Ogah Ada Siti Jilid II, Perketat TPPO

Kabar6-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memperketat penjagaan terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bersama Kementrian Luar Negeri (Kemenlu), imigrasi, kepolisian, kejaksaan, hingga pemerintah kabupaten dan kota di Banten. 

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terulangnya kasus seperti Siti Aisyah yang diduga membunuh Kim Jong Nam di Malaysia.

“Kalau Masalah hukum di luar negeri, biasanya yang menangani Kemenlu. Kalau soal traficking- nya, memang ditangani oleh hampir semua kementerian. Jadi dari semua itu ada Standar Prosedur Operasional (SPO),” ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten Siti Ma’ani Nina, Senin (03/04/2017).

Menurut Nina, dalam Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang khususunya dalam Pasal 51 menyatakan saksi maupun korban TPPO harus mendapatkan perlindungan. Sedangkan bagi korban, harus mendapatkan rehabikitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan dan reintegrasi sosial.

Sedangkan di Pasal 46 UU TPPO mengamanahkan perlunya pembentukan pusat pelayanan terpadu bagi saksi dan korban di setiap kabupaten dan kota.

“Mekanisme pelayanan terpadu bagi saksi dan korban TPPO dalam hal ini telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 2007 tentang tata cara dan mekanisme pelayanan terpadu bagi saksi dan korban TPPO,” tegasnya.(tmn)




Ada Apa Kejari Lebak dengan Dana Hibah Banten Rp1,1 M

Peny Yuda, Kuasa Hukum, Terdakwa Ahmad Sohari usai sidang di PN Tipikor Serang- Banten(foto;K6)

Kabar6-Ada keganjilan dalam sidang kasus dana hibah senilai Rp 1.1 miliar di Pengadilan Negeri Serang,Banten, Kamis (30/3/2017). Jaksa terkesan berusaha membebani masalah hukum kepada terdakwa.

Pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) memberikan tuntutan hukuman 3,6 tahun penjara kepada Terdakwa Ahmad Sohari, Ketua Yayasan Al Islah yang terletak di Jalan Raya Jara Datarcae, Kampung Batu Jaya, Desa Datarcae, Kecamatan Cirenten, Kabupaten Lebak yang mendapatkan bantuan rehabilitasi ruang kelas.

Kuasa hukum terdakwa, Peny Yudha mengatakan bahwa, kliennya memang menerima uang senilai Rp 350 juta, dan uang tersebut sudah digunakan kliennya untuk pembangunan fisik rehabilitasi ruang sekolah sesuai dengan ketentuannya.

“Uang itu sudah habis untuk pembangunan fisik ruangan. Namun kenapa yang dikejar jaksa itu hanya pria yang kini sudah berusia 76 tahun dan hanya menerima 30 persen dari total uang hibah. Aneh kan?,” Kata Peny Yuda kepada wartawan di Serang, Kamis (30/03/17).

Peny mempertanyakan dakwaan dari JPU yang memberatkan kliennya yang hanya menerima uang 30 persen. Sementara ia menegaskan, korupsi itu jarang dilakukan secara tunggal, melainkan secara bersama-sama.

“Berdasarkan fakta persidangan, ada satu lagi tim verifikasi proyek bernama Dayat Hidayat dari Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Banten yang menerima uang sebesar Rp.660 juta dari klien kami. Dia (Dayat-red) hanya dipanggil oleh JPU sekali, sebagai saksi dan tidak ditahan. Ganjil kan tindakan jaksa,” kata Peny.

Disebutkan Peny, saat ini Dayat sudah dimutasi pihak kepegawaian Provinsi Banten ke bagian pemerintahan. Ia menduga proses mutasi Dayat guna menghilangkan jejak kesalahan yang telah dilakukannya, sekaligus menutup keterlibatannya dalam tim sukses pemenangan pasangan cagub Banten, Ratu Atut dan Rano Karno beberapa waktu lalu.

“Kami menduga Dayat terlibat menjadi timses pemenangan cagub era Atut dan Rano beberapa waktu lalu. Dan kemungkinan uang Rp.660 juta itu sebagai salah satu sumbangannya. Kenapa jaksa tidak mengarah kesana, ada apa dengan jaksa dan kajarinya di Lebak ini,” tandasnya.

Saat dihubungi melalui telepon selulernya, Kajari Lebak, Rini Hartatie belum mau memberikan jawabannya atas dugaan ini.

“Maaf, saya belum bisa memberikan jawaban, karena sedang rapat. Nanti saya hubungi kembali,” tutupnya singkat.(Tim K6)




Mulai 1 April KRL Tanah Abang Sampai Rangkas Bitung

Kabar6- Mulai Sabtu (01/04/17) besok, kereta lokal yang melayani rute Rangkas Bitung – Tanah Abang – Angke tidak lagi dilayani oleh rangkaian kereta lokal, dan akan digantikan dengan KRL. yang mengakhiri perjalanan hanya sampai Stasiun Tanah Abang,” kata Fadhila.

