1

Pura-pura Sakit Berat, Pria Belanda Ini Sudah Makan Gratis di Restoran Hingga 127 Kali

Kabar6-Seorang pria berusia 58 tahun yang tidak diketahui namanya, dikabarkan selalu tak pernah membayar tagihan makanan yang dipesannya selama beberapa tahun terakhir ini.

Kondisi tersebut keruan saja membuat para pemilik restoran di kota Delft, Belanda, merasa khawatir. Pihak kepolisian setempat, melansir Dutchnews, menerima banyak laporan dugaan adanya pria yang menghindari tagihan makanannya dengan berpura-pura terkena penyakit cukup berat. Polisi mendapatkan informasi dari seorang bartender restoran, yang mengatakan ada pengunjung pria dengan sengaja membelikan dan menawarkan makanannya kepada semua pelanggan di restoran tersebut.

Selanjutnya, pria paruh baya tersebut menggoyangkan lengan kirinya yang tak bisa digerakkan seolah-olah terkena penyakit stroke. Namun setelah paramedis dipanggil untuk datang dan mengecek pria tersebut, ternyata ia hanya berpura-pura dan menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

Pihak restoran pun langsung melakukan mediasi terkait tagihan pesanan makanan, dan pria tadi berjanji untuk melunasi tagihan tersebut di kemudian hari. Namun aksi itu digagalkan oleh seorang paramedis, yang mengklaim bahwa lansia tersebut pernah memberikan indentitas diduga palsu karena berbeda dari yang sebelumnya.

Atas kejadian tersebut, pemilik restoran memutuskan untuk melaporkan hal ini kepada pihak berwajib. Setelah memeriksa arsipnya, polisi kemudian menyadari bahwa pria tersebut adalah ‘bajak laut makanan’, karena selama ini sudah melancarkan aksi serupa di berbagai restoran lokal setempat selama bertahun-tahun.

Tak tanggung-tanggung, setidaknya ada 127 laporan yang diterima oleh polisi terkait dengan seorang pria tak dikenal yang tidak membayar tagihan di setiap restoran.

Selama ini, polisi sulit menangkap pelaku karena identitas yang diberikan selalu berbeda di setiap tempat yang dikunjunginya, ditambah dengan adanya Undang-Undang tentang privasi pribadi yang berlaku di Belanda, menjadikan pria ini makin sulit untuk diketahui identitas yang sebenarnya.(ilj/bbs)




Lebih Manusiawi, New York Gunakan Alat Kontrasepsi untuk Kurangi Populasi Tikus

Kabar6-Untuk mengurangi populasi tikus dan hewan pengerat lainnya secara manusiawi, sejumlah anggota parlemen di New York, Amerika Serikat (AS), mengusulkan aturan yang mempertimbangkan kontrasepsi.

Anggota Dewan Kota bernama Shaun Abreu mengusulkan peraturan kota yang akan membentuk program uji coba untuk mengendalikan jutaan tikus di stasiun kereta bawah tanah serta tanah kosong, dengan menggunakan kontrasepsi ketimbang bahan kimia mematikan. Juga larangan perangkap lem sebagai alternatif terhadap racun.

Abreu yang juga merupakan ketua Komite Sanitasi dan Manajemen Limbah Padat, mengatakan alat kontrasepsi tersebut juga lebih etis dan manusiawi dibanding metode lainnya.

Kontrasepsi tikus yang disebut sebagai ContraPest, melansir Nytimes, terkandung dalam pelet berminyak dan asin yang tersebar di daerah yang terinfestasi tikus sebagai umpan. Kontrasepsi tersebut bekerja dengan menargetkan fungsi ovarium pada tikus betina dan menganggu produksi sel sperma pada tikus jantan.

Diketahui, pengendali hama di New York saat ini membunuh tikus menggunakan perangkap jepit dan model lem, racun yang membuat mereka mengalami pendarahan secara internal, dan gas karbon monoksida yang dapat membuat mereka tercekik. Beberapa orang bahkan melatih anjing mereka untuk memburu para tikus.

Dua kota di California telah melarang penggunaan perangkap lem dalam beberapa tahun terakhir. Di tingkat federal, sebuah RUU yang saat ini berada di komite akan melarang perangkap-perangkap ini secara nasional.

