1

Tolak Pabrik Mayora Group, Warga Banten “Cor Kaki”

Aksi mahasiswa ngecor kaki.(tmn)

Kabar6-Puluhan mahasiswa, masyarakat dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Rakyat menggelar aksi demonstrasi.

Massa menolak pembangunan Semen Rembang dan pendirian pabrik air minum kemasan milik Mayora Group di dua wilayah, yakni di Kecamatan Baros-Kabupaten Serang dan Kecamatan Cadasari-Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dalam aksinya, sembilan perwakilan demonstran mengecor kaki mereka di depan kampus IAIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten.

“Pembangunan pabrik semen di Jawa Tengah menghancurkan puluhan mata air yang dipakai petani mengairi sawahnya. Begitupun pembangunan pabrik air kemasan di Cadasari (Kabupaten Pandeglang) dan Baros (Kabupaten Serang),” kata Carlos, mahasiswa yang ikut serta kakinya di cor dengan semen saat ditemui di lokasi aksi, Rabu (29/03/2017).

Para demonstran berpendapat bahwa pendirian pabrik pengolahan air kemasan oleh PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora Groups) di Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang dan Semen Rembang di Jawa Tengah akan merusak sumber mata air warga.**Baca juga: Soal Runway 3, AP II “Robek” Luka Lama Rakyat Tangerang .

“Kematian Ibu Parmi di depan Istana Negara adalah simbol perjuangan bersama. Bahwa hari ini, petani yang menghasilkan setiap bulir padi sedang terancam oleh kepentingan bisnis,” kata Ibnu Ridho, salah satu masyarakat.**Baca juga: KJPP : Ada “Mafia Tanah” di Proyek Lahan Runway 3 Soetta.

Selain ke sembilan massa aksi, mereka pun ditemani oleh puluhan mahasiswa, masyarakat anggota LBH Rakyat. Dimana, mereka pun menuntut agar pembangunan Semen Rembang dan pembangunan air kemasan di Kabupaten Pandeglang di batalkan.**Baca juga: Begini Kata Kejagung Soal Polemik Lahan Runway 3.

“Meminta mencabut izin perusahaan air minum Mayora di Cadasari Pandeglang, kami juga memboikot Produk Mayora di seluruh Indonesia,” kata Raden Yayan, Direktur LBH Rakyat Banten.(Tmn)




Soal Isu Penculikan, Kapolda Imbau Warga Banten Waspada

Kapolda Banten, Brigjen Listyo Sigit.(bbs)

Kabar6-Polda Banten akan melakukan patroli dan razia terkait maraknya isu penculikan di Media Sosial (Medsos). Hal ini dilakukan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat.

“Intinya kita petugas juga terus melaksanakan pemantauan dan giat operasi dilapangan dengan intansi terkait, antara lain operasi atau zia gepeng, cipta kondisi (cipkon),” kata Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Rabu (29/03/2017).

Mantan ajudan Presiden Jokowi ini pun meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan menyaring semua informasi yang beredar. Terutama melalui Medsos yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.**Baca juga: DLH Kota Tangerang Sosialisasikan Eco Driving 2017.

“Masyarakat tetap waspada, namun jangan terlalu menyikapi secara berlebihan. Untuk itu, apabila masyarakat merasa khawatir dan cemas, segera laporkan ke petugas (polisi) untuk bisa ditindaklanjuti segera,” tegasnya.**Baca juga: Murid SDN 02 Pakualam Tangsel Masih Takut.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa Isu penculikan anak yang beredar melalui Medsos telah memakan korban jiwa di Banten. Kabar tersebut menuliskan bahwa anak kecil akan diculik kemudian organ dalam nya dijual melalui pasar gelap.(tmn)




Di Medsos Heboh Penculikan, Faktanya Aman

Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo.(foto:tnc)

Kabar6-Meski di Media Sosial (Medsos) beredar kabar tentang penculikan anak oleh orang tak dikenal, pihak kepolisian memastikan hingga saat ini kondisi di Banten masih aman dan terkendali.

