1

Relawan Tagana Banten Diterjunkan Bantu Korban Banjir Jakarta

Kabar6-Sebagai dua wilayah yang bertetangga, hubungan Propinsi Banten dan DKI Jakarta harus berjalan harmonis dan berkesinambungan. Termasuk ketika bencana melanda keduanya.

Inilah salah satu dasar kehidupan bertetangga yang baik. Karena sedianya bencana tidak mengenal wilayah atau teritorial dan kelembagaan. Namun, jika ada tetangga yang menderita karena bencana, seharusnyalah kita bertindak memberikan bantuan.

Demikian diungkapkan Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten H. Andika Hazrumy, terkait pengerahan tim relawan Tagana Banten untuk membantu warga korban banjir diwilayah Jakarta.

Ya, sebanyak 100 personil Tagana Sejak Senin (21/1/2013) lalu diberangkatkan ke Jakarta, untuk membantu warga korban banjir diwilayah tersebut.

Pengerahan relawan Tagana ke Jakarta, menyusul mulai berangsur surutnya banjir yang sebelumnya juga melanda wilayah Banten. “Sementara ini, banjir diwilayah Kota dan Kabupaten Tangerang, sudah bisa ditangani,” katanya.

Sedangkan personil yang diberagkatkan ke Jakarta sendiri, lanjut Andika, merupakan hasil seleksi dari Tagana Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang dan Kota Serang.

“Mereka sudah teruji secara fisik dan mental untuk menghadapi medan bencana yang lumayan berat seperti di jakarta,” ujar anggota DPD RI asal Banten itu lagi.

Dan, lanjut Andika, selama di lokasi bencana Jakarta, Tagana Banten selalu berkordinasi guna membantu tim Tagana DKI Jakarta serta Pemprov DKI Jakarta.

Tim Tagana Banten ditempatkan di dua titik, yakni di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur dan Pluit, Jakarta Utara. “Tim Tagana Banten yang diterjunkan berada dibawah komando Tagana DKI Jakarta,” jelas Andika.

Keberangakatan 100 personil Tagana Banten sebelumnya juga dilepas oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Nandy Mulya dan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Ino Sutisno Rawita.

“Tugas Tagana adalah pelayanan kemanusiaan. Pelayanan kemanusiaan tidak kenal batas wilayah dan berbagai batas lainnya,” ujarnya.(rani)




Jembatan Sungai Ciujung Terputus, Warga Manfaatkan Perahu Tagana

Kabar6-Warga Kecamatan Kalanganyar dan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten akhirnya bernafas lega. Aktivitas di dua kecamatan itu kini tak lagi terganggu.

Pasalnya, jembatan gantung yang rusak akibat meluapnya Sungai Ciujung kini tengah diperbaiki oleh pemerintah daerah setempat.

Warga dan anak-anak yang ingin berangkat sekolah tak lagi bersusah payah untuk bisa menuju dua kecamatan yang dipisahkan Sungai Ciujung tersebut.

Itu semua karena keberadaan relawan Tagana Banten dilokasi. Sambil menunggu hadirnya jembatan baru, warga dan anak-anak pun bisa memanfaatkan perahu karet yang disediakan Tagana Banten.

Seperti yang terlihat sepanjang Selasa (15/1/2013), para relawan Tagana Banten ini tak lelah membantu warga dan anak-anak di dua kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten untuk menyeberang.

Kehadiran relawan Tagana Banten itu tentu saja sangat membantu warga sekitar. Secara bergantian, mereka dengan setia menunggu perahu karet untuk menyebrangi Sungai Cijung yang saat ini tengah meluap akibat cuaca ekstrim yang terjadi.

Dedy (30), warga Kecamatan Kalanganyar mengatakan, kehadiran perahu karet milik Tagana Banten di sepanjang Sungai Ciujung itu, sangat membantu warga dalam beraktifitas, terlebih saat banjir seperti sekarang.

Bapak dua anak itu pun tak lagi berjalan sejauh 5 KM untuk bisa menuju Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten.

“Perahu karet Tagana Banten cukup membantu warga menyebrangi Sungai Ciujung. Sehingga kami tak lagi bersusah payah untuk bisa menuju Kecamatan yang ada diseberang Sungai Ciujung,” kata Dedy ketika ditemui Kabar6.com ketika memanfaatkan perahu karet Tagana Banten.

