1

Empat Wanita Penganiaya APS Diringkus Polsek Ciledug

empat pelaku penganiaya APS (tia)

Kabar6-Empat pelaku pengeroyokan terhadap APS (14), bocah dibawah umur yang menjadi korban status Facebook (FB) diringkus kepolisian Polsek Ciledug. Satu diantaranya menyerahkan diri ke Mapolsek Ciledug.

Para pelaku, yakni DI (17), YU (21), LI (21) dan NF (20) ditangkap di tempat tongkrongannya di kawasan Ciledug, Kota Tangerang.

“Ya, penangkapan ini atas petunjuk dari APS yang mengetahui tempat tongkrongan para pelaku di kawasan Ciledug. Satu pelaku, yakni NF menyerahkan diri ke Mapolsek siang tadi,” ujar Kapolsek Ciledug, Kompol Sutrisno saat dikonfirmasi kabar6.com, Selasa (16/5/2017).

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan satu unit angkutan perkotaan (angkot) jurusan Ciledug-Kebayoran dengan nomor polisi B 1073 WUX yang digunakan para pelaku untuk menganiaya korban.**Baca juga: Larang Iklan Rokok di TV.

“Para pelaku sudah mengakui perbuatan mereka. Saat ini, masih dalam penyidikan intensif dari kepolisian,” jelas Sutrisno.**Baca juga: DLK: Betul Banyak Kondom Berserakan di Halte Tigaraksa.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan pasal 170 KUHP dan Undang-undang Perlindungan anak dengan ancaman hukuman paling sedikit lima tahun penjara. (tia)




Indikasi Kecurangan Lelang Pengadaan Tangsel Rugikan Pengusaha Lokal

Ilustrasi. (Ist)

Kabar6-Dugaan kecurangan lelang pengadaan proyek yang dilakukan Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) dinilai merugikan para pengusaha di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Anggota Caretaker Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tangsel Frietz Hendarmin mengatakan adanya indikasi memenangkan salahsatu pihak dalam lelang pengadaan di Kota Tangsel sangat merugikan pengusaha lokal di Kota Tangsel.

“Ya tentu merugikan. Pokja ULP Kota Tangsel tak transparan dalam evaluasi dan klarifikasi pembuktian data pemenang,” ungkap Frietz menjelaskan, Selasa (16/5/2017).**Baca Juga: Lelang Proyek di Kota Tangsel Dituding Sarat Kecurangan

Frietz juga menegaskan, indikasi kecurangan tersebut tak hanya terjadi di satu pengadaan saja. Namun, hampir terjadi di 47 pengadaan proyek.

“Ayo kalau mau transparan. Sekalian kalau mau transparan lakukan evaluasi dan klarifikasi para pemenang lelang pengadaan tersebut di depan media,” ujarnya.**Baca Juga: Begini Indikasi Kecurangan Lelang Pengadaan di Tangsel

Pihaknya tidak semata-mata ingin menuding Pokja ULP Kota Tangsel melakukan indikasi memenangkan salahsatu pihak dalam lelang pengadaan.

“”Saya punya bukti indikasi kecurangan tersebut. Salahsatunya yakni Pokja ULP Kota Tangsel hanya mengundang satu calon pemenang dalam verifikasi pembuktian data. Dan itu bukan calon dengan persyaratan terendah,” ungkap Frietz.

Frietz menjelaskan, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 70 Tahun 2013 Pasal 81 Ayat 1, kelompok ULP menyatakan pelelangan gagal apabila calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah dilakukan evaluasi dinyatakan tidak hadir dalam klarifikasi atau pembuktian kualifikasi.

Dalam Perpres Nomor 70 Pasal 83 Ayat 2 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal apabila dalam evaluasi ditemukan persaingan tidak sehat. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak hadir dalam klarifikasi dan negosiasi dengan alasan yang tidak dapat diterima.

“Jika masih memenangkan salahsatu peserta lelang, artinya Pokja ULP tidak mengikuti aturan yang berlaku dong,” paparnya.(az)




Larang Iklan Rokok di TV

Kabar6-Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) untuk mengeluarkan larangan iklan rokok di televisi selama bulan Ramadlan. 

