1

Jadi Drone Darat Pertama di Dunia, Rusia Ciptakan Robot Depesha dan Buggy

Kabar6-Rusia berhasil menciptakan robot kamikaze berbasis darat pertama di dunia berupa drone FPV, Depesha dan Buggy, yang membantu dalam penargetan dengan menyediakan rekaman video waktu nyata serta meningkatkan kesadaran situasional.

Sebelumnya, melansir sputnikglobe, drone FPV hanya berupa copter atau drone multi-rotor yang bisa terbang, tetapi kini Rusia telah mengembangkan drone kamikaze berbasis darat yang unik. Depesha sendiri berarti pengiriman. Drone kamikaze darat ini dikendalikan menggunakan joystick dan helm FPV. Mesin ini dirancang untuk menyerang personel dan peralatan musuh, serta benteng.

“The High Precision Complexes Holding (bagian dari Rostec) telah mengembangkan robot multifungsi Depesha dan Buggy. Robot Depesha dipasang pada platform bertrack dan dikendalikan oleh operator menggunakan joystick dan helm FPV. Robot Buggy memiliki platform beroda dan dikendalikan oleh joystick dan tablet. Kedua robot tersebut dapat digunakan sebagai drone kamikaze berbasis darat untuk menyerang target musuh dengan cara meledakkan muatan yang dibawa robot ke target,” demikian layanan pers Perusahaan Negara Rostec.

Fitur terpenting dari mesin tersebut termasuk kekompakan, kemampuan manuver, dan daya angkut. Depesha memiliki daya angkut 150 kilogram dan drone Buggy 250 kilogram, menjadikannya perangkat yang handal bagi prajurit di garis depan.

Berbagai versi robot dapat digunakan untuk menyerang personel musuh, pos pertahanan, titik tembak yang dibentengi, dan benteng. Robot ini juga dapat digunakan untuk mengatasi dan membersihkan penghalang pertahanan, seperti gigi dragon, sehingga membuka jalan bagi kendaraan lapis baja lewat. Selain itu, robot ini bisa memasang ranjau darat.

Depesha dan Buggy juga dapat dengan cepat dan diam-diam mengirimkan makanan, amunisi, dan bahan bakar ke garis depan, bahkan mengevakuasi tentara yang terluka. Robot tersebut saat ini sedang menjalani pengujian ekstensif di zona operasi militer khusus.(ilj/bbs)




Studi di AS Sebut Cara Berpikir Tikus Punya Kesamaan Seperti Bayi

Kabar6-Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan saraf Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat (AS), yaitu Kuchibhotla dan mahasiswa pascasarjana ilmu saraf, Ziyi Zhu, mengungkapkan bahwa tikus memiliki kesamaan dengan bayi manusia dalam hal berpikir.

Studi dilakukan karena para ilmuwan percaya, kinerja buruk yang dilakukan tikus akibat dari kecemasan, eksplorasi secara aktif, dan uji pengetahuan. Bayi manusia yang kita ketahui memiliki sifat eksplorasi terhadap lingkungannya, hal ini juga sama dengan tikus.

Peneliti, melansir Newsweek, melakukan penelitian dengan mendengarkan suara terhadap tikus untuk sebuah perintah. Suara satu adalah perintah untuk mereka memutar roda ke kiri, dan suara lainnya dengan memutar roda ke kanan. Selama percobaan berturut-turut ketika mendengar salah satu suara, tikus akan memutar roda ke kiri sebentar kemudian beralih memutar ke kanan. Hal ini membuat tikus seolah-olah melakukan kesalahan pada awalnya kemudian melakukannya dengan benar.

Kuchibhotla menerangkan, itu adalah bentuk eksplorasi yang dilakukan oleh tikus tadi. Berdasarkan pandangannya juga, tikus mempunyai kesamaan dengan manusia yang membuat hipotesis kemudian diujinya dan mungkin hewan tersebut juga menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi.

Perilaku tikus tersebut sama dengan cara bayi manusia belajar ketika belum bisa berbicara. Keduanya bersifat eksploratif dan menguji sesuatu dengan berbagai cara.

