1

Kekeringan, BPBD Kabupaten Tangerang Kebanjiran Permintaan Air Bersih

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana mengatakan dalam dua pekan terakhir ini permintaan air bersih di sejumlah titik kekeringan di Kabupaten Tangerang terus meningkat.

“Setiap hari kami menerima permintaan masyarakat agar dikirimkan air bersih,” ujarnya, Selasa (23/7/2019).

Salah satunya, kata Agus, warga Desa Palasari, Kecamatan Legok yang secara tertulis melalui kepala desanya meminta kiriman air bersih karena air sumur mereka sudah mengering. “Kami kirimkan beberapa tangki,” kata Agus.

Permintaan yang sama juga mereka terima dari sejumlah desa di Tigaraksa, Jambe, Panongan, Sindang Jaya, Curug, Jayanti, Teluknaga, Kosambi, Mauk dan Kronjo.

**Baca juga: 11 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Krisis Air Bersih Karena Kekeringan.

Selain desa, BPBD juga melayani permintaan air bersih sejumlah institusi. Salah satunya, kata Agus, RS Hermina Bitung. “RS Hermina Bitung meminta bantuan air bersih karena tandon air mereka kosong, karena untuk layanan RS kami kirimkan 4 tangki air untuk mengisi tandon air mereka.”

Agus mengatakan saat ini belum masuk puncak kemarau. Berdasarkan perkiraan BMKG, kata Agus, puncak kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang.(GFM)




11 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Krisis Air Bersih Karena Kekeringan

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak puluhan desa di 11 kecamatan di Kabupaten Tangerang saat ini mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.

“Dampak terbesar dari kekeringan ini masyarakat banyak yang kekurangan air bersih,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana, Selasa (23/7/2019).

Agus mengatakan wilayah terdampak kekeringan saat ini berada di Kecamatan Tigaraksa, Legok, Curug, Jambe, Panongan, Jayanti, Teluknaga, Kosambi, Sindang Jaya, Kronjo dan Mauk. Setiap hari, kata dia, petugas BPBD menerima laporan masyarakat yang minta dikirimi air bersih.

**Baca juga: PPDB di Kabupaten Tangerang Usai, Ada “Permainan” di SMAN 17..?.

“Bantuan air bersih kami kirimkan, ada juga yang dikirim melalui PDAM,” kata Agus.

Menurut Agus, krisis air bersih yang dialami warga di belasan kecamatan itu karena debit air tanah yang terus menyusut akibat kemarau panjang. “Air sumur warga banyak yang kering,” katanya. (GFM)




PPDB di Kabupaten Tangerang Usai, Ada “Permainan” di SMAN 17..?

kabar6.com

Kabar6-Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2019 tingkat SMAN/ SMKN dan SMPN telah usai.

Kini para peserta didik yang lolos terpantau sudah mulai aktif mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Namun, pasca berlangsungnya proses PPBD dengan sistem zonasi di SMAN 17 Kabupaten Tangerang tersiar kabar tak sedap.

Isu negatif tentang dugaan permainan dan jual beli bangku selama proses rekrutmen calon siswa di sekolah pelat merah yang berlokasi di kawasan Legok- Tangerang tersebut menyeruak di publik.

Narasumber Kabar6.com yang enggan disebut namanya, secara khusus membongkar permainan dan dugaan jual beli bangku yang disinyalir melibatkan Panitia PPDB dan Kepala SMAN 17 Kabupaten Tangerang.

Tak hanya itu, kata dia, sejumlah pejabat penting di Provinsi Banten juga ditengarai turut mengatur dan berperan dalam praktek haram tersebut.

“Ada 30 orang yang diduga sebagai siswa titipan. Infonya puluhan siswa itu titipan dari pejabat penting di Banten,” ungkapnya, kepada Kabar6.com, Senin (22/7/2019).

Menurutnya, penambahan kuota dari yang semula hanya 36 siswa perkelas menjadi 39 siswa perkelas ini disinyalir dijadikan ajang untuk pungutan liar.

Untuk SMAN 17 Kabupaten Tangerang sendiri, lanjutnya, membuka 10 kelas yang masing-masing berisi kuota sebanyak 36 siswa.

“Tapi, setelah ada perubahan kebijakan yang tadinya hanya 360 siswa menjadi 390 siswa. Artinya, ada kelebihan kuota sebanyak 30 siswa, dimana perkelasnya masing-masing diisi sebanyak 39 siswa,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia PPDB SMAN 17 Kabupaten Tangerang Winarno menjelaskan, pihaknya secara tegas membantah tudingan yang dikemukakan narasumber Kabar6.com tersebut.**Baca juga: Tokoh BPPKB di Kota Tangerang Dukung Penuh ‘Festival Cisadane’.