Saat ini di seluruh dunia, iklan, promosi dan sponsor iklan rokok sudah dilarang total, di semua lini media. Sebagai contoh, di Eropa Barat iklan rokok telah dilarang sejak 1960. Dan di Amerika Serikat iklan rokok telah dilarang sejak 1973. Demikian juga di negara-negara penghasil tembakau/rokok terbesar di dunia, seperti China, India, Brasil, Bangladesh, Jepang; pun iklan/promosi rokok telah dilarang. Terutama setelah negaranya meratifikasi/mengaksesi FCTC. Di Israel pun iklan rokok dilarang. Hanya di Indonesia, iklan/promosi rokok masih menjamur di semua lini media. Saat ini, Indonesia satu-satunya negara di dunia yang masih melegalkan iklan rokok di televisi;

Banyak anak-anak dan remaja yang menonton televisi saat iklan rokok ditayangkan, khususnya pada saat makan sahur. Secara regulasi, memang tidak melanggar, karena iklan rokok boleh ditayangkan mulai jam 21.30-05.00 waktu setempat. Pengaturan itu dengan asumsi agar iklan rokok tidak dilihat oleh anak-anak, karena sudah pada tidur. Namun, karena harus bangun pada saat makan sahur, mereka akhirnya terpapar iklan rokok yang ditayangkan pada jam santap sahur itu. Bahkan produsen rokok segaja membombardir iklan rokok pada saat makan sahur, dengan menjadikan anak-anak sebagai target utama. Ini hal yang tragis!

Industri rokok juga melakukan iklan/promosi terselubung pada jam-jam prime time (misalnya menjelang buka puasa), dengan dalih iklan korporat, bukan iklan produk. Ini jelas bentuk pengelabuhan pada publik. Sebab nama perusahaan rokok di Indonesia sama dengan nama merek produknya.

Mengiklankan iklan rokok dan menjadi sponsor acara keagamaan di televisi juga sebuah tindakan yang tidak etis. Sudah terbukti merokok bukan tindakan positif, bahkan sebagian diharamkan, tetapi malah mensponsori program di bulan suci. YLKI meminta para ustadz–yang menjadi pengasuh acara di televisi saat Ramadlan, untuk menolak jika acara tersebut disponsori rokok, baik secara terang-terangan atau terselubung.

Selain mematuhi regulasi, seharusnya industri rokok juga menjunjung etika dalam berbisnis dan memasarkan produk rokoknya. Bukan hanya mengeruk untung lewat racun adiksi pada rokok yang dipasarkan itu.(r)

 

 

 




PAUD Jangan Cuma Jadi Penitipan Anak

Kabar6-Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus dapat dikembangkan menjadi lembaga terpadu, sehingga PAUD tidak hanya sekedar tempat penitipan anak-anak atau tempat bagi anak-anak yang sekedar bersosialisasi dan bermain.

Paparan tersebut disampaikan oleh Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah, pada acara Penyerahan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (DAK BOP PAUD) Non Fisik tahun 2017, di Gedung Persatuan Guru Republik Indonsesia (PGRI) Kota TAngerang, Selasa (16/05).

Untuk memenuhi harapan itu, lanjutnya, maka perlu terus berinovasi dan perlu terus diusahakan supaya lebih banyak lagi melibatkan orang tua maupun elemen masyarakat dalam setiap program dan aktivitas PAUD, terutama masyarakat yang memiliki kemampuan dan potensi khususnya di bidang pendidikan dan pengembangan anak agar keradaannya semakin berperan dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas secara mental dan spiritual yang dibangun sejak dini.

Selain itu, PAUD dan para pembimbingnya juga harus mampu kembangkan pendidikan ke masyarakat dan lingkungan sekitar serta turut berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan program-program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang. Diantaranya Tangerang Berbenah, Tangerang Cerdas, Satuan Petugas (Satgas) Pendidikan, Tangerang Terang.    

“Informasikan dan ajak masyarakat yang putus sekolah biar sekolah lagi. Daftarin lewat Satgas Pendidikan yang ada di tiap kecamatan,” ujarnya.

Menurutnya, teman-teman di PAUD sangat berperan penting karena sebagai pondasi awal dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan dasar yang tak hanya sebatas ilmu pengetahun akan tetapi harus senantiasa memberikan contoh-contoh perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari yang akan mereka rekam dalam memorinya. Oleh karena itu, sejak dini harus dididik dan dibimbing dengan baik karena masa depan mereka tak lepas dari apa yang mereka dapat saat ini, di lingkungan sekolah maupun keluarga.