“Pada tahap awal dalam pembelajaran, hewan tersebut mempunyai ekspektasi dan ketika kita melanggarnya, maka ia akan mengubah strateginya, itu sangat strategis”, terang Kuchibhotla.

ketika tikus berkinerja dengan benar dan tidak mendapatkan imbalan, maka tikus akan merespon perintah suara yang benar berlipat ganda ketika pengujian diulang. “Jika hewan tersebut memiliki model tugas internal, kurangnya imbalan akan merusak ekspektasinya,” jelas Kuchibhotla.

Hal tersebut akan memengaruhi perilaku pada uji coba selanjutnya, dan memberikan hasil yang jauh lebih baik.

“Hewan itu seperti, ‘Hei, saya mengharapkan imbalan, namun ternyata tidak, jadi izinkan saya menguji pengetahuan saya, izinkan saya menggunakan pengetahuan yang saya miliki dan lihat apakah itu benar’,” kata Kuchibhotla lagi.

Sebaliknya, apabila tikus tidak memiliki model internal maka tidak akan ada ekspektasi yang dilanggar dan kinerja tikus tersebut akan terus buruk. Para peneliti berharap dapat menentukan dasar saraf untuk pemikiran strategis tikus ini, dan dapat dibandingkan pada spesies yang berbeda.(ilj/bbs)




Konflik dengan Manusia, Monyet Liar yang Sering Berulah di Thailand Bakal Diusir atau Ditahan

Kabar6-Pihak berwenang di Kota Lopburi, Thailand tengah, meluncurkan operasi besar untuk menangani masalah monyet liar di Kota Lopburi, Thailand tengah, dikenal dengan populasi monyet liar yang terus bertambah

Untuk menanggulangi populasi monyet yang mencapai sekira 2.500 ekor, melansir Skynews, otoritas setempat menggunakan buah-buahan tropis matang sebagai umpan dalam kandang yang telah dipasang di berbagai titik kota beberapa waktu lalu. Beberapa monyet berhasil ditangkap setelah tertarik oleh buah rambutan.

Menurut Patarapol Maneeorn dari Departemen Taman Nasional, Satwa Liar, dan Konservasi Tumbuhan Thailand, tahap pertama dari rencana ini adalah menangkap monyet untuk kemudian diperiksa kesehatannya, disterilisasi, dan ditandai dengan tato untuk memastikan identifikasi yang akurat.

Setelah itu, monyet-monyet ini akan dipindahkan ke kandang besar di luar pusat kota sambil menunggu pemindahan permanen. Langkah ini diambil setelah serangkaian insiden di mana monyet menjadi semakin agresif, merampas makanan dari warga, dan bahkan menyebabkan cedera.

Video-video insiden ini telah menyebar luas di media sosial, meningkatkan urgensi penanganan masalah ini. Salah satu pemilik toko, Supaporn Tantiwong, mengungkapkan, monyet yang berkeliaran membuat pelanggan takut berbelanja.

Wali Kota Lopburi, Chamroen Salacheep, menyatakan bahwa meski monyet-monyet ini menarik wisatawan, mereka juga berdampak buruk pada ekonomi lokal.

“Setelah operasi ini selesai, saya akan melakukan pembersihan besar-besaran dan mengecat seluruh kota untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat,” kata Salacheep.

Meskipun operasi ini bertujuan untuk mengurangi populasi monyet di Lopburi, beberapa monyet akan tetap dibiarkan berkeliaran untuk mempertahankan citra kota sebagai ‘kota monyet’ Thailand.

Upaya penangkapan ini kemungkinan akan diulangi di masa mendatang.(ilj/bbs)




Usai Jadi Anjing, Pria Jepang Ini Berniat Ubah Penampilan Seperti Panda

Kabar6-Seorang pria Jepang bernama Toco yang telah merogoh kocek sekira Rp213 juta untuk mengubah dirinya menjadi seekor anjing jenis border collie, kini mengisyaratkan ingin berubah menjadi panda.

