkan celurit ke Aiptu Sugiri. Ia mengaku saat insiden terjadi dirinya berada di belakang para pelajar yang membawa senjata tajam.**Baca Juga: Diduga Bacok Polisi, Pelajar di Tangsel Ditangkap

Ia juga sempat melihat rekan sebayanya yang menenteng celurit juga menyasar ke arah pengemudi ojek motor online. Para pelajar mengaku kesal lantaran aksi konvoi bonceng truk sempat disoraki serta dikira ingin tawuran.

“Sama temen yang bawa celurit tukang ojek dihantam kepalanya,” ujarnya. Beruntung saat dicelurit pengemudi ojek online memakai helm.

“Memang sengaja yang disikat kepalanya. Sampai pecah helm punya tukang ojek,” terang DOC.**Baca Juga: Ini Kronologis Pelajar Bacok Polisi di‎ Tangsel

Kepada petugas Unit V Resmob Polres Tangsel ia mengelak bahwa celurit yang dipakai untuk melukai korban adalah miliknya.

“Pak saya boleh gak liat celurit yang ada. Punya saya dibawa sama temen pas kejadian,” kilahnya.(yud)




Soal PKH, Airin Komunikasi dengan Mensos

Airin dan Sekjen PBB. (yud)

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany, mengaku telah melakukan komunikasi dengan pejabat Kementerian Sosial terkait sistem penyaluran‎ bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Pasalnya hasil verivikasi data jumlah warga penerima yang dikantongi kedua lembaga saling berbeda.

“Saya kemarin sudah menyampaikan pak Dirjen Fakir Miskin (Kementerian Sosial) apakah boleh warga yang 10.055 dipasang stiker rumahnya.

Airin mengutarakan, pengentasaan kemiskinan sudah menjadi program skala prioritas di daerah hasil pemekaran Kabupaten Tangerang tersebut. Upaya tersebut implementasinya dilakukan dengan cara terus meningkatkan alokasi anggaran pada Dinas Sosial tiap tahunnya.**Baca Juga: Jumlah Warga Miskin di Tangsel Diklaim Turun 0,8 Persen

“Ini akan kita terus tingkatkan tiap tahunnya. Acuannya melihat RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),” ucapnya.

Rencana itu juga kembali dikombinasikan dengan program pemerintah pusat seperti PKH dan e-waroeng. Untuk program keterampilan, proses pembinaan selain dilakukan di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga bekerjasama dengan sejumlah perusahaan swasta.

“Program pemerintah pusat kita kombinasikan dengan program bermuatan lokal. Dalam arti misalnya, di Tangsel ada sekitar 10.055 warga yang menerima bantuan non tunai. Maka diluar itu kita intervensi dengan anggaran APBD kita,” utaranya.

Untuk validasi data, BPS Kota Tangsel terus berkoordinasi dengan BPS pusat. Namun diakui Airin, memang dibutuhkan suatu inovasi didalamnya. Tujuannya supaya dapat lebih mudah lakukan identifikasi apabila sampai terjadi permasalahan seperti kemarin.

“Saya kemarin sudah menyampaikan pak Dirjen Fakir Miskin (Kementerian Sosial) apakah boleh warga yang 10.055 tadi dipasang stiker rumahnya. Jadi kita sudah tahu rumah terssbut sudah ada intervensi apa saja untuk bantuan di bidang sosial,” pungkas Airin.(yud)




Jumlah Warga Miskin di Tangsel Diklaim Turun 0,8 Persen

Sosialisasi PKH. (yud)

Kabar6-Data jumlah warga penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bolong-bolong. Verifikasi data milik Kementerian Sosial (Kemensos) dengan pemerintah daerah tidak sinkron sehingga perlu dilakukan pembenahan.

Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel, M Salman Faris mengungkapkan, jumlah warga miskin terus fluktuatif. Meski demikian ia mengklaim angkanya merosot hingga 0,8 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

‎”Orang miskin bisa hilang bisa muncul. Contohnya pada waktu belum ada penggusuran dia miskin, lalu pas ada pembebasan tanah dia jadi kaya. Ada juga yang mampu tapi tiba-tiba kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),” ungkapnya, Senin (11/9/2017).**Baca Juga: Verifikasi dan Validasi Data ‎PKH Tangsel ‘Bolong-bolong’

‎Salman merinci, hasil validasi dari Kementerian Sosial tahun lalu, jumlah warga miskin di Kota Tangsel sebanyak 15.009 orang. Tahun ini jumlahnya berkurang menjadi sekitar kurang lebih 14.000.

Namun sisa jumlah tersebut masih tetap ditelusuri dan diverifikasi. Apakah kondisi sosialnya sudah benar-benar meningkat atau karena faktor lain.