” Bagi penumpang yang akan menuju ke Stasiun Angke bisa melakukan transit di Stasiun Tanah Abang untuk berpindah KRL.” kata Fadhila, humas PT KCJ pada acara jumpa pers di kantor PT KCJ, Stasiun Juanda, Jakarta, Kamis (30/03/17).

Soal tarifnya, Lanjut Fadila, adalah 25 km pertama Rp. 3.000 dan untuk 10 km berikutnya dan kelipatan sebesar Rp. 1.000, sehingga dengan jarak Rangkasbitung-Tanah Abang tarifnya Rp. 8.000.

Rute lain yang berubah adalah rute yang sebelumnya melayani Bogor-Maja menjadi Bogor-Rangkasbitung dengan total jarak tempuh 123,62 km. Dan ini sekaligus merubah saldo minimum kartu multi trip (KMT) dari Rp. 12.000 menjadi Rp. 13.000.

Ini jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang:

1. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 04.00 WIB

2. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 05.00 WIB

3. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 05.30 WIB

4. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 06.10 WIB

5. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 06.50 WIB

6. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 07.20 WIB

7. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 08.05 WIB

8. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 09.00 WIB

9. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 09.30 WIB

10. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 11.45 WIB

11. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 12.10 WIB

12. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 13.15 WIB

13. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 14.25 WIB

14. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 15.10 WIB

15. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 16.05 WIB

16. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 16.50 WIB

17. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 18.50 WIB

18. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 19.45 WIB

19. Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat 20.40 WIB

 

Jadwal Sebaliknya Tanah Abang – Rangkasbitung:

 

1. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 05:50 WIB

2. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 06:35 WIB

3. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 07:50 WIB

4. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 08:55 WIB

5. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 09:35 WIB

6. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 10:50 WIB

7. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 12:05 WIB

8. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 12:50 WIB

9. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 13:40 WIB

10. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 14:30 WIB

11. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 16:25 WIB

12. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 17:25 WIB

13. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 18:20 WIB

14. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 19:45 WIB

15. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 21:00 WIB

16. Tanah Abang – Rangkasbitung, berangkat 21:45 WIB(z)




Tolak Pabrik Mayora Group, Warga Banten “Cor Kaki”

Aksi mahasiswa ngecor kaki.(tmn)

Kabar6-Puluhan mahasiswa, masyarakat dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Rakyat menggelar aksi demonstrasi.

Massa menolak pembangunan Semen Rembang dan pendirian pabrik air minum kemasan milik Mayora Group di dua wilayah, yakni di Kecamatan Baros-Kabupaten Serang dan Kecamatan Cadasari-Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dalam aksinya, sembilan perwakilan demonstran mengecor kaki mereka di depan kampus IAIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten.

“Pembangunan pabrik semen di Jawa Tengah menghancurkan puluhan mata air yang dipakai petani mengairi sawahnya. Begitupun pembangunan pabrik air kemasan di Cadasari (Kabupaten Pandeglang) dan Baros (Kabupaten Serang),” kata Carlos, mahasiswa yang ikut serta kakinya di cor dengan semen saat ditemui di lokasi aksi, Rabu (29/03/2017).

Para demonstran berpendapat bahwa pendirian pabrik pengolahan air kemasan oleh PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora Groups) di Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang dan Semen Rembang di Jawa Tengah akan merusak sumber mata air warga.**Baca juga: Soal Runway 3, AP II “Robek” Luka Lama Rakyat Tangerang .

“Kematian Ibu Parmi di depan Istana Negara adalah simbol perjuangan bersama. Bahwa hari ini, petani yang menghasilkan setiap bulir padi sedang terancam oleh kepentingan bisnis,” kata Ibnu Ridho, salah satu masyarakat.**Baca juga: KJPP : Ada “Mafia Tanah” di Proyek Lahan Runway 3 Soetta.

Selain ke sembilan massa aksi, mereka pun ditemani oleh puluhan mahasiswa, masyarakat anggota LBH Rakyat. Dimana, mereka pun menuntut agar pembangunan Semen Rembang dan pembangunan air kemasan di Kabupaten Pandeglang di batalkan.**Baca juga: Begini Kata Kejagung Soal Polemik Lahan Runway 3.

“Meminta mencabut izin perusahaan air minum Mayora di Cadasari Pandeglang, kami juga memboikot Produk Mayora di seluruh Indonesia,” kata Raden Yayan, Direktur LBH Rakyat Banten.(Tmn)




Soal Isu Penculikan, Kapolda Imbau Warga Banten Waspada

Kapolda Banten, Brigjen Listyo Sigit.(bbs)

Kabar6-Polda Banten akan melakukan patroli dan razia terkait maraknya isu penculikan di Media Sosial (Medsos). Hal ini dilakukan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat.

