1

Pertandingan Sepakbola Rusuh, Suporter Tewas Dikeroyok

Kabar6- Pertandingan sepak bola persahabatan antar kampung Cikepuh dengan Kampung Unyur di Serang membawa maut. Seorang  sporter tewas dikeroyok, Senin (22/10) petang.

Korban,  Tobri, 23, warga Kampung Cikepuh, Kel. Unyur,  Kota Serang, menemui ajal dikeroyok puluhan warga dan pemain sepak bola, usai pertandingan.Dalam peristiwa itu,  13 orang diamankan di Mapolres Serang.

Diperoleh keterangan, keributan berawal dari pertandingan persahabatan antara Kampung Cikepuh dan Kampung Unyur di lapangan Petulisan sekitar pukul 17:30 WIB.

Saat pertandingan berlangsung memang diwarnai keributan antar pemain, tetapi  berhasil diredam hingga skor akhir pertandingan 4-1 untuk kemenangan Kampung Cikepuh.

Namun, keributan berlanjut setelah  kubu dari Kampung Cikepuh saat akan  pulang menggunakan sepeda motor tiba-tiba dihadang para pemain dan warga kampung Unyur.

Para pemain dan pendukung Kampung Cikepuh ketakutan lalu tancap gas menyelamatkan diri. Namun malang bagi Tobri yang saat  itu membonceng  Rozi, 12, rekannya terkepung  puluhan warga.

Menurut Rozi, saat ia dan Tobri terkepung berusaha masuk ke komplek Ki Demang, namun  tak berhasil kaena sudah dikepung dari dua arah .  Tak ayal lagi,  Tobri dikeroyok puluhan orang hingga babak belur hingga akhirnya tewas.

Rozi mengungkapkan, dalam kondisi tak berdaya Tobri tetap dikeroyok menggunakan batu dan bambu. “Pokoknya semua bagian tubuh Tobri  dipukuli  pakai batu dan  bambu,” tutur Rozi.

Untuk mengantisipasi kerusuhan susulan, pihaknya menyiagakan sejumlah personil pengendali massa (Dalmas) untuk berjaga-jaga di Kampung Unyur dan Kampung Cikepuh.

Di sekitar kediaman korban hingga pukul 20:00 WIB, ratusan warga masih tampak berkerumun di sekitar jalan Ayip Usman, Kampung Cikepuh. Sejumlah aparat kepolisian  juga berjaga-jaga di sekitar kediaman korban untuk menghindari adanya kerusuhan susulan.

Kapolres Serang AKBP Ady Soeseno mengatakan, sebanyak 13 orang dari Kampung Unyur diamankan dan hingga pukul 22:00 WIB masih diintrogasi petugas Satuan Reskrim Polres Serang.

“Ada 13 orang warga Kampung Unyur dan empat orang dari Kampung Cikepuh. Mereka masih kami introgasi, statusnya masih saksi,” ujarnya.(pk/sak)




Sidang Tipikor Mantan Walikota Cilegon Diwarnai Demo Ormas

Kabar6- Sidang perdana mantan Wali Kota Cilegon, Tb Aat Syafa’at  di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Serang, Senin (22/10/2012), diwarnai aksi demonstrasi dari ratusan massa gabungan 69 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan OKP Banten.

Tubagus Aat Syafa’at dimejahijaukan terkait dugaan korupsi pembangunan dermaga trestle (tiang pancang) dermaga Pelabuhan Kubangsari, Kota Cilegon senilai Rp 98 miliar.

Dalam releasenya ke 69 LSM dan OKP Banten ini menduga institusi pengadilan di Banten akan berpihak pada kekuatan penguasaan, uang politik dan kekuatan jaringan siluman yang dirangkai secara sistematis dan rapih. LSM dan OKP akan terus mengawal majelis hakim agar para penegak hukum tidak memvonis ringan atau membebaskan Tb Aat Syafa’at.

“Tb Aat Syafa’at diduga telah mengkorupsi Rp 11,5 miliar dari proyek pembangunan trestle dermaga Pelabuhan Kubangsari senilai Rp 98 miliar,” ujar Abdul Latief, Korlap Aksi.

Aksi demonstrasi ratusan massa LSM dan OKP di jalan Abdul Hadi atau sekitar 150 meter dari gedung PN Serang mendapat hadangan dari ratusan aparat gabungan Polda Banten dan Polres Serang. Mahasiswa berusaha mendekati gedung PN Serang namun tidak diijinkan mendekat. Akhirnya terjadi aksi dorong-dorongan.