“Sampai saat ini belum ada (penculikan anak). Pemasangan spanduk imbauan dan maklumat dari sejumlah polres (agar waspada) dan ini saya minta untuk terus disosialisasikan di masyarakat,” kata Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Selasa (28/03/17).

Pihaknya pun meminta masyarakat untuk tidak main hakim sendiri jika menemukan orang yang dicurigai akan melakukan penculikan anak. Masyarakat yang menemukan kejanggalan, lebih baik waspada dan segera melapor ke pihak kepolisian untuk segera ditangani.

“Imbauan sudah dilakukan oleh seluruh jajaran di lapangan. Apabila ada masyarakat yang dicurigai agar segera dilaporkan ke petugas terdekat untuk ditindaklanjuti oleh petugas,” tegasnya.

Perlu diketahui bahwa, dalam beberapa minggu terakhir masyarakat Banten dihebohkan dengan beredarnya informasi melalui Medsos, baik Whats’app, Facebook, Instagram dan lainnya tentang penculikan anak yang dilakukan oleh orang yang menyamar sebagai orang dengan gangguan jiwa, pengemis, hingga pemulung. Dimana, organ dalam anak yang diculik akan dijual melalui pasar gelap.

Bahkan di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Bantul, Jogjakarta, telah terjadi kasus penculikan anak sekolah, beruntung sang anak berhasil kabur setelah menggigit tangan sang penculik. Sedangkan di Tasikmalaya, seorang pengamen menculik anak kecil untuk di ajak mengamen.(*)

 

 




Medsos Bantu Pecalang Amankan Nyepi

Mengarak Ogoh-ogoh di Serang.(*)

Kabar6- Media memiliki banyak fungsi, baik positif maupun negatif, tergantung siapa yang menggunakannya. Karena kemajuan tekhnologi itulah Pecalang Banten akan menggunakan Group What’s App untuk mengawasi para umat Hindu untuk tetap khusyuk menjalankan Hati Raya Nyepi nya.

“Hampir sama, enggak beda jauh. Kalau disini kan ada yang kerja, kalau ada yang bisa, ikut upacara keagamaan. kita patokan dari kalender dulu, di kalender itu kan ada agenda apa, jadi informasinya dari group WA aja,” kata Ketut Wardono, Ketua Pecalang Merjasari, Rempoa, Kota Tangsel, Banten, saat ditemui disela-sela pawai ogoh-ogoh di Kota Serang, Senin (27/03/17).

‘Polisi Adat’ Hindu itu pun menggunakan kemajuan tekhnologi guna memudahkan pengawasan umat Hindu di Banten yang rumahnya berjauhan.

“Tapi kalau di Bali, ada kegiatan apapun pecalang diikutsertakan. Disinikan ada enam Banjar di Banten, ada 60 lebih (anggota Pecalang),” tegasnya.

Dari sekitar 12 juta masyarakat Banten, 10 ribu di antaranya penganut agama Hindu yang terbagi kedalam enam banjar atau desa adat. Sehingga diharapkan dapat menjaga perdamaian kepada antar umat manusia dan alam.

“Perlunya ada perdamaian dan keharmonisan antara umat di dunia. Tidak mengenal dari agama manapun. Kedamaian dan keharmonisan yang penting. Sehingga kita mampu membangun bangsa,” kata Anak Agung Gede Anom, Ketua Parisade Hindu Dharma (PHDI) Indonesia Provinsi Banten, ditempat yang sama.(*)

 




Kapolres Serang Kini Dijabat AKBP Wibowo, S.Ik, MM

Kabar6-AKBP Wibowo, S.Ik, MM, Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 resmi menjabat Kapolres Serang setelah dilantik Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo di Mapolda Banten, Senin (27/03/17) menggantikan AKBP Nunung Syaifuddin. 

Acara lepas sambut yang digelar di halaman Mapolres Serang ditandai dengan tradisi Pedang Pora diatas karpet merah.