“Ia mengakhiri praktik yang sangat tidak manusiawi dalam pengelolaan tikus,” ungkap Jabari Brisport, senator negara bagian New York yang mewakili sebagian dari Brooklyn dan menjadi sponsor RUU yang mengusulkan pedoman baru. “Ada cara yang lebih efektif dan lebih manusiawi untuk mengatasi tikus.”(ilj/bbs)




Hukuman Penjara untuk Orangtua Di Texas yang Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Kabar6-Tidak sedikit para orangtua yang terpaksa atau bahkan sengaja meninggalkan anak-anak mereka yang masih di bawah umur seorang diri di rumah, dengan berbagai alasan.

Namun kini, Otoritas Layanan Keluarga dan Perlindungan Texas, Amerika Serikat (AS), menegaskan bahwa anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh ditinggal sendirian di rumah.

Para orangtua, melansir Yahoo, dapat dituduh lalai dalam pengawasan jika anak di bawah umur ditinggalkan di rumah tanpa pengawasan. Hal ini dapat mengakibatkan tuntutan hukum, denda, atau bahkan hukuman penjara. Pengawasan yang lalai didefinisikan sebagai menempatkan anak di dalam atau gagal memindahkan anak dari situasi yang membahayakan.

Diketahui, lebih dari separuh kasus pelecehan dan penelantaran di Texas merupakan hasil dari kelalaian pengawasan. Pada 2011, kasus ini mencapai 75 persen dari semua kasus pelecehan atau penelantaran anak yang terkonfirmasi.

Hukum Texas tidak secara eksplisit menyatakan berapa usia anak yang boleh tinggal di rumah sendirian, namun negara bagian ini memberikan rekomendasi kepada orangtua dalam bentuk pedoman.

Sebelum meninggalkan anak sendirian di rumah, otoritas tersebut memberi rekomendasi hal-hal yang perlu diperhatikan, mencakup berapa usia, kematangan emosional, dan kemampuan anak.

Lalu, bagaimana tata letak dan keamanan rumah, area bermain, atau tempat lainnya, serta apa saja bahaya dan risiko di lingkungan juga perlu diperhatikan.(ilj/bbs)




Bawa 3 Orang, Pesawat Tanpa Roda Berhasil Mendarat dengan Selamat di Bandara Australia

Kabar6-Sebuah pesawat ringan jenis Beechcraft Super King dengan mesin twin-turboprop, berhasil mendarat tanpa roda di landasan Bandara Newcastle, sebelah utara Sydney, Australia.

Pesawat yang membawa tiga orang di dalamnya itu, melansir people, sempat terbang mengelilingi bandara selama hampir tiga jam untuk membuang bahan bakar setelah melakukan pendaratan darurat. Inspektur Polisi Wayne Humphrey dari kepolisian setempat menyebut, sang pilot yang berusia 53 tahun dan dua penumpang, terdiri atas seorang pria berusia 60 tahun dan seorang wanita berusia 65 tahun, berjalan keluar dari pesawat ringan itu usai pendaratan darurat berhasil dilakukan.

“Pilot melakukan wheels-up landing sesuai textbook, dan saya sangat senang melihatnya,” terang Humphrey.

Ditambahkan, paramedis telah memeriksa tiga orang yang ada di dalam pesawat tersebut, namun tidak ada yang perlu dibawa ke rumah sakit.

Dalam keterangannya, Humphrey menjelaskan bahwa pesawat itu baru saja lepas landas dari Bandara Newcastle untuk menempuh penerbangan sejauh 180 kilometer ke arah utara menuju ke Port Macquarie, ketika pilot memberikan peringatan soal ‘masalah pada roda pendaratan’.

Menurut rekaman video insiden itu, pesawat berhasil mendarat di landasan sekitar tiga jam usai lepas landas, atau pukul 12.20 waktu setempat. Mobil pemadam kebakaran dan ambulans disiagakan saat pendaratan darurat dilakukan.

Pemilik pesawat tersebut, Eastern Air Services, yang berbasis di Port Macquarie, belum memberikan tanggapannya. Biro Keselamatan Transportasi Australia akan menyelidiki insiden tersebut.

