1

Begal Kerbau Marak, Warga Walantaka Resah

Kabar6-Belum usai keresahan warga di Banten atas maraknya aksi pembegalan sepeda motor, kini keresahan warga kembali dipacu oleh aksi kawanan begal kerbau.

Tapi, kehebohan kali ini tidak terjadi di wilayah Tangerang. Melainkan dialami oleh warga Desa Pipitan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten.

Kehebohan itu membuncah manakala ditemukan ceceran tulang-belulang dan organ dalam kerbau, di pinggir jalan tol Merak-Jakarta, tepatnya di KM 62, Kecamatan Walantaka, Kota Serang. Kuat dugaan, tulang belulang dan jeroan itu adalah dari kerbau milik warga yang dicuri.

“Semalam kerbau saya hilang dua ekor. Pas dicari, ada bekas tulang sama jeroan kerbau yang masih segar dipinggir tol, atau cuma satu kilo meter dari kandang kerbau saya,” kata Saniman (50), pemilik kerbau yang hilang, Senin (9/3/2015).

Diakui Saniman, bila di kampungnya memang acap terjadi kehilangan hewan ternak, seperti kambing, kerbau, bahkan sapi.

“Minggu kemarin juga warga ada yang kehilangan kambing, disini mah sering hilang, tapi ga pernah lapor (polisi),” terangnya. **Baca juga: Ini Rotasi 10 Pejabat di Pemkab Lebak.

Kanit Reskrim Polsek Walantaka, Iptu Budiman mengatakan, bila hingga kini pihakya belum menerima laporan terkait warga yang kehilangan kerbau.

“Kalau hanya isu, kita juga susah buat mendalamina. Jadi saya harap, warga mau melaporkan ke Polisi,” kata Budiman.(tmn/din)




Kehadiran PT BGE Harus Menunjang Perekonomian Banten

Kabar6-Manfaat PT Banten Global Edukasi (BGE) untuk dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus dapat dirasakan langsung oleh peserta didik di Banten.

Tak hanya itu, perusahaan ini juga harus dapat merangsang para siswa untuk menciptakan sejumlah alat yang berpotensi mendukung eksplorasi sumber daya alam (SDA) Provinsi Banten.

Gubernur Banten, Rano Karno Sabtu (07/03/15) berharap kerjasama yang dijalin oleh PT BGE dan sejumlah sekolah di Banden dapat terasa langsung bagi perekonomian Banten.

Rano mencontohkan, Banten memiliki panjang laut sekitar 500 Km sehingga idealnya kerja sama ini harus bisa menciptakan alat yang dapat mendukung perekonomian nelayan, pertanian dan perindustrian.

Ia menyatakan alat-alat yang akan diciptakan PT BGE tentu akan melibatkan peran serta siswa-siswa SMK di Banten. Untuk itu, ia membuat 5 SMK rujukan agar nanti dapat dikembangkan ke selolah lain.

Lima sekolah tersebut adalah SMK 1 Negeri Kragilan, SMK Negeri 1 Cilegon, SMK 2 Negeri Pandeglang, SMK Negeri 2 Serang dan SMK Negeri 7 Tangerang. Di mana kelima sekolah itu mempunyai potensi ekonomi yang berbeda.

“Setiap SMK memiliki potensi ekonomi yang berbeda untuk itu harus dikelola dengan tepat,” ungkap Rano. **Baca juga: Cityzen Ramaikan HUT Kota Tangerang ke 22.

Sementara itu, Direktur PSMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Drs H Mustagfirin Amin melihat kerjasama yang dijalin oleh Dinas Pendidikan Banten dengan PT Banten Global Edukasi harus dicontoh oleh daerah lain.

“Pasti, kita akan kembangkan di daerah lain. Tapi kami berharap Banten ini bisa bangkit dan bisa jadi contoh bagi daerah lain. Selain itu Banten dekat dengan ibukota (Jakarta) diharapkan bisa menjadi penyeimbang daerah Jakarta,” ungkap Mustagfirin.