Ketua Tagana Banten, H. Andhika Hazrumy, merasa senang jika kehadiran puluhan relawan yang tergabung dalam Tagana Banten ternyata bisa bermanfaat bagi warga sekitar.

Saat ini, penyebrangan perahu karet milik Tagana Banten itu bisa digunakan sebagai sarana transportasi bagi warga sekitar untuk menjalankan aktifitas sehari-hari.

Tak hanya mengangkut warga, perahu karet Tagana Banten ini juga digunakan untuk membawa para pelajar generasi muda Banten untuk menuntut ilmu.

“Sambil menunggu jembatan baru selesai diperbaiki, warga dan pelajar bisa memanfaatkan perahu karet Tagana Banten untuk digunakan sebagai alat tranportasi warga untuk menyebrangi sungai,” ungkap Andhika sambil mengusapkan air mata karena terharu Tagana Banten yang dipimpinnya itu bermanfaat bagi warga sekitar.(Rani)




Pasangan Suami Istri Dianiaya Perampok, Uang Rp.160 Juta Digasak

Kabar6-Pasangan suami istri  pengusaha peternakan ayam PT Ova Mas diserang gerombolan perampok bersenjata golok, Selasa (15/1) dinihari.

Pelaku berjumlah 6 orang,  menganiaya  Chan Yee Fai, 60, dan Nurlela isterinya karena melawan. Dari rumah korban, pelaku menggasak uang dalam brankas sebesar Rp 160 juta, kalung emas serta 8 BPKB mobil. Kerugian Rp 200 juta.

Perampokan di rumah warga keturunan ini terjadi sekitar pukul 02:00 WIB di Kampung Koper, Ds Sukawana, Kec. Curug, Kota Serang. Enam pelaku masuk setelah mendobrak pintu rumah. Korban Chan Yee Fai dan Nurlela yang sedang tidur di kamar sempat terbangun dan berusaha melakukan perlawanan.

Namun korban Chan Yee Fai tidak berdaya setelah jari kanan dan lutut kakinya terkena tebasan golok. Walau sudah terluka, pelaku mengikat kedua korban lalu disekap di dalam kamar dan memaksa minta  kunci brankas. Kawanan rampok ini kemudian menguras isi brankas berupa  uang Rp 160 juta, 20 sertikat tanah dan 8 buku BPKB kendaraan mobil.

Rupanya pelaku belum puas, sebelum kabur mereka  merampas kalung emas yang ada di leher Nurlela. Sepeninggal pelaku, korban kemudian berteriak minta tolong sambil melepaskan ikatan. Kejadian itu lalu dilaporkan ke Polres Serang. (pk/sak)

 




Tagana Banten Ambil Peran Penanganan Pasca-Bencana Banjir

Kabar6-Bencana banjir sudah terjadi di Banten. Saat ini, yang paling dibutuhkan adalah penanganan pasca-bencana. Karena, dalam pemahaman mitigasi, penanganan pasca-bencana juga merupakan hal yang sama pentingnya seperti ketika bencana sedang terjadi.

“Semua pihak bisa berperan untuk memikirkan apa yang harus dilakukan pasca-bencana, termasuk masyarakat. Sementara pemerintah di berbagai tingkatan, tentu juga akan mengambil tindakan-tindakan melalui kebijakan formal,” ujar Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banten H Andika Hazrumy, Senin (14/1/2012).

Tagana dan Karang Taruna sendiri, kata Andika, akan mengambil langkah guna membantu korban banjir untuk dapat mengakses bantuan dari luar. Seperti memprioritaskan pelaksanaan program  bedah rumah bagi korban banjir.

“Kami punya program itu bekerja sama dengan Bank BJB. Itu memang program Karang Taruna, tapi pelaksanaanya kami kerja sama dengan Tagana,” jelas Andika yang juga Ketua Karang Taruna Provinsi Banten.

Andika juga menilai, perlu dipikirkan langkah-langkah untuk menyalurkan bantuan berupa alat tulis bagi anak-anak yang menjadi korban banjir.

“Ini penting, karena asumsi sederhana saja. Mungkin banyak buku dan alat-alat tulis yang tidak sempat terselamatkan saat banjir melanda. Kita akan pikirkan hal itu juga,” kata Andika.

