1

MUI Kota Tangerang Serukan Warga Shalat Minta Hujan

Kabar6-Kemarau panjang yang terjadi mulai memicu kekhawatiran berbagai pihak. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang, mengimbau kepada seluruh warga melaksanakan shalat istisqa (meminta hujan), demi berharap kedatangan hujan tersebut.

“Kami kira ada washilah (jalan) yang ditunjukkan Rasulullah dalam menghadapi musim kemarau ini. Salah satunya dengan shalat istisqa. Kalau itu dianggap perlu oleh ummat, baiknya dilakukan untuk meminta hujan kepada Allah,” jelas Baejuri Khotib, Ketua Dewan Fatwa MUI Kota Tangerang, Kamis (6/9/2012).

Baejuri mengingatkan, masyarakat baiknya mulai melakukan doa secara pribadi-pribadi memohon segera turunnya hujan. Selanjutnya, pihaknya akan mengeluarkan edaran kepada semua tokoh agama di Kota Tangerang untuk menggelar shalat tersebut.

“Kami akan segera keluarkan edaran. Sedangkan MUI sendiri akan melaksanakan shalat ini pada pekan depan,” tuturnya.

Menurut Baejuri, shalat istisqa bisa dilakukan dengan cara, terlebih dahulu diserukan oleh seorang pemimpin seperti ulama, aparat pemerintah atau lainnya.

Tujuannya agar masyarakat berpuasa dan bertaubat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan serta kembali beribadah, menghentikan perbuatan yang zalim dan mengusahakan perdamaian bila terdapat konflik.

“Pada hari pelaksanaan, seluruh penduduk diperintahkan untuk berkumpul di tempat yang telah dipersiapkan untuk salat istisqa. Memakai pakaian sederhana, tidak berhias dan tidak pula memakai wewangian,” jelas Edi, tentang shalat yang dilaksanakan dua rakaat, dan disusul dengan dua kali khutbah tersebut.

Sementara itu, Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ciputat memperkirakan, musim kemarau yang terjadi tahun ini akan terus berlangsung hingga penghujung Oktober mendatang.

Hal itu dihitung berdasarkan perkembangan iklim, yang dipengaruhi fenomena El Nino mengurangi pasokan uap air dari Samudera Pasifik sebelah timur Indonesia .

“Sebenarnya, musim kemarau kali ini masih cenderung normal, dengan tingkat kepanas antara 33-34 derajat cescius. Hanya saja yang membuat panas adalah, kurangnya pasokan air.

Tapi, perkiraan kami pada awal-awal Oktober akan mulai turun hujan, hal itu dilihat dari grafis awal yang mulai nampak,” jelas Bambang Suryo, Prakirawan Cuaca BMKG Ciputat.

Dia juga meminta kepada masyarakat agar tidak mengkhawatirkan terlalu berlebih soal kemungkinan datangnya musim kemarau yang berkepanjangan tahun ini.

Sebab, hitungan BMKG, diawal Oktober sudah akan ada hujan, meskipun intensitasnya tidak langsung banyak. “Untuk warga daerah ilir, kemungkinan masih akan mendapat pasokan air dari hulu, yang hujannya akan datang lebih cepat,” jelasnya.(iqmar)




Ratusan TNI & Warga Keruk Sungai Cisadane Secara Manual

Kabar6-Ratusan anggota TNI dari Kodim Tangerang membaur bersama warga mulai melakukan pengerukan Sungai Cisadane, Kamis (6/9/2012). 

Pengerukan Sungai Cisadane ini dilakukan secara manual, guna mengeluarkan lumpur yang mengendap hingga menyebabkan terjadinya sendimentasi (pendangkalan) sungai.

“Pengerukan kami fokuskan pada titik bendungan pintu air sepuluh, yang menjadi ousat pengaturan air Sungai Cisaadane,” ujar Letkol Danny Wardhana, selaku Komandan Kodim Tangerang.

Menurut Danny, pihaknya sengaja mengajak warga untuk turun ke Sungai Cisadane, menyusul semakin parahnya dampak kekeringan terjadi beberapa bulan terakhir.