PT Banten Global Edukasi (BGE) sendiri sudah memetakan potensi yang dimiliki setiap daerah. Berikut potensi yang dimiliki seperti bidang Industri Permesinan.

Di sektor Pertanian, alat yang diciptakan adalah Traktor tangan dan Mesin pengering Gabah. Sektor Maritim, alat yang akan diciptakan motor tempel, perahu tenaga surya, cold storage dan mesin pengelohan hasil laut.

Sektor Manufaktur, alat yang akan diciptakan mesin pengolah limbah plastik, mesin boiler (ketel uap), mesin pengolahan air bersih dan air limbah dan genset. Sektor perkakas, tooling dan mesin bubut.

Di bidang Pariwisata dan ekonomi kreatif akan mengembangkan Pariwisata edutel (pengelolaan hotel terintegrasi), DMO (Destination Management Organization) dan wisata sungai Lalu ekonomi Kreatif akan mengembangkan dan menciptakan printer 3D dan Scanner 3D, Teknologi perfilman CGI. (tmn/din)




Ratusan Ton Manggis Asal Banten Terancam Busuk

Kabar6-Akibat minimnya daya serap pasar, ratusan ton buang manggis asal Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten terancam membusuk.
“Sekarang para petani Bojong sedang panen.  Hasilnya kira-kira 10 ton per hari, tapi serapan pasar lokal maksimal hanya 1 sampai 2 ton per hari,” kata Kepala Bidang Holtikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten, Asep Mulya Hidayat, Sabtu (07/3).

Dikatakan terdapat 900 ton buah manggis terancam membusuk karena konsumen lokal kurang meminati buah satu ini. Kondisi ini diperparah karena kualitas buah yang dihasilkan masih rendah, ukuran buah kecil, dan tampilannya kurang menarik dan menyebabkan buah ini tak bisa menembus pasar eksport atau ke pasar ritel modern.

“Ke depan minimal harus ada semacam kebijakan agar kegiatan-kegiatan pemerintahan di wilayahnya menyuguhkan buah lokal ini,” tegasnya. Perlu diketahui bahwa Kecamatan Bojong merupakan salah satu perkebunan manggis di Provinsi Banten yang akan mengalami musim panen pada bulan Maret hingga Mei.(tmn/din)




38,75 Persen Desa di Banten Belum Punya PJU

Kabar6- Sebanyak 601 desa (38,75 persen) dari 1.551 desa dan kelurahan yang ada di Provinsi Banten belum memiliki Penerangan Jalan Umum (PJU). Dan daerah  yang terbanyak berada di wilayah Banten Selatan.

“Sebanyak 38,75 persen desa dan kelurahan di Banten belum memiliki penerangan jalan utama. Karena masih banyaknya jalan desa yang belum diterangi PJU, sehingga jalanan tersebut hanya mengandalkan penerangan dari rumah penduduk sekitar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, Syech Suhaimi, dalam pesan singkatnya, Sabtu, (07/03/2015).

Sedangkan sebanyak 716 desa dan kelurahan penerangannya bersumber dari listrik pemerintah, dan sebanyak 234 desa dan kelurahan disediakan oleh non pemerintah. “Secara persentase desa dan kelurahan yang sudah memiliki penerangan di jalan utama adalah 61,25 persen. Sekitar 24,63 persen masyarakat tidak menggunakan listrik PLN,” terangnya.

Dikatakan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah yang desa dan kelurahannyanya telah diterangi PJU. Desa dan kelurahan terbanyak yang belum memiliki PJU berada di wilayah Banten Selatan, dari 339 desa dan kelurahan di Kabupaten Lebak dan 197nya tidak memiliki PJU. “Artinya hanya 142 desa dan kelurahan yang sudah memiliki PJU. Jadi lebih dari 50 persennya tidak memiliki PJU,” tegasnya.(tmn/din)




Pabrik Microchip Terbesar di Dunia Bakal Hadir di Banten Utara

Kabar6-Selain perusahaan asal Turki, perusahaan patungan bernama Asia Regency Holding Limited, juga berencana menanamkan modalnya di Banten.

