1

Zaki Dukung MRT Cikarang-Balaraja

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. (shy)

Kabar6-Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mendukung adanya rencana pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dari Cikarang hingga Balaraja.

“Tentu kita akan mendukung rencana tersebut,” ujarnya usai mengikuti kegiatan Baksos Kesehatan Polri di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Jumat (7/7/2017).**Baca Juga: Dikeroyok Hingga Kritis, Rustandi Batal Nikah

Meski demikian, diakui Bupati Zaki, sampai saat ini belum ada pembahasan terkait rencana tersebut antara Pemerintah pusat dengan Pemkab Tangerang.

“Belum ada pembahasan, kami masih menunggu,” imbuhnya.

Pembangunan MRT Koridor Barat-Timur direncanakan akan mulai dibangun Kementrian Perhubungan tahun 2019, rencana ini dimajukan dari rencana awal yaitu tahun 2022. Koridor tersebut akan membentang sepanjang 80 kilometer. (Shy)




Rustandi, Korban Pengeroyokan di Kemiri Bekerja di Bandara Soetta

Rustandi, korban pengeroyokan di Kemiri. (tia)

Kabar6-Rustandi (23), korban pengeroyokan di Jalan Yasripat RT 06/06, Kampung Benyawakan Jaya, Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, ternyata bekerja sebagai porter di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang.

“Ya, Andi (panggilan akrab Rustandi) kerja di bandara sudah empat tahun jadi porter. Kalau Hana (calon istri Rustandi) kerja di pabrik yang saya tahu tapi sudah berhenti kerja karena mau menikah sama Andi,” ujar ayah Rustandi, Rohiyat (50) saat ditemui kabar6.com di RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis (6/7/2017).**Baca Juga: Sebelum Dikeroyok, Rustandi Diancam Akan Dibunuh

Rohiyat bercerita, sebelum kejadian pengeroyokan, Rustandi yang baru pulang bekerja dari Bandara Soekarno Hatta pergi bersama Sufroni (30), temannya menuju kediaman Hana pada Rabu (5/7/2017) sekitar pukul 19.00 WIB.

“Kemarin dia enggak izin mau ke rumah Hana, memang Andi jarang izin kalau mau pergi. Saya baru tahu setelah ada kejadian ini saya baru dikabari,” ucapnya.**Baca Juga: Dikeroyok Hingga Kritis, Rustandi Batal Nikah

Rohiyat dan keluarga kini hanya bisa pasrah menemani sang putera menjalani perawatan intensif di RSUD Kabupaten Tangerang. Rustandi mendapatkan empat luka tusukan di punggung dan luka bacokan di wajah yang mengakibatkan tulang hidungnya patah.

“Saya minta doa dari semuanya agar anak saya cepat pulih kembali, bisa beraktivitas. Keempat pelaku yang mengeroyok anak saya juga bisa tertangkap dan dihukum,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Rustandi dan Safroni menjadi korban pengeroyokan oleh empat pria tak dikenal usai berpamitan dari kediaman kekasihnya. Safroni tewas dengan luka tusuk di dada, sementara hingga kini Rustandi masih menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang. (tia)




Dikeroyok Hingga Kritis, Rustandi Batal Nikah

Rustandi, korban pengeroyokan di Kemiri. (tia)

Kabar6-Tragis cerita cinta Rustandi (23), rencana pernikahannya dengan sang kekasih, Hana terpaksa batal lantaran menjadi korban pengeroyokan di Jalan Yaspirat RT 06/06, Kampung Benyawakan Jaya, Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang.

Rohiyat (50), ayah Rustandi mengatakan putera keduanya tersebut telah berencana melangsungkan pernikahan pada Senin (10/7/2017) mendatang.

“Ya, dari keluarga besar Hana mintanya akad nikah hari Senin. Makanya, saat kejadian itu Andi (panggilan akrab Rustandi) datang bersama Safroni ke rumah Hana untuk menanyakan lebih lanjut rencana pernikahan tersebut,” ucap Rohiyat saat ditemui kabar6.com di RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis (6/7/2017).**Baca Juga: Sebelum Dikeroyok, Rustandi Diancam Akan Dibunuh

Beruntung, keluarga besarnya belum mempersiapkan pernak-pernik untuk acara pernikahan sang putera yang akan dilangsungkan empat hari lagi.

“Rencananya memang mau sederhana, hanya akad nikah saja di rumah Hana mengundang saudara. Tapi siapa yang menyangka, malah kejadian Andi dikeroyok orang seperti ini,” lanjutnya.**Baca Juga: Dua Pria Bersimbah Darah Ternyata Sufroni dan Rustadi

Kini, Rustandi yang telah melewati masa kritisnya telah dipindahkan ke kamar perawatan Mawar di RSUD Kabupaten Tangerang. Rustandi mendapatkan empat luka tusukan di punggung dan bacokan di wajahnya.