“Intinya kita petugas juga terus melaksanakan pemantauan dan giat operasi dilapangan dengan intansi terkait, antara lain operasi atau zia gepeng, cipta kondisi (cipkon),” kata Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Rabu (29/03/2017).

Mantan ajudan Presiden Jokowi ini pun meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan menyaring semua informasi yang beredar. Terutama melalui Medsos yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.**Baca juga: DLH Kota Tangerang Sosialisasikan Eco Driving 2017.

“Masyarakat tetap waspada, namun jangan terlalu menyikapi secara berlebihan. Untuk itu, apabila masyarakat merasa khawatir dan cemas, segera laporkan ke petugas (polisi) untuk bisa ditindaklanjuti segera,” tegasnya.**Baca juga: Murid SDN 02 Pakualam Tangsel Masih Takut.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa Isu penculikan anak yang beredar melalui Medsos telah memakan korban jiwa di Banten. Kabar tersebut menuliskan bahwa anak kecil akan diculik kemudian organ dalam nya dijual melalui pasar gelap.(tmn)




Di Medsos Heboh Penculikan, Faktanya Aman

Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo.(foto:tnc)

Kabar6-Meski di Media Sosial (Medsos) beredar kabar tentang penculikan anak oleh orang tak dikenal, pihak kepolisian memastikan hingga saat ini kondisi di Banten masih aman dan terkendali.

“Sampai saat ini belum ada (penculikan anak). Pemasangan spanduk imbauan dan maklumat dari sejumlah polres (agar waspada) dan ini saya minta untuk terus disosialisasikan di masyarakat,” kata Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Selasa (28/03/17).

Pihaknya pun meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri jika menemukan orang yang dicurigai akan melakukan penculikan anak. Masyarakat yang menemukan kejanggalan, lebih baik waspada dan segera melapor ke pihak kepolisian untuk segera ditangani.

“Imbauan sudah dilakukan oleh seluruh jajaran di lapangan. Apabila ada masyarakat yang dicurigai agar segera dilaporkan ke petugas terdekat untuk ditindaklanjuti oleh petugas,” tegasnya.

Perlu diketahui bahwa, dalam beberapa minggu terakhir masyarakat Banten dihebohkan dengan beredarnya informasi melalui Medsos, baik Whats’app, Facebook, Instagram dan lainnya tentang penculikan anak yang dilakukan oleh orang yang menyamar sebagai orang dengan gangguan jiwa, pengemis, hingga pemulung. Dimana, organ dalam anak yang diculik akan dijual melalui pasar gelap.

Bahkan di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Bantul, Jogjakarta, telah terjadi kasus penculikan anak sekolah, beruntung sang anak berhasil kabur setelah menggigit tangan sang penculik. Sedangkan di Tasikmalaya, seorang pengamen menculik anak kecil untuk di ajak mengamen.(*)

 

 




Medsos Bantu Pecalang Amankan Nyepi

Mengarak Ogoh-ogoh di Serang.(*)

Kabar6- Media memiliki banyak fungsi, baik positif maupun negatif, tergantung siapa yang menggunakannya. Karena kemajuan tekhnologi itulah Pecalang Banten akan menggunakan Group What’s App untuk mengawasi para umat Hindu untuk tetap khusyuk menjalankan Hati Raya Nyepi nya.

“Hampir sama, enggak beda jauh. Kalau disini kan ada yang kerja, kalau ada yang bisa, ikut upacara keagamaan. kita patokan dari kalender dulu, di kalender itu kan ada agenda apa, jadi informasinya dari group WA aja,” kata Ketut Wardono, Ketua Pecalang Merjasari, Rempoa, Kota Tangsel, Banten, saat ditemui disela-sela pawai ogoh-ogoh di Kota Serang, Senin (27/03/17).

‘Polisi Adat’ Hindu itu pun menggunakan kemajuan tekhnologi guna memudahkan pengawasan umat Hindu di Banten yang rumahnya berjauhan.

“Tapi kalau di Bali, ada kegiatan apapun pecalang diikutsertakan. Disinikan ada enam Banjar di Banten, ada 60 lebih (anggota Pecalang),” tegasnya.

Dari sekitar 12 juta masyarakat Banten, 10 ribu di antaranya penganut agama Hindu yang terbagi kedalam enam banjar atau desa adat. Sehingga diharapkan dapat menjaga perdamaian kepada antar umat manusia dan alam.