Perusahaan ini merupakan patungan dari berbagai negara, diantaranya Jepang, Taiwan, USA, Singapura, China dan Korea Selatan.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT), Ranta Soeharta, Asia Regency Holding Limited adalah produsen microchip.

Bila benar-benar dibangun, maka pabrik microchip di Banten ini akan menjadi yang terbesar di dunia.

Pabrik ini akan membutuhkan lahan seluas 200 hektare lebih dan pasokan listrik perhari mencapai 400 mega watt (MW).

“Lokasi pabrik itu tepatnya di Banten Utara,” kata Ranta, Jumat (6/3/2015).

Guna mensukseskan proyek berskala internasional tersebut, pimpinan perusahaan Asia Regency Holding Limited telah bertemu dengan Gubernur Banten, Rano Karno, untuk meminta izin dari Pemprov Banten.

Sedangkan untuk mempermudah distribusi barang, Asia Regency Holding Limited telah membidik sejumlah lokasi yang letaknya berdekatan dengan Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang.

“Distribusi aman dan tidak terlalu beresiko saat diangkut dengan mobil. Kalau ini jadi, bakal menyerap tenaga kerja yang besar juga,” tegasnya.

Diketahui bahwa teknologi microchip berupa semikonduktor kecil yang fungsinya untuk menyampaikan, menerima, mengolah dan menyampaikan informasi.

Istilah ini juga dapat disebut sirkuit terpadu. Microchip merupakan bagian terpenting dalam sebuah alat elektronik, seperti komputer, televisi, bahkan microwave. **Baca juga: Wow, Perusahaan Turki Bakal Investasi di Pandeglang.

Sedianya, investor asing asal Turki, yaitu Hitay Energy Holdings, juga tengah melirik wilayah Kabupaten Pandeglang sebagai titik potensial untuk menanamkan modal.(tmn/din)

 




Tatu Pingsan Usai Lepas Atut di Pengadilan Tipikor

Kabar6-Wakil Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, mendadak pingsan saat melepas kepergian sang kakak, Ratu  Atut Chosiah yang usai menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Serang, Banten, Kamis (5/3/2015).

 

Tumbangnya tubuh Ketua DPD Partai Golkar Banten itu tak urung sempat membuat kaget dan panik sejumlah orang di sekitarnya. Termasuk Sekretaris Umum DPD Golkar Banten, Pahruroji, yang langsung berinisiatif meminta agar orang di sekitarnya segera membantunya mengangkat tubuh Ratu Tatu.

 

Sejak awal bertemu sang kakak di ruang panitera Pengadilan Tipikor, Ratu Tatu tak henti menangis. Hingga puncaknya, usai melepas Ratu Atut, sang Wakil Bupati kemudian menyalami para pendukungnya sembari menuju mobil.

 

“Ibu minta maaf ya atas segala khilaf dan salah. Kami semua dari keluarga memohon maaf,” kata Ratu Tatu saat menyalami pendukungnya sambil terus menangis.

 

Namun, belum sempat masuk ke dalam mobil, tiba-tiba tubuh Ratu Tatu ambruk. Kejadian itu pun sempat membuat kehebohan di lokasi.

 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Tatu langsung di mendapatkan perawatan dari tim dokter keluarga di rumah dinas Wakil Bupati Serang di Cipare, Kota Serang.

 

“Dokter keluarga langsung dipanggil ke rumdin,” ujar salah seorang ajudan Tatu.

 

Sedianya, Ratu Atut hari ini hadir sebagai saksi di persidangan dugaan korupsi dana hibah Banten Rp7,65 miliar di Pengadilan Tipikor, Serang, Banten. ** Baca juga: Sepanjang 2015, Terjadi Enam Kasus Begal di Kota Tangerang

 

Kesaksian Ratu Atut hari ini untuk tujuh orang terdakwa, yaitu Zainal Muttaqin (mantan Asda III Provinsi Banten), Wahyu Hidayat (mantan Kasubag Kepegawaian pada Bagian Umum, Sekretariat Dewan Banten).