Toco, melansir republicworld, mengatakan ada empat hewan yang ingin ia coba, namun dua di antaranya tidak bisa dilakukan karena alasan logistik. “Tentu saja, saya juga ingin menjadi hewan lain. Secara realistis, saya mungkin bisa menjadi anjing, panda, atau beruang. Rubah atau kucing juga bagus, tapi mereka terlalu kecil untuk dicoba oleh manusia. Saya ingin mewujudkan impian saya untuk menjadi hewan lain suatu hari nanti,” kata Toco.

Pernyataan itu keluar ketika Toco mengaku mengalami kesulitan dalam mempraktikkan beberapa gerakan yang dilakukan anjing. “Anjing dan manusia memiliki struktur tulang yang berbeda. Cara keduanya menekuk kaki dan lengan juga berbeda. Sangat sulit untuk membuat gerakan yang terlihat seperti anjing,” jelasnya.

Para psikolog mengatakan, Toco mungkin adalah seorang Therian, yakni seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai spesies hewan, bukan manusia. Mereka menjelaskan, Therian tidak boleh disamakan dengan Furry, yang sesekali menikmati cosplay dengan kostum binatang atau ‘fursuit’.

“Penting untuk membedakan antara furry, yang merupakan penggemar hewan antropomorfik…dan therian, yang pada tingkat tertentu mengidentifikasi diri mereka sebagai makhluk selain manusia,” terang Dr Elizabeth Fein, profesor psikologi di Pittsburgh’s Duquesne University.(ilj/bbs)




Siapa Sangka, Sepatu High Heels Ternyata Awalnya untuk Pria

Kabar6-Selama ini kita mengetahui bahwa high heels atau sepatu hak tinggi dibuat untuk wanita, karena memberikan tampilan yang elegan, anggun, dan meningkatkan kesan kepercayaan diri. High heels juga memberikan efek optik yang membuat kaki terlihat lebih panjang dan ramping.

Nmaun tahukan Anda, high heels awalnya untuk pria? Sejarah sepatu high heels dapat ditelusuri kembali ke abad ke-15 di Persia. Pada masa itu, melansir teenvogue, para prajurit menggunakan sepatu hak tinggi untuk membantu menjaga kaki mereka tetap stabil di atas kuda. Penggunaan sepatu hak tinggi ini memberikan keuntungan praktis dalam pertempuran. Hak tinggi membuat prajurit lebih mudah menjaga kaki mereka tetap aman di sanggurdi kuda, sambil berdiri di atas pelana untuk menembakkan panah dan melemparkan senjata mereka.

Ketika para imigran Persia membawa tren sepatu hak tinggi ke Eropa, sepatu ini menjadi populer di kalangan bangsawan pria Eropa. Pada abad ke-17, sepatu hak tinggi menjadi simbol kekuasaan dan status sosial. Raja Louis XIV dari Prancis memperkenalkan sepatu dengan hak merah dan sol merah ke istananya.

Raja Louis XIV membatasi pemakaian sepatu seperti itu hanya untuk lingkaran bangsawan, menjadikannya sebagai simbol privasi dan eksklusivitas. Praktik ini kemudian diikuti oleh kerajaan di seluruh Eropa, yang mengadopsi sepatu hak tinggi sebagai bagian dari pakaian formal mereka.

Pada abad ke-18 pandangan masyarakat terhadap high heels mengalami perubahan drastis. Selama revolusi Prancis, baik pria maupun wanita mulai meninggalkan high heels dan beralih ke sepatu datar, untuk menolak asosiasi dengan kerajaan dan menyuarakan persamaan gender. Namun, pada abad ke-19, high heels kembali populer.

François Pinet dikenal karena menjadi salah satu desainer pertama yang menggunakan praktik industri baru untuk menciptakan sepatu dengan hak yang indah dan dapat direproduksi.

Pada 1950-an, kemajuan teknologi memungkinkan pembuatan high heels yang lebih tipis dan lebih tinggi, dan stiletto pun lahir. Stiletto kemudian dipopulerkan oleh ikon fashion seperti Audrey Hepburn dan Marilyn Monroe.

