1

Kapolresta: Tangkap Pelaku Politik Uang di Pilkades Tangerang

Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif. (shy)

Kabar6-Jelang pelaksanaan Pemilihan Kepada Desa (Pilkades) di Kabupaten Tangerang, Kapolresta Tangerang AKBP M Sabilul Alif menginstruksikan untuk menangkap pelaku politik uang atau money politic.

“Pada saat pilkades nanti, bila ditemukan warga yang berkeliaran di atas jam 12 malam, pihak pengamanan harus segera tangkap dan melakukan pemeriksaan. Bila nantinya, ditemukan dia akan melakukan serangan fajar atau politik uang, langsung amankan,” tegasnya.

Nantinya pun, ia meminta memperketat penjagaan pada desa yang melakukan pelaksanaan pikades. Ia meminta, adanya patroli keliling.**Baca Juga: Ribuan Orang Pemohon Kartu Kuning Antre di Disnaker

“Harus patroli keliling dan kalau bisa pasang portal portal di setiap kawasan desa, agat tidak ada tindakan politik uang,” ungkapnya.

Diketahui, pilkades akan dilaksanakan pada Agustus 2017 di 16 Desa di 13 Kecamatan wilayah Kabupaten Tangerang. (Shy)




Ribuan Orang Pemohon Kartu Kuning Antre di Disnaker

Pemohon kartu kuning di Disnaker Kabupaten Tangerang. (shy)

Kabar6-Pascalebaran, pemohon pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang, Desa Parahu, Kecamatan Sukamulya, membludak.

Tercatat pada dari Senin (3/7/2017) hingga Rabu (5/7/2017), sebanyak 2.000 warga melakukan pembuatan kartu kuning. Padahal, dihari biasa pembuatan ataupun pemohon kartu kuning hanya mencapai 200.

“Memang kalau habis lebaran, pemohon kartu kuning membludak dan ini memang terjadi setiap tahunnya. Membludaknya pemohon ini dikarenakan, adanya pendatang dan remaja yang sudah lulusan sekolah,” ungkap Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja, Disnaker Kabupaten Tangerang, Tifna Purnama.**Baca Juga:

Dalam hal tersebut, pihak Disnaker membuka 12 loket pembuatan untuk mengurai penumpukan antrian pembuatan kartu kuning.

“Kita hindari penumpukan masyarakat yang ingin membuat kartu kuning. Jadi, dari yang sebelumnya hanya tujuh loket saat ini, kita perbanyak menjadi 12. Supaya mengurai antrean di loket. Untuk pelayanan pun, kita buka hingga pukul 5 sore,” terangnya.

Nantinya, untuk membuat kartu kuning, pihaknya menerapkan sistem nomor antrean yang diambil dahulu sebelum memasuki loket.

“Jadi di nomor antrean itu sudah tertera pula kita berada di loket berapa dan pemohon tinggal menunggu saja untuk dipanggil,” ujarnya.

Pihaknya memprediksi, membludaknya pemohon pembuatan kartu kuning akan terjadi hingga Jumat (7/7/2017) mendatang. (Shy)




Begini Kata Pihak Loftvilles City Soal Penolakan Warga

Spanduk penolakan warga. (cep)

Kabar6-Pihak PT Bukit Serua Developmen angkat bicara penolakan warga Bukit Indah, terkait pembangunan Apartemen Loftvilles City di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Pengembang proyek apartemen seluas 8,5 hektare itu mengaku pihaknya tengah menempuh peraturan sesuai prosedur, dan 90 persen warga diklaim telah mendukung pembangunan apartemen.

“Namanya pembangunan pasti ada penolakan, ini resikonya. Sebelumnya sudah sering kita sosialisasikan kepada warga, karena pembangunan ini sudah bejalan lama,” ujar Direktur PT Bukit Sarua Developmen Eka Novan saat dikonfirmasi, Rabu (05/07/2017).**Baca Juga: Warga Bukit Indah Tolak Pembangunan Apartemen

Eka pun merasa penolakan lewat spanduk itu tak tertuju kepada apartemen yang sedang dikerjakannya. ”Spanduk yang terpasang cuma penolakan apartemen, tidak ada nama apartemen apa yang ditolak, atau RW mana yang menolak,” ucapnya.

Terkait Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), ia menegaskan hal tersebut masih dalam proses. Sehingga pihaknya pun hingga kini mengaku belum melakukan pembangunan.