Landasan di Bandara Newcastle akan tetap ditutup selama 24 jam ke depan, sementara situasinya masih diselidiki. Namun Humphrey mengatakan bahwa kerusakan pada landasan tampaknya ‘ringan’ usai pendaratan tanpa roda dilakukan.

Pakar keselamatan penerbangan, Ron Bartsch, mengatakan bahwa pilot memutuskan untuk terbang kembali ke Bandara Newcastle karena bandara itu memiliki sumber daya tanggap darurat yang lebih baik daripada bandara di Port Macquarie.

“Pilot telah melakukan pendaratan yang cukup baik dan membawa semua orang ke daratan dengan selamat, dan itulah hasil yang paling penting. Situasinya bisa saja menjadi jauh lebih buruk,” terang Bartsch.

“Mereka harus mematikan bahan bakar, mematikan listrik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran saat melakukan pendaratan perut. Tapi yang jelas sang pilot telah melakukan praktik textbook ini dan hasilnya aman,” katanya lagi.(ilj/bbs)




Picu Kritikan, Restoran di Singapura Sajikan Makanan Jepang Berbentuk Seperti ‘Alien’

Kabar6-Sebuah restoran makanan Jepang di Singapura bernama Koji, menuai kritik dari warganet setelah menyajikan hidangan karung telur gurita mentah.

Hidangan yang dikenal sebagai tako tamago ini, melansir Odditycentral, pada dasarnya adalah karung putih besar dengan selaput sangat fleksibel, menyembunyikan ratusan telur gurita berbentuk lonjong yang berenang dalam cairan kental. Karung atau bungkusnya disajikan mentah dan dicairkan dengan obor untuk melepaskan telur di dalamnya ke piring. Telurnya biasanya disajikan dengan kecap dan memiliki rasa yang mirip dengan telur salmon.

Koji mengklaim, foto makanan musiman mereka yang hanya tersedia hingga pertengahan Mei ini, membuatnya semakin populer di kalangan pengunjung Singapura yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda.

Dikatakan, mereka yang mencoba tako tamago terkejut dengan rasanya, yaitu seperti kuning telur kental. Tetapi, hidangan tersebut kaya akan protein, omega 3 dan vitamin B12, yang bisa berkontribusi pada diet seimbang dan bergizi.

Sememtara itu, sebagian orang mengatakan bahwa tampilan tako tamago seperti alien. Beberapa pengguna media sosial lain menuliskan, menyajikan telur gurita mentah adalah salah dan tidak semuanya harus dimakan.

Telur gurita mentah sendiri merupakan makanan lezat yang umum di Jepang, khususnya di daerah seperti Hokkaido, dan tersedia sepanjang tahun.(ilj/bbs)




Sherpa, Pendaki Asal Nepal Pecahkan Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Kabar6-Kami Rita Sherpa (54), pendaki asal Nepal, berhasil cetak rekor 29 kali menaklukkan puncak Gunung Everest. “Kami Rita mencapai puncak pagi ini. Sekarang dia membuat rekor baru dengan 29 kali ke puncak Everest,” kata Mingma Sherpa dari Seven Summit Treks, penyelenggara ekspedisinya.

Sherpa, melansir hindustantimes, telah bekerja sebagai pemandu selama lebih dari 20 tahun, juga dikenal sebagai Manusia Everest. Pria itu kali pertama menggapai puncak setinggi 8.849 meter itu pada 1994 silam, ketika bekerja untuk ekspedisi komersial. Selanjutnya, Sherpa mendaki Everest hampir setiap tahun dengan memandu para tamu.

Namun belum diketahui apakah dia membawa tamu di pendakian terbarunya ini. “Kembali lagi ke puncak ke-29 kali di puncak dunia…Pekerjaanku, impian pria/wanita lainnya,” ungkap Sherpa di akun di Instagram miliknya dari base camp.

Tahun lalu, Sherpa mendaki Everest dua kali untuk mempertahankan rekor karena pemandu lainnya, Pasang Dawa Sherpa, menyamai jumlah pendakiannya. Dituturkan Sherpa, dia hanya menjalani pekerjaannya dan tidak berencana membuat rekor. Selain Everest, Sherpa juga sudah menaklukkan puncak-puncak menantang lainnya setinggi 8.000 meter termasuk gunung tertinggi kedua di dunia yaitu K2 di Pakistan.

