1

Berat Badan Naik Tidak Semata-mata Karena Karbohidrat

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Kenaikan berat badan sering dikaitkan dengan konsumsi karbohidrat yang berlebihan. Namun sebuah penelitian menemukan bahwa karbohidrat tertentu tidak membuat berat badan bertambah.

Nasi putih dan kentang, dipastikan sehat jika dibuat dengan cara tertentu.

Penelitian menemukan bahwa ada jenis tertentu dari karbohidrat yang tidak mempunyai dampak menaikan berat badan. Dikutip dari CNN Indonesia, kandungan karbohidrat diketahui terdapat pada jenis kacang-kacangan, biji-bijian bahkan nasi dan kentang.

Diet Dukan dan Atkins, yang sangat populer, telah menganjurkan orang untuk melakukan metode membatasi mengasup sedikit hingga tak lagi mengkonsumsi karbohidrat, mengingat reputasi buruk si karbohidrat.

Namun, konsultan ahli gizi Rebecca McManamon, dari British Dietetic Association, mengatakan bahwa karbohidrat merupakan bagian penting dari asupan makanan kita dan harus berhati-hati jika menguranginya dalam jumlah yang sangat drastis.

“Berat badan akan turun dalam waktu yang cepat tetapi tidak berkelanjutan,” katanya, dilansir dari Independent.

Dijelaskan, karbohidrat sendiri tidak akan membuat kita menambah berat badan. Serat tertentu yang didapatkan dari karbohidrat malah dapat bermanfaat bagi tubuh.

Ahli diet, Sian Porter, mengatakan karbohidrat adalah kategori yang luas dan orang-orang harus tahu bahwa mereka tidak semua sama. Ditekankan, hal yang terpenting adalah jenis dan jumlah karbohidrat dalam makanan kita.

“Sementara kita harus mengurangi jumlah gula dalam makanan kita,” katanya.

Profesor Paul Arciero, pakar ilmu kesehatan dan olahraga di New York Skidmore College, juga mengatakan telah melakukan penelitian tentang pati resisten sebagai makanan sehat bagi orang-orang dengan diabetes tipe-2.

“Setelah Anda makan makanan yang terutama karbohidrat, tubuh Anda dapat membakar persentase yang lebih besar dari lemak untuk dijadikan sebagai sumber energi yang sangat luar biasa.” jelas Arciero kepada Time. ** Baca juga: Ini Lho Tujuh Sumber Bau Badan

Jadi, jangan menjadikan karbohidrat sebagai kambing hitam kenaikan berat badan Anda lho.(ilj/bbs)




Ini Lho Tujuh Sumber Bau Badan

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Memiliki masalah bau badan memang bukan hal yang menyenangkan. Selain mengganggu penampilan, bisa-bisa Anda akan dijauhi dari lingkaran pergaulan.

Selain berasal dari ketiak, ternyata bau badan pun bisa berasal dari tujuh kondisi berikut. Dikutip dari klikdokter, ini dia uraiannya:
1. Stres
Ada beberapa jenis keringat yang dapat ditimbulkan oleh tubuh. Nah, keringat yang baunya paling tidak sedap adalah yang muncul saat sedang stres, karena diproduksi kelenjar apokrin.

Diketahui, kelenjar apokrin memproduksi keringat yang tidak terlalu basah dan bakteri sangat senang dengan lemak dan protein yang terdapat dalam keringat ini.

Oleh karena banyaknya jumlah bakteri ini yang membuat bau tidak sedap. Keringat ini berbeda dengan keringat yang dikeluarkan saat sedang olahraga ataupun panas, di mana keringat jenis ini mengandung air serta mineral yang banyak.

2. Kaki
Bakteri memang sangat senang tinggal pada kaki kita oleh karena jari-jari kaki biasanya berada pada tempat yang gelap, hangat, dan lembab di mana merupakan tempat habitat bakteri. Sebanyak 10-15 persen orang memproduksi keringat lebih banyak, sehingga beberapa orang dapat memiliki bau kaki yang lebih tidak sedap.

3. Jarang cuci dalam wanita (bra)
Beberapa jenis kain bra memiliki kemampuan menyerap keringat sehingga bila digunakan berulang tanpa dicuci dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

4. Konsumsi Brokoli berlebihan
Tentu Anda pernah mendengar bahwa diet yang mengandung tinggi bawang dapat memicu bau mulut, hal ini benar. Beberapa makanan seperti brokoli dapat menyebabkan timbulnya baru mulut.