“Kita tidak akan membangun sebelum Amdal itu keluar, karena kita sangat menghormati peraturan yang berlaku. Jadi penolakan itu saya pikir hanya oknum saja. Kalau memang ada yang tidak setuju, silahkan langsung ke kantor saja,” katanya.

Untuk pembangunan, pihaknya akan memulainya pada bulan Agustus ketika perizinan telah selesai. Dan pembangunan awal hunian vertical itu akan dibangun dua tower middle class.

“Dan yang telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo masih dalam tahap pembuatan design. Untuk penjualan sudah mencapai 60 persen,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, warga Bukit Indah memasang spanduk di empat titik, yakni di pintu gerbang gapura perumahan, lapangan RT1/5, samping jalan RT 4/5 dan di RT5. Spanduk itu berisi menolak adanya pembangunan apartemen Loftvilles City yang dinilai telah melanggar aturan.(cep/yud)




Luka Bacok, PNS Dirampok di Pasar Kemis

Ilustrasi. (Ist)

Kabar6-Aisyah (54) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tangerang harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami luka bacok di bagian tangan oleh orang tak dikenal (OTK) di kawasan Kelurahan Kota baru, Kecamatan Pasar kemis, Kabupaten Tangerang.

“Ya betul, ada korban pembacokan namun, korban ini dibacok oleh pelaku yang ingin merampas tas korban,” ungkap Kapolsek Pasar Kemis, Kompol Kosasih, Rabu (5/7/2017).**Baca Juga: 1 Rumah di Curug Kulon Ludes Terbakar

Diketahui, Aisyah yang ingin berangkat kerja dengan berjalan kaki. Tiba-tiba dihampiri dua orang tak dikenal menggunakan kendaraan roda dua yang ingin merampas tas milik korban.

Alhasil, terjadi aksi saling tarik menarik antara korban dan kedua pelaku. Selanjutnya, salah seorang pelaku mengeluarkan senjata tajam dari balik bajunua yang kemudian, membacok tangan korban.

“Saat ini kedua pelaku masih kita lakukan pengejaran. Sedangkan korban masih dalam perawatan rumah sakit,” ujar Kosasih.

Diketahui, tas yang berhasil dirampas oleh kedua pelaku berisikan uang tunai sebesar Rp650 ribu dan satu buah telepon genggam.(Shy)




Terjerat Utang, Pasutri Ini Pura-pura Jadi Korban Perampokan

Pasutri pembuat laporan palsu.(tia)

Kabar6-Pasangan Suami Istri (Pasutri) berinisial AP (41) dan WY (37) berpura-pura menjadi korban perampokan dan membuat laporan palsu ke Polsek Jatiuwung, Kota Tangerang.

Kapolsek Jatiuwung, Kompol Agung Budi Leksono mengatakan laporan palsu perampokan yang seolah menimpa kedua pelaku tersebut dibuat agar pelaku terbebas membayar utang.

“Ya, si pelaku ini terlilit utang hingga Rp92 juta. Karena tidak memiliki uang, ia pun membuat skenario seolah-olah menjadi korban perampokan uang senilai Rp 100 juta,” ujar Agung kepada kabar6.com, Rabu (5/7/2017).**Baca Juga: Begini Cara Polisi Antisipasi Aksi Demo Sopir Angkot di Tangerang

Agung menjelaskan, pasutri beserta kedua anaknya mendatangi Polsek Jatiuwung pada Selasa (4/7/2017) sekitar pukul 20.30 WIB. Mereka melaporkan telah menjadi korban perampokan.

“Setelah diselidiki dan dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara, muncul kecurigaan lantaran si pelaku tidak jelas dalam memberikam pernyataan. Setelah dilakukan interogasi terpisah, akhirnya pelaku mengakui bahwa laporan tersebut sengaja direkayasa,” jelasnya.

Tak tanggung, AP pun merobek jaket miliknya serta melukai sekujur tubuhnya menggunakan pisau agar skenario perampokan palsu nampak seperti sungguhan.

“Dari keterangan si pelaku, ia nekat menjadi korban perampokan agar tanggungjawab membayar utang terbebaskan karena malam itu batas pembayaran utangnya,” imbuhnya.