Era ini dikenal sebagai ‘zaman emas”‘ high heels yang lantas menjadi sangat populer di kalangan kaum hawa di seluruh dunia.(ilj/bbs)




Fakta Keberadaan Makhluk Sepanjang 40 Meter Terungkap dari Ukiran Ular Raksasa di Sungai Orinoco

Kabar6-Sebuah ukiran batu bergambar ular berliku sepanjang lebih dari 40 meter terdapat di sepanjang Sungai Orinoco, Amerika Selatan. Ukiran itu juga menampilkan sosok manusia dan kelabang raksasa Amazon.

Setelah memetakan 14 situs yang membentuk kompleks ukiran ini, melansir smithsonianmag, para arkeolog percaya bahwa ukiran tersebut berfungsi sebagai penanda teritorial bagi penduduk prasejarah. Ukiran ini juga berfungsi sebagai peringatan bagi mereka yang memasuki wilayah tersebut ‘waspadalah’. Ukiran tadi terletak di atas permukaan batu di sepanjang Sungai Orinoco Atas dan Tengah di Venezuela dan Kolombia modern, telah lama menarik perhatian para peneliti.

Namun, baru-baru ini penanggalan tembikar di daerah tersebut yang menunjukkan motif serupa dengan gaya yang sama, menerangkan bahwa seni cadas ini mungkin berusia minimal 2.000 tahun.

Penemuan ini menawarkan wawasan menarik tentang budaya dan kepercayaan masyarakat prasejarah yang tinggal di wilayah tersebut. Ukiran ular yang monumental kemungkinan merupakan simbol kekuatan dan otoritas, sementara sosok manusia dan kelabang mungkin mewakili roh leluhur atau dewa pelindung.

Lebih dari sekadar karya seni yang mengesankan, ukiran batu Orinoco berfungsi sebagai pengingat yang bertahan lama tentang hubungan kompleks antara manusia dan lingkungan mereka. Mereka adalah pengingat akan kekuatan kepercayaan dan ritual, serta bahaya melanggar norma dan batas sosial.

Penelitian lebih lanjut tentang situs-situs ini dapat memberikan lebih banyak informasi tentang kehidupan dan budaya masyarakat yang membuatnya. Dengan mempelajari seni cadas ini, kita dapat lebih memahami bagaimana mereka memandang dunia di sekitar mereka dan tempat mereka di dalamnya.(ilj/bbs)




Di Peru, Ratusan Mumi Aneh yang Dipercaya Bangkai Alien Raib Digondol Perampok

Kabar6-Para perampok kuburan mencuri ratusan artefak pra-Hispanik, berupa mumi dan barang bersejarah lainnya, yang berada dalam gua di Peru untuk dijual di pasar gelap, karena percaya benda-benda tersebut adalah bangkai alien.

Adalah Leandro Rivera yang menemukan gua di wilayah Nazca, pantai selatan Peru, secara kebetulan. Daerah ini terkenal dengan garis Nazca, yaitu sayatan di dasar gurun yang membentuk burung dan hewan lain yang terlihat dari udara.

Geoglyph kuno, sebutan garis tersebut, telah lama menarik daya tarik orang-orang yang percaya pada makhluk luar angkasa. Jadi, melansir Yahoo, ketika menemukan gua tersebut, di mana dia menemukan sisa-sisa tubuh manusia dengan kepala memanjang dan yang tampak hanya tiga jari di masing-masing tangannya, Rivera mulai mengambil dan menjualnya.

Kisah Rivera menjadi sorotan setelah dua mumi cacat yang dia temukan berakhir di Meksiko pada dengar pendapat kongres tentang UFO dan kehidupan di luar bumi. Jurnalis Meksiko dan penggemar UFO, Jaime Maussan, memamerkannya sebagai tanda kehidupan di luar Bumi, namun klaimnya dibantah oleh para ilmuwan.