5. Kelainan genetis Trimethylaminuria
Mutasi dari beberapa gen yang dinamakan sebagai Trimethylaminuria, dapat mempengaruhi tubuh sehingga tidak dapat memecah zat kimia yang dinamakan trimethylamine. Kandungan ini yang membuat bau pada ikan dan bila menumpuk pada tubuh maka bau mulut, urin dan keringat dapat menimbulkan bau ikan.

6. Alkohol
Saat Anda mengkonsumsi minuman beralkohol, maka alkohol tersebut dapat keluar dari pori-pori dan menimbulkan bau badan.

7. Diabetes
Saat penyakit diabetes tidak diobati maka dapat timbul kondisi yang dinamakan diabetic ketoacidosis. Saat terjadi hal ini maka dapat terjadi perubahan bau badan. ** Baca juga: Apa Sebab Seseorang Alami Keringat Berlebihan?

Teliti kembali jika Anda mengalami bau badan, sehingga dapat diketahui penyebabnya.(ilj/bbs)




Apa Sebab Seseorang Alami Keringat Berlebihan?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Keringat adalah air yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat pada kulit mamalia. Pada manusia, keringat dikeluarkan untuk mengatur suhu tubuh, walaupun ada yang beranggapan bahwa komponen dari keringat laki-laki dapat berfungsi sebagai feromon.

Seberapa banyak Anda saat berkeringat? Mengalami keringat berlebih seringkali membuat tidak nyaman. Terlebih jika aktivitas sehari-hari Anda harus bertemu banyak orang.

Sebenarnya, apa saja yang bisa menjadi pemicu tubuh mengeluarkan keringat berlebih? Dikutip CNN Indonesia dari huffingtonpost, ada tiga alasan yang menyebabkan kondisi tersebut:

1. Faktor gen
Ada faktor gen atau turunan dalam keluarga yang disebut primary hyperhidrosis (PH) yang dapat memicu produksi keringat lebih banyak. Para ahli tidak mengetahui penyebab pasti, akan tetapi bukan karena semata memiliki pori-pori kulit yang besar sehingga keringat berlebih.

Dee Anna Glaser, Profesor dermatologi Saint Louis University School of Medicine, mengatakan hal itu dikarenakan ukuran, jumlah dan lokasi keringat yang hampir dapat dikatakan normal untuk setiap orang.

Ciri-ciri seseorang yang berkeringat dengan berlebihan karena faktor genetik adalah ketika berkeringat sangat banyak di beberapa bagian tubuh seperti di bawah ketiak, tangan dan kaki, bagian atas bibir.

“Delapan dari 10 orang, ada kemungkinan memiliki anggota keluarga yang keringat berlebih dan selalu membawa saputangan untuk lap keringat di wajah atau telapak tangannya,” ujar Direktur Center for Sweat Disorders di John Hopkins Baltimore, Malcom Brock.

2. Mengidap penyakit
Keringat berlebih biasanya juga menjadi salah satu gejala dari sejumlah penyakit yang diderita. Beberapa di antaranya yakni seperti diabetes yang berkaitan erat dengan keringat yang terjadi karena kadar gula darah rendah, dan juga menjadi tanda bahwa diabetes tidak terkontrol dengan baik.

Ada juga kemungkinan yang menyebut keringat berlebih karena obesitas. Diketahui, obesitas dapat memicu aliran oksigen di dalam tubuh tidak lancar, dan membuat tubuh mengeluarkan keringat di kulit lebih banyak.

3. Konsumsi obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan diyakini juga berpotensi menjadi penyebab keringat makin banyak, seperti obat anti depresan, obat penenang, obat jantung, antibiotik dan atau obat hormonal.

Oleh karenanya, jika saat ini Anda dalam konsumsi obat-obatan dan membuat keringat berlebih, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter supaya diberikan obat tanpa efek samping yang membuat tubuh berkeringat banyak. ** Baca juga: Mengapa Tidak Disarankan Terlalu Sering Cuci Muka?

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Mengapa Tidak Disarankan Terlalu Sering Cuci Muka?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Rajin mencuci muka adalah salah satu cara agar wajah bersih bebas dari masalah kulit seperti jerawat atau kusam. Namun, intensitas cuci muka yang terlalu sering pun ternyata tidak disarankan.