Atas perbuatannya, pelaku pun dijerat dengan pasal 242 ayat 1 KUHP dengan tuduhan membuat laporan palsu. Adapun ancaman hukuman paling sedikit enam tahun penjara dan maksimal 12 tahun penjara. (tia)




Hari Pertama Tugas, Kapolresta Tangerang Perangi Narkoba

Hari pertama tugas Kapolresta Tangerang. (agm)

Kabar6-Hari pertama Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif bertugas, dirinya menekankan bawahannya untuk memeranginya bahaya narkoba.

Dirinya menegaskan bakal menindak tegas bawahannya yang mencoba-coba bermain dengan barang haram tersebut.

“Tidak ada main-main dengan narkoba, kalau ada anggota saya yang terjerat narkoba tangkap dan tahan,” tegas Sabilul di sela pemaparan delapan program Kapolres kota Tangerang, Rabu (5/7/2017).**Baca Juga: AKBP Sabilul Alif Pimpin Polresta Tangerang

Bagi pria kelahiran Jember, Jawa Timur ini, peredaran narkoba di Tangerang sangat memprihatikan. Bahkan beberapa waktu lalu kepolisian berulang kali menyita puluhan kilogram narkoba berbagai jenis Kabupaten Tangerang.

“Penyitaa narkoba di Teluk Naga menjadi penyalahgunaan narkoba terbesar di Indonesia sehingga tingkat kerawanannya sampai di seluruh lapisan termasuk anggota saya,” tuturnya.(agm)




Begini Cara Polisi Antisipasi Aksi Demo Sopir Angkot di Tangerang

Sosialisasi petugas ke sopir Angkot.(tia)

Kabar6-Jajaran kepolisian Polrestro Tangerang melakukan sosialisasi kepada para sopir Angkutan Perkotaan (Angkot) dan ojek online untuk tidak melakukan aksi demo.

Kasubag Humas Polrestro Tangerang Kota, Kompol Triyani mengatakan sosialisasi tersebut dilakukan di sejumlah titik strategis di wilayah Kota Tangerang, terutama di jalan utama.

“Ya, kami lakukam sosialisasi kepada para supir dan ojek online untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa, jangan terprovokasi untuk melakukan demo,” ujar Triyani kepada kabar6.com, Rabu (5/7/2017).**Baca JugaRatusan Petugas Gabungan Antisipasi Demo Sopir Angkot

Triyani menambahkan, dari hasil sosialisasi tersebut para supir dan ojek online pun sepakat untuk tidak melakukan aksi demo.

“Sampai saat ini semua sudah sepakat untuk tidak demo. Situasi di Kota Tangerang pun aman, belum ditemui ada aksi mogok yang dilakukan keduanya,” pungkasnya. (tia)




Ratusan Petugas Gabungan Antisipasi Demo Sopir Angkot

Petugas gabungan. (tia)

Kabar6-Sebanyak 271 polisi gabungan Polrestro Tangerang disiagakan guna mengantisipasi terjadinya aksi unjuk rasa sopir angkutan perkotaan (angkot) di sejumlah titik di Kota Tangerang.

Ratusan polisi gabungan tersebut terdiri dari 36 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), 135 personel Polrestro Tangerang, dan 100 personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang.

“Ada delapan sekat yang menjadi fokus pengamanan kami, dengan jumlah kekuatan tiap titik 30 personel,” ujar Kasubbag Humas Polrestro Tangerang Kota, Kompol Triyani, Rabu (5/7/2017).**Baca Juga: Beredar Surat Aksi Unjuk Rasa Sopir Angkot di Tangerang

Kedelapan titik tersebut, yakni depan Transmart Cikokol, Tangerang City Mall Jalan Jenderal Sudirman, Bundaran Tugu Adipura, Jembatan Penyeberangan Orang Robinson, Gerbang Barat dan Timur Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jalan TMP Taruna, dan Tanah Tinggi.

“Kedelapan titik tersebut merupakan wilayah strategis yang memang harus diwaspadai. Walaupun surat pemberitahuan aksi demo hoax, kami perlu tingkatkan pengamanan untuk antisipasi,” jelasnya.