“Contoh dan teladan dari kita semua sebagai orang tua akan turut menentukan langkah dan masa depan mereka kelak, yang akan merawat kita maupun meneruskan pembangunan di Kota Tangerang,” tuturnya seraya meminta agar PAUD terus berinovasi dan melibatkan orang tua serta elemen masyarakat dalam program PAUD agar  turut bermanfaat bagi lingkungan sekitar khususnya dalam pembangunan sumber daya manusia berkualitas di Kota Tangerang.

Dirinya berharap, bantuan BOP yang diberikan hari ini, akan semakin memberikan semangat dalam melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan yang lebih maksimal sebagai tenaga pendidik.

Turut menambahkan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Abduh Surahman.

Dalam laporannya, Abduh menyampaikan, pemberian DAK Non Fisik BOP PAUD untuk membantu penyelenggaraan biaya operasional non personalia bagi satuan pendidikan PAUD dan satuan pendidikan Non Formal yang menyelenggarakan program PAUD guna mendukung kegiatan operasional pendidikan. Selain itu, meringankan beban biaya pendidikan bagi orang tua dalam upaya mengikutsertakan anaknya pada layanan PAUD berkualitas disatuan PAUD atau pendidikan non formal.

Ia menyebutkan, berdasarkan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) PAUD Pendidikan Masyarakat (DIKMAS), bantuan diberikan kepada 326 lembaga PAUD (Taman Kanak-Kanak) dan 274  (Kelompok Bermain), yang tersebar di 13 kecamatan. Dengan total keseluruhan DAK Non fisik sebesar Rp.16.886.400.000,-

(Enam Belas Milyar Delapan Ratus Delapan Puluh Enam Juta Empat Ratus Ribu Rupiah). Dengan bantuan sebesar Rp. 600 ribu/ peserta didik setiap tahunnya.

Diakhir acara, wali kota turut serahkan penyerahan BOP PAUD secara simbolis kepada perwakilan guru.(hms)

 




Perpustakaan Jangan Jadul, Pengunjung Beri Hadiah

Kabar6-Perkembangan teknologi informasi telah mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat, termasuk kebiasaan mereka dalam mengakses informasi. Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari berbagai sumber melalui internet. Bahkan cukup dengan satu klik masyarakat bisa mengakses berbagai literatur ilmiah yang tersebar di berbagai situs internet. Sehingga tidak mengherankan bila tingkat kunjungan ke perpustakaan menurun.

Kondisi tersebut tentunya harus disikapi secara benar oleh pemangku kepentingan, dalam hal ini pemerintah, terutama dalam menyediakan sumber informasi ataupun bahan literatur bacaan yang tidak hanya berkualitas namun juga mudah diakses oleh masyarakat. Sehingga pola pengelolaan perpustakaan daerah yang menjadi rujukan literatur bacaan yang berkualitas, harus juga memperhatikan perkembangan teknologi informasi.

“Pola pengelolaan perpustakaan harus juga memperhatikan kemajuan teknologi,” tegas Sekretaris Daerah Kota Tangerang, Dadi Budaeri saat membuka acara Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan di Gedung Windu Karya, Selasa (16/05).

“Kondisi saat ini masyarakat lebih suka mengakses berbagai literatur melalui situs internet,” sambungnya.

“Sehingga yang aktif sekarang situs internet, dan perpustakaan jadi situs purbakala karena jarangnya pengunjung yang datang,” serunya.

Untuk itu, Sekda berharap agar Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) selaku pengelola perpustakaan daerah bisa mempertimbangkan untuk membangun perpustakaan virtual yang dilengkapi dengan wifi dan juga fasilitas penunjang yang memadai.

“Jadi orang terutama pelajar atau mahasiswa bisa menikmati suasana perpustakaan yang nyaman, sambil mereka browsing informasi ataupun literatur yang mereka butuhkan,” paparnya.

Usaha untuk meningkatkan minat baca masyarakat, lanjut Sekda selain bisa dilakukan dengan melakukan jemput bola seperti lewat perpustakaan keliling, juga bisa dimulai dengan menata ruangan perpustakaan yang tidak hanya dilengkapi dengan buku-buku yang informatif juga dengan berbagai fasilitas penunjang lain yang bisa menarik orang untuk berkunjung ke perpustakaan.