Sementara, Tamrin (30) salah seorang warga yang ikut dalam aksi gotong royong tersebut mengaku, bahwa kemarau panjang yang terjadi sudah mulai berdampak pada mengeringnya sumur air bawah tanah.

“Kami sangat berharap hujan bisa segera turun. Karena, saat ini sumber air warga sangat bergantung pada debit air Sungai Cisadane, yang diolah oleh PDAM dan disalurkan hingga ke rumah warga,” ujar Tamrin.

Sementara, Direktur Utama PDAM Tirta BEnteng, Ahmad Marju Kodri mengaku bahwa kemarau panjang yang terjadi telah mengakibatkan menyusutnya debit air Sungai Cisadane hingga 50 persen.

“Kalau kemarau ini terus berlarut, bukan tidak mungkin akan berdampak pada operasional PDAM TB. Karena, sumber air baku PDAM TB sangat bergantung pada Sungai Cisadane,” ujar Kodri lagi.(rani)




Membolos, Puluhan Pelajar di Kota Tangerang Terjaring Razia

Kabar6-Tim gabungan dari Dinas Pendidikan, Satpol PP Kota Tangerang, dan Kepolisian Polres Metro Tangerang, mengelar razia pelajar disejumlah wilayah di Kota Tangerang, Kamis (6/9/2012).

Hasilnya, 31 pelajar Kota Tangerang yang berasal dari berbagai sekolah dan berbagai jenjang pendidikan, berhasil dijaring dari sejumlah lokasi nongkrong, seperti mal, warnet dan tempat wisata.

“Kami amankan mereka dari warnet, tempat wisata dan mal se-Kota Tangerang,” kata Zaenudin Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang.

Maksud dari razia ini, kata Zaenudin, pihaknya ingin mengegakkan pengawasan kewajiban jam sekolah bagi pelajar. Selain itu, adanya intruksi Walikota Tangerang Wahidin Halim soal pengawasan warnet juga jadi acuan razia ini.

“Ini untuk menegakkan aturan dan pembinaan bagi pelajar. Mereka yang ketangkap kami data dan kami berikan sanksi,” katanya lagi.

Bukan hanya itu, pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan pihak sekolah asal siswa yang terjaring razia untuk membina siswa-siswa yang masih berkeliaran di jam sekolah.

“Ini jelas jadi kewajiban kami juga selaku dinas untuk membina pelajar yang masih bandel. Apalagi, ada permintaan dari orangtua untuk mengawasi siswa yang kerap bolos sekolah dan main di warnet-warnet,” tandasnya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Penyuluhan pada Satpol PP Kota Tangerang Rudi Haryadi, bersamaan dengan razia pelajar, pihaknya yang tergabung dalam timnya juga menegakkan Perda 5/2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok, dan Perda 6/2011 tentang Ketertiban Umum.

“Hasilnya kami dapati siswa yang juga merokok di kawasan tanpa rokok. Mereka juga kami giring ke kantor dinas pendidikan untuk dibina,” jelasnya.

Bukan hanya itu, pada jam sekolah itu juga, Satpol PP mendapati siswa yang asyik berpacaran di kawasan publik. Hal itu jelas melanggar Perda 6/2011 tentang Ketertiban Umum. “Banyak pelanggaran yang lakukan siswa yang ketangkap,” tandasnya.

Fajar (17), salah satu siswa yang terjaring razia beralasan, dirinya yang ditangkap saat bermian internet di warnet, di Cimone lantaran ada tugas dari sekolah. Yang mana lagi di sekolahnya tidak disediakan internet.

“Saya juga tidak tahu ada razia, ini lagi ngerjain tugas sambil facebook-kan malah dirazia. Saya kapok,” singkatnya.(iqmar)




Bantu Suami Edarkan Ganja, Istri Narapidana Ditangkap

Kabar6-Gara-gara nekat membantu bisnis haram suaminya yang merupakan narapidana di LP Nusa Kambangan, seorang wanita paruh baya berinisial Ii (28) terpaksa harus berurusan dengan pihak yang berwajib.

Ii diringkus petugas Polsek Ciledug di rumahnya, Komplek Puribeta 2, Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, karena terbukti mengedarkan daun haram ganja.