Diketahui, Nepal memiliki delapan dari 10 puncak tertinggi di dunia. Ratusan pendaki mendatanginya setiap musim semi ketika suhu hangat dan angin biasanya tenang.(ilj/bbs)




Minimalisir Kemacetan, Tiongkok Pasang Lampu Lalu Lintas Khusus Penunggang Unta di Padang Pasir

Kabar6-Otoritas Gunung Mingsha dan Mata Air Bulan Sabit di Gurun Kumtag, Tiongkok, telah memasang lampu lalu lintas khusus penunggang unta untuk memperlancar lalu lintas.

Lampu lalu lintas penunggang unta yang masih aktif, melansir straitstimes, terlihat di bukit pasir Taman Alam Gunung Mingsha dan Danau Bulan Sabit, Provinsi Gansu, Tiongkok barat laut. Saat libur tahunan di awal Mei, ribuan orang berbondong-bondong mengunjungi tempat wisata alam tersebut dan melakukan berbagai aktivitas.

Pada 2023 lalu, terdapat sekira 2.400 unta tunggangan serta puluhan ribu wisatawan per hari di Gunung Mingsha dan Mata Air Bulan Sabit. Jumlah tersebut mengakibatkan masalah kemacetan lalu lintas yang serius. Beruntung, pihak berwenang setempat menemukan solusi berupa lampu lalu lintas unta.

Lampu lalu lintas di tengah gurun memang terlihat unik, namun hal ini menjadi kebutuhan karena membeludaknya pengunjung Gunung Mingsha pada awal Mei 2023. Saat hari pertama pengelola wisata menerima 10 ribu pengunjung dan bertambah menjadi 20 ribu pengunjung pada hari-hari berikutnya.

Banyak dari mereka berjalan di sepanjang Jalur Sutra kuno, namun ribuan orang memilih untuk menikmati pemandangan dengan menunggangi unta sepanjang rute populer tersebut.

Lampu lalu lintas berfungsi memberi tanda kapan unta harus berhenti agar pejalan kaki bisa menyeberang. Saat lampu hijau menyala, unta bisa lewat, ketika lampu merah menyala, unta berhenti agar pejalan kaki lewat terlebih dahulu.

Diperkirakan ada lebih dari 240 juta orang Tiongko akan melakukan perjalanan selama musim liburan Mei tahun ini.(ilj/bbs)




Pelihara Batu Jadi Tren Baru Anak Muda Korsel untuk Usir Kesepian

Kabar6-Ada tren di kalangan anak muda Korea Selatan (Korsel) yaitu ‘memelihara’ batu. Bukan tanpa alasan, anak muda yang mengalami kelelahan itu sengaja ‘memelihara’ batu karena menemukan kenyamanan dan tidak lagi merasa kesepian dalam hidupnya.

Separuh penduduk Korsel, melansir thestar,diketahui hidup sendirian dan memiliki jam kerja terpanjang di dunia, hingga muncul berbagai upaya untuk mencari cara baru bersantai dalam kehidupan. Cara nyeleneh yang dilakuan tara lain menggelar pemakaman pura-pura dengan berbaring di peti mati, serta menghadiri acara Space-out tahunan, di mana orang-orang berkompetisi untuk menjadi yang terbaik sebagai orang yang tidak melakukan apa pun.

Tren terbaru adalah dengan melibatkan aktivitas menyimpan batu yang diberi nama, diajak berbicara dan diberi pakaian seolah-olah batu itu adalah makhluk hidup. Beberapa pemilik bahkan menempatkan ‘batu peliharaan’ mereka di tempat tidur dan memijatnya.

Dalam video yang viral di TikTok, sebuah ‘batu peliharaan’ tampak dibungkus dengan handuk, diberi alas bedak dengan lembut, dipasangi alis serta diberi mata dan bibir yang besar.