Baginya, membantu kelompok remaja di wilayah yang terkena banjir, merupakan sebuah prioritas. Langkah itu juga merupakan sasaran dari program pelatihan service handphone, yang kini sedang dalam tahap penyelesaian.  

“Sementara ini kita fokus dulu dalam penanganan bencana. Tagana, sejak awal sudah ada di lapangan untuk melaksanakan tugas-tugasnya, seperti membuat posko bencana, mengevakuasi warga, dan membuat dapur umum,” jelasnya.

Ditanya soal dapur umum, Andika menjelaskan bahwa sejak awal terjadi bencana, seluruh anggota Tagana dikerahkan untuk membangun posko siaga. Seperti di Pantai Sawarna, lalu di Kampung Cipedang, Sukatani, Kecamatan Wanasalam. 

“Selain itu, kami juga membantu warga dengan membuat posko di dekat jembatan kebonkopi, Desa Gununganten, Cimarga. Semuanya di Kabupaten Lebak,” kata Andika.

Sementara di Pandeglang, lanjut Andika, Tagana malah langsung membuat posko darurat yang menyediakan dapur umum di Ciputri, Pagelaran.

“Itu untuk mem-back up makan pengungsi di dua kecamatan. Lalu Dapur Umum  Sidamukti, Sukaresmi  untuk memback up 3 kecamatan,  yaitu Sukaresmi, Panimbang, dan Sobang, “ jelasnya.

Sedangkan di  Kabuaten Serang, Tagana membangun dapur umum di Keboncau, Tunjungteja. Lalu di Kampung Cikangkung, Kibin, Kampung Nagreg, Kragilan, dan  Tol km57, gabungan dengan BPBD dan TNI.

“Kemampuan dapur umum Tagana, bisa memproduksi dua ribu nasi bungkus untuk sekali makan. Maka, bila dikalkulasi sederhana, sejauh ini Tagana sudah memproduksi 192 ribua-an nasi bungkus,” jelas Andika.

Keberadaan Dapur umum Tagana tergantung pada kebutuhan masyarakat. Kami akan terus mobile ke wilayah-wilayah yang lebih membutuhkan.(Long/rani/tmn)




Terekam CCTV, Pelaku Pembobol Toko Sembako Dibedil

Kabar6- Pelaku  spesialis bobol toko sembako tak sadar terekam kamera CTV saat beraksi di toko milik Fatoni, 42, di Kp Warung Pasar, Kel. Warung Jaud, Serang. Dari rekaman tersebut, Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) Polres Serang. berhasil membekuk tersangka, Minggu(13/1) petang

.

Dalam penyergapan di rumah tersangka Sana’in, 40, warga Kp Sukasabar, Kel. Warung Jaud, Kec. Kasemen, polisi terpaksa menembak kakinya lantaran melawan saat disergap petugas. Dari rumah tersangka polisi mengamankan puluhan dus rokok berbagai merk, puluhan dus minuman suplemen dan kopi.

Kaur Reskrim Polres Serang, Iptu Rensa Aktadivia mengatakan terungkap kasus pembobolan toko sembako milik Fatoni, 42, itu dar hasil rekaman kamera CCTV. Tersangka beraksi seorang diri, pada Jumat (10/1) dinihari lalu

Tersangka saat eraksi terekam kamera CCTV yang dipasang pemiliknya di ruangan toko. Selain mengambil barang dagangan, tersangka juga mengambil uang  dalam laci meja sebesar Rp 250 ribu.

Berbekal dari rekaman itu, Tim Tekab yang dipimpin Aiptu Adi Priyanto langsung bergerak mencari tersangka.  Namun saat akan ditangkap, tersangka jebolan Rutan Serang kasus tadah motor terpaksa ditembak karena berusaha melawan dan melarikan diri.

Tersangka mengaku, masuk ke dalam toko dengan cara naik atap dan bobol plafon. Aksi kejahatan itu, diakui karena desakan ekonomi. “Barang yang saya ambil untuk keperluan sendiri dan keluarga,” katanya.(pk/sak)

 




Di Pandeglang, 11 Desa Masih Terendam & 1.476 Warga Mengungsi

Kabar6-Tagana Banten mencatat, hingga kini masih ada sebanyak 1.476 jiwa warga dari dua kecamatan di Pandeglang yang bertahan di pengungsian.