 

Kemudian, Dudi Setiadi (pengusaha), Asep Supriyadi (Ketua Yayasan Bina Insan Cita), Sutan Amali (mantan pegawai di Biro Kesejahteraan Rakyat), Yudianto M Salikin (kasubag di DPPKD Banten), dan Siti Halimah (sekretaris pribadi Ratu Atut Chosiyah).(tmn/din)




Begini Kesaksian Atut Untuk Dugaan Korupsi Dana Hibah Banten

Kabar6-Mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiah, menjadi saksi dugaan korupsi dana hibah Banten Rp7,65 miliar di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Serang, Banten, Kamis (5/3/2015).

Dalam dugaan korupsi dana hibah Banten tahun 2011 dan 2012 ini, Ratu Atut membenarkan bahwa dirinya menyuruh sang asisten pribadinya (aspri), Siti Halimah, untuk melakukan tindakan korupsi dengan memotong bantuan hingga 90 persen.

“Saya minta bantuannya (Siti Halimah) untuk mendistribusikan bantuan. Dia pihak swasta,” kata Ratu Atut Chosiyah.

Dana sebesar itu dilakukan untuk roadshow menjelang kampanye Pilkada Gubernur Banten. Dimana Siti Halimah membantunya menyalurkan program dari SKPD karena keterbatasan personil di masing-masing SKPD.

Dihadapan majelis hakim pimpinan Jasdem Poerba, Atut menyatakan bahwa hal tersebut tak bertentangan dengan peraturan yang ada.

“Program kegiatan secara teknis saya tidak memahami. Tapi yang pasti, semua itu program resmi yang aman. Yang bersangkutan, membantu SKPD menyalurkan kegiatan,” tegasnya.

Sedianya, kesaksian Ratu Atut hari ini untuk tujuh orang tersangka, yaitu mantan Zainal Muttaqin (Asda III Provinsi Banten), Wahyu Hidayat (mantan Kasubag Kepegawaian pada Bagian Umum, Sekretariat Dewan Banten).

Kemudian, Dudi Setiadi (pengusaha), Asep Supriyadi (Ketua Yayasan Bina Insan Cita), Sutan Amali (mantan pegawai di Biro Kesejahteraan Rakyat), Yudianto M Salikin (kasubag di DPPKD Banten), dan Siti Halimah (sekretaris pribadi Ratu Atut Chosiyah).

Sementara, Sukatma, pengacara Ratu Atut dengan tegas memabtah adanya tuduhan pemotongan dana hibah hingga 90 persen.

“Itu bohong. Mana fakta pendukungnya, itu kan hanya dari satu orang,” kata Sukatma. **Baca juga: Apa Kabar Kasus Dugaan Korupsi di Kejari Tangerang?

Pantauan di ruang sidang, sederet anggota keluarga Ratu Atut tampak hadir dan dengan seksama mengikuti jalannya persidangan.

Diantaranya, adik kandung Atut Ratu Tatu Chasanah (Wakil Bupati Serang), Andhika Hazrumi (anak pertama Atut), Ade Rossi Chairunnisa (menantu Atut), Fitron Nur Ikhsan (jubir Atut), dan Fahmi Hakim (mantan Ketua DPRD Serang).

Ratu Atut datang di Pengadilan Tipikor Serang menggunakan mobil Inova Hitam bernomor Polisi A 5017 A menggunakan pakaian berwarna abu-abu dan kerudung putih yang mendapatkan pengawalan ketata dari aparat.(tmn/din)




Golkar Bisa Dorong Andika Jadi Wakil Rano

Kabar6-Konstalasi politik di Banten kian memanas, seiring kosongnya jabatan Wakil Gubernur Banten pasca putusan Mahkamah Agung yang memvonis Gubernur Banten Non Aktif Ratu Atut Chosiah tujuh tahun penjara.

Sejumlah nama, baik dari birokrat maupun politisi kini mulai ramai dibicarakan.

Direktur Lembaga Kebijakan Publik, Ibnu Jandi mengatakan idealnya Banten harus menempatkan putra daerah terbaik mereka di posisi orang nomor dua guna memimpin roda pemerintahan saat ini.