Mengapa demikian? Mencuci muka lebih dari dua kali sehari akan menyebabkan menghilangnya kadar hormon yang berfungsi menghasilkan sebum. Padahal, minyak sebum berfungsi melembutkan dan mencegah kulit kering.

Untuk membuat kulit tetap lembab, dilansir Allwomenstalk, jangan mencuci muka terlalu sering. Disarankan agar mencuci muka paling banyak dua kali dalam sehari. Lebih dari itu, dapat menyebabkan kulit mengelupas dan kehilangan sebum. ** Baca juga: Adakah Jarak Ideal Untuk Pasutri?

Pilih produk pencuci muka yang sesuai jenis kulit Anda, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan kulit wajah.(ilj/bbs)




Adakah Jarak Ideal Untuk Pasutri?

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Berapa jarak usia Anda dan pasangan? Sebagian orang mengatakan bahwa usia hanyalah sebuah angka, karena cinta tidak memiliki batasan, termasuk usia.

Namun, berdasarkan studi dari Emory University di Atlanta, dikutip dari Kompas, jarak usia pasangan mempengaruhi keberlangsungan hubungan di masa depan.

Studi yang melibatkan 3 000 responden ini menemukan perbedaan usia paling ideal untuk pernikahan dan jarak usia yang berpotensi bercerai.

Ternyata, pasangan dengan beda usia lima tahun, hanya 18 persen yang akhirnya berpisah, selebihnya langgeng hingga bertahun-tahun.

Lalu, 39 persen pasangan beda usia hingga 10 tahun, ditemukan memilih mengakhiri pernikahan dengan perceraian. Pasangan dengan beda usia 20 tahun, kecil harapan untuk langgeng, sebab potensi bercerai mencapai 95 persen.

Disebutkan juga, pasangan dengan beda usia hanya satu tahun, potensi bercerainya hanya tiga persen. Namun penelitian ini bukan fakta solid, karena peneliti menyimpulkan hanya lewat data perceraian di beberapa negara di dunia.

Setiap pasangan, dijelaskan peneliti, memiliki pola hubungan, rencana, dan ekspektasi yang berbeda. Ketiganya bisa mempengaruhi kualitas rumahtangga.

“Hasil studi diambil dari data kolektif pasangan yang telah resmi bercerai. Sebab, banyak pasangan bercerai karena alasan lain dan tidak ada hubungannya dengan perbedaan usia,” jelas Hugo Mialon, Peneliti dari Emory University. ** Baca juga: Tak Miliki Teman Bisa Terkena Risiko Sakit Jantung

So, jangan khawatir dengan perbedaan usia di antara Anda dan pasangan ya.(ilj/bbs)




Tak Miliki Teman Bisa Terkena Risiko Sakit Jantung

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Sebagai makhluk sosial, manusia pada dasarnya membutuhkan teman. Kesepian tanpa disadari akan merugikan kesehatan. Diungkap para peneliti dari Universitas Harvard, rasa kesepian karena tidak memiliki teman ternyata berdampak buruk bagi kesehatan.

Ditemukan kaitan erat antara kesepian dengan kadar protein untuk pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung hingga stroke. Dikutip dari Kompas, terkucil dari kehidupan sosial dapat menyebabkan stres yang akan meningkatkan kadar protein dalam darah, fibrinogen yang berfungsi untuk pembekuan darah.

Nah, terlalu banyak fibrinogen pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah dan penumpukan lemak di pembuluh darah. Penumpukan lemak yang menyumbat pembuluh darah inilah yang memicu penyakit jantung koroner hingga serangan stroke jika sumbatan terjadi di otak.

Para peneliti Harvard membandingkan kadar protein pembekuan darah dengan jumlah teman dan keluarga seseorang di jaringan sosial. Hasilnya sangat terlihat signifikan, yaitu mereka yang hubungan sosialnya buruk memiliki tingkat fibrinogen lebih tinggi.

Seseorang yang hanya memiliki lima teman, dikatakan peneliti, tingkat fibrinogen lebih tinggi 20 persen dibanding yang memiliki 25 teman. Dalam jangka panjang, para peneliti menilai rasa kesepian dapat mematikan.

“Keterhubungan sosial menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kadar fibrinogen,” ujar pemimpin studi dokter David Kim dari Harvard Medical School.

Disebutkan, risiko seseorang terkena penyakit jantung mungkin nantinya dapat diukur dengan melihat seberapa banyak jaringan sosialnya.