“Luka tusuk di punggung bagian atas dan bawah, tulang hidungnya patah pas semalam sampai tulangnya keluar gitu. Kalau buka mulut sedikit jahitan di wajahnya langsung berdarah. Alhamdulillah, sekitar jam 15.00 WIB sudah pindah ke ruang perawatan,” jelasnya.

Untuk diketahui, Rustandi dan Safroni (korban tewas) dikeroyok oleh empat pria tak dikenal pada Rabu (5/7/2017) sekitar pukul 21.00 WIB. Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan kasus. (tia)




Sebelum Dikeroyok, Rustandi Diancam Akan Dibunuh

Rustandi, korban pengeroyokan. (tia)

Kabar6-Rustandi kekasih Hana mendapatkan pesan singkat bernada ancaman sebelum menjadi korban pengeroyokan bersama dengan rekannya Safroni di Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang.

“Ya, Andi (panggilan akrab Rustandi) memang anak yang tertutup. Saya baru tahu setelah kejadian pengeroyokan ini kalau Andi mendapat SMS ancaman dari mantam suami Hana, calon istrinya Andi beberapa hari lalu,” ujar ayah Rustandi, Rohiyat (50) kepada kabar6.com, Kamis (6/7/2017).

Dari pengakuan Rustandi, kata Rohiyat, dalam pesan singkat bernada ancaman tersebut pelaku yang diduga mantan suami Hana mengancam akan membunuh Rustandi jika tetap menikahi Hana.**Baca Juga: Dua Pria Bersimbah Darah Ternyata Sufroni dan Rustadi

“Ya, katanya ‘Kalau nekat nikahin mantan gue, gue bunuh lo’. Kurang lebih isinya begitu yang saya ingat,” imbuhnya

Meski demikian, Rustandi sama sekali tidak mengenali keempat pria yang mengeroyokinya lantaran lokasi pengeroyokan di pinggir sawah tersebut gelap.

Rohiyat bercerita, putra keduanya tersebut memang berniat menikahi Hana yang telah dipacarinya selama dua tahun terakhir. Belakangan, Rohiyat pun baru mengetahui bahwa Hana adalah seorang janda beranak satu.

“Dia anaknya pendiam, enggak pernah mau cerita sama keluarga katanya takut membebani keluarga. Saya hanya tahu Hana ini wanita baik, sempat beberapa kalau di bawa ke rumah. Saya enggak tahu akan berujung seperti ini,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Diketahui, Rustandi dan Safroni (korban tewas) dikeroyok oleh empat orang tak dikenal setelah berpamitan dari rumah Hana untuk merencanakan pernikahan.

Safroni pun tewas setelah mendapatkan luka tusuk di bagian depan sedangkan, Rustandi masih dirawat di RSU Tangerang setelah, mendapatkan luka tusuk dan mengalami keretakan bagian kepala. (tia)




PPDB Online di Tangsel Dianggap Belum Siap

Posko Disdukcapil. (yud)

Kabar6-‎Penerapan sistem zonasi saat Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP secara online di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dianggap belum siap. Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang harus menverifikasi data Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari Kartu Keluarga miliknya.

Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel, Heru Sudarmanto mengungkapkan, semenjak dibukanya PPDB online kantor pelayanan Disdukcapil terus kedatangan warga. Banyak orangtua/wali murid yang akan mengurus KK. 

“Saya rasa sistem online ini belum maksimal. Seperti yang kita tahu semenjak dibuka, ini koneksinya down terus. Sementara orangtua khawatir anaknya tidak diterima di sekolah negeri manapun,” terangnya di Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kamis (6/7/2017).**Baca Juga: Ngurus PPDB, Posko Disdukcapil Tangsel Diserbu Warga

Menurutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel tidak mengetahui konsekuensi seperti ini. Apalagi, kalau orangtua anak yang didaftarakan tidak memiliki KTP Kota Tangsel. Tentunya ini merupakan resiko dari PPDB dengan sistem zonasi.

”Karena kan banyak orangtua yang memang asalnya dari luar kota tinggal di sini lama. Mau sekolahkan anaknya tapi tidak bisa karena tidak memiliki KTP. Ya kasihan,” ujarnya.

Heru jelaskan, oleh karena itu pihaknya menyiapkan posko yang terletak di halaman kantor Disdukcapil Kota Tangsel. Pelayanan khusus memberikan untuk PPDB online.

”Karena tidak mungkin mengurus KK itu dalam satu hari, jadi kita buat saja posko yang akan memberikan surat keterangan resi bahwa anak tersebut tinggal di Tangsel,” kata Heru.