“Kalau perlu kasih hadiah bagi mereka yang suka berkunjung ke Perpustakaan,” ucapnya.

Pelaksanaan Bimbingan Teknis tersebut diikuti oleh para pengelola perpustakaan dari Perguruan Tinggi, Sekolah dan juga Pondok Pesantren di Kota Tangerang. Bimbingan Teknis tersebut terbagi dalam dua gelombang, dengan masing-gelombang jumlah pesertanya 50 orang.(hms)

 

 

 

 

 




Kadishub: Trans Anggrek Masih Dibutuhkan Warga Tangsel

Kadishub Kota Tangsel Sukanta. (dok K6)

Kabar6-Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Selatan hingga kini masih menggelontorkan anggaran perawatan bagi bus Trans Anggrek. Walaupun, armada pengurai kemacetan tersebut dinilai kurang peminat.

Kepala Dishub Kota Tangsel Sukanta mengatakan walaupun sepi peminat, Trans Anggrek diakuinya masih melayani kebutuhan masyarakat Kota Tangsel.

“Warga Tangsel sering menggunakan Trans Anggrek. Contohnya majelis taklim di Kota Tangsel atau kelompok warga sering meminjam untuk moda transportasi,” ungkap Sukanta menjelaskan, Selasa (16/5/2017).**Baca Juga: Begini Alasan Trans Anggrek Terlihat Sepi Penumpang

Warga yang menggunakan armada Trans Anggrek tersebut untuk kegiatan tertentu. Namun, anggaran perawatan dan bahan bakar hanya disediakan untuk kebutuhan di dalam kota saja.**Baca Juga: Sepi Penumpang, Operasional Trans Anggrek Tak Jelas

“Malah saking banyak yang menggunakan bus itu, kelompok warga yang membutuhkan harus antre. Makanya kami tetap sediakan anggaran untuk perawatan bus,” paparnya.(az)




Begini Alasan Trans Anggrek Terlihat Sepi Penumpang

Trans Anggrek. (dok K6)

Kabar6-Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengakui jika armada bus Trans Anggrek tak maksimal melayani masyarakat di Kota Tangsel. Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tak optimalnya layanan transportasi pengurai kemacetan tersebut.

Kepala Dishub Kota Tangsel Sukanta mengatakan pihaknya membantah jika Trans Anggrek kurang disosialisasikan kepada masyarakat. Trans Anggrek dengan rute PondokCabe-Rawa Buntu diakuinya banyak peminat, akan tetapi banyak calon penumpang yang memberhentikan bus tidak pada tempatnya.**Baca Juga: Sepi Penumpang, Operasional Trans Anggrek Tak Jelas

“Kami sediakan 18 titik pemberhentian bus sepanjang rute Pondok Cabe-Rawa Buntu. Tapi, calon penumpang memilih menyetop bus di sembarang tempat,” ungkap Sukanta kepada Kabar6.com, Selasa (16/5/2017).

Sukanta menegaskan, pihaknya memang mengintruksikan kepada sopir bus untuk tidak berhenti di sembarang tempat. Lantaran, bakal terjadi kemacetan.

“Nah, kalau berhenti sembarangan malah bikin macet. Makanya kami sediakan pemberhentian bus di sepanjang rute,” paparnya.(az)




Dana Desa Cair, Kepala Desa Harus Transparan

Bupati bersama para kepala desa.(foto:hms)

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar  menyerahkan pencairan dana desa tahap pertama secara simbolis kepada 31 kepala desa se Kabupaten Tangerang saat apel pagi di lapangan upacara Maulana Yuda Negara Tigaraksa, Senin (15/05/2017).

Ke 31 Desa yang mengikuti penyerahan secara simbolis pencairan tahap I dana desa transfer APBDES Tahun 2017 yaitu: Desa Sodong, Desa Matagara Kecamatan Tigaraksa, Desa Pasir Gadung Kecamatan Cikupa, Desa Cihuni, Desa Situgadung Kecamatan Pagedangan, Desa Gandawati, Desa Cipaeh, Desa Ranca Gede Kecamatan Gunung Kaler, Desa Kronjo.