“Informasi itu tidak benar, tidak ada pungli pak. Kami justru telah melaksanakan proses PPDB sesuai aturan. Sekarang kami lagi sibuk, kalau mau jawaban yang lebih jelas silahkan datang langsung ke sekolahan,” kata Winarno, kepada Kabar6.com, melalui sambungan telepon seluler, petang tadi.(Tim K6)




APBD Perubahan Kabupaten Tangerang 2019 Ditetapkan

kabar6.com

Kabar6-Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) 2019 ditetapkan. Banyak perubahan mulai dari pendapatan dan penerimaan daerah.

Rapat penetapan dihadiri pejabat setingkat eselon dua hingga empat, di gelar diruangan Paripirna DPRD Kabupaten Tangerang, Senin (22/7/2019).

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Barhum mengaku adanya perubahan komposisi struktur APBDP 2019 usai pembahasan pembahasan bersa Pemkab.

Hal ini didasarkan pada permimtaan Pemkab lantaran adanya beberapa hal yang dianggap perlu untuk diubah.

“Semoga dengan disahkannya anggaran perubahan dapat lebih mensejahterakan masyarakat. Serta dapat mningkatkan daya saing daerah,” singkatnya.

Sementara itu, Bupati Tangetang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, anggaran pendapatan daerah berkurang sebesar 0,27 per sen setelah adanya pembahasan bersama dewan mengenai rancangan APBD Perubahan.

Diketahui, sebelumnya dalam nota keuangan pendapatan dianggarkan Rp5,687 triliun kemudian pada anggaran perubahan menjadi Rp5,671 triliun atau turun sebesar Rp15,391 miliar.

Lanjut Zaki, pada pendapatan asli daerah (PAD) usai pembahasan tidak mengalami penurunan ma sih sebesar Rp2,610 triliun sesuai pada nota keuangan.

Namun dana perimbangan mengalami penurunan se besar 0,71 persen. Atau terjadi pe nurunan sebanyak Rp15,391 miliar dari sebelumnya dianggarkan Rp2,155 triliun berubah usai pembahasan menjadi Rp2,140 triliun.

“Untuk pendapatan lain-lain yang sah tidak mengalami perubahan, masih sesuai dengan nota keuangan sebesar Rp920,249 miliar. Selain itu, kami sampaikan anggaran belanja dan pembiayaan daerah,” kata Bupati, saat berpidato di hadapan anggota DPRD Kabupaten Tangerang.

Pada anggaran belanja daerah mengalami per ubahan dari Rp6,414 triliun dalam nota keuangan menjadi Rp6,339 triliun usai pembahasan.

Atau, mengalami penurunan sebesar 0,24 persen atau sebesar Rp15,391 miliar. Dimana terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung.

Pada belanja tidak langsung usai pembahasan tidak mengalami perubahan atau tetap sebesar Rp2,818 triliun atau sebesar 44,05 persen dari total belanja daerah.

Sedangkan pada belanja langsung mengalami perubahan dimana pada nota keuangan dianggarkan sebesar Rp3,596 triliun mengalami penurunan menjadi Rp3,580 triliun. Atau sebesar Rp15,391 miliar sama dengan berkurang sebanyak 0,43 persen dari total belanja dearah sebesar 55,95 persen.**Baca juga: Jenazah Yang Membusuk di Kosan Ternyata Seorang Jasa Kurir Online.

“Pada penerimaan pembiayaan daerah pada nota keuangan tidak mengalami perubahan atau masih sebesar Rp792,479 miliar. Begitu pun pada pengeluaran pembiayaan dearah yang tidak mengalami penurunan atau masih Rp65 miliar sesuai dengan nota keuangan pada awalnya. Semoga selalu diberikan kemudahan untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab dalam menyejahterakan masyarakat Kabupaten Tangerang,” tandasnya.(Vee)




Kemarau, Air Tanah Dua Desa di Kabupaten Tangerang Menipis Kering

Kabar6.com

Kabar6-Musim kemarau tahun ini sudah mulai dirasaan oleh warga Desa Palasari, Kecamatan Legok dan Desa Serdang Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Air tanah di dua desa tersebut sudah mulai berkurang dari biasanya.

Kesulitan air bersih yang melanda tersebut mengganggu aktifitas peribadatan umat muslim di masjid-masjid wilayah tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin menjelaskan, dari seluruh wilayah di Kabupaten Tangerang, Desa Palasari Kecamatan Legok dan Desa Serdang Kulon Kecamatan Curug sudah mengalami kekeringan air bersih.