Meski terus didesak pendemo, petugas dalmas tidak terpancing emosi. Langkah para demontran, akhirnya terhenti setelah berhadapan dengan dalmas bersanjatakan tongkat dan tameng. Karena tak dapat menembus barikade dalmas, massa hanya dapat berorasi di jalanan. (pk/sak)

 




700 Polisi Amankan Sidang Mantan Walikota Cilegon

Kabar6-Mantan Walikota Cilegon, Tb.Aat Syafa’at,  besok (Senin,22/10) akan disidang . Dalam sidang tersebut, sekitar  700 personil keamanan diterjunkan  di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Serang, Senin (22/10) besok.

Mantan penguasa Kota Cilegon ini dimejahijaukan terkait kasus dugaan korupsi pembangunan dermaga trestle (tiang pancang) dermaga Pelabuhan Kubangsari, Kota Cilegon.

“Untuk kelancaran jalannya persidangan ada sekitar 700 personel yang terdiri atas gabungan dari Polda Banten, Polres Serang, Polres Cilegon, Brimob, dan Ditpolair diterjunkan di PN Serang,” ujar Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno, Sabtu (20/10).

Dikatakan Kapolres, teknis pengamanannya akan dilakukan secara tertutup dan terbuka. Baik di luar pengadilan maupun dalam ruang sidang. Tidak hanya itu, lanjut AKBP Ady, pengunjung satu per satu akan melewati metal detektor saat akan masuk gedung PN Serang. “Ada metal detektor untuk memeriksa pengunjung sidang,” katanya.

Mengenai adanya kabar pergerakan massa ke PN Serang, menurut Kapolres, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai hal itu. Kendati demikian, pihaknya tetap siaga mengantisipasi kejadian itu.

“Prinsipnya kami tidak ingin terjadi hal-hal yang mengganggu Kamtibmas. Jadi, kami antisipasi dengan mengerahkan kekuatan,” tuturnya.

Di tempat terpisah, Panmud Tipikor Pengadilan Tipikor Serang, Anton Praharta mengatakan, sidang Aat akan ditangani lima hakim, Poltak Sitorus, SH, Ibnu Basuki, SH, Parnaehan Silotonga, SH Sigit Binaji, SH, dan Edward Nadeak, SH.

Sementara JPU dari KPK diketuai oleh Supardi, SH dengan anggota Elly Kusumastuti, SH, Irene Putrie, SH, Fitroh Rohcahyanto, SH, dan Hendra Apriansyah, SH.

“Sudah siap, kita sudah koordinasi dengan pihak kepolisian, sidang dimulai Senin pagi,” tuturnya.

Dalam persidangan nanti, Aat akan didampingi sepuluh penasihat hukumnya,  Arief Rahman, SH, Roni Hartawan, SH, Djufri Taufik, SH, Umar Husin, SH, Albani Andrian, Abdul Gafur, SH, Iko Mareata, SH, Andy Panroy, SH, dan Agus Bintoro, SH.(pk/sak)

 




Diduga Korban Pembunuhan, Bocah Ditemukan Tewas di Dalam Kotak

Kabar6- Bocah balita ditemukan tewas di dalam kotak perkakas di kamar mandi rumah kontrakan tetangga di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Jum’at (19/10) siang.

Diperoleh keterangan,Fauzi ,4, dinyatakan hilang sejak Kamis (18/10) pukul 09:00. Korban diketahui keluar rumah untuk membeli jajanan, namun tak kunjung kembali. Keluarga bersama warga sempat mencari korban, namun Fauzi tidak ditemukan.

Petugas Reskrim Polres Serang dan Polsek Kasemen masih menyelidiki penyebab kematian bungsu dari dua bersaudara pasangan Hajizi dan Juhariah ini. Keluarga korban menduga Fauzi dibunuh.

Mayat korban pertama kali ditemukan  Dedeh, 37, tetangga korban  di dalam kotak perkakas saat akan mandi. Karena takut, penemuan mayat itu kemudian dilaporkan kepada warga setempat. Bersama warga kotak perkakas dibuka ternyata di dalamnya mayat Fauzi. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Mapolsek Kasemen.

Polres Serang setelah melakukan oloah TKP lalu membawa jenazah Fauzi  ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Serang untuk dilakukan otopsi. Menurut polisi, kematian korban akibat kehabisan oksigen.