“Perlunya ada perdamaian dan keharmonisan antara umat di dunia. Tidak mengenal dari agama manapun. Kedamaian dan keharmonisan yang penting. Sehingga kita mampu membangun bangsa,” kata Anak Agung Gede Anom, Ketua Parisade Hindu Dharma (PHDI) Indonesia Provinsi Banten, ditempat yang sama.(*)

 




Kapolres Serang Kini Dijabat AKBP Wibowo, S.Ik, MM

Kabar6-AKBP Wibowo, S.Ik, MM, Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 resmi menjabat Kapolres Serang setelah dilantik Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo di Mapolda Banten, Senin (27/03/17) menggantikan AKBP Nunung Syaifuddin. 

Acara lepas sambut yang digelar di halaman Mapolres Serang ditandai dengan tradisi Pedang Pora diatas karpet merah.

AKBP Nunung Syaifuddin selanjutnya menjabat sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Banten.(z)

 




Sunda Wiwitan dalam Pawai Ogoh – ogoh

Sunda Wiwiwtan ikut ambil bagian dalam Pawai Ogoh-ogoh.(foto:des)

Serang – Selain dimeriahkan oleh Debus dan Reog, Sunda Wiwitan sebagai aliran kepercayaan di Banten pun ikut serta dalam proses adat Tawur Kesanga dan pawai ogoh-ogoh yang berlangsung di Pura Eka Wira Anantha di Group I Kopasus, Kota Serang, Banten.

“berkumpul disini, berdoa, setelah itu upacara persembahyangan. Ada juga umat Hindu, teman-teman Sunda wiwitan. Ada juga pawai budaya atau pawai ogoh-ogoh, bukan hanya budaya Bali, tapi juga budaya lokal Banten,” kata Jero Mangku Nyoman Wara, Ketua Panitia Ogoh-ogoh Umat Hindu Bali, saat ditemui disela-sela acara, Senin (27/03/17).

Bergabungnya Sunda Wiwitan dalam proses Tawur Kesanga umat Hindu ini dikarenakan adanya kesamaan pengertian antara Sedekah Bumi dengan proses adat Tawur Kesanga tersebut.

“kalau di Sunda disebut biasanya sedekah bumi. Melaksanakan upacara Tawur Kesanga, artinya membayar, karena kita sudah mengambil banyak kekayaan alam untuk kehidupan kita, mungkin diantara kita telah merusak alam, kita harus membayar agar keseimbangan alam kembali,” terangnya.

Kesenian Jathilan dari Jogjakarta dan Jawa Tengah pun ikut serta bergabung bersama enam banjar dari enam Pura Hindu yang ada di Banten meramaikan pawai ogoh-ogoh.

“Ogoh-Ogoh ini simbol dari negatif, mahluk halus apapun, itu simbolnya. Semua mahluk diciptakan oleh Tuhan dan memiliki manfaat, umat Hindu harus hidup harmonis di dunia ini,” tegasnya.(des)




Pawai Ogoh-ogoh Libatkan Debus dan Reog

Kabar6-Beberapa kesenian khas Indonesia ikut serta dalam meramaikan Pawai Ogoh-ogoh jelang Hari Raya Nyepi.

Kesenian khas Indonesia seperti Debus, Gunungan dan Reog Ponorogo ikut dalam memeriahkan Pawai Ogoh-ogoh.

“Budaya asli Banten kita kembangkan sama-sama. Kita satukan leluhur kita ini supaya terjaga keharmonisan, secara nyata dan tidak nyatanya untuk kesejahteraan umat. Selain mengangkat budaya Banten, Toleransinya, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila,” kata Tb Sahibi, pimpinan peguron Bandrong Jaya Laksana dari Kasemen, Kota Serang, Banten, saat ditemui di lokasi acara Pawai Ogoh-ogoh, Senin (27/03/17).

Puncak Pawai Ogoh-ogoh dalam peringatan Nyepi tahun Caka 1939 di Banten sendiri berlangsung di Halaman Pura Eka Wira Anantha, Group 1 Kopasus, Kota Serang dengan tema Menjaga Kebhinekaan.

“Dalam rangka Nyepi, kita sudah ada temanya, bagaimana memelihara kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini tolerasi kita hubungan manusia dengan manusia, Tuhan dan alam. Ini ajaran toleransi besar dalam agama Hindu. Ini harus kita ciptakan dalam berbangsa dan bernegara,” kata Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Banten Anak Agung Gede Anom W.

Baik Ogoh-ogoh, Gunungan, Debus hingga Reog akan dibawa berkeliling dari Pura Eka Wira Anantha melewati jalur protokol Kota Serang dan kembali ke lokasi acara.

“Ogoh-ogoh akan kita arak sepanjang jalan ini. Ada juga gunungan cara umat Hindu yang ada di Jawa. Itu persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas syukur kita atas limpahan rezeki, rahmat nikmat, kesejahteraan,” tegasnya.‎(tmn)