AKBP Nunung Syaifuddin selanjutnya menjabat sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Banten.(z)

 




Sunda Wiwitan dalam Pawai Ogoh – ogoh

Sunda Wiwiwtan ikut ambil bagian dalam Pawai Ogoh-ogoh.(foto:des)

Serang – Selain dimeriahkan oleh Debus dan Reog, Sunda Wiwitan sebagai aliran kepercayaan di Banten pun ikut serta dalam proses adat Tawur Kesanga dan pawai ogoh-ogoh yang berlangsung di Pura Eka Wira Anantha di Group I Kopasus, Kota Serang, Banten.

“berkumpul disini, berdoa, setelah itu upacara persembahyangan. Ada juga umat Hindu, teman-teman Sunda wiwitan. Ada juga pawai budaya atau pawai ogoh-ogoh, bukan hanya budaya Bali, tapi juga budaya lokal Banten,” kata Jero Mangku Nyoman Wara, Ketua Panitia Ogoh-ogoh Umat Hindu Bali, saat ditemui disela-sela acara, Senin (27/03/17).

Bergabungnya Sunda Wiwitan dalam proses Tawur Kesanga umat Hindu ini dikarenakan adanya kesamaan pengertian antara Sedekah Bumi dengan proses adat Tawur Kesanga tersebut.

“kalau di Sunda disebut biasanya sedekah bumi. Melaksanakan upacara Tawur Kesanga, artinya membayar, karena kita sudah mengambil banyak kekayaan alam untuk kehidupan kita, mungkin diantara kita telah merusak alam, kita harus membayar agar keseimbangan alam kembali,” terangnya.

Kesenian Jathilan dari Jogjakarta dan Jawa Tengah pun ikut serta bergabung bersama enam banjar dari enam Pura Hindu yang ada di Banten meramaikan pawai ogoh-ogoh.

“Ogoh-Ogoh ini simbol dari negatif, mahluk halus apapun, itu simbolnya. Semua mahluk diciptakan oleh Tuhan dan memiliki manfaat, umat Hindu harus hidup harmonis di dunia ini,” tegasnya.(des)




Pawai Ogoh-ogoh Libatkan Debus dan Reog

Kabar6-Beberapa kesenian khas Indonesia ikut serta dalam meramaikan Pawai Ogoh-ogoh jelang Hari Raya Nyepi.

Kesenian khas Indonesia seperti Debus, Gunungan dan Reog Ponorogo ikut dalam memeriahkan Pawai Ogoh-ogoh.

“Budaya asli Banten kita kembangkan sama-sama. Kita satukan leluhur kita ini supaya terjaga keharmonisan, secara nyata dan tidak nyatanya untuk kesejahteraan umat. Selain mengangkat budaya Banten, Toleransinya, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila,” kata Tb Sahibi, pimpinan peguron Bandrong Jaya Laksana dari Kasemen, Kota Serang, Banten, saat ditemui di lokasi acara Pawai Ogoh-ogoh, Senin (27/03/17).

Puncak Pawai Ogoh-ogoh dalam peringatan Nyepi tahun Caka 1939 di Banten sendiri berlangsung di Halaman Pura Eka Wira Anantha, Group 1 Kopasus, Kota Serang dengan tema Menjaga Kebhinekaan.

“Dalam rangka Nyepi, kita sudah ada temanya, bagaimana memelihara kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini tolerasi kita hubungan manusia dengan manusia, Tuhan dan alam. Ini ajaran toleransi besar dalam agama Hindu. Ini harus kita ciptakan dalam berbangsa dan bernegara,” kata Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Banten Anak Agung Gede Anom W.

Baik Ogoh-ogoh, Gunungan, Debus hingga Reog akan dibawa berkeliling dari Pura Eka Wira Anantha melewati jalur protokol Kota Serang dan kembali ke lokasi acara.

