1

Nasib Nenek Masiah, Dilaporkan Cucu Sendiri ke Polsek Ciledug

Kabar6-Kisah nenek terjerat hukum setelah dilaporkan oleh kerabatnya sendiri kembali terjadi di Kota Tangerang, Rabu (25/3/2015).

 

 

Kali ini, persoalan hukum menjerat Hj Masiah (67), seorang nenek renta yang tinggal di Jalan Kejaksaan I, RT 2/6, Kelurahan Kreo, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

 

Ya, nenek itu pun saat ini telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan pengeroyokan yang dilaporkan Rahmad Hermansyah (18), yang tak lain adalah putra Latifah (40), anak kedua nenek Masiah.

 

Bahkan, Rahmad juga tega melaporkan, pamannya Iwan (anak ketiga Masiah) (38), tantenya Nuriah (25) (anak keenam Masiah), serta sepupunya Refi (18), anak sulung Iwan.

 

Menurut Iwan, awal mula pelaporan itu, ketika Rahmad mendatangi kediaman neneknya, Hj Masiah pada 7 Maret 2015 lalu. Rahmad yang emosi hingga bertengkar dengan Refi gara-gara status blackberry mesengger (BBM) yang dianggap memancing perkelahian.

 

Keduanya saling memukul dengan batang bambu. Keluarga besar Hj Masiah yang melihat peristiwa ini kemudian mencoba melerai. Bahkan, Hj Masiah yang saat itu dalam keadaan tertidur pun menjadi terbangun dan ikut memisahkan perkelahian kedua cucu kandungnya. ** Baca juga: Rasa Malu Picu Elis Tega Bunuh dan Buang Bayinya

 

“Ibu saya kaget mendengar ribut-ribut itu. Dia nyuruh Rahmad dan Refi berhenti berkelahi. Karena badan Rahmad besar, kami agak kewalahan menahannya. Setelah berhasil dilerai, keluarga besar menyuruh Rahmad Hermansyah pulang agar tidak menimbulkan keributan baru. Sampai di sini masalah dianggap selesai,” urainya.

 

Namun kemudian, tanpa diduga Rahmad melaporkan peristiwa ini ke Polsek Ciledug. Dia juga juga membawa hasil visum luka yang dideritanya akibat berkelahi dengan Refi. Dalam laporannya, Rahmad menuding telah dikeroyok oleh empat orang, yakni Hj Masiah, Iwan, Nuriah dan Refi.

 

“Dasar dari laporan itu, dia menjadi korban pengeroyokan. Padahal kami tidak melakukan itu. Apalagi ibu saya, sudah tua mana bisa melakukan pengeroyokan. Kami cuma melerainya saat berkelahi,” jelasnya.

 

Penyidik kepolisian dari Polsek Ciledug Kota Tangerang pun merespon laporan ini dengan membuat surat pemanggilan pertama terhadap keempat terlapor. Dalam surat panggilan juga dicantumkan status keempat terlapor sebagai tersangka dalam kasus ini.

 

Menerima panggilan ini, keempat terlapor menjadi syok dan panik. Mereka tidak menyangka bila peristiwa perkelahian itu, dibawa ke ranah hukum oleh Rahmad Hermansyah.

 

“Kami nggak tau, tiba-tiba jadi tersangka. Padahal kami tidak pernah dipanggil untuk dimintai keterangan di polisi,” tukasnya.

 

Upaya mediasi untuk mendamaikan masalah ini langsung dilakukan oleh keluarga besar Hj Masiah dan melibatkan pengurus RT dan RW setempat. Namun, semua upaya tidak menghasilkan apa-apa.

 

Hj Masiah meminta kepada Rahmad dan ibunya, Latifah agar mencabut laporan di kepolisian. Rahmad dan ibunya sempat menuruti permintaan Hj Masiah dengan syarat membayar uang sebesar Rp 5 juta sebagai kompensasi untuk pencabutan laporan tersebut.

 

“Permintaan ini kemudian coba dipenuhi oleh Hj Masiah. Bahkan dia pun sudah meminta maaf kepada Latifah dan Rahmad atas peristiwa perkelahian yang terjadi. Dia juga sudah mencium tangan keduanya sampai lima kali,” kata dia.

 

Namun, keesokan harinya Rahmad merevisi lagi permintaan tersebut . Dia malah meminta tambahan uang damai sebesar Rp10 juta. Dia mengancam tidak akan mencabut laporan jika permintaannya tidak dipenuhi. Bahkan sang ibu, Latifah, sesumbar tidak mempersoalkan jika harus putus hubungan keluarga keluarga besar.

 

Hj Latifah mengaku sudah putus asa dan sakit hati telah dilaporkan cucu dan anak kandungnya sendiri hingga menjadi tersangka.

 

“Padahal saya sudah meminta maaf sampai mencium tangan anak saya, Latifah sampai lima kali,” ungkapnya sedih.

 

Dikatakan Hj Masiah, dirinya yang hanya berprofesi sebagai tukang urut sangat terbebani dimintai uang sebesar Rp10 juta untuk mencabut berkas laporan ke kepolisian. Apalagi, dalam laporan tersebut dirinya beserta dua anaknya, Iwan dan Nuriah serta cucunya, Refi, juga disangkakan sudah melakukan pengeroyokan.

 

“Saya sudah nenek-nenek. Mana mungkin melakukan itu. Saya nggak sanggup dan gak punya dana sebesar itu untuk damai,” keluhnya.

 

Setelah dilaporkan cucunya, Hj Masiah pun mengaku sering sakit karena stres. Dia kerap susah makan dan tidur karena memikirkan kasus yang dialaminya.(ges)




Rasa Malu Picu Elis Tega Bunuh dan Buang Bayinya

Kabar6-Malu. Itulah satu-satunya alasan yang disampaikan Elis (30), kepada penyidik Polsek Cikupa, Kabupaten Tangerang, yang memeriksanya, Rabu (25/3/2015).

Sisi liar Elis meradang hingga membuat fikiran gelap. Alhasil, setan dengan mudah merayunya untuk mengambil jalan pintas.

Diapun tega membuang darah daging sendiri ke selokan tak jauh dari rumahnya, setelah sebelumnya bayi itu dibunuh dengan cara leher dicekik dan mulut dibekap.

“Dia mengaku malu, melahirkan bayi itu, meski kini pria yang menghamili telah menikahinya secara siri,” ujar Kanit Reskrim Polsek Cikupa, Iptu Sumiran.

Diketahui, perbuatan Elis terkuak setelah seorang warga bernama Wasto (45), menemukan mayat bayi perempuan dibuang di selokan Desa Talaga, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (24/3/2015) malam.

Saat ditemukan, jasad bayi malang yang sudah membusuk itu terbungkus plastik merah. Temuan itupun kemudian dilaporkan ke Polsek Cikupa. **Baca juga: Ibu Pembuang Bayi Ditangkap di Cikupa.

Tiga jam setelah dilaporkannya kasus tersebut, polisi akhirnya meringkus Elis di rumah kontrakannya, tak jauh dari lokasi ditemukannya mayat bayi.(abie)




Airin Rekomendasikan Penutupan SPBGE Serua

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) akhirnya merekomendasikan penghentian pembangunan unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Elpiji (SPBGE) di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat.

 

 

Kebijakan ini ditempuh lantaran Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) enggan menerbitkan legalitas formal yang didasari dari penolakan sejumlah warga sekitar.

 

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany mengatakan, bahwa lokasi pembangunan SPBGE di Serua harus segera ditutup. Instruksi ini telah dilayangkannya kepada jajarannya untuk segera menindaklanjuti.

 

“Yah saya sudah memerintahkan kepada Asda III (Asisten Daerah Bidang Administrasi Umum) untuk segera berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), agar menutup dan menyetop segala kegiatan di lokasi pembangunan SPBGE di Serua,” ucap Airin kepada kabar6.com ditemui usai menerima warga di Serua di Aula Pemkot Pamulang, Rabu (25/3/2015).

 

Meskipun SPBGE Serua merupakan proyek pemerintah pusat, terang Airin, pihaknya tidak perduli. Sebab, bila ingin melakukan kegiatan usaha di Kota Tangsel haruslah mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku. ** Baca juga: Siswa TK Dharma Mulya Geruduk Kantor BPBD Kota Tangerang

 

“Tidak ada urusan dong, mau itu proyek pemerintah pusat juga, tetapi bila tidak ada izinnya yah harus disegel, kan tidak ada kontribusinya bagi warga dan daerah itu sendiri tentunya,” tegas Airin.(ard)




Ibu Pembuang Bayi Ditangkap di Cikupa

Kabar6-Ibu sadis yang tega membuang bayi perempuan yang baru dilahirkannya di Desa Talaga, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (24/3/2015) kemarin malam, akhirnya diringkus polisi.

Petugas Polsek Cikupa meringkus Elis (30), sang ibu sadis di rumah kontrakannya, tak jauh dari lokasi ditemukannya jasad bayi tersebut.

Kapolsek Cikupa, Kompol Brismen Daniel Simanjutak mengatakan, penangkapan Elis dilakukan tiga jam setelah ditemukannya mayat bayi.

“Begitu temuan jasad bayi dilaporkan ke Polsek Cikupa, anggota langsung menyelidiki peristiwa tersebut,” kata Kompol Brisman Daniel, Rabu (25/3/2015).

Kini, Elis masih menjalani pemeriksaan intensif guna penyidikan kasus tersebut di Mapolsek Cikupa.

Diketahui, jenazah bayi perempuan yang baru dilahirkan ditemukan wasto (45), seorang pekerja galian pipa di Desa Talaga. **Baca juga: Mayat Bayi di Selokan Bikin Heboh Warga Cikupa.

Saat ditemukan, jasad bayi malang yang sudah membusuk itu terbungkus plastik merah. Temuan itupun kemudian dilaporkan ke Polsek Cikupa.(abie)




Siswa TK Dharma Mulya Geruduk Kantor BPBD Kota Tangerang

Kabar6-Puluhan siswa siswi TK Dharma Mulya Kota Tangerang, Rabu (25/3/2015), menggeruduk Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

 

Kedatangan 82 bocah itu, tidak lain hanyalah untuk mendapatkan pengetahuan sejak dini akan kinerja petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

 

Terlihat antusias mereka (siswa TK) setibanya di sana. Sejumlah peralatan penanggulangan bencana pun diperkenalkan petugas, khususnya adalah mobil Pemadam Kebakaran (Damkar), yang dari awal nampak sudah menjadi pusat perhatian bagi ratusan pasang mata bocah-bocah itu.

 

Kepala Sekolah TK Dharma Mulya, Yuli Yunarni menegaskan, kunjungannya ke Kantor BPBD Kota Tangerang ini adalah untuk memperkenalkan kepada siswa tentang alat-alat pemadam hingga kinerja dari petugas pemadam. ** Baca juga: Disdik Sayangkan Penganiayaan Siswa di Cipondoh

 

“Saat ini mereka (siswa siswi) hanya melihatnya di televisi. Untuk lebih jelasnya, kami mengajak mereka ke Kantor BPBD,” kata Yuli, yang mengakui bila kegiatan itu merupakan program pendidikan di sekolah itu, yakni dalam rangka mengenali berbagai macam alat yang dimiliki pihak BPBD.

 

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Irman Pujahendra menungkapkan, bahwa pihaknya sangat berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan oleh TK Dharma Mulya, dimana siswa siswi tersebut bisa mengetahui secara langsung kinerja serta peralatan yang dimiliki BPBD Kota Tangerang.

 

“Sangat bagus sekali kegiatan ini, mudah-mudahan menjadi bermanfaat bagi mereka,” tegasnya.

 

Sementara itu, Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh TK Dharma Mulya. Sebab, kata dia, kedatangan mereka untuk mengetahui peralatan yang ada di BPBD serta mempraktekkan secara langsung cara penggunaanya ini, diharap dapat menjadi hal baru bagi mereka.

 

“Ini adalah ilmu yang bermanfaat karena anak-anak seusia mereka harus dibekali berbagai macam pengetahun, salah satunya ya kunjungan ke kantor BPBD Kota Tangerang ini,” pungkasnya.(ges)




Disdik Sayangkan Penganiayaan Siswa di Cipondoh

Kabar6-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tangerang menyayangkan adanya insiden kekerasan dalam dunia pendidikan yang diduga terjadi di wilayahnya, beberapa waktu lalu.

 

 

“Iya kita sudah dengar persoalan itu. Kita juga melalui UPT wilayah Cipondoh, untuk dapat menyelesaikan ini secara baik, tanpa ada pihak-pihak yang dirugikan,” ungkap Abdurachman, Sekretaris Disdik Kota Tangerang, Rabu (25/3/2015). ** Baca juga: Dianiaya, Siswa SDN Cipondoh Trauma

 

Pihaknya pun, telah mengetahui bahwa persoalan ini telah dilaporkan kepada pihak kepolisian. Namun, harap dia, ada upaya kekeluargaan yang dapat dilakukan dalam penyelesaiannya.

 

Abdurachman menambahkan, pihaknya berjanji untuk melakukan evaluasi, dengan penekanan terhadap seluruh pendidiknya, agar kedepan dunia pendidikan di kota ini dapat lebih baik lagi. ** Baca juga: Disebut Daerah Merah Kelompok Separatis, Begini Kata Airin

 

“Ya, saat ini hal-hal seperti ini ternyata memang sangat sensitif. Kami pasti akan lakukan evaluasi. Dan harapan saya pribadi, semoga persoalan ini dapat segera terselesaikan dengan baik,” pungkasnya.(ges)




Disebut Daerah Merah Kelompok Separatis, Begini Kata Airin

Kabar6-Pemerintah pusat telah menentukan titik-titik zona merah keberadaan kelompok radikalisme yang mempunyai ideologi menyimpang dan mengganggu disintegrasi bangsa.

 

 

Fakta ini disampaikan langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahyo Kumolo di Universitas Terbuka (UT) Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

 

Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany mengatakan, penetapan daerah merah bahaya radikalisme bukan hanya di wilayah Kota Tangsel saja.

 

Melainkan juga di daerah lainnya, seperti Kota/Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karang Anyar, zona merah menjadi perhatian tingkat nasional serta ada sisi positifnya.

 

“Kita berterima kasih karena tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah saja, tentunya tanggung jawab provinsi dan pusat dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan,” terangnya ditemui di Pamulang, Rabu (25/3/2015). ** Baca juga: PHRI Diminta Promosikan Potensi Wisata Kota Tangerang

 

Menurutnya, hal ini sudah kita lakukan manakala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hadir melakukan sosialisasi bahaya kelompok Negara Islam Irak dan Syria (ISIS) ini di tujuh kecamatan.

 

Namun, faktanya sempalan kelompok separatis dan radikalime ternyata masih ada. Airin mengakui, meski sosialisasi sudah dilakukan namun kenyataanya tetap ada, ideologi ini tidak bisa terhenti.

 

“Perhatian pemerintah pusat terhadap persoalan-persoalan di Tangsel, merupakan bukti bila keamanan bukan tanggungjawab pemerintah daerah saja, namun juga pemerintah pusat, Kepolisian, Kodim dan lainnya,” ujarnya.

 

Untuk itu, Airin merasa keberadaan Polres di Tangsel sudah mendesak. Saat ini, usulan Polres Tangsel sudah disetujui oleh Polda Metro Jaya.

 

Kemarin persoalan lahan Pemkot (Pemerintah Kota) Tangsel sudah mengajukan surat, dan kini sedang dalam proses.

 

“Serta mencari data pelepasan hak atas lahan BSD, begitu pula dengan pagu anggaran pun sudah dianggarkan sebesar Rp30 miliar, dan polda akan membangun dan mencari SDM (sumber daya manusia)-nya,” terangnya.(yud)




PHRI Diminta Promosikan Potensi Wisata Kota Tangerang

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang, mengajak pengurus Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) setempat untuk mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki wilayah setempat.

 

 

Kedepan, seluruh pengembang di Kota Tangerang juga bakal diwajibkan untuk membangun tempat-tempat wisata yang bisa menjadi alternatif tujuan wisata.

 

Demikian dikatakan Walikota Tangerang, H. Arief R. Wismansyah, dalam acara Rapat Kerja Badan Pengurus Cabang (BPC) di PHRI Kota Tangerang, di Hotel Grand Serpong, Rabu (25/3/2015).

 

“Kita punya bandara, dan kedepan kita akan menjadi satu-satunya kota yang mempunyai 6 jaringan infrastruktur tol,” ujarnya.

 

Dengan jumlah penumpang pesawat yang ada di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) yang mencapai 63 juta penumpang per-tahun, hotel dan restoran di Kota Tangerang harus bisa menjadi daya tarik bagi jutaan penumpang.

 

“Coba, bisa enggak menarik 10 persen saja,” ujarnya. ** Baca juga: Walikota Ajak Warga Bangun Tangerang Lewat Zakat

 

Untuk itu, jelas Walikota, hotel harus bisa memberikan sesuatu yang berkesan. Mulai dari segi makanan maupun dari tema khusus yang ditampilkan di hotel.

 

Sedianya, Rapat Kerja (Raker) Badan Pengurus Cabang PHRI Kota Tangerang 2015 diikuti oleh seluruh anggota PHRI yang terdiri dari hotel dan restoran di Kota Tangerang.

 

Dan, pada Raker kali ini, mengambil tema “Pentingnya Sertifikasi Usaha dan Sertifikasi Profesi menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”.(hms/tom migran)




Walikota Ajak Warga Bangun Tangerang Lewat Zakat

Kabar6-Walikota Tangerang, H. Arief R. Wismansyah mengharapkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Tangerang bisa memaksimalkan zakat yang dikelolanya untuk kepentingan masyarakat setempat.

 

 

“Baznas harus bisa menyatukan hati warga di Kota Tangerang sehingga  bisa bersinergi membangun kota,” ujar saat melantik Pengurus BAZNAS Kota Tangerang periode 2015-2020 di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang, Rabu (25/3/2015).

 

Tak lupa, Walikota juga mengajak seluruh warga muslim di Kota Akhlakul Karimah itu untuk bisa membayarkan zakat sesuai dengan kewajiban masing-masing.

 

“Berapa banyak potensi yang kita gali dari zakat. Mari kita bayar bangun kota ini melalui zakat kita,” ujarnya. ** Baca juga: 30 Pelajar Kabupaten Tangerang Terjaring Razia

 

Selain itu, Walikota juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk lebih terlibat aktif pembangunan dengan menciptakan hidup yang lebih berkualitas melalui sikap saling menghargai antar sesama.

 

Selanjutnya, sebagai komitmen untuk membangun Kota yang Berkakhlakul Karomah Walikota berjanji akan mendorong pembuatan Peratuan Daerah (Perda) Diniyah.

 

“Selain itu, kita juga akan membangun asrama haji, Insha Allah tahun depan sudah mulai dibangun, karena masterplannya sudah ada dan tahun ini ded-nya lagi dibuat,” pungkasnya.(hms/tom migran)




30 Pelajar Kabupaten Tangerang Terjaring Razia

Kabar6-Razia pelajar dihelat Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Kepolisian, Rabu (25/3/2015).

 

 

Hasilnya, sebanyak 30 pelajar SMP dan SMA dan SMK diamankan dari sejumlah lokasi, yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.

 

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, H. Zaenudin mengatakan, razia berlangsung disejumlah ruas jalan dikawasan Kabupaten Tangerang. Di antaranya di ruas jalan di Kecamatan Cikupa, Balaraja, Pasar Kemis, Curug, Kelapa Dua, dan Tigaraksa.

 

“Razia ini bertujuan untuk menekan angka kenakalan remaja sekaligus, membuat efek jera kepada para pelajar yang membolos pada saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM),” jelasnya.

 

Zainuddin menegaskan, bila pihaknya akan terus mengelar razia pelajar, hingga pelajar jera. ** Baca juga: Dugaan Pungli Prona Kelurahan Petir Sampai Kejaksaan

 

“Razia akan dilakukan secara berkala. Pelajar yang terjaring akan didata dan disanksi push up di tempat,” imbuhnya.

 

Untuk diketahui, selain menyisir ruas jalan di Kabupaten Tangerang, pihaknya juga melakukan razia di warung internet (warnet) dan warung-warung kecil.(shy)