Heru menambahkan semenjak dibukanya PPDB ini Disdukcapil menerima sekitar 500 pemohon pembuatan KK. ”Dan semakin membeludak di hari ini setelah kita buka posko,” pungkasnya.

Nining, warga Buaran, Kecamatan Serpong, mengatakan dirinya miliki KK lama terbitan tahun 2014 dan belum diperbaiki. Sehingga anak dirinya yang nomor tiga belum terdaftar NIK-nya.

“Saya sudah online PPDB, namun NIK anak saya belum terdaftar, lalu saya disuruh datang ke Disdukcapil, dan lakukan perbaikan data NIK, sudah dilakukan dan sudah terdata di Disdukcapil. Namun saat ke sekolah masih belum terdata, data online sekolahnya yang selalu error,” ungkap Nining yang ingin memasukan anaknya ke SMP 8.

‎Keluhan serupa juga dirasakan oleh Rahmat, warga Serpong. Ia menilai Dindikbud Tangsel terkesan memaksakan sistem online yang sebenarnya belum siap diterapkan.

“Kami sudah bulak-balik dari dinas pendidikan, sekolah, disdukcapil untuk perbaikan NIK, sudah tercantum servernya error dari sekolah, daftar pun harus ulang lagi, kalau seperti ini sangat menggangu semuanya,” singkatnya.(yud)




Ngurus PPDB, Posko Disdukcapil Tangsel Diserbu Warga

Posko Disdukcapil.(yud)

Kabar6-‎Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP yang menerapkan sistem zonasi mewajibkan setiap calon murid menyantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Akibatnya banyak orangtua/wali murid di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berbondong-bondong datang mengurus Kartu Keluarga terbaru.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) setempat telah membuka posko pelayanan hingga malam hari. Warga mencoba perbarui KK‎ untuk kelengkapan berkas persyaratan PPDB.**Baca Juga: Begini Tanggapan Dindik Kabupateh Tangerang Soal Polemik PPDB

“Sejak dua hari buka ada sebanyak 500-an orang ‎datang ke posko pelayanan kami,” kata Kepala Disdukcapil Kota Tangsel, Toto Sudarto di Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kamis (6/7/2017).

Dijelaskan, petugas posko pelayanan membantu warga yang ingin mengecek NIK ataupun penginputan data. Hasil verivikasi data terdeteksi banyak orangtua/wali murid yang belum memperbarui NIK sehingga tidak tercantum dalam KK‎.

Toto mengakui masih banyak warga yang terkesan menyepelekan NIK. Mereka baru datang berbondong-bondong melakukan perbaikan saat mendesak dibutuhkan‎.

“Sedangkan data itu harus diperbaiki ketika ada perubahan. Tapi petugas kami tetap akan melayani meskipun sampai malam seperti sekarang ini,” terangnya.(yud)




Safroni dan Rustandi Dikeroyok 4 Orang di Kemiri

Korban pengeroyokan. (shy)

Kabar6-Sufroni (45) dan Rustadi (30) ditemukan bersimbah darah di area persawahan Desa Kelebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang setelah dikeroyok oleh orang tak dikenal (OTK).

 

Kapolresta Tangerang, AKBP M. Sabilul Alif mengatakan, kedua pria tersebut dikeroyok oleh 4 orang tak dikenal yang menggunakan sepeda motor.**Baca Juga: Ditemukan 2 Pria Bersimbah Darah di Kemiri

 

“Jadi, Sufroni ini pergi kerumah sang kekasih ditemani dengan rekannya Rustadi, untuk merencanakan pernikahan. Setelah merencanakan pernikahan, kedua korban ini pamit pulang dan dipertengahan jalan, kedua pria ini langsung di keroyok oleh empat orang pria yang menggunakan sepeda motor,” ungkapnya saat ditemui di Mapolresta Tangerang, Kamis (6/7/2017).

 

Sabilul mengatakan, sampai saat ini anggotanya masih melakukan penyelidikan terkait pengeroyokan yang dilakukan oleh para OTK tersebut.**Baca Juga: Dua Pria Bersimbah Darah Ternyata Sufroni dan Rustadi

 

“Masih diselidiki, untuk motif pun diduga asmara ataupun tidak, masih ditindak lanjut,” ujarnya.

 

Diketahui, Sufroni tewas dengan luka tusuk dibagian dada sedangkan, Rustadi dalam kondisi kritis dengan luka tusuk dibagian punggung. (Shy)




Kecelakaan Lalulintas di Bulan Ramadan 2017 Menurun

Lalulintas di Jalur Arteri, Jalan Raya Serang, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.(shy)

Kabar6-Kejadian kecelakaan lalulintas selama Operasi Ramadaniyah 2017 yang digelar sejak H-7 hingga H+7 di wilayah hukum Polresta Tangerang mengalami menurunan.