‘Batu peliharaan’ itu bahkan dijual dengan harga antara sekira Rp120 ribu hingga Rp176 ribu. Menurut salah satu penjualnya, lebih dari 300 unit ‘batu peliharaan’ terjual setiap bulan dan pembelinya rata-rata merupakan wanita berusia 20-an hingga 30-an tahun.(ilj/bbs)




Al, Pria Usia 106 Tahun dari Texas Jadi Penerjun Payung Tertua di Dunia

Kabar6-Di usia 106 tahun 327 hari, Pria asal Texas, Amerika Serikat (AS) bernama Alfred ‘Al’ Blaschke resmi menyandang tatus sebagai orang tertua di dunia yang melakukan terjun payung tandem.

Al, melansir theguardian, pertama kali memecahkan rekor pada 2020 di usia 103 tahun, ketika pria lansia itu melompat keluar dari pesawat yang bergerak di ketinggian 14.000 kaki untuk merayakan kelulusan perguruan tinggi dari cucu kembarnya. “Itu adalah impian saya…Saya tidak pernah menyangka akan bertahan selama ini,” kata Al.

Itu adalah terjun payung keduanya, yang pertama terjadi tiga tahun sebelumnya, pada hari ulang tahun Al yang ke-100. Al memutuskan untuk melakukan terjun payung terbarunya setelah rekor yang dibuat dipecahkan pada 2022 oleh seorang wanita Swedia bernama Rut Linnéa Ingegärd Larsson, berusia 103 tahun 259 hari.

Al bergabung dengan Gubernur Texas, Greg Abbott, yang setuju untuk terjun payung bersama pria itu ketika mereka bertemu, setelah Al pertama kali memecahkan rekor.

Cuaca buruk dan masalah penjadwalan menyebabkan lompatan tersebut ditunda sebanyak empat kali, namun pagi hari pada 27 November 2023 lalu, Al dan Gubernur Abbott bersiap dan menaiki pesawat. Mereka dibawa ke ketinggian 9.000 kaki, di mana mereka masing-masing bergabung dengan instruktur ahlinya dan keluar dari pesawat untuk terjun bebas.

Sejumlah orang yang menyaksikan dari bawah adalah seluruh anak dan cucu Al, serta berbagai media dan pejabat pemerintah. Parasut utama Al dikerahkan pada ketinggian 5.500 kaki, lalu ia meluncur turun ke pendaratan yang aman bersama sang instruktur.

Setelah mengatur napas, Al berjabat tangan dengan Gubernur Abbott dan mengucapkan selamat atas terjun payung pertamanya.”Jika Anda berpikir tidak bisa, Anda hanya meremehkan diri sendiri. Setiap orang lebih mampu dari yang mereka kira. Mereka hanya perlu mengambil keputusan untuk mencoba,” ujar Al.(ilj/bbs)




Resto Pizza di Selandia Baru Tawarkan Promo Nyeleneh ‘Beli Sekarang, Bayar Saat Pelanggan Meninggal’

Kabar6-Hell Pizza, sebuah jaringan pizza yang berbasis di Selandia Baru, menawarkan ‘AfterLife Pay’ kepada pelanggannya. Promo tak biasa sekaligus nyeleneh itu berbunyi, ‘Beli sekarang, bayar saat Anda meninggal.” ‘.

“Kami melihat semakin banyak orang yang menggunakan skema ini untuk membeli barang-barang penting seperti makanan, dan kami pikir ini terlalu jauh ketika Anda meminta restoran cepat saji seperti kami untuk menawarkan itu,” sebut pihak perusahaan.

“orang-orang di sini masih tertinggal dalam pembayaran mereka dan 10,5 persem pinjaman di Selandia Baru menunggak,” terang CEO Hell Pizza Ben Cumming di situs web perusahaan.

Restoran pizza, melansir Stuff, mengatakan bahwa 666 pelanggan di Selandia Baru dan 666 pelanggan di Australia akan dipilih untuk program AfterLife Pay. Mereka bisa menunda pembayaran pizza sampai pelanggan meninggal.

“Mereka yang terpilih akan diundang untuk menandatangani amandemen nyata atas surat wasiat mereka, memungkinkan biaya pizza mereka dikumpulkan setelah kematian. Tidak ada bunga atau biaya yang berlaku, dan perjanjian itu mengikat secara hukum,” demikian keterangan dari situs web itu.

Pelanggan yang tertarik dapat mendaftar program di situs web Hell Pizza.(ilj/bbs)