Rivera mengatakan, dia telah mengambil hingga 200 set jenazah dari gua sebelum ditangkap, dan beberapa di antaranya diselundupkan ke Prancis, Spanyol, dan Rusia. Besarnya penjualan tersebut memicu kekhawatiran akan pasar gelap atas hasil curian dari situs arkeologi Peru.

Mumi dan artefak pra-Hispanik lainnya, memiliki harga tinggi di pasar gelap. “Peru telah melakukan banyak upaya untuk mencoba dan mengendalikan perdagangan ini,” kata Christopher Heaney, seorang profesor sejarah Amerika Latin di Penn State University dan penulis ‘Empire of the Dead’, sebuah buku tentang mumi Peru.

Menurut UNESCO dan Organisasi Bea Cukai Dunia, perdagangan benda-benda budaya meningkat secara signifikan di seluruh dunia sejak pandemi COVID-19 melanda, ketika para pedagang di pasar gelap memanfaatkan peralihan ke penjualan online, yang memberi mereka lebih banyak privasi dibandingkan berbelanja secara langsung.

“Jejaring sosial telah menjadi ruang penjualan karya seni dan barang antik yang berasal dari ilegal, dan sayangnya lalu lintas ini meningkat selama pandemi COVID-19,” terang Enrique Lopez-Hurtado, mantan koordinator sektor budaya UNESCO Peru.

Sulit bagi Peru, yang berbatasan dengan lima negara dan memiliki 27 penyeberangan perbatasan, untuk menghentikan barang-barang jarahan keluar dari negara tersebut. Di bandara internasional Lima, pemindai x-ray dipantau untuk mencari materi budaya dan mayoritas pelakunya adalah wisatawan.

Pemerintah Peru harus mengambil langkah tegas untuk melindungi situs arkeologi dan mencegah penjarahan. Upaya edukasi masyarakat tentang pentingnya situs warisan budaya juga perlu dilakukan.(ilj/bbs)




Tuai Kecaman, Influencer Asal Texas Tinggalkan Orang yang Tak Bisa Berenang Saat Lompat ke Danau

Kabar6-Natalie Reynolds, seorang influencer di Texas, Amerika Serikat (AS), menuai kecaman dari publik setelah dianggap tidak bertanggung jawab terhadap orang yang diberi tantangan.

Bagaimana kisahnya? Melansir Nypost, berawal saat Reynolds yang tengah melakukan siaran langsung (live), mencoba meyakinkan seorang wanita untuk melompat ke danau Texas dengan iming-iming uang sekira Rp320 ribu. Padahal wanita yang tak disebutkan namanya itu sudah memberitahu Reynolds bahwa dirinya tak bisa berenang.

Tidak berselang lama, wanita itu melompat, tapi kemudian mulai meronta-ronta dan berteriak minta tolong. Bukannya menolong, Reynolds malah meninggalkan tempat kejadian. Petugas pemadam kebakaran pun dipanggil dan berhasil menarik wanita itu keluar dari danau.

Keruan saja tak sedikit orang marah pada Reynolds atas apa yang dilakukan. Beberapa warganet berpendapat, influencer tersebut harus ditangkap.

“Orang-orang ini hanya fokus untuk mendapatkan konten dan tidak ada yang lain. Wanita itu dianggap seakan bukan manusia bagi mereka (para influencer). Dia adalah sebuah alat peraga. Namun, tiba-tiba, ‘alat peraga’ ini mulai meminta bantuan, dan untuk pertama kalinya, para konten kreator ini menyadari bahwa mereka telah membahayakan nyawa seseorang,” komentar seorang warganet.

“Mungkin saya bersikap dramatis, tetapi saya memiliki kepedulian yang tulus terhadap generasi masa depan dalam hal pentingnya kehidupan manusia. Dan saya tidak hanya menyalahkan kaum muda. Saya rasa internet telah sangat mempengaruhi rasa empati banyak orang,” tambahnya.(ilj/bbs)




Juancho E. Yrausquin Jadi Salah Satu Bandara Paling Berbahaya di Dunia

Kabar6-Bandara Juancho E. Yrausquin yang terletak di Pulau Saba, Karibia Belanda, menjadi salah satu bandara paling berbahaya di dunia, karena memiliki landasan komersial terpendek di dunia.