“Kemarin baru saja keluar data CD 2 (tahap 2) dari Kementerian Sosial. Jumlahnya memang sama. Tapi waktu ada penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH)), ada warga yang tahap sebelumnya dapat, tapi tahap selanjutnya tidak. Ini yang sedang kita sisir,” paparnya.**Baca Juga: Diduga Ada Penyimpangan Pembagian Bansos PKH di Tangsel

Kondisi ini yang juga terjadi saat pengaluran BPNT dan PKH di Kota Tangsel pada Sabtu (2/9). Sebagian warga mengeluhkan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang telah diterima dari Krmenterian Sosial (Kemensos) saldonya kosong saat hendak menukar dengan paket sembako.

“Namanya orang sudah pernah dapat dan sekarang tidak dapat pasti kecewa. Ada lagi laporan yang layak benar dapet tapi tidak menerima kartu (warga penerima bantuan). Nah ini yang mau diverifikasi oleh Kemensos bulan November,” katanya.(yud)




Ini Kronologis Pelajar Bacok Polisi di‎ Tangsel

Polisi saat memintai keterangan DOC. (az)

Kabar6-Puluhan pelajar dari dua sekolah di wilayah hukum Kota Tangerang Selatan (Tangsel) beraksi anarkis pada Kamis pekan lalu. Mereka nekat membacok Aiptu Sugiri, anggota Sabhara Polsek Cisauk dan seorang pengemudi ojek motor online.

DOC, pelajar kelas X SMK Sasmita Jaya, Kecamatan Pamulang, bersama rekan sebayanya asal SMK Semesta, Kecamatan Cisauk, ‎berkumpul di depan kampus ITI Serpong. Gerombolan pelajar tersebut sudah mempersiapkan beragam jenis senjata tajam untuk melakukan aksi tawuran.**Baca Juga: Diduga Bacok Polisi, Pelajar di Tangsel Ditangkap

“Pas kita lagi naik truk terus disorakin sama tukang ojek online,” katanya‎ kepada kabar6.com ditemui di Jalan Saidin, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang, Senin (11/9/2017).

DOC jelaskan, puluhan pelajar sempat dikejar oleh Aiptu Sugiri ber‎sama para pengemudi ojek motor online. Pelajar yang terdesak karena dihadang tiga anggota TNI akhirnya memilih berbalik arah.

Puluhan pelajar SMK‎ Sasmita Jaya dan SMK Semesta merasa terusik coba melakukan perlawanan. Mereka mengejar balik seorang anggota polisi dan tukang ojek online sambil mengacungkan senjata tajam.

“Karena ngeliat polisinya cuma satu orang, makanya kita balik arah,” terang DOC.

DOC akhirnya berhasil dijemput oleh Unit V Resmob Polres Tangsel pimpinan Inspektur Satu Ahmad Mulyono. Ia merupakan pelaku terakhir yang diburu polisi dan diciduk setelah pihak keluarga menyerahkan pelajar tersebut ke polisi.(yud)




Diduga Bacok Polisi, Pelajar di Tangsel Ditangkap

Polisi saat meminta keterangan DOC. (yud)

Kabar6-Seorang pelajar Kelas X STM Sasmita Jaya, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangse) berinisial DOC dijemput aparat kepolisian. Ia dituding ikut terlibat dalam aksi keributan yang berujung pembacokan terhadap dua orang di kawasan Cisauk.

Kedua korban pembacokan yakni Aiptu Sugiri, Anggota Sabhara Polsek Cisauk dan pengemudi ojek motor online. DOC bersama puluhan rekan-rekannya tak terima saat sedang konvoi dihalangi para korbannya.

“Kami dari pihak keluarga harus taat hukum,” kata Ayatullah Habibie, kerabat DOC kepada kabar6.com ditemui di Jalan Saidi‎n, Kelurahan Bambu Apus, Pamulang, Senin (11/9/2017).**Baca Juga: Penyelundup Tanduk Rusa Terancam 5 Tahun Penjara

Aay Samudra, sapaan akrabnya menjelaskan hal ini bermula saat Vega, ibu DOC menginformasikan bahwa ‎kediamannya didatangi polisi. DOC diburu aparat lantaran ikut terlibat dalam aksi pembacokan di Cisauk.

Iapun menyarankan kepada orangtua pelaku agar kooperatif terhadap proses hukum yang dilakukan polisi. Maka ia menyarankan kepada Vega agar membawa anaknya ke rumah Aay untuk selanjutnya diserahkan kepada aparat berwenang.