“Ogoh-ogoh akan kita arak sepanjang jalan ini. Ada juga gunungan cara umat Hindu yang ada di Jawa. Itu persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas syukur kita atas limpahan rezeki, rahmat nikmat, kesejahteraan,” tegasnya.‎(tmn)




Debus Ikut Ramaikan Pawai Ogoh-ogoh di Banten

Pawai Ogoh-ogoh di Banten.(tmn)

Kabar6-Beberapa kesenian khas Indonesia ikut serta dalam meramaikan Pawai Ogoh-ogoh jelang Hari Raya Nyepi.

Kesenian khas Indonesia seperti Debus, Gunungan dan Reog Ponorogo ikut dalam memeriahkan Pawai Ogoh-ogoh.

“Budaya asli Banten kita kembangkan sama-sama. Kita satukan leluhur kita ini supaya terjaga keharmonisan, secara nyata dan tidak nyatanya untuk kesejahteraan umat. Selain mengangkat budaya Banten, Toleransinya, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila,” kata Tb Sahibi, pimpinan peguron Bandrong Jaya Laksana dari Kasemen, Kota Serang, Banten, saat ditemui di lokasi acara Pawai Ogoh-ogoh, Senin (27/03/2017).

Puncak Pawai Ogoh-ogoh dalam peringatan Nyepi tahun Caka 1939 di Banten sendiri berlangsung di Halaman Pura Eka Wira Anantha, Group 1 Kopasus, Kota Serang dengan tema Menjaga Kebhinekaan.

“Dalam rangka Nyepi, kita sudah ada temanya, bagaimana memelihara kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini tolerasi kita hubungan manusia dengan manusia, Tuhan dan alam. Ini ajaran toleransi besar dalam agama Hindu. Ini harus kita ciptakan dalam berbangsa dan bernegara,” kata Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Banten Anak Agung Gede Anom W. **Baca juga:Mayat Pria Telanjang di Sungai Cimanceuri.

Baik Ogoh-ogoh, Gunungan, Debus hingga Reog akan dibawa berkeliling dari Pura Eka Wira Anantha melewati jalur protokol Kota Serang dan kembali ke lokasi acara.**Baca juga:Dongkrak Sektor Pariwisata, Rally Wisata Digelar.

“Ogoh-ogoh akan kita arak sepanjang jalan ini. Ada juga gunungan cara umat Hindu yang ada di Jawa. Itu persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas syukur kita atas limpahan rezeki, rahmat nikmat, kesejahteraan,” tegasnya.‎(tmn)




Kapolri Tanya Kabar Siti Aisyah

Kabar6_ Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian melakukan courtesy call dengan Kepala PDRM Irjen Tan Sri Dato’ Sri Khalid Abu Bakar di Putrajaya, Malaysia, Sabtu (25/03/17) terkait status Siti Aisyah.

Tito Polis Diraja Malaysia (PDRM) memperjelas status Siti Aisyah, apakah dia bagian dari jaringan pembunuhan Kim Jong-nam atau hanya korban.

“Harapan kita hal itu bisa diperjelas” kata Tito yang memberi catatan bahwa komunikasi ini atas dasar saling menghargai.(z).

 

 




Ikadin Bentuk Banten Lawyers Club

Kabar6-Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) Banten, membentuk Banten Lawyers Club (BLC), sebagai wadah para Advokat dalam membantu penegakan hukum di daerah itu.

Presiden BLC, Mohammad M Herman Sitompul mengatakan, deklarasi pembentukan BLC ini dilakukan bertepatan dengan digelarnya Rapat Anggota Cabang (RAC) Ikadin Serang- Banten, pada 12 Maret 2017 lalu.

BLC ini, merupakan wadah pemersatu bagi sekitar seribuan Advokat yang ada di daerah tersebut, seperti halnya Bandung Lawyers Club.

“Salah satu programnya, mengadakan kegiatan positif buat anggota advokat, seperti diskusi- diskusi hukum, seminar dan penyuluhan hukum buat masyarakat Banten,” ungkap Herman, kepada Kabar6.com, Jum’at (24/03/17).

Menurut Herman, keberadaan BLC ini diyakini dapat membantu pemerintah dan Aparat Penegak Hukum dalam meningkatkan kualitas penegakan hukum di daerah tersebut.

Tak