“Putra daerah Banten harus bisa mewarnai pembangunan dan memimpin jalannya pemerintahan. Karena itu adalah hak rakyat Banten untuk dipimpin oleh orang pribumi,” kata Jandi.

Diakui Jandi, ada partai politik yang mempunyai hak atas kekosongan jabatan untuk wakil gubernur tersebut yaitu Partai Golkar.

Jika dilihat dari  kader yang ada di partai Beringin ini, memang ada  banyak pilihan untuk disandingkan dengan Rano, salah satunya Andika Hazrumy.

“Andika termasuk salah satu kader yang layak untuk diusung menjadi wakil gubernur Banten. Dia masih muda dan cerdas,” jelasnya.

Secara organisasi dan pengalaman ia sudah layak dan matang, meski dia belum pernah memimpin partai politik. **Baca juga: Siapa Pantas Jadi Wakil Rano Karno…?

“Semua bisa melihat dari track revord dia, Andika pernah mewakili Banten menjadi anggota DPD RI selama 5 Tahun, dan sekarang duduk di DPR RI, secara organisasi ia mampu menggerakkan Tagana dan Karang Taruna”, imbuhnya.

Sebelumnya Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten, Rano Karno yang akan resmi dilantik menjadi Gubernur definitif sendiri hingga kini mengaku belum mengetahui pasti siapa yang akan menjadi pendampingnya untuk membangun Banten.(rani)




Tekan Aksi Begal, Polda Banten Tingkatkan Razia

Kabar6-Polda Banten mengefektifkan razia di sejumlah titik rawan begal motor diwilayahnya. Langkah ini dianggap dapat mempersempit ruang gerak pelaku kriminalitas.

“Polda Banten akan mempersempit ruang gerak begal motor guna memberi rasa aman kepada masyarakat,” ujar Kapolda Banten, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Selasa (3/3/2015).

Sedangkan dalam razia yang digelar, Polda Banten menerapkan langkah preventif dan persuasif.

Diketahui, keresahan bercampur kekesalan warga terhadap pelaku begal sepeda motor, kini seperti sudah sampai pada puncaknya. **Baca juga: Sistem Buka Tutup Akses Bandara Soetta Dimulai Malam Ini.

Bahkan, di Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), emosi massa bahkan tak terbendung hingga membakar hidup-hidup seorang begal yang tertangkap.

Namun, marah massa kiranya tidak seketika membuat aksi pembegalan berkurang. Faktanya, kini aksi tersebut masih terus terjadi disejumlah wilayah di Indonesia.(tmn/agm)




Cari Wakil, Rano Karno Diminta Demokrasi

Kabar6-Langkah Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Rano Karno dalam memilih sosok wakil yang akan mendampinginya, kini menjadi sorotan berbagai kalangan.

Rano yang sebentar lagi akan resmi menjadi Gubernur Banten definitif, diimbau tetap mengedepankan demokrasi dalam memilih sosok wakil.

“Harapan saya, Rano tetap mengedepankan demokrasi untuk menjaga kondusifitas di Banten,” kata Ketua Komisi 1 DPRD Provinsi Banten, Sofwan Haris, Senin (2/3/2015).

Artinya, dalam memilih wakil, Rano juga harus memperhatikan partai pengusung pasangan “Ratu Atut-Rano Karno” sewaktu maju menjadi Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Banten 2012 silam.

“Waktu Atut-Rano maju ada partai pengusung. Dan, Rano mesti memikirikan itu. Kalau mau demokrasi, harus bica dengan partai pengusung. Karena di pemerintahan, aspek politik itu kan sangat penting,” tegasnya.

Diketahui, partai pengusung Ratu Atut-Rano Karno kala itu adalah PDI-Perjuangan, Golkar, Gerindra, dan Hanura. **Baca juga: Siapa Pantas Jadi Wakil Rano Karno…?

Komisi 1 DPRD Banten juga mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk segera mengirim surat kepada Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk segera melantik Rano menjadi Gubernur definitif Provinsi Banten.(tmn/din)