Menurut penelitian University of York, seseorang yang kesepian sekitar 30 persen lebih berisiko stroke atau penyakit jantung koroner. Senada, pimpinan University of York, dokter Nicole Valtorta, mengatakan bahwa hubungan sosial memang terbukti penting untuk kesehatan. ** Baca juga: Sesuaikan Waktu Tidur Ideal Berdasar Usia

Berapa banyak teman Anda?(ilj/bbs)




Sesuaikan Waktu Tidur Ideal Berdasar Usia

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Mengistirahatkan tubuh dan pikiran itu bukan saja karena kelelahan, tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup.

Apakah Anda memiliki waktu tidur yang cukup setiap hari? Menurut National Sleep Foundation, dikutip dari meetdoctor, tidur adalah kunci kesehatan fisik dan mental. Berapa lamanya waktu tidur tergantung pada usia dan kondisi seseorang.

“Tidur sangat penting untuk fungsi mental, kewaspadaan, konsolidasi memori, regulasi mood dan kesehatan fisik,” kata Phyllis C. Zee, MD, PhD, profesor of neurologi dan direktur Sleep Disorders Center di Northwestern University Feinberg School of Medicine di  Chicago.

Terlalu sedikit tidur atau kualitas tidur yang buruk, papar Dr Zee, bisa membuka jalan untuk segudang masalah emosional dan fisik, memicu diabetes dan obesitas.

“Bahkan, data menunjukkan bahwa kurang tidur akan menyebabkan perubahan dalam cara tubuh menangani glukosa, yang pada akhirnya  menyebabkan resistensi insulin (pre-diabetes),” kata Zee.

Ditambahkan, ada juga bukti bahwa kurang tidur bisa memicu selera makan berlebihan yang dapat berkontribusi untuk kelebihan berat badan dan obesitas.

Berapa banyak waktu tidur yang Anda butuhkan untuk tetap sehat, waspada, dan aktif tergantung pada usia dan bervariasi dari orang ke orang. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan setidaknya tujuh atau lebih jam tidur setiap malam.

National Sleep Foundation mengidentifikasi jumlah ideal waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tidur sesuai dengan usia mereka sebagai berikut:

1. Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14 sampai 17 jam
2. Bayi (4-11 bulan): 12 sampai 15 jam
3. Balita (1-2 tahun): 11 sampai 14 jam
4. Anak-anak prasekolah (3 sampai 5 tahun): 10 sampai 13 jam
5. Usia sekolah anak-anak (6-13 tahun): 9 sampai 11 jam
6. Remaja (14 sampai 17 tahun): 8 sampai 10 jam
7. Dewasa muda (18 sampai 25 tahun): 7 sampai 9 jam
8. Dewasa (26-64 tahun): 7 sampai 9 jam
9. Orang dewasa yang lebih tua (65 tahun atau lebih tua): 7 sampai 8 jam. ** Baca juga: Jangan Lakukan Ini Saat Datang Bulan

Sudah cukupkah waktu tidur Anda?(ilj/bbs)




Jangan Lakukan Ini Saat Datang Bulan

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Normalnya, setiap wanita akan mengalami menstruasi setiap bulan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita menstruasi sedang mengalami fase yang menarik.

Kondisi mood wanita dalam situasi datang bulan tidak bisa ditebak. Dikutip dari feed.id, dari sudut pandang kesehatan, wanita menstruasi menjalani berbagai penyimpangan, seperti perubahan ekstrem suasana hati, rasa sakit di perut, dan berbagai keluhan lainnya.

Nah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan disarankan agar dihindari selama periode menstruasi. Berikut uraiannya, dilansir dari boldsky.com:

1. Tidak berolahraga
Olahraga akan membantu meringankan kram dan nyeri tubuh lainnya. Jika diabaikan, tubuh akan lesu dan bahkan dapat meningkatkan rasa kram. Namun ingat, jangan lakukan olahraga terlalu berat karena akan menambahkan kram perut Anda.

2. Tidak minum susu
Wanita yang rutin mengonsumsi susu akan mengalami rasa nyeri yang lebih rendah dibandingkan yang tidak meminumnya. Disarankan agar Anda minum susu almond ketika mensruasi, karena lebih sehat dan kaya kalsium.

3. Telat makan
Ketika menstruasi, jangan biasakan diri melewatkan waktu makan, karena akan menciptakan lebih banyak keasaman di perut dan mendorong lebih banyak kembung bersama dengan sakit perut dan kram.