Hal itu diketahui lantaran adanya permintaan bantuan air bersih dari masyarakat di dua desa itu.

“Biasanya yang minta itu dari masyarakat melalui desa, jadi kepala desanya meminta bantuan air bersih karena dilanda kekeringan. Kami kemudian mengirimkan mobil pemadam kebakaran (damkar) dan mobil tangki air dengan total kapasitas 8.000 liter,” ujarnya, Senin (22/7/2019).

Kosrudin mengatakan, dua desa itu sudah mengalami kekeringan sejak beberapa minggu terakhir. Kekeringan di dua desa tersebut sudah dapat dikatakan genting sesuai dengan analisa yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tangerang, beberapa waktu lalu.

“Sudah mulai urgen makanya kemarin kita siapin 3 mobil tangki yang kapasitas 5.000 liter kemudian mobil damkar 1 kapasitas 3.000. Mobil-mobil itu sudah kita kuras dan bersihkan tangkinya dan bisa digunakan untuk itu mengirimkan air bersih. Selain itu yang paling sering kami kirimkan itu di hari Jumat, karena pada hari itu masjid-masjid sekitar Curug-Panongan membutuhkan banyak air untuk aktifitas ibadah yang disebabkan air tanahnya juga sudah mulai menyusut,” ujarnya.

Kosrudin melanjutkan, untuk wilayah Tangerang bagian utara (Pantura) pihaknya belum mendapatkan laporan perihal kekeringan atau kesulitan air bersih. Di daerah pantura, meski kekeringan air bersih untuk konsumsi tetapi mereka masih dapat memanfaatkan air dari sungai-sungai atau pengairan. Menurut Kosrudin, pihaknya memiliki keterbatasan dalam mengirimkan bantuan air bersih untuk masyarakat.

**Baca juga: Mulai Rusak, Taman Bermain Anak Kabupaten Tangerang Gelap Gulita.

“Kita sebenarnya tidak terbatas dalam mengirimkan bantuan air bersih, hanya barangkali kita yang dibatasi itu solarnya. Sekitar 300 liter itu jatah per bulannya untuk kita, jadi keterbatasannya itu. Kalau ini memang tidak boleh tetapi kalau masyarakat siap membantu dalam pengadaan solarnya kami siap-siap saja, tetapi sampai hari ini kita selalu memenuhi keperluan masyarakat,” ungkapnya.

Kosrudin mengungkapkan, bilamana kekeringan itu semakin meluas, pihaknya akan menggandeng stakeholder dan dinas terkait untuk mendistribusikan air bersih. Sementara dari sisi penanggulangan bencana sampai saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang dan BPBD belum ada.

“Mitigasi bencana, sampai hari ini kita belum ada pembahasan terkait menghadapi kekeringan ini. Karena kekeringan ini tidak termasuk bencana sehingga kita bisa backup dan kita bisa antisipasi,” tutupnya.(vee)




Mulai Rusak, Taman Bermain Anak Kabupaten Tangerang Gelap Gulita

kabar6.com

Kabar6-Taman Bermain Ramah Anak yang dibangun di depan halaman kantor DPRD Kabupaten Tangerang, hingga saat ini belum juga diberikan penerangan.

Berdasarkan pantauan Kabar6.com di Taman Bermain Ramah Anak, taman itu sudah mulai difungsikan untuk bermain warga di Kabupaten Tangerang, khususnya warga Tigaraksa sejak akhir tahun 2018 lalu.

Tetapi sangat di sayangkan, alas bawah taman yang terbuat dari karpet karet tersebut kini sudah mulai rusak.

“Kalau rusaknya saya nggak tau mbak, soalnya tiba-tiba rusak aja pas saya kesini karpetnya udah kayak gitu,” ujar Susi, salah satu warga Sodong, Tigaraksa yang mengajak anaknya bermain di Taman Bermain Ramah Anak, Senin (22/07/2019).

Bukan hanya itu, taman bermain yang selalu ramai saat siang hari itu juga belum memiliki lampu penerangan. Sehingga jika malam hari sepi akan pengunjung.

“Sebenernya malem juga mau saya main kesini sama anak, tapi kan gelap,” keluhnya.

Hal yang sama dikatakan oleh, Aisyah, warga Perumahan PWS Tigaraksa ini mengaku sering melewati taman tersebut saat malam hari.

“Iya saya suka lewat sini terus kalau pulang malem, gelap khawatir aja ada begal atau yang pacaran disini takutnya berbuat mesum,” ucapnya.**Baca juga: Musran IPSI Ranting Pondok Aren Agendakan Pergantian Kepengurusan.