Pulau Saba sendiri, melansir businessinsider, memiliki luas hanya delapan kilometer saja, sudah termasuk pegunungan tebing laut yang berliku. Sementara landasan pacunya hanya sekira 400 meter atau 1.312 kaki. Karena itulah, tidak semua pesawat bisa mendapat akses hilir mudik ke bandara Saba. Jalur pendaratan tertutup untuk jet, yang mengharuskan pengunjung untuk naik pesawat yang lebih kecil, seperti BN-2 Islander of the Twin Otter.

Winair menjadi maskapai utama yang bisa mengakses Pulau Saba. Ini pun merupakan penerbangan singkat 12-15 menit dari pulau St. Maarten atau naik perahu 90 menit. Karena landasan yang sempit dan pegunungan tebing, dibutuhkan pilot terlatih untuk bisa menerbangkan pesawat ke Pulau Saba.

Terkadang, saat dilanda hujan yang parah, penerbangan untuk ke bandara ini bisa ditiadakan. Kondisi batasan berat, kecepatan angin, serta pendeknya landasan pacu dan tingkat kemiringan membuat pilot harus memiliki perhitungan yang tepat.

Meski demikian, belum ada catatan terjadinya kecelakaan fatal di bandara tersebut.(ilj/bbs)




Tim Ilmuwan Korsel Kembangkan ‘Nasi Berdaging’ untuk Protein Ramah Lingkungan

Kabar6-Tim ilmuwan di Korea Selatan (Korsel), telah menciptakan jenis pangan hibrida baru berupa ‘beras berdaging’, yang dapat menjadi sumber protein terjangkau dan ramah lingkungan.

Biji-bijian yang berpori tersebut dipenuhi otot sapi dan sel-sel lemak, yang ditanam di laboratorium. Pertama-tama, beras dilapisi dengan gelatin ikan agar sel-sel daging menempel. Kemudian, beras tersebut dibiarkan dalam cawan petri selama 11 hari.

Tim ilmuwan, melansir Phys, mengatakan bahwa makanan tersebut mungkin dapat berfungsi sebagai ‘penolong saat kelaparan, ransum militer, atau bahkan makanan luar angkasa’ di masa depan. Namun, masih harus dilihat apakah konsumen akan menyukainya jika akhirnya dijual ke pasar. Beras hibrida ini tampaknya sedikit lebih keras dan rapuh dibandingkan beras biasa, namun di sisi lain mengandung lebih banyak protein.

Menurut tim di Universitas Yonsei, Korsel, makanan ini memiliki delapan persen lebih banyak protein dan tujuh persen lebih banyak lemak. Jika dibandingkan dengan daging sapi biasa, jejak karbon ‘beras berdaging’ ini jauh lebih kecil. Hal itu dikarenakan metode produksi beras tersebut menghilangkan kebutuhan yang dikeluarkan oleh peternakan hewan dalam jumlah besar.

Sebagai perbandingan, untuk setiap 100 gram protein yang dihasilkan, beras hibrida diperkirakan melepaskan kurang dari 6,27 kg karbon dioksida. Sementara produksi daging sapi melepaskan delapan kali lebih banyak karbon, yaitu sebesar 49,89 kg, kata mereka.

“Kami biasanya memperoleh protein yang kami perlukan dari peternakan. Namun sistem produksi peternakan menghabiskan banyak sumber daya dan air serta melepaskan banyak gas rumah kaca. Bayangkan memperoleh semua nutrisi yang kita perlukan dari beras protein hasil kultur sel,” jelas Sohyeon Park, peneliti ‘beras berdaging’.

Ditambahkan, “Beras sudah memiliki tingkat nutrisi yang tinggi, dan menambahkan sel dari ternak dapat meningkatkannya lebih lanjut. Saya tidak menyangka sel-sel tersebut akan tumbuh dengan baik di dalam beras. Sekarang saya melihat banyak kemungkinan untuk makanan hibrida berbasis beras ini.”(ilj/bbs)