Dari data yang dihimpun melalui Satlantas Polresta Tangerang, selama Bulan Ramadan 2017 sebanyak 13 kejadian laka lantas dengan 28 korban.

“Jumlahnya mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Untuk saat ini yang mengalami luka ringan sebanyak 13 jiwa, luka berat 14 orang dan yang meninggal dunia satu orang,” ungkap Kanit Laka Lantas, Iptu Kresna Ajie Pangestu, Kamis (5/7/2017).**Baca Juga: Begini Tanggapan Dindik Kabupateh Tangerang Soal Polemik PPDB

Kresna pun menjelaskan, kecelakaan lalulintas tersebut mayoritas terjadi bukan pada jalur mudik.

“Mayoritas laka lantas ini terjadi di kawasan Cisoka, bukan di jalur pemudik. Ada beberapa yang memang terjadi di jalur mudik namun, korbannya mengalami luka ringan saja,” ujarnya.

Sementara itu, untuk jumlah kejadian laka lantas selama bulan Ramadan sebanyak 27 dengan jumlah korban luka berat sebanyak 19, luka ringan sembilan dan korban meninggal dunia sebanyak sembilan jiwa. (Shy)




Begini Tanggapan Dindik Kabupateh Tangerang Soal Polemik PPDB

Kisruh PPDB di Tangsel. (yud)

Kabar6-Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang menanggapi adanya keluhan masyarakat terkait, permendikbud terkait penerimaan siswa baru yang memprioritaskan zona terdekat sekolah.

“Ya, keluhan masyarakat itu lantaran di Kabupaten Tangerang ini masih sedikit sekolah yang berstatus negeri padahal, minta para orang tua untuk menyekolahkan anaknya lebih pada sekolah negeri dibanding swasta,” ungkap Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama, Fahrudin, Kamis (6/7/2017).

Pihaknya, pun sampai saat ini belum menemukan solusi akan keluhan masyarakat tersebut.**Baca Juga: Pengamat Pendidikan: Sistem Zonasi Rugikan Ortu Murid

“Untuk solusinya kami juga belum bisa berikan kepada masyarakat. Mengingat, aturan itu sudah harus diikuti. Kalau tidak diikuti daerah maka kami akan kena sanksi seperti teguran dan pembebasan tugas. Namun, paling tidak pada Pemerintah Daerah terkait ada penambahan sekolah negeri di sejumlah kawasan yang masih kekurangan sekolah,” terangnya.

Untuk diketahui, aturan tersebut terdapat pada Pemendikbud No. 7 tahun 2017 tentang PPDB yang memprioritaskan zona terdekat sekolah dengan jumlah kuota terbanyak dibanding zona prestasi dan luar zonasi. (Shy)




Wanita Ini Tertangkap Bawa Senpi di Bandara Soetta

Barang bukti senpi. (tia)

Kabar6-Kepolisian Polresta Bandara Soekarno Hatta (Soetta) berhasil mengamankan seorang wanita berinisial SPT (46) yang kedapatan membawa Senjata Api (Senpi) pabrikan tanpa surat kepemilikan di Terminal 3 Bandara Soetta.

Kapolresta Bandara Soetta, Kombes Pol Arif Rachman mengatakan pelaku diamankan saat hendak melakukan penerbangan menuju Lombok pada Sabtu (24/6/2017) lalu.

“Modusnya, senpi tersebut dibungkus dalam kertas aluminium foil lalu dimasukkan dalam tas jinjing untuk mengelabui petugas di bandara,” ujar Arif saat melakukan gelar perkara di Mapolresta Bandara Soetta, Kamis (6/7/2017).**Baca Juga: Wow, AFR Simpan Belasan Ribu Ekstasi di 2 Apartemen

Setelah dilakukan pemeriksaan, polisi menemukan Senpi dengan merek Astra Mod Falcon kalibre 7,65 mm beserta satu buah magasin yang dimasukan ke dalam holdster berikut 21 butir amunisi.

Dari keterangan pelaku, ia mendapatkan titipan tas tersebut dari seorang rekannya berinisial J tanpa membuka terlebih dahulu isi dalam tas tersebut.

“Ya pelaku mengaku itu bukan miliknya. Tapi bagaimana pun juga senpi tersebut terbukti ada dalam penguasaannya sehingga pelaku tetap dikenakan pidana,” imbuhnya.

Atas perbuatannya, pelaku diancam dengan pasal 1 ayat 1 UU Darurat Nomor 12 tahun 1951dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup atau maksimal 20 tahun penjara. (tia)