Untuk diketahui, taman tersebut dibangun oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Tangerang dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp500 juta lebih.(N2P)




Jelang Idul Adha 2019, Pedagang Hewan Qurban Mulai Bermunculan di Kabupaten Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Menjelang Lebaran Idul Adha 2019, pedagang hewan qurban di kawasan Kabupaten Tangerang mulai bermunculan.

Seperti di kawasan Cikupa, pedagang hewan qurban mulai menjajakan dagangannya dengan harga sama seperti tahun sebelumnya.

Salah seorang pedagang, Lukman (61) mengatakan, lebaran qurban tahun ini akan ramai seperti tahun sebelumnya.

“Maka itu saya jualan lebih awal. Harganya juga ga naik, sama seperti tahun kemarin,” ungkapnya kepada Kabar6.com, Senin (22/7/2019).

Tahun ini, Lukman telah menyiapkan 64 ekor domba dengan harga sekitar Rp2 hingga Rp3 juta. “Harga kita sama seperti tahun kemarin,” jelasnya.

Lukman mengatakan, domba-domba yang dijajakannya tersebut sehat dan terbebas dari penyakit, walaupun belum di tes kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang.

“Sekitar dua minggu lagi tes kesehatan dari mantri (dokter) hewan kecamatan untuk hewan-hewan kurban ini. Untuk penjualan para pembeli itu lebih banyak pesan dahulu (Pre Order), jadi kami mesan domba yang dipesan pembeli untuk dijual,” terangnya.

Senada, pedagang lainnya di kawasan Kelapa Dua, Eko Haryanto (42) menuturkan kalau harga hewan qurban di lapaknya juga tak mengalami kenaikan.

“Harga sapi tak mengalami kenaikan, sama seperti tahun kemarin. Masih bertahan diantara Rp19 juta hingga Rp55 jutaan,” paparnya.**Baca juga: Bupati Zaki Buka Turnamen Futsal Pelajar.

Dijelaskannya, kalau sapi qurban miliknya didatangkan dari Jawa Timur sebanyak 50 ekor. “Itu juga untuk pembeli yang PO dan sudah mengirimkan uangnya,” tuturnya.

Eko juga memaparkan kalau hewan qurban miliknya telah lulus tes kesehatan baik di Jawa Timur dan di Tangerang, bersama dinas terkait.(N2P)




Bupati Zaki Buka Turnamen Futsal Pelajar

kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar membuka Turnamen School Futsal Festival Bupati Cup 2019 tingkat SMA/Sederajat se Kabupaten Tangerang.

Sedianya acara tersebut diselenggarakan di Gor Indor Sport Center Kelapa Dua, Senin, (22/7/19).

Bupati Zaki Iskandar dalam sambutannya mengharapkan melalui kegiatan tersebut bisa membuat minat pelajar akan olahraga futsal dan dapat menghormati antar pelajar, meningkatkan rasa, mengurangi angka kekerasa antar pelajar.

Bukan hanya itu, melalui kejuaraan ini pula akan semakin terlihat bibit-bibit unggul atlet futsal Kabupaten Tangerang di masa mendatang, yang mampu berprestasi bukan hanya di tingkat daerah, akan tetapi dapat berprestasi di tingkat nasional bahkan internasional.

“Poin penting dalam event ini adalah membangun generasi muda yang produktif dengan berolahraga dan semoga bisa menjaring bibit bibit unggul, dan melalui kegiatan ini para pelajar bisa bertarung secara sehat dilapangan bukan bertarung/tauran di jalanan,” tutur Zaki.

Zaki menambahkan, Ia sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia penyelenggara serta semua pihak yang teribat atas terselenggaranya Turnamen School Futsal Festival Bupati Cup 2019 se-Kabupaten tingkat SMA/sederajat ini.

Haris, Ketua Pelaksana mengungkapkan bahwa animo peserta yang ingin mengikuti kejuaran ini sangat tinggi sekali, hal tersebut dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti kejuaraan sebanyak 90 dan setelah proses seleksi terpilih sebanyak 32 tim yang akhirnya masuk kedalam putaran final kejuaraan School Futsal Festival Bupati Cup 2019 tingkat SMA/Sederajat.

“Animo para peserta sangat tinggi. Itu dikarenakan para peserta ingin sekali berlaga di stadion kebanggaan masyarakat Kabupaten Tangerang, stadion sport center Kelapa Dua, melalui kejuaraan ini diharapkan akan muncul bibit-bibit yang akan menjadi kebanggaan Kabupaten Tangerang,” ucap Haris.**Baca juga: Pemkot Tangerang Peringati Hari Lansia dan Anak Sedunia.