“Kalau dijemputnya di rumah saya khawatir bisa ribut antarkeluarga. Pesan saya ke DOC ya berikan keterangan sejelas-jelasnya kepada polisi,” terang Aay.

DOC dijemput oleh Unit V Resmob Polres Kota Tangsel pimpinan Inspektur Satu Ahmad Mulyono. Pelaku sempat dimintai keterangan dan selanjutnya digelandang ke Mapolsek Cisauk.

“Total jumlah pelajar yang sudah kami amankan ada sekitar sembilan atau 11 orang‎,” ujar seorang polisi penyidik.(yud)




Drag Bike Berpotensi Raup PAD Tangsel

Drag Bike. (az)

Kabar6-Drag bike di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bisa jadi potensi penghasil pendapatan asli daerah (PAD). Hanya saja, ini berlaku jika kota Cerdas, Modern dan Religius ini memiliki sirkuit permanen.

“Kalau memang Pemkot Tangsel mau terlibat dalam pengembangan dunia balap, sektor ini bisa dijadikan sebagai potensi PAD,” kata Ketua Harian Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kota Tangsel, Bahrudin.

Selama ini, Bahrudin mengatakan bahwa panitia pelaksana Kejuaraan Daerah (Kejurda) Banten Drag Bike selalu menyewa ke pihak pemilik lahan yang dijadikan untuk sirkuit. Untuk latihan pun, harus menyewa sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor.**Baca Juga: Olahraga Drag Bike, Tangsel Butuh Sirkuit

“Kita sekali sewa saja bisa Rp80 juta untuk dua hari. Belum lagi ada pemasukan dari sektor lainnya, seperti tiket ataupun parkir. Ini tentu bisa menjadi pendapatan untuk daerah,” tandasnya.

Maka itu, ia berharap agar Pemkot Tangsel bersedia membantu pengembangan dunia balap di wilayahnya. Salah satunya, dengan memfasilitasi sirkuit permanen.

“Paling tidak penyediaan lahan. Kita sudah melihat potensi lahan yang ada di wilayah Kecamatan Setu, di sisi Sungai Cisadane. Ini potensi, hanya saja memang milik pengairan (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane),” kata pimpinan Bodisa Motor Sport (BMS) ini.(az)




Pelayanan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang BSD Dikeluhkan

Antrean di BPJS Ketenagakerjaan. (az)

Kabar6-Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Tangsel dikeluhkan. Pelayanan petugas dinilai tidak profesional kepada peserta yang akan mengambil dana Jaminan Hari Tua (JHT).

Sejumlah warga yang mengurus JHT harus bersabar berjam-jam menunggu dipanggil sesuai nomor antrean. Sementara, nomor antrean dibatasi hingga 50 peserta setiap harinya.

Salah seorang peserta BPJS Ketenagakerjaan Supriadi mengaku kesal dengan lamanya pelayanan. Sejak pukul 07.00 WIB, dirinya sudah datang ke kantor BPJS Ketenagakerjaan yang berlokasi di Cilenggang, Serpong ini.  Namun, hingga pukul 09.30 WI tak kunjung dipanggil nomor antreannya.**Baca Juga: Kepwal Kenaikan Tarif Parkir di Tangsel Dinilai Tak Jelas

“Saya sudah sering bolak-balik. Hari ini yang kelima kalinya. Baru bisa dilayani. Itu pun harus menunggu berjam-jam,” ujarnya.

Warga Pondok Betung, Pondok Aren ini mengaku sebelumnya, ia mengalami hal serupa dengan antrian panjang dan tak sanggup menunggu kemudian pulang ke rumah. “Prosesnya bikin ribet. Ada lima loket tapi satu loket kosong tidak ada pegawainya. Sementara yang mengantri sudah banyak,” terangnya.

Pantauan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Tangsel kursi antrean sejak pagi sudah dipenuhi peserta. Di ruang tersebut terdapat lima loket. Loket 01 untuk melayani pemeriksaan dokumen, loket 02 pelayanan informasi tidak ada pegawai, di loket 03, 04 dan 05 melayani pelayanan klaim. Namun, di loket 04 tidak ada pegawai. 

“Saya berkali-kali bertanya ke loket 01, kapan nomor antrean saya dipanggil. Petugas hanya bilang sabar saja pak,” terangnya meniru ucapan petugas loket 01.

Mantan karyawan perusahaan di Jakarta tersebut menyayangkan proses dan lambatnya pelayanan di BPJS Ketenagakerjaan ini. “Kalau yang pensiun itu rata-rata usianya sudah tua. Harusnya diprioritaskan. Bukan dipermainkan seperti ini,” tegasnya.

Sampai berita ini diturunkan, petugas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangsel belum bisa dikonfirmasi.(az)