4. Makan berlebihan
Biasanya saat menstruasi, wanita tidak bisa mengontrol apa yang dikonsumsi. Padahal, makan berlebih hanya akan membuat Anda merasa lebih lesu dan berat selama menstruasi.

5. Mencukur bulu
Hindari proses pencukuran ataupun pencabutan bulu saat menstruasi. Kondisi tubuh Anda tengah mengalami kadar esterogen yang rendah dan bisa menyebabkan rasa sakit yang lebih ketika bercukur.

6. Hindari konsumsi obat penghilang nyeri
Seringkai lantaran tidak dapat menahan rasa sakit, wanita memilih mengonsumsi obat pereda nyeri. Padahal, obat seperti ini hanya mengurangi rasa sakit dalam jangka pendek, tapi berbahaya pada jangka panjang.

Ya, obat pereda nyeri akan memperburuk kondisi hormon sehingga berdampak pada kesehatan di masa tua nanti. Cara terbaik mengurangi nyeri adalah dengan memilih ramuan alami dan beristirahat.

7. Hindari konsumsi makanan asin
Asupan makanan asin saat menstruasi akan membuat perut kembung, karena garam dapat mengikat cairan pada tubuh wanita yang sedang menstruasi dan membuat tubuh akan semakin terasa bengkak. ** Baca juga: Ingin Diet Sukses? Bergaul dengan Teman yang Langsing

Semoga berguna.(ilj/bbs)




Ingin Diet Sukses? Bergaul dengan Teman yang Langsing

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Mungkin Anda termasuk orang yang sulit menurunkan berat badan. Satu hal yang harus Anda ketahui, selain motivasi yang kuat dari diri sendiri, faktor lingkungan pertemanan pun memiliki pengaruh yang besar untuk menurunkan berat badan lho.

Sebuah penelitian, dilansir dari laman Health, mengungkapkan bahwa orang yang ingin sukses dalam program penurunan berat badan atau diet, sebaiknya menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang memiliki tubuh ramping.

Penelitian tersebut didasarkan pada hasil wawancara dengan 9.000 orang berusia 18-65 tahun. Pertanyaan yang diajukan berkisar tentang target penurunan berat badan dan teman dekat yang paling sering mereka temui atau bergaul akrab.

Hasilnya, para partisipan yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang lebih kurus dalam setahun terakhir, ternyata lebih sukses dalam usaha penurunan berat badan. ** Baca juga: Uupss…Wanita Matre Susah Bahagia

Meskipun demikian, bukan berarti Anda harus meninggalkan persahabatan yang sudah ada dengan teman-teman dengan berat badan berlebih lho. Hal terpenting adalah sahabat terdekat pun bisa membantu Anda untuk mendapat motivasi hidup sehat. Bukan begitu? (ilj/bbs)




Uupss…Wanita Matre Susah Bahagia

Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Siapa sih yang tidak mau hidup serba berkecukupan atau bahkan berlimpah harta? Namun, mendapatkan segalanya serba mudah pun bagi sebagian orang kurang memiliki tantangan.

Meskipun demikian, tidak sedikit juga wanita yang menjalani gaya hidup “wah”, meskipun harus merogoh kocek lebih dalam, demi memiliki sejumlah barang-barang yang bermerek.

Peneliti di San Fransisco, Amerika Serikat, dikutip dari Female Kompas, melakukan eksperimen terhadap sejumlah grup responden usia dewasa. Dalam penelitian tersebut, mereka menemukan satu dari tiga wanita memiliki karakter diri matrealistis.

Kemudian, responden diminta untuk menilai tingkat kepuasan setelah berbelanja, baik belanja bulanan, belanja kecantikan, dan belanja alat teknologi.

Disebutkan, mereka yang memiliki karakter materialistis ternyata tidak pernah bahagia dan tidak merasakan nikmatnya berbelanja.

Alasannya, mereka selalu kurang puas dengan apa yang dibeli. Alhasil, wanita materialistis ini selalu ingin mengeluarkan banyak uang hingga merasa benar-benar bahagia.

Sifat matrealistis, menurut kesimpulan peneliti, membuat seseorang kurang menghargai dan mensyukuri segala hal baik dalam kehidupan mereka. ** Baca juga: Menurut Penelitian, Orang yang Sarkastik Lebih Cerdas

Apakah Anda termasuk wanita seperti itu?(ilj/bbs)