1

Ketua PN Tangerang Jelaskan Soal Jadwal Sidang’ Ngaco’

Kabar6-Pengadilan Negeri(PN)Tangerang menuding Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tangerang tak memanuhi janji perihal kesepakatan jadwal persidangan hingga menuai keluhan warga.

Ketua PN Tangerang, Nirwana mengatakan, dalam kesepakatan yang dihadiri oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten, Kapolda Banten Brigadir Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan seluruh Ketua Kejari dan PN di Banten menyetujui jika Jaksa Penuntut Umum (JPU) tiba di PN sebelum pukul 11.00 WIB.

“Ya, dalam kesepakatan pada akhir April lalu di Serang, seluruh Kejari menyanggupi, enggak ada komentar semuanya menyetujui. Harusnya dengan adanya kesepakatan ini, tidak terjadi lagi jadwal ngaco di PN,” ujar Nirwana saat dihubungi kabar6.com, Rabu (10/5/2017).

Menurutnya, PN sebagai tempat penyelenggara sidang seringkali menjadi sasaran keluhan warga yang kecewa dengan jadwal ngaco persidangan.

“Ya, warga taunya kami yang salah. Padahal, kami hanya menyediakan tempat. Kendalanya ada di Kejari yang membawa tahanan lambat. Tahanan jam 15.00 WIB baru tiba di PN. Makanya, sidang bisa berlangsung sampai malam,” jelasnya. 

Nirwana mengaku, akan segera meninda lanjuti perihal jadwal ngaco dengan Kejari Kabupaten Tangerang dan pihak lainnya

“Rencananya saya akan menyurati ke Kejari untuk menindaklanjuti. Kami akan kembali duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini, karena seluruh warga mengeluhkan hal tersebut. Ini bukan kewenangan satu instansi saja, melainkan banyak instansi, mulai dari PN, Kejari, Rutan, juga kepolisian,” paparnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, ratusan tahanan harus kembali ke balik sel dengan tangan kosong lantaran jadwal ngaco persidangan. Tak hanya itu, sejumlah warga pun turut mengeluhkan hal serupa dan menilai buruknya birokrasi di PN Tangerang. (tia)

 




Ratusan Murid Madrasah di Koceak Takut Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah Al-Khaeriyah.(foto:yud)

Kabar6-Ratusan murid Madrasah Ibtidaiyah Al-Khaeriyah di Kampung Koceak RT 06 RW 02, Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ogah bersekolah. Ini setelah empat bangunan rumah yang berada persis di belakang sekolah ambles ke jurang.

Aris, siswa kelas V mengaku takut setelah kampungnya dilanda bencana longsor. Ia memilih tak berangkat sekolah karena khawatir saat belajar terjadi longsor susulan.

“Saya takut om. Sama ibu disuruh mending di rumah aja,” katanya ditemui di sekitar sekolahnya, Rabu (10/5/2017).

Ia juga telah mendapatkan pesan dari orangtuanya agar tidak mendekat ke lokasi rumah ambles. “Enggak boleh main-main ke dalam sana,” terangnya sambil menunjuk ke gang arah rumah ambles.

Orangtua Idhar, siswa kelas V MI Al Khaeriyah mengaku sengaja meminta anaknya untuk tidak masuk kelas, pasalnya saat ini kondisi kampung tersebut terlihat dalam kondisi kecemasan. 

“Sengaja saya suruh libur dulu,” terang Maesyaroh (40), Ibu Idhar.

Berdasarkan pantauan di lokasi, madrasah bercat hijau itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari jurang. Kedalam jurang bibir mencapai 20 meter lebih, dan keempat rumah ambles terperosok.(yud)

 




Jawaban Kejari Soal Jadwal Sidang ‘Ngaco’

Kasipidum Kejari Kab.Tangerang, Pradhana.(ist)

Kabar6-Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tangerang, membantah tudingan keluarga terdakwa yang ihwal jadwal sidang yang dianggap “Ngaco”.

Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Kabupaten Tangerang, Pradhana mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima bagi para pencari keadilan.

Masalah molornya jadwal sidang, tentunya dipengaruhi banyak faktor, diantaranya jarak tempuh yang jauh dan kemacetan arus lalulintas.

Tak hanya itu, jalan menuju Rutan Jambe, juga dianggap sebagai penghambat, karena jalannya terlampau sempit dan berlubang. 

“Maka, sudah selayaknya Pengadilan Negeri (PN) dibangun di wilayah Kabupaten Tangerang,” ungkap Pradhana, kepada Kabar6.com, Rabu (10/5/2017).

Oleh karenanya, kata Pradhana, masyarakat harus memaklumi atas kondisi tersebut.

Disamping itu, Hakim juga harus memahami kondisi ril di lapangan yang memang begitu sulit. 

“Sementara, personil Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Kejari Kabupaten Tangerang hanya 20 orang saja. Sedangkan, perkara yang ditangani mencapai 150 perkara perbulan,” katanya.

Pradhana menambahkan, dirinya meminta kepada Majelis Hakim di PN Tangerang, agar mengkaji kembali keputusan tentang pembatasan waktu sidang.

Atas kondisi itu, JPU dipaksa memberikan pelayanan sesuai prosedur dan mereka paling kambat harus ada di PN Tangerang sekitar Pukul 11. 00 Wib.

“Jangan dipatok deadline waktu sampai setengah lima dong. Itu juga yang menjadi kendala bagi JPU dalam mengikuti proses persidangan. Sedangkan, dalam waktu yang sama JPU menyidangkan perkara diruang sidang lain,” ujarnya. (Tim K6)

 




Waspada Tanah Ambles, Murid Madrasah di Koceak Belajar di Masjid

Murid belajar di masjid. (yud)

Kabar6-Proses kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khaeriyah, Kampung Koceak RT 06 RW 02, Kelurahan Keranggan, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terganggu. Di belakang bangunan sekolah tersebut, empat rumah ambles hingga ke dasar jurang.

Pantauan kabar6.com, lokasi bangunan madrasah dengan titik lokasi rumah ambles hanya berjarak sekitar 50 meter. Sejumlah murid terpaksa harus belajar di Masjid Jami Al Hidaya‎h karena ruangan kelas sudah harus dikosongkan.**Baca Juga:Tanah Ambles, 10 KK Di Koceak Dievakuasi

“Kami tidak meliburkan kegiatan. Yang mau saja, makanya dipindahin ke masjid,” kata Titin, guru kelas VI, Rabu (10/5/2017).

Menurutnya, total murid madrasah sebanyak 227 orang. Mayoritas peserta didik memilih pulang ke rumah setelah melihat kondisi sekitar tidak kondusif.‎**Baca Juga: Lagi, Empat Rumah di Koceak Ambles ke Jurang

Demi keamanan peserta didik dan para guru pihak madrasah akhirnya menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Masjid Jami Al-Hidayah yang hanya berjarak 10 meter dari MIS Al-Khaeriyah. 

Safrudin Toha, guru lainnya menerangkan, KBM untuk sementara akan dilakukan di masjid. Pihaknya tidak meliburkan KBM.

“Kami tidak meliburkan, sambil tetap waspada KBM sementara dilakukan di masjid,” ujarnya.(yud)




Wakil Walikota: Aparat Harus Jauhi Narkoba

Wakil Walikota Tangerang, H. Sachrudin.(hms)

Kabar6-Peredaran narkoba yang makin memprihatinkan di Indonesia. Kondisi itupun membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus berupaya membentengi aparaturnya dengan pemahaman tentang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan narkoba.

Terlebih keberadaan bandara internasional Soekarno Hatta yang berada di Kota Tangerang, menjadikan Kota yang berjuluk sebagai Kota Akhlakul Karimah tersebut sangat rentan terhadap pengaruh narkoba.

Sehingga sebagai langkah pencegahan, Pemkot melalui kantor Kesbangpol menggelar kegiatan Penyuluhan Bahaya Narkoba Terhadap Aparatur Pemerintah Kota Tangerang.

Wakil Walikota Tangerang, H. Sachrudin yang menutup kegiatan tersebut menuturkan, bahwa aparat selain harus menjauhi narkoba juga harus mampu menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai segala bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan barang haram tersebut.

“Aparat harus bisa jadi corong untuk menyampaikan bahaya narkoba kepada masyarakat” ucap Wakil ketika menutup kegiatan penyuluhan bahaya narkoba terhadap aparatur pemerintah kota Tangerang di ruang al amanah, pusat pemerintahan kota Tangerang, Rabu (10/5/2017).

Sosialisasi bahaya narkoba pada pegawai Pemkot Tangerang.(hms)

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa aparat pemerintah kota Tangerang harus senantiasa dapat menghindari penggunaan narkoba karena dapat menjatuhkan citra pegawai di mata masyarakat, khususnya masyarakat kota Tangerang.

“Aparat harus terhindar dari penggunaan narkoba. Malu sama seragam kalau sampai pakai narkoba” imbuhnya.

Sebagai informasi dalam acara tersebut, turut pula dilakukan tes urine kepada seluruh pegawai yang hadir untuk memastikan tidak adanya pegawai yang terindikasi menggunakan narkoba.

“Kita cek semuanya, kalau perlu kita keliling untuk ngecek pegawai” tukas Wakil Walikota lagi.(ADV)




Tanah Ambles, 10 KK di Koceak Dievakuasi

Rumah ambruk di Koceak. (yud)

Kabar6-Warga penghuni berikut harta benda di Kampung Koceak RT 06 RW 02, Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dievakuasi. Di lokasi itu empat bangunan rumah ambles hingga jatuh ke dasar jurang.

Pantauan kabar6.com, warga sekitar panik melihat fenomena alam yang kurang bersahabat. Dibantu aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat, barang-barang rumah tangga dievakuasi.

“Ada 10 rumah yang sekarang harus dikosongkan,” kata Giri Kurniawan, anggota Unit Cepat Tanggap (UCT) Kecamatan Setu, Rabu (10/5/2017).**Baca Juga: Lagi, Empat Rumah di Koceak Ambles ke Jurang

Menurutnya, permukaan tanah atau soil terus mengalami pergerakan. Bangunan rumah warga harus steril untuk menghindari kejadian buruk kala curah hujan terus meningkat.

“Semua bangunan yang harus dikosongkan ini berdekatan dengan empat rumah yang sudah ambles,” terang Giri.

Terpisah, Bustomi (58), warga sekitar hanya bisa pasrah menghadapi bencana yang melanda pemukimannya. Sejak Selasa siang keluarganya sudah diperintahkan mengungsi ke masjid terdekat.

“Hati saya enggak t‎enang,” ujar pedagang nasi di belakang area pusat pemerintahan Kota Tangsel di Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat, itu.

Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi harta benda milik warga sekitar masih berlangsung. Kendaraan jenis truk milik Satpol PP Kota Tangsel yang mengangkut barang rumah tangga milik warga terus hilir-mudik.(yud)




Lagi, Empat Rumah di Koceak Ambles ke Jurang

Rumah ambruk di Koceak. (yud)

‎Kabar6-Empat bangunan rumah di Kampung Koceak RT 06 RW 02, Kelurahan Keranggan, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ambles ke dasar jurang. Seluruh penghuni rumah yang terdiri dari lima kepala keluarga itu sudah dievakuasi sebelum bencana alam terjadi.

Peristiwa itu terjadi Selasa malam. Sebelum ambles konstruksi semua bangunan ‎rumah sudah retak-retak. Keempat bangunan rumah milik Toto, Riki, Darto dan Marzuki.

“Kita sudah disuruh pindah duluan dari siang,” kata Ade Nurlita (35), istri Toto di sekitar lokasi perkara, Rabu (10/5/2017).**Baca Juga: Korban Longsor Kontrakannya Ditanggung Kecamatan

Ia masih syok melihat kondisi rumahnya sudah ambles.‎ Ade mengaku tak bisa membayangkan bila deteksi dini tidak berjalan nyawa keluarganya pasti melayang.

“Saya sudah ngungsi ke rumah kontrakan,” ujarnya sambil menyeka air mata.

Sebelum bangunan amblas suara pergerakan tanah nyaring terdengar. Hujan rintik-rintik turun hujan ringan, suara-suara rusaknya kontruksi bangunan semakin terdengar. Akhirnya selang sekitar 20 menit kemudian, beberapa rumah runtuh dan terjun ke jurang.

Kejadian itu pun tak ayal menjadi tontonan para warga sekitar. Hingga akhirnya suara histeris Takbir dan Istighfar para masyarakat saat menyaksikan longsor tersebut. Para warga pun berhamburan mencari tempat aman, dengan instruksi para aparat di lokasi.‎(yud)

**Lihat video Rumah Roboh di Keranggan.

 




PNS Telat, Disuruh Upacara Diluar

Kabar6-Puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Tangerang, melakukan upacara di luar Lapangan Maulana Yudha Negara, Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei.

Hal tersebut lantaran, puluhan PNS tersebut terlambat mengikuti upacara yang sedianya dimulai pada pukul 08.10 WIB.

“Tadi telat, karena antar anak sekolah dulu. Makanya, disuruh ikut upacaranya diluar lapangan,” ungkap Rahman, salah seorang peserta upacara, Rabu (10/5/2017).

Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar yang diikuti oleh pelajar se-Kabupaten Tangerang dan jajaran Pemerintah Daerah.(shy)




Pemilik Tas yang Tertinggal di Mall Bintaro Ditahan

Kabar6-Seorang pria yang mengaku pemilik Tas ransel Warna Hitam yang tertinggal di outlet Starbucks Mall Bintaro Plaza,Jl. Bintaro Utama III Sektor 3A,Tangerang Selatan, diamankan Kepolisian Polres Tangerang Selatan.Selasa (09/05/2017)

Pria tersebut diketahui bernama Mad Ardi Gozali(21) warga Blok Pon RT 003/003 Keluruhan Dukuhwidara, Kecamatan Pabedilan. Cirebon.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Fadli Widiyanto mengatakan Mad Ardi mulanya diamankan security Bintaro Plaza.”diamankan setelah dia menanyakan tas Hitam miliknya ke petugas Security Bintaro Plaza “Jelasnya.

Kemudian security Bintaro Plaza melaporkan ke pihak polres Tangsel perihal penahan pemilik tas tersebut.

Fadli mengatakan, dalam pemeriksaan awal terhadap Mad Ardi sebelum datang ke Bintaro Plaza, janjian terlebih dahulu dengan dua orang  bernama Aro dan Herlina yang telah dikenal pelaku sejak berada di pesantren. 

Setelah bertemu kedua orang tersebut, Mad Ardi meninggalkan tas di samping Cafe Starbuck.”alasannya  ingin ke toilet serta sholat Isya. Karena berat akhirnya tas itu ditinggal” ucap Fadli.

Namun Ketika  ingin diambil, tasnya sudah tidak ada, karena diamankan satpam.”mengetahui tasnya sudah tidak ada, Mad Ardi pulang dan akan kembali  untuk mencari tasnya” imbuhnya.

Kini kepolisian Polres Tangsel masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap Mad Ardi,sedangkan barang bukti yang diamankan Sebuah tas berwarna Hitam Abu-abu merk Acer, pakaian, beberapa buku-buku Islam tentang ajakan jihad,dan satu buah dompet berisi identitasnya serta Handphone Nokia type C3 berwarna Coklat berikut 2 buah Sim card indosat oredo nomor SIM 620140005046985700 dan nomor SIM .620140005023659250 (cep) 




Ketua DPRD Suparmi: Dasar LKP Nuduh Korupsi Apa

Ketua DPRD Kota Tangerang, Suparmi (*)

Kabar6-Ketua DPRD Kota Tangerang, Suparmi mengaku masih mempertanyakan dasar dan alasan pelaporan dugaan korupsi oleh Lembaga Kebijakan Pemerintah (LKP)Selasa (2/5/2017)lalu. Dugaan korupsi tersebut ditujukan ke DPRD Kota Tangerang.

“Sampai saat ini belum ada tembusan pelaporan ke saya. Saya baru dateng dari luar kota, belum buka surat katanya sih ditembus ke dewan. Tapi, dasarnya apa LKP bilang gitu? Kalau memang yang dilaporkan dengan dasar semuanya jelas, silakan saja,” ujar Suparmi saat ditemui kabar6.com, Selasa (9/5/2017).

Suparmi menjelaskan, pengaturan urusan pelaporan anggaran yang ada dalam DPRD merupakan tanggung jawab Sekretaris Dewan (Sekwan) sesuai perundangan.

“Kalau dituduh pelaporan dewan enggak jelas, berarti Sekwan juga enggak jelas dong? Kinerja Sekwan apa? Bukan hanya pak Sekwan, tapi kan Sekwan ada kabid, kasi, staf dam sebagainya. Selama ini difasilitasi tidak sama Sekwan terkait kinerja,” jelas Suparmi.

Menurutnya, kunjungan kerja (kunker) yang dilaporkan menyedot anggaran puluhan miliar memang sudah menjadi tugas dewan, dari mulai dewan pusat hingga tingkat daerah.

“Apa sih kerjaan dewan cuma tiga tupoksinya, yakni pengawasan, penganggaran, legislasi. Membuat Peraturan Daerah pun harus studi banding, memang tugasnya seperti ini mau diapain lagi. Kalau terkait besaran anggaran disesuaikan kemampuan keuangan daerah. Kalau kinerja dewan enggak bener, berarti Sekwan juga nggak bener dong? Iya kan? Kan dia yang bertanggung jawab semuanya bukan kita,” tegasnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Direktur LKP, Ibnu Jandi melaporkan dugaan korupsi yang dilakukan oleh DPRD Kota Tangerang sejak Tahun Anggaran 2014 hingga 2016. Salah satu kasus yang disoroti yakni perihal kunker yang dilakukan diduga fiktif tanpa ada pelaporan yang jelas. (tia)