Selanjutnya Desa  Waliwis, Desa Cijeruk, Desa Jenggot, Desa Kedaung Kecamatan Mekar Baru, Desa  Jatiwaringin, Desa Ketapang Kecamatan Mauk, Desa Kemiri, Desa Gintung, Desa Sukadiri, Desa Daon, Desa Mekar Sari,  Desa Rajeg, Desa Sukamanah, Desa Pangarengan, Desa Rancabamgo, Desa Tanjakan Desa Rawa Boni, Desa Sukawali, Desa Kramat, Desa Kali Baru, Desa Kohod Kecamatan Pakuhaji.

Bupati Tangerang mengatakan penyerahan secara simbolis pencairan tahap pertama dana transfer APBDES Tahun 2017 ini sebanyak 31 desa. Ke 31 desa tersebut yangg sudah menyelesaikan administrasi. Mudahan bisa memotifasi kepada desa yang lain yang belum menyelesaikan administrasinya sebagai syarat pencairan dana desa.

Zaki berharap setiap pembangunan desa yang berasal dari dana APBDES  harus dipublikasikan ke masyarakat di wilayah desa masing-masing, baik menggunakan papan pengumuman, pamasangan lewat baliho atau media informasi lainnya. Ini semua untuk transparansi kepada publik.

“Jangan kahwatir untuk menyampaikan informasi terkait penggunaan dana desa, kalau ada lembaga masyarakat atau pers yang memantau silakan menjelaskan sesuai penggunaan anggarannya,” kata  Zaki saat memimpin apal pagi.

Kepala Desa Ketapang Kecamatan Mauk A Nasuhi HMS yang ditemui usai penerimaan dana desa secara simbolis mengatakan semua persyaratan administrasi sebagai syarat pencairan dana desa sudah dilakukan.

Nasuhi melanjutkan bahwa dari alokasi anggaran untuk desa yang dipimpinya mengalokasikan untuk penyelenggaraan

pemerintah desa sebesar 31,2 persen, pembinaan masyarakat 5,4 persen, pemberdayaan masyarakat 15,2 persen dan pembangunan desa 48,2 persen.

Untuk alokasi dana desa sebesar Rp. 308.379.347. Bagi hasil pajak dan retribusi sebesar Rp. 201.753.796. Dana desa 884.284.944. Jumlah total Rp. 1.394.418.087.

“Kami sangat bersukur semua persyaratan administrasi sudah kami terpenuhi, dana desa ini akan dipergunakan sesuai alokasi anggaran yang telah disusun di APBDES,” kata Nasuhi 

Nasuhi Kades Muda ini melanjutkan bahwa desa yang dipimpinya merupakan wilayah pinggir pantai utara, tentu kegiatan pemberdayaan para nelayan, selain itu ada juga kegiatan pembangunan fisik berupa konblok jalan kampung, drainasi saluran air lingkungan dan kainnya.(hms) 

 




Perkosa Gadis Tuna Rungu, Tiga Remaja Panongan Ditangkap

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Tragis masa depan Mawar (bukan nama sebenarnya). Ya, gadis ABG 16 tahun penderita tuna rungu ini harus rela melepas kegadisannya secara paksa.

Ya, Mawar diperkosa bergiliran oleh tiga pemuda yang sedianya juga merupakan remaja dibawah umur di kawasan Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang.

“Iya betul, masih diselediki sampai sampai saat ini, masih kita lakukan pemeriksaan. Sekarang masih kita tunggu hasil visum dari RSUD Tangerang,” ungkap Kapolsek Panongan, AKP Trisno Tahan Uji, Selasa (16/5/2017).

Diketahui, peristiwa amoral itu terjadi pada Senin (15/5/2017) malam. Bermula saat, Mawar bersama tiga temannya tengah berkumpul di kawasan Universitas Esa Unggul, Kecamatan Panongan.**Baca juga: Pencabulan di Tangsel Memprihatinkan.

Saat itu, petugas yang sedang melakukan patroli, tiba-tiba melihat para pelaku dan korban bersandar di depan sebuah gardu listrik dilokasi. Gerak-gerik para remaja itu mencurigakan.**Baca juga:  Satu dari 4 Pembacok di Jombang Ditangkap.

Hingga petugas pun memutuskan untuk melakukan pengecekan, hingga kahirnya diketahui bila para remaja itu tengah melakukan hubugan intim secara bergilir.**Baca juga: Polisi Ciduk Pelaku Pengeroyokan di Situ Gintung.