Untuk diketahui, beredar surat pemberitahuan akan dilakukan aksi demo supir angkot yang menuntut Pemerintah Kota Tangerang untuk menghapuskan ojek online yang dinilai merugikan para supir. (tia)




Rumah Kepala Kesbangpol Tangsel Dibobol Maling

Ilustrasi. (Ist)

Kabar6-Kediaman Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Azhar Syamun, di Perumahan Griya Jakarta, Kecamatan Pamulang dibobol maling. Diduga pelakunya menyamar sebagai sopir dan penumpang ojek online.

Azhar mengaku, aksi pembobolan yang terjadi kemarin sore (04/07/2017) itu diketahuinya ketika mendapat laporan dari sang istri, saat dirinya sedang berada di kantor Kesbangpol Kota Tangsel.

“Sekitar jam 14.00 WIB saya dapat kabar dari istri yang kebetulan sedang di luar bahwa rumah saya sudah dibobol. Itu ketahui oleh Pembantu Rumah Tangga (PRT) yang datang ingin bersih-bersih rumah dan melihat pintu sudah terbuka,” ujarnya dikonfirmasi, Rabu (05/07/2017).**Baca Juga: Warga Bukit Indah Tolak Pembangunan Apartemen

Mendapat kabar tersebut, Azhar pun langsung bergegas pulang untuk segera mengecek kondisi rumahnya, serta melaporkan kejadian itu ke pihak Polsek Pamulang.

“Sebelumnya ada info lalu lalang dua laki-laki berkendara mengenakan pakaian ojek online dan celana gunung gitu. Tapi tidak tahu juga, ada hubungannya atau tidak,” ungkapnya.

Namun atas kejadian itu, walaupun telah dibobol pintu rumah dan lemari anak, istri dan dirinya, Azhar mengaku tidak ada barang berharga yang hilang.

“Mungkin karena siang jadi tidak sempat terlalu lama mereka di dalam,” ucapnya.

Menurut keterangan kepolisian, lanjut Azhar, pelaku tersebut merupakan spesialis pencuri uang tunai.

“Ada laptop dan Playstation anak di meja tidak hilang. Kalau informasi dari polisi, maling ini spesialis uang tunai, dan di rumah tidak ada uang cash,” ungkapnya. (cep)




Warga Bukit Indah Tolak Pembangunan Apartemen

Spanduk penolakan apartemen. (cep)

Kabar6-Warga sekitar Bukit Indah menolak adanya pembangunan apartemen Loftvilles City di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Proyek tersebut dinilai telah melanggar aturan.

Bentuk penolakan warga terhadap proyek Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) yang sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada (27/04/2017) lalu itu, disampaikan melalui spanduk yang berada di empat titik, yakni di pintu gerbang gapura perumahan, lapangan RT1/5, samping jalan RT 4/5 dan di RT5.

Juru bicara warga RW 05 Ali Jusmono menyebutkan, penolakan ini telah lama, bahkan saat diresmikan. Surat penolakan pun telah dilayangkan kepada pihak Lofvilles yakni PT Bukit Sarua Developmen pada Desember lalu.**Baca Juga: Ini Kata Pesbukers Soal Kalah Sama Masjid “Ngecrek”

“Penolakan ini karena pembangunan Lofvilles telah melanggar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Karena warga yang terkena dampak yakni di RT 1,4 dan 5 Rw 5 belum pernah menyetujui penandatangan izin lingkungan sekitar,” ujar Ali di kediamannya yang tak jauh dari proyek apartement, Rabu (05/06/2017).

Padahal menurut Ali, ketiga RT tersebut yang nantinya akan terkena dampak langsung dari pembangunan apartemen itu. “Pihak apartemen memang melakukan sosialisasi, tapi bukan kepada warga yang terkena dampak,” katanya.

Selain itu, para warga juga merasa adanya kejanggalan pada peta atau master plan pembangunan apartemen pada bagian barat yang tertulis tidak adanya pemukiman.

”Pembangunan itu kelilingi pemukiman. Kok rumah saya bisa dianggap tanah kosong. Padahal rumah disini sudah ada sejak tahun 1983,” terangnya.

Sehingga, kata Ali, 90 persen warga Bukit Permai Serua menyatakan ketidaksetujuannya terhadap adanya apartemen yang menurutnya, proses pembangunannya akan berjalan sekitar enam tahun itu.

“Bayangkan saja selama enam tahun kita akan menerima dampaknya. Jarak lahan dan rumah warga cuma 12 meter. Bahkan di RT lain batas tanah pembangunan itu hanya tembok saja,” ungkapnya.(cep)