Sementara, AG (30), suami Ii yang menjadi otak dibalik bisnis terlarang itu hingga kini masih diburu polisi.

Kapolres Metro Kota Tangerang Kombespl Wahyu Widada didampingi Kapolsek Ciledug Kompol Maskuri mengatakan, selain Ii, pihaknya juga berhasil meringkus pengedar ganja lainnya yang masing-masing berinisial EWD, TS, EK dan EAS.

Menurut Kapolres, penangkapan ke lima tersangka itu berawal dari informasi masyarakat yang menyatakan adanya peredaran ganja.

“Informasi itu langsung kami telusuri. Hingga kami berhasil menangkap EWD dan mengamankan 1 paket ganja kering seberat 0,5 gram. Dari mulut EWD, kemudian kami berhasil menangkap TS, EK, EAS. Hingga terakhir kami menangkap Ii yang memiliki 16 kilogram ganja kering siap edar,” katanya Kamis (6/9/2012).

Sayangnya, lanjut Wahyu, saat penggeledahan, suami Ii, yakni AG telah berhasil melarikan diri. “Berdasarkan pengakuan II, 16 kg ganja itu selain milik suaminya, juga dimiliki KT dan IJ. Rumahnya hanya dijadikan tempat penyimpanan,” ujarnya.

Wahyu menambahakan, ganja itu dijual di wilayah Kota Tangerang seharga Rp.2 juta per kilogramnya. Saat ini, pihaknya masih memburu tersangka AG, KT dan IJ yang telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).

Selain Polsek Ciledug, Polres Metro Tangerang juga menangkap dua tersangka pengedar ganja, yakni RD dan MK, Selasa, (7/8). Petugas berhasil mengamankan barang bukti 18 paket ganja seberat 6,6 kilogram di rumah kontrakan tersangka di Jalan Nyimas Melati RT 03/02, Kelurhan Karang Anyar, Kecamatan Neglsari, Kota Tangerang.

“Barang bukti itu mereka dapat dari AG yang merupakan tahanan di LP Nusakambangan. Kita masih kembangkan kasus ini,” singkat Wahyu.(iqmar)




Polisi & TNI Persempit Gerak Teroris Muhammad Toriq di Tangerang

Kabar6-Guna mempersempit pelarian Muhammad Toriq, pemilik bom rakitan yang ditemukan di dalam rumahnya di Jalan Teratai 7, RT 02/04, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Puluhan anggota Polres Metro Tangerang dan TNI menggelar razia kendaraan yang melintas di Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang. Kamis (06/09/2012) dinihari.

Pantauan Kabar6.com dari lokasi kejadian, nampak puluhan anggota polisi dan TNI memberhentikan seluruh kendaraan roda empat dan roda dua yang melintas dari Jakarta menuju Kota Tangerang. Satu persatu kendaraan, baik mobil pribadi dan mobil box maupun sepeda motor diperiksa petugas. Bahkan mobil angkutan umum yang membawa penumpang ikut di razia.

Tak hanya memeriksa kendaraan, petugas juga memeriksa identitas dan menggeledah para pengendara dan penumpang angkutan umum. Dari hasil razia yang digelar, petugas tak menemukan orang yang dicurigai sebagai Muhammad Toriq atau benda yang dianggap berbahaya lainnya.

Kompol Mimin, kepala operasi, mengatakan razia yang digelar anggota Polres Metro Tangerang dan TNI ini untuk mengantisipasi aksi kejahatan seperti perampokan dan aksi terorisme terjadi di Kota Tangerang.

Pasalnya, sejak ditemukan bom rakitan di rumah Muhammad Toriq di Jalan Teratai 7, RT 02/04, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Pemilik bom rakitan tersebut hingga saat ini belum ditemukan keberadaannya. Sehingga diharapkan razia kendaraan yang akan masuk ke Kota Tangerang ini juga guna mempersempit pelarian Muhammad Toriq masuk ke Kota Tangerang.