“Ribuan pengungsi yang bertahan itu berasal dari Kecamatan Patia dan Pagelaran. Ketinggian air banjir di dua desa itu berkisar 50 centimeter sampai 70 centimeter,” ujar Ketua Tagana Banten, H. Andika Hazrumy, Sabtu (12/1/2013).

Menurut Andika, di Kecamatan Patia terdapat sedikitnya 6 desa yang terendam banjir. Diantaranya adalah Desa  Ciawi, Desa Idaman, Desa Cimoyan, Desa Patia, Desa Dungus Haur dan Desa Rahayu.

Sementara di Kecamatan Pagelaran ada 5 desa yang terendam banjir, diantaranya adalah Desa Margagiri, Desa Tegal Papak, Desa Sukademi, Desa Pagelaran dan Desa Bulagor.

Dan, kata Andika, untuk membantu para korban banjir, setiap harinya Tagana memberikan bantuan makanan 3 kali, mulai dari sarapan, makan siang dan makan malam, sesuai dengan jumlah warga yang mengungsi.(rani)




Tol Tangerang-Merak Dibuka Total, Pengemudi Harus Tetap Waspada

Kabar6-Ruas Jalan  Tol Tangerang-Merak KM 58-59 yang ditutup karena teredam banjir. Jumat (11/1)sore sudah bisa dilalui kembali. Namun, kendaraan yang lewat di jalur tersebut harus berhati-hati karena ketinggian air masih sekitar 20 Cm.

Menurut Rahmatullah, Manager Operasional PT Marga Mandala Sakti (MMS), jalur dari Merak sudah bisa dilalui semua jenis kendaraan karena air yang menutup badan jalan sudah menyusut. Sementara itu, dari arah  Tangerang masih digenangi air setinggi sekitar 20 cm.

Sementara itu, korban banjir yang mengungsi  di bahu jalan tol masih berada di tendanya masing-masing. Para korban belum dapat kembali ke rumahnya dikarenkan masih terendam banjir.(bbs sak)

 




Korban Banjir Banten: 19.674 Rumah Terendam, 5 Nyawa Melayang

Kabar6-Hingga sejauh ini tercatat sudah 19.674 rumah di seluruh wilayah Banten nyaris tenggelam oleh bencana banjir di provinsi yang memproklamirkan dirinya sebagai “Pintu Gerbang Investasi Indonesia”.
Hampir sebagian besar wilayah provinsi di ujung barat Pulau Jawa itu, hingga hari ini masih digenangi banjir yang terjadi sejak Senin (7/1/2013). Meskipun ketinggian air sudah mulai menurun, namun warga belum berani kembali ke rumahnya masing-masing.

Menurut Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, sekitar 19.674 rumah yang menyertakan 61.689 jiwa terendam banjir.

Banjir terparah terjadi di Kabupaten Pandeglang menyebabkan 12 kecamatan terendam dengan jumlah rumah sekitar 12.624 rumah. Sedangkan di Kabupaten lain adalah Lebak (11 kec) dengan 1.949 rumah, Serang (13 kec) dengan 4.210 rumah, Tangerang (4 kec) dengan 891 rumah, dan Kota Serang (1 kec) dengan 112 rumah.

“Ini merupakan data sementara mengingat pendataan masih dilakukan, baik perumahan, sekolah, perkantoran, industri dan lainnya,” kata Sutopo, seraya menambahkan, pihaknya masih terus melakukan pendataan.

Tak hanya rumah dan barang-barang seisinya yang menjadi korban keganasan banjir, bahkan merenggut nyawa warga. Lima orang tercatat meninggal dunia, yaitu Sari (75 thn) warga Kec. Sukaresi Kab. Serang (tua) Mustofa (18 thn), warga Kec Sajira Kab Lebak (hanyut), Atja (50 thn) warga Kec Cilograng Kab Lebak (tertimbun longsor), dan Arsiti (50 thn) warga Kec Cibadak Kab Lebak (hanyut), dan hari ini Rian (3 thn), Warga Kampung Cayur RT02/02, Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang

Selain itu, lanjutnya, dilaporkan adanya 2 rumah hanyut dan 1 orang hilang di Kec. Patia dan Pagelaran Kab. Pandeglang. Penanganan darurat masih dilakukan. Sementara Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, telah mengeluarkan surat pernyataan darurat bencana 9-18 Januari 2013.