Haris pun berpesan kepada para peserta untuk menjadikan keikutsertaannya dalam kejuaraan ini sebagai kesempatan untuk mengukir prestasi, yang dapat membanggakan Sekolah, maupun Kabupaten Tangerang.(BL/Hms)




Air Sulit, Petani di Kabupaten Tangerang Terancam Gagal Panen

kabar6.com

Kabar6-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang meyebutkan petani di Kabupaten Tangerang sedang kesulitan air untuk mengaliri area sawahnya.

DPKP memprediksi bila bulan depan tidak turun hujan, banyak petani akan mengalami gagal panen atau fuso.

Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan DPKP Kabupaten Tangerang, Kustri Windayani mengatakan, kondisi saat ini para petani di Kabupaten Tangerang memilih untuk memajukan waktu tanam selagi ada ketersediaan sumber daya air (SDA).

Namun, kata Kustri, hal itu sangat beresiko bilamana ketersediaan air habis karena berpotensi gagal panen.

“Kondisi saat ini di lapangan, petani ada sebagian memulai garap dan sebagian sudah mulai tanam, ada juga yang baru menabur benih. Sebulan kedepan jika tetap kemarau, dampaknya petani kekurangan air dan bisa gagal panen,” kata Kustri kepada wartawan saat ditemui di DPKP Kabupaten Tangerang, Senin, (22/7/2019).

Kustri menjelaskan. Gagal panen petani lokal akan berimbas terhadap penurunan stok beras dari petani lokal.

Kendati demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sudah menyiapkan pasokan beras dari luar daerah.

“Stok cadangan beras di Bulog juga masih aman sampai saat ini. Mudah-mudahan untuk level Kabupaten Tangeang ketahanan pangan masih aman,” jelasnya.

Menurut Kustri, pihaknya perlu meningkatkan ketahanan pangan di level rumah tangga atau keluarga, untuk menghadapi dampak kekeringan ini. Pasalnya, yang perlu diperhatikan dalam level rumah tangga adalah daya belinya.

“Level ini sangat bergantung dari pendapatan keluarga yang berpengaruh terhadap daya beli. Walapun bahan pangan cukup tersedia, masyarakat tidak bisa mengakses karena tidak cukup uangnya,” tuturnya.

Sementara itu, Surnarti (52), salah seorang petani Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang mengatakan, sejumlah petani terpaksa memilih memajukan masa panen karena sumber air mulai mengering.

Dampak dari panen dini, kata Surnati, berdampak pada kualitas gabah kering.

“Petani di sini (Desa Ciakar), terpaksa mempercepat panen karena sudah kesulitan air,” kata Surnarti di area persawahnya.

Surnari menambahkan, pilihan mempercepat masa panen lebih baik dari pada gagal panen yang mengakibatkan kerugian para petani. Meskipun panen dini bisa berakibat kualitas gabah kering kurang begitu bagus.**Baca juga: Tiga Pengembang di Tangsel Patungan Beli Lahan TPU Sari Mulya.

“Dampak mempercepat panen ini, ya kualitas gabahnya sama berasnya kurang bagus karena yang seharusnya tiga bulan, ini hanya dua bulan,” pungkasnya.(Vee)




Hanya 5 Menit, Satu Unit Motor Raib Digondol Maling Di Cikupa

Kabar6.com

Kabar6-Satu unit sepeda motor dengan nomor Polisi B 4248 NIJ milik Fajar Arif Hidayat (28) raib digondol maling didepan rumah kosnya di Kampung Agung RT 3 RW 9, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Minggu malam (21/7/2019) sekira pukul 20.00 WIB.

Korban menuturkan motor miliknya hilang setelah lima menit ditinggal parkir didepan kosnya.

“Sekitar 4 sampai 5 menit saya tinggal parkir didepan kos bang, saya keluar motor udah ngga ada,” ungkap Fajar dikosnya

Ia menjelaskan, setelah pulang main korban masuk ke kosnya hendak buang air kecil.

“Habis pulang main, saya kebelet pengen buang air kecil, motor saya pakrir dulu diluar, belum lima menit saya keluar montor udah ngga ada,” ujarnya.

**Baca juga: Aliran Air PDAM TKR di Katomas Tigaraksa Alami Kebocoran.

Fajar menambahkan, motor miliknya dibeli dengan cara kredit dan baru berusia dua bulan.

“Motor dapat kredit, baru dua bulan, tanggal (15/7/2019) kemaren baru bayar iuran yang kedua, besok rencananya mau buka laporan kehilangan ke Polisi,” pungkasnya.(N2P)