“Razia ini guna mencegah aksi pelaku kejahatan seperti perampokan dan terorisme. Tak hanya itu razia ini guna mempersempit pelarian Muhammad Toriq masuk ke wilayah Tangerang,” ungkap Mimin.(arsa/abie/andre/wawan)




Verifikasi 2 Hari Lagi, KPU Warning Parpol Siapkan KTA

Kabar6-KPU Kota Tangerang mewarning seluruh partai politik (Parpol) yang akan mengikuti Pemilu 2014, agar segera menyerahkan kartu tanda anggota (KTA) parpolnya.

Hal itu bagian dari persyaratan verifikasi faktual yang akan dilakukan KPU, dimana waktunya tinggal 2 hari lagi, atau berakhir pada 7 September mendatang.

Ketua KPU Kota Tangerang Syafril Elain mengatakan, sejauh ini baru ada 4 parpol yang sudah menyerahkan data KTA-nya kepada KPU. Setelah sebelumnya Partai Nasional Demokrat (Nasdem), pada Rabu (5/9), Partai Demokrat (PD), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) juga ikut menyerahkannya.

“PD sudah menyerahkan sebanyak 1.789 KTA, PKS 1.086 KTA dan PKPI sebanyak 964 KTA. Adapun yang kami minta adalah sebanyak 1.756 KTA atau seperseribu dari jumlah penduduk Kota Tangerang (1.764.805 orang, red) yang disyaratkan sesuai peraturan KPU nomor 7/2012 tentang Tahapan Program dan Jadwal Pemilu DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kota dan Kabupaten,” jelasnya.

Menurut Syafril, parpol yang belum menuntaskan persyaratan yang dibutuhkan, dipersilahkan untuk menambah lagi KTA-nya sebelum tutup masa pendaftaran yang berakhir pada 7 September 2012.

“Kalau PD, PKS dan Nasdem sudah lengkap, PKPI bisa menambah, dan partai lain yang belum kami tunggu sampai batas akhir. Sebab, selanjutnya kami akan lakukan verifikasi faktual atas KTA yang sudah mereka berikan,” singkatnya.

Nasih kata Syafril, proses verifikasi yang berlangsung di KPU Kota Tangerang bukanlah verifikasi final yang menentukan apakah sebuah partai bisa lolos mengikuti Pemilu. Sebab, setelah penyerahan berkas-berkas di KPU, berkas-berkas tersebut selanjutnya akan diserahkan ke KPU Pusat.

Selanjutnya, katanya pada 3 Oktober 2012, KPU pusat akan menyampaikan hasil verifikasinya ke seluruh KPU di Kabupaten dan Kota. “Lolos atau tidaknya partai yang melakukan verifikasi itu ditentukan oleh KPU pusat. Baru nanti tanggal 4 Oktober, hasil verifikasi faktualnya kami yang umumkan ke partai-partai,” pungkas Syafril.

Ketua DPC PD Kota Tangerang Baehaki mengatakan, pihaknya yakin bahwa KTA yang diserahkan dan fakta di lapangan tidak akan ada masalah.

Malah, dia yang awalnya meyakini bahwa PD tidak perlu menyerahkan KTA sebelum ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sudah yakin akan keabsahan keanggotaan, dan persyaratan lainnya.

“KTA yang kami serahkan sudah lebih dari cukup. Itu jelas semua, silahkan di verifikasi di bawah,” imbuhnya.

Senada, Ketua DPD PKS Kota Tangerang Hilmi Fuad mengatakan, pihaknya juga yakin bahwa kelengkapan persyaratan yang dimiliki PKS akan sesuai di lapangan.

Pihaknya pun mempersilahkan KPU untuk melakukan verifikasi sesuai dengan tugasnya. “Kami juga sudah tuntaskan persyaratan lain yang dibutuhkan KPU. Silahkan diverifikasi,” imbuhnya.(Iqmar)




Sidang Pembunuhan Pemulung di PN Tangerang Kisruh

Kabar6-Kisruh mewarnai sidang kasus pembunuhan pemulung di PN Tangerang, Rabu (5/9). Keluarga korban Suhendi (29), yang masih belum terima dengan peristiwa itu, tiba-tiba mengamuk dan nyaris mengeroyok terdakwa Ahok (58).