Sutopo menjelaskan, untuk membantu penanganan darurat, BNPB memberikan bantuan dana siap pakai kepada BPBD Banten Rp 5 miliar dan BPBD Pandeglang Rp 250 juta. Selain itu BNPB juga telah memberikan bantuan logistik dan peralatan berupa tambahan lauk pauk, paket sandang, kidsware, tenda gulung, selimut, tikar, perahu karet dan lainnya senilai Rp 2,14 miliar pada Rabu kemarin.

“BNPB memberikan lagi bantuan logistik dan peralatan  Rp 1,4 miliar untuk BPBD Prov Banten, Rp 1,05 milyar untuk BPBD Lebak, Rp 726 juta kepada BPBD Pandeglang, Rp 443 juta kepada Kota Serang, dan Rp 485 juta kepada Tangerang Selatan,” tuturnya.

Sementara itu, jalur jalan tol “Jamer” (Jakarta-Merak) sudah dapat dilalui, sehingga sedikit demi sedikit kemacetan mulai terurai. Dibukanya jalur tol, karena ketinggian air yang sebelumnya memutus jalan to Ciujung sudah mulai surut dan bisa dilalui kendaraan. (w)




Korban Banjir Ciujung Mulai Terserang Penyakit

Kabar6-Korban banjir akibat luapan Sungai Ciujung mulai terserang berbagai macam penyakit, mulai dari diare, infeksi saluran pernafasan atas (Ispa), batuk pilek, hingga kedinginan.
Petugas di Posko Kesehatan, Rupinah mengatakan, rata-rata hampir 200 jiwa setiap harinya mengalami sakit dan berobat di pos kesehatan yang disiapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang di KM 57.

“Kebanyakan yang mengeluh sakit anak-anak dan orang tua. Diantaranya yang dikeluhkan terserang penyakit diare, infeksi saluran pernafasan atas (Ispa), batuk pilek, hingga kedinginan,” katanya, Jumat (11/1/2013).

Ia menambahkan,  Dinas Kesehatan Kabupaten Serang saat ini menerjunkan puluhan tenaga kesehatan untuk membantu para korban banjir. Posko kesehatan menyiapkan semua obat-obatan yang dibutuhkan korban banjir.

Sementara, Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten, Hayatun Wiguna, mengatakan bantuan untuk para korban banjir terus mengalir ke Posko Pengungsian seperti beras, air mineral, mie instan hingga obat-obatan.

“Kami masih terus menerima bantuan dari berbagai pihak, ” ujarnya.(Evan)




Wow, 2.000 Jiwa Mengungsi di Pinggir Jalan Tol Tangerang-Merak

Kabar6-Banjir yang merendam ruas jalan Tol Tangerang – Merak di KM 56-58 akibat meluapnya Sungai Ciujung, membuat warga di sekitarnya terpaksa mengungsi. Bahkan, pengungsi memilih mendirikan tenda darurat di ruas jalan tol.

“Sekitar 2.000 jiwa dari 954 kepala keluarga mengungsi di jalan tol, kata Koordinator Team Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten, Hayatun Wiguna, Jumat (11/1/2013).

Dijelaskan Wiguna, ke 954 KK yang mengungsi di jalan tol itu berasal dari tiga desa, masing-masing Desa Undar Andir, Picon dan Mean, Kecamatan Kragilan, Serang.

“Sampai saat ini, terdata sudah ada 10 unit rumah di tiga desa itu yang roboh akibat diterjang banjir,” kata Wiguna lagi.  

Sementara, Rohman (70), warga desa Undar Andir yang mengungsi di pinggir jalan tol mengatakan, sejak 2 hari mengungsi dia dan warga lainnya belum menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat.

Saat ini, kata Rohman, dia dan ribuan pengungsi lainnya sangat membutuhkan bantuan selimut, makanan, dan obat-obatan. “Ya sekarang kami hanya bisa pasrah,” ujarnya seolah putus asa.

Meski saat ini banjir sudah mulai surut, namun warga belum berani kembali ke rumahnya, mengingat ketinggian air banjir masih melebihi 1 meter.

Perlu diketahui, banjir di Kragilan menyusul luapan Sungai Ciujung sehingga tiga desa terpaksa mengungsi di pinggir jalan. Sebagian diantara warga yang kelaparan bahkan terpaksa mengemis kepada pengemudi kenderaan yang melintas.(Evan)