Orang tua korban Hajizi  meminta  polisi mengungkap dengan jelas terhadap kematian anaknya itu. “?Tidak mungkin anak saya masuk sendiri dalam kotak tersebut,” ujar Hajizi. (pk/sak)

 




58 Imigran Gelap Melarikan Diri Dari Tempat Penampungan

Kabar6-Puluhan imigran gelap asal timur tengah yang ditampung di gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Kota Serang, melarikan diri.

Para imigran yang berniat menyelundup ke Australia ini kabur secara bertahap sejak Jum’at (12/10). Hingga, Senin (15/10). Dari 66 orang imigran di tempat penampungan, kabur 58 orang dan kini  tersisa 8 orang.

Diperoleh keterangan, pelarian para imigran dimulai sejak pemindahan dari Pelabuhan Peti Kemas Indah Kiat Merak ke PKP-RI, Jumat (12/10) lalu.

Sebanyak 30 imigran kabur dengan  cara memanjat pagar tembok. Keesokan harinya (14/10), belasan imigran juga kabur dengan cara menjebol pagar tembok di belakang asrama.

“Dari 66 imigran yang ditampung di gedung PKP-RI, 58 diantaranya melarikan diri. Sisanya yang masih ada sebanyak 8 orang, dua orang asal Afganistan, enam lainnya warga Iran.

Rata-rata mereka kabur pada dini hari menjelang subuh,” ujar staf bagian Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Serang, Tri Hermawan di PKP-RI, Senin (15/10).

Tri mengungkapkan, pihak keamanan berusaha melakukan pencarian di sekitar lokasi, namun tak membuahkan hasil. “Sebenarnya petugas pernah berhasil menangkap kembali dua orang imigran yang kabur. Tapi, pada keesokan harinya mereka kabur lagi. Kami memang kesulitan, pintu kamar mereka memang tidak dikunci, karena kalau dikunci mereka sering gedor-gedor kaca, khawatir pecah jadi akhirnya tidak dikunci,” kata Tri.

Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno membenarkan banyaknya imigran yang melarikan diri dari penampungan. Menurut Kapolres, persoalan pengawasan kepada para imigran memang sulit karena mereka bukanlah tahanan sehingga tidak dapat diperlakukan sebagai tahanan.

“Saat ini kami menginstruksikan kepada polsek-polsek untuk melakukan pencarian. Kaburnya para imigran tidak  sepenuhnya polisi yang dipersalahkan. Setiap harinya, kami mengerahkan 25 personel untuk melakukan pengamanan di areal penampungan,” ujar Kapolres.

Diberitakan, sebanyak 66 Imigran gelap asal Afganistan, Iran dan Pakistan diamankan petugas Dit Polair Polda Banten di Perairan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Jumat (12/10) lalu. (pk/sak)




Diduga Stres, ABG Tusuk Adik Kandung Pakai Kayu Terbakar

Kabar6-Penganiayan di dalam rumah tangga yang dilakukan ABG kepada adik kandungnya  yang masih berusia 8 bulan terjadi di Serang, Minggu (7/10) siang.

Akibat penganiayaan itu, Muhamad Yusuf Abdul Karim, bayi berusia delapan bulan itu kini tergolek di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Serang, akibat lehernya ditusuk pakai kayu yang yang ujungnya terdapat bara api i oleh AL,15, kakak kandungnya.

Pelaku, anak ke-5 pasangan Hj. Rohmah dan Sidik, selain  menusukkan bara api ke leher sang adik juga membantingnya hingga sekarat. .

Diperoleh informasi, peristiwa penganiayaan ini terjadi sekitar pukul 11:30 WIB di Komplek Bina Bakti, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Menurut keterangan, siang itu, korban sedang lelap tidur  di kamar  dihampiri AL yang memegang kayu berukuran 30 centimeter dengan ujungnya terdapat bara api.

Entah apa sebabnya, tiba-tiba  AL menusukkan kayu tersebut ke leher korban. Perbuatan AL tentu saja membuat korban menjerit kesakitan.Hajah Rohmah yang ketika itu sedang diluar kamar mendengar suara jeritan bayinya, kemudian berlari  ke kamar. Namun,  kamar terkunci dari dalam. Karena curiga, Hj Rohmah berteriak minta tolong.

Tetangga mendengar teriakan Rohmah berdatangan lalu mendobrak pintu kamar. Sontak, warga  terkejut melihat Muhamad Yusuf  berada di lantai dan AL memegang kayu.

Melihat korban menderita luka bakar di leher kemudian dilarikan ke RSUD Serang. Sementara AL diamankan warga dan diserahkan ke Mapolsek Kasemen.

Hj Rohmah mengaku, dirinya tidak menyangka AL berbuat kejam dengan adik kandungnya sendiri. Menurutnya, sehari-hari sang bayi dirawat AL. Hanya saja, Hj. Rohmah curiga AL sedang dalam kondisi mabuk karena dicekoki pil anjing oleh temannya.

“Dia itu dibawa temannya dan diberi pil anjing. Tapi sehari-hari memang dia yang rawat bayi. Baru kali ini saja dia begitu,” kata Hj Rohmah.

Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Fredya Triharbakti dikonfirmasi Minggu (7/10) membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara diduga AL mengalami gangguan jiwa. Pasalnya, AL tidak dapat diintrogasi karena jawaban tidak nyambung dengan pertanyaan penyidik.

“Sekilas, dari hasil pemeriksaan tadi pelaku ini mengalami gangguan kejiwaan. Ya, jawaban dia ngelantur, tidak nyambung dengan pertanyaan yang diajukan penyidik. Tapi untuk memastikan pelaku nanti akan kami cek kejiwaannya oleh ahli,” ujar AKP Fredya.

Mengingat pelaku masih dibawa unur pihak kepolisian akan  meminta pendampingan dari Bapas. “Sementara ini pelaku dijerat dan diancam pasal 44 UU nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan ancaman lima tahun penjara,” katanya. (pk/sak)

 




Buntut Demo di Banten, Polisi Tembakan Gas Air Mata ke Kampus

Kabar6-Bentrok mahasiswa dan polisi pada peringatan HUT Provinsi Banten ke 12 yang terjadi  di depan gedung DPRD Banten di Jalan Syech Nawawi, berlanjut ke  Kampus IAIN di Jalan Jend. Sudirman, Kota Serang, Rabu (4/10) sekitar pukul 15:00.

Aparat gabungan Polda Banten dan Polres Serang terpaksa menyerang dengan tembakan gas air mata dan water canon setelah mahasiswa merusak fasilitas umum.

Usai bentrok didepan Gadung DPRD Banten sekitar pukul 13:00, ratusan mahasiswa   beranjak pergi dari gedung dewan. Dalam perjalanan, di depan kampus IAIN, mahasiswa merusak fasilitas umum. Petugas yang melakukan pengawalan berusaha menenangkan namun mendapat perlawanan.

Melihat situasi semakin tak terkendali, pasukan water canon dan pengurai massa didatangkan. Hujan batu dan tembakan gas air mata menjadi pemandangan yang menakutkan. Mahasiswa membalasnya dengan lemparan batu.

Tak kuasa menghadapi gas air mata, mahasiswa berhamburan masuk kampus. Polisipun terus menembaki gas air mata kedalam kampus. Tak mau kalah, mahasiswapun balik menyerang dengan melempari batu dari dalam kampus. Hingga saat ini belum diketahui korban luka-luka akibat kerusuhan tersebut. (pk/sak)

 




Hujan Batu dan Tembakan Gas Air Mata Mewarnai Demo di Banten

Kabar6- Hujan batu dan tembakan gas air mata mewarnai aksi demonstrasi dalam rangka memperingati HUT ke-12 Provinsi Banten di depan Gedung DPRD Banten, Kamis (4/10/2012) siang.

Sejumlah mahasiswa dan wartawan terluka akibat terkena pukulan aparat saat berusaha membubarkan demo. Tak hanya itu seorang balita juga dilarikan ke rumah sakit karena terkena asap gas air mata.

Bentrok antara mahasiswa dan polisi ini berawal saat mahasiswa berusaha masuk ke dalam halaman gedung DPRD Banten. Saling dorong sehingga mahasiswa dan polisi saling baku hantam.

Akibat perlawanan mahasiswa, polisi mengeluarkan kekuatan dengan menyemprotkan air menggunakan water canon. Upaya polisi inipun mendapat perlawanan dari mahasiswa dengan melempari kendaraan water canon dengan batu. Hujan batu tak hanya diarahkan ke mobil water canon tapi juga kearah pasukan dalmas yang ada dibelakang kendaraan penyemprot.

Ketika terjadi hujan batu, pasukan pengurai massa berkendaraan trail langsung mengejar mahasiswa sambil menembakan gas air mata. Hujan batu terus berlangsung hingga mengakibatkan polisi kehilangan kontrol mengejar dan menghajar pendemo. Satu wartawan juga menjadi korban pukulan aparat karena dikira pendemo.

Asap gas air mata terbawa angin melewati warga yang menyaksikan kerusahan. Akibatnya dua warga, satu diantaranya balita menangis kesakitan. Melihat situasi tersebut, petugas langsung mengamankan dan membawa korban ke dalam mobil ambulance  lalu dibawa  dibawa ke rumah sakit terdekat.

Hingga saat ini para pendemo masih berada di jalanan depan kantor DPRD Banten. Sementara itu ribuan polisi juga kembali ke tempat masing-masing untuk menjaga kantor DPRD. (pk/sak)




4 Kasat dan 9 Kapolsek di Jajaran Polres Serang Dimutasi

Kabar6-  Empat Kasat dan 9  Kapolsek di jajaran Polres Serang, Senin (1/10), dimutasi. Upacata serahterima dipimpin Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno.

Jabatan Kasat Reskrim dari AKP Doni Hadi Santoso diserahterimakan kepada AKP Fredya Triharbakti, jabatan Kasat Lantas, AKP Heri Sugeng Priyantho diserahkan kepada AKP Warsono, Kasat Intelkam AKP Tata Kurnata digantikan AKP Eko Hadi W dan jabatan Kasat Narkoba dari AKP France Yohanes Siregar kepada AKP Jamrowi.

Sementara 9 kapolsek dimutasi, Kapolsek Cipocok Jaya, Kompol Zulpakar digantikan Kompol Yoga Priyahutama, Kapolsek Kopo AKP Asep Juhri digantikan AKP Suntoro. Selanjutnya AKP Asep Juhri bertugas sebagai Kapolsek Jawilan menggantikan AKP Kamarul Wahyudi yang ditugaskan sebagai Kepala KPLP Merak, Kapolsek Tirtayasa AKP Suparno digantikan AKP Mulyadi

Kapolsek Padarincang AKP Deni Ramdhani digantikan AKP Ate Waryadi, Kapolsek Pabuaran AKP Hariyanta digantikan AKP Tata Kurnata, Kapolsek Cikeusal AKP Aep Saepullah digantikan AKP Syarif Hidayat yang sebelumnya menjabat Kapolsek Carenang. Kursi Kapolsek Carenang selanjutkan diduduki AKP Zaenudin, Kapolsek Curug, AKP AKP Dadang Suryadi digantikan Iptu Joko Pituturno.(sak)




Mobil Soluna Ditabrak KA, Anggota DPRD Luka-luka

Kabar6- Angota DPRD Kabupaten Serang dari ftaksi PKS  luka berat setelah sedan Soluna A 1683 CL yang dikemudikannya  ditabrak kereta api angkutan batu bara di lintasan kereta api Kp Katupang Sinyar, Kec. Cikeusal, Kab. Serang, Sabtu (29/9).

Dana Mulyana, 38, menderita luka di kepala , dalam keadaan tak sadarkan diri ini dilarikan ke RS Sari Asih Kota Serang.

Diperoleh keterangan, peristiwaini terjadi sekitar pukul 09:30. Korban yang mengendarai Toyota Soluna berniat melintas rel kereta api. Diduga tak melihat kanan kiri, dari arah Merak muncul kereta api yang mengangkut batu bara.

Kaget melihat ada kereta akan melintas, korban berusaha menyelamatkan diri keluar dari kendaraannya yang melintang di lintasan. Namun naas, hantaman kereta menyeret mobil Soluna dan mengenai tubuh korban. Akibatnya, korban terpental dan jatuh sehingga kepalanya membentur batu.

Kasat Lantas Polres Serang, AKP Heri Sugeng Priyantho membenarkan kejadian tersebut. Korban menderita luka berat dan masih dalam perwatan tim medis RS Sari Asih. Begitupun dengan kondisi kendaraannya mengalami kerusakan cukup parah.

“Kasusnya masih dalam penyelidikan. Namun diduga kecelakaan disebabkan karena korban tidak hati-hati. Kemungkinan korban tidak melihat kanan kiri saat melintasi rel yang tidak ada penjaganya,” terang AKP Heri didampingi Kanit Laka, Ipda Tri Sutrisno..(pk/sak)