Hal itu terjadi, ketika terdakwa dikeluarkan dari ruang tahanan PN Tangerang untuk menjalani sidang dengan agenda putusan sela. Namun, ketika akan dibawa ke dalam ruang persidangan, belasan keluarga korban yang sudah menunggu terdakwa mencaci dan hendak mengeroyok-nya.

Akhirnya, terdakwa yang dikawal petugas kepolisian langsung diamankan ke ruang tahanan PN Tangerang. Setelah sempat diundur, sidang akhirnya dipindah ke ruang yang berbeda.

Sidang yang diketuai Majelis Hakim Viktor Pakpahan dan dihadiri Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rosliana langsung dibuka dengan pembacaan putusan sela. Hakim memutuskan untuk melanjutkan sidang dan menolak eksepsi kuasa hukum terdakwa.

“Eksepsi terdakwa tidak dapat diterima. Majelis hakim memutuskan untuk melanjutkan persidangan,” kata Viktor.

Kemudian hakim melanjutkan sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi. Ada dua saksi yang dihadirkan dalam persidangan tersebut, yakni ayah korban, Subur dan rekan korban Dana.

“Saya tidak menyangka, Ahok membunuh ayah saya. Padahal sehari sebelumnya, Ahok mampir ke rumah saya untuk menyetorkan uang hasil pengelolaan limbah di TPA. Saya juga sempat memberinya kopi,” tutur Subur.

Sementara Dana mengatakan, pembunuhan berawal ketika Ahok dan Suhendi cekok mulut, namun tidak diketahui penyebabnya.

Kemudian Ahok pulang mengambil pisau serta membawa anaknya Samsul dan kembali lagi menemui Suhendi. Tanpa basa-basi Samsul memukul Suhendi, disusul Ahok menyabetkan pisaunya ke korban.

“Perkelahian itu menyebabkan Suhendi mengalami luka di tangan, pundak dan perutnya sobek hingga ususnya terburai. Korban sempat dibawa ke rumahs akit, tapi dia meninggal dalam perjalanan,” katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, Ahok yang berprofesi sebagai pemulung membunuh Suhendi di TPA Rawa Kucing, Neglasari, Kota Tangerang, Senin, 9 April 2012.

Pembunuhan tersebut diduga berlatar belakang perebutan lahan TPA. Suhendi berniat memiliki sendiri lahan olahan di TPA RT.01/01, Kelurahan Kedaung Baru.(Iqmar)

 




Kekeringan, Harga Cabai Merah Keriting Naik 100 Persen

Kabar6-Kekeringan yang terjadi akibat kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, kiranya berimbas pada naiknya harga cabai merah dan cabai rawit di sejumlah pasar.

Di Kota Tangerang, kenaikan harga kedua jenis abai dimaksud bahkan sudah terjadi merata di sejumlah pasar yang ada. Kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya pasokan sayur, akibat kemarau yang terjadi.

Pantauan kabar6.com di Pasar Anyar Tangerang, kenaikan harga paling signifikan terjadi pada harga cabai merah keriting.

Jika sebelumnya cabai merah keriting dijual dengan harga hanya Rp. 7 ribu rupiah perkilogram, kini melonjak 100 persen menjadi Rp. 15 ribu perkilogram.

Sedangkan harga cabe rawit yang sebelumnya dijual Rp. 13 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp. 15 ribu per kilogram. Sementara, harga bawang merah dan tomat masih pada tataran stabil.

Tak pelak, kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit itu langsung menuai keluhan dari kalangan ibu rumah tangga dan pedagang nasi.

“Kalau gak ada sambel, pasti makanan jadi kurang seru. Tapi, karena naiknya harga cabai hingga seratus persen, terpaksa deh saya stop dulu makan sambel,” ujar Laila (25), ibu muda yang tinggal dibilangan Cikokol, Kota Tangerang.

Keluhan serupa juga dilontarkan  Yusuf, pedagang cabai di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Rabu (5/9/2012). Akibat meroketnya harga cabai, Yusuf mengaku kerap kena omel oleh para pelanggannya.

“Kenaikan harga cabai ini justru merepotkan saya sebagai pedagang. Selain omset dagangan menurun, juga saya harus siap menerima omelan pelanggan,” ujar Yusuf lagi.

Yusuf berharap, curah hujan segera turun, hingga pasokan cabai dan harganya bisa kembali normal seperti sediakala. “Mudah-mudahan kemarau ccepat berakhir,” ujar Yusuf lagi.(rani)




Kolam Renang Ditutup, Puluhan Pelajar Batal Dapat Nilai

Kabar6-Puluhan pelajar dari sejumlah SMA, SMP dan SD di Kota Tangerang yang akan mengikuti penilaian renang dari sekolahnya masing-masing di kolam renang Tirta Modernland kecewa karena tempat tersebut ditutup Rabu (5/9/2012).

Ditutupnya kolam renang di perumahan Modernland tersebut terkait tewasnya Dea Amelia (7) akibat tenggelam di tempat tersebut pada Selasa petang kemarin.

“Wah udah cape-cape datang kemari, malah ditutup,” ujar Dinda Fitri, salah seorang siswi SMAN 3 Tangerang. Akibat ditutupnya kolam renang terseut, pulhan pelajar dari sejumlah SMA, SMP dan SD batal mengikuti penilaian renang dari guru olahraga masing-masing.

Sebelumnya, Dinda dan puluhan temannya mengira kolam renang tersebut akan dibuka siang hari. Namun, setelah 2 jam ditunggu belum juga dibuka. Mereka kecewa setelah melihat pengumuman bahwa kolam renang tersebut ditutup untuk sementara lalu membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing.

Diberitakan sebelumnya,  Dea Amelia tewas tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (4/9/2012) sore, pukul 16.48 WIB.

Menurut keterangan saksi, M. Ahmud, 26, karyawan kolam renang , mengatakan sebelumnya korban terlihat berenang di kolam khusus anak-anak. Namun tak lama kemudian, sekira pukul 16.45 WIB, saksi melihat korban berada di dasar kolam orang dewasa dengan posisi tertelungkup. Korban tewas setiba di RS. Usada Insani.Peristiwa ini dalam pengusutan Polsek Kota Tangerang.(sak)

 




Bocah Tenggelam di Modernland Merupakan Kecelakaan

Kabar6-Kepolisian Sektor Benteng memastikan bahwa tewasnya Dea Amelia (7), yang tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, pada Selasa (4/9/2012) kemarin, merupakan sebuah kecelakaan.

“Kami sudah memintai keterangan dari sejumlah saksi. Dan, diketahui bahwa korban datang ke kolam renang itu bersama ibunya. Dan, masuk ke dalam kolam juga sepengetahuan ibunya,” ujar Kapolsek Tangerang, Kompol Sukarna, Rabu (5/9/2012).

Menurut Kapolsek, merujuk dari hasil keterangan sejumlah saksi tersebut, kami menyimpulkan bahwa peristiwa itu merupakan sebuah kecelakaan. “Sejauh ini kami juga belum menemukan indikasi kelalaian dari pihak pengelola kolam renang,” ujar Kapolsek lagi.

Sementara, Juru bicara PT Modernland Land Tbk, Herman, mengatakan bahwa pengelolaan kolam renang tirta bukan dalam naungan PT Modernland Land Tbk. “Status kolam renang itu kami sewakan kepada swasta,” ujar Herman. 

Diketahui, Dea Amalia, tewas tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, pada Selasa (4/9/2012) sore pukul 16.48 WIB. 

Menurut keterangan saksi, M. Ahmud (26), karyawan kolam renang, sebelumnya korban terlihat berenang di kolam khusus anak-anak.

Namun tak lama kemudian, sekira pukul 16.45 WIB, saksi melihat korban berada di dasar kolam orang dewasa dengan posisi tertelungkup. Kuat dugaan, korban tidak bisa berenang.

Saksi kemudian mengangkat tubuh korban yang tidak sadarkan diri. Orang tua korban, E. Kurnia (26), berusaha memberikan pertolongan pertama dengan cara mengeluarkan air dari mulut korban.

Namun, karena tidak juga sadarkan diri, korban selanjutnya korban dibawa ke RS. Usada Insani. Sayangnya, setiba di Rumah Sakit itu, korban dinyatakan telah meninggal dunia.(tom migran/hp)