Selanjutnya, pihak security setempat membawa korban dan tiga pelaku ke posko selanjutnya, para korban dan pelaku digiring ke Mapolsek Panongan untuk pemeriksaan lebih lanjut.(Shy)




Ali Nurdin Sebut Panitia Mukab Kadin Tangerang Aneh

Mukab Kadin Kab. Tangerang.(Agm)

Kabar6-Bakal Calon (Balon) Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Tangerang, Ali Nurdin Abdul Ghani mempertanyakan sikap panitia pelaksana Mukab Kadin Kabupaten Tangerang, yang akan mencoret namanya dari bursa pemilihan Ketua Kadin Kabupaten Tangerang.

“Semua berkas sudah saya lengkapi, kok mau dicoret sih,” ujar Ali Nurdin Abdul Ghani, yang merupakan anggota DPRD Banten dari Partai Demokrat itu, Selasa (16/5/2017).

Terkait belum disetorkannya uang pendaftaran sebesar Rp250 juta, Ali menyebut bila uang tersebut akan dilakukan hari ini di Serang, Banten

“Berdasarkan kesepakatan awal dengan panitia, bahwa biaya untuk pendaftaran Mukab akan dibicarakan usai penyerahan berkas dan penetapan,” kata Ali Nurdin.

Jadi, kata Ali, tidak ada persoalan jikapun pendaftaran sudah ditutup kemarin. “Toh berkas sudah lengkap dan uang Rp250 juta hari ini saya berikan,” jelas Nurdin.

Terpisah, Calon Peserta Mukab Kadin Kabupaten Tangerang, Ahmad Hidayat juga mengaku aneh dengan hasil rapat pleno panitia Mukab.

“Keputusan yang aneh. Belum juga ada penetapan calon sudah mau gugurkan calon gara-gara belum membayar uang administrasi,” ujar Ahmad Hidayat.

Menurutnya, seharusnya panitia terlebih dahulu menetapkan bakal calon baru berbicara nominal uang. “Belum juga ditetapkan calon sudah dimintai uang. Kan itu aneh,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ali Nurdin Abdul Ghani terancam tidak bisa mencalonkan sebagai Ketua Kadin di Mukab pada 18 Mei 2017, mendatang karena belum melunasi persyaratan dengan menyerahkan uang Rp250 juta kepada panitia.(agm)

Kabar6-Bakal Calon (Balon) Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Tangerang, Ali Nurdin Abdul Ghani mempertanyakan sikap panitia pelaksana Mukab Kadin Kabupaten Tangerang, yang akan mencoret namanya dari bursa pemilihan Ketua Kadin Kabupaten Tangerang.

“Semua berkas sudah saya lengkapi, kok mau dicoret sih,” ujar Ali Nurdin Abdul Ghani, yang merupakan anggota DPRD Banten dari Partai Demokrat itu, Selasa (16/5/2017).

Terkait belum disetorkannya uang pendaftaran sebesar Rp250 juta, Ali menyebut bila uang tersebut akan dilakukan hari ini di Serang, Banten

“Berdasarkan kesepakatan awal dengan panitia, bahwa biaya untuk pendaftaran Mukab akan dibicarakan usai penyerahan berkas dan penetapan,” kata Ali Nurdin.

Jadi, kata Ali, tidak ada persoalan jikapun pendaftaran sudah ditutup kemarin. “Toh berkas sudah lengkap dan uang Rp250 juta hari ini saya berikan,” jelas Nurdin.

Terpisah, Calon Peserta Mukab Kadin Kabupaten Tangerang, Ahmad Hidayat juga mengaku aneh dengan hasil rapat pleno panitia Mukab.

“Keputusan yang aneh. Belum juga ada penetapan calon sudah mau gugurkan calon gara-gara belum membayar uang administrasi,” ujar Ahmad Hidayat.**Baca juga: Satu dari 4 Pembacok di Jombang Ditangkap.

Menurutnya, seharusnya panitia terlebih dahulu menetapkan bakal calon baru berbicara nominal uang. “Belum juga ditetapkan calon sudah dimintai uang. Kan itu aneh,” tegasnya.**Baca juga: Berminat Jadi Ketua Kadin, Ayo Daftar.

Sebelumnya diberitakan, Ali Nurdin Abdul Ghani terancam tidak bisa mencalonkan sebagai Ketua Kadin di Mukab pada 18 Mei 2017, mendatang karena belum melunasi persyaratan dengan menyerahkan uang Rp250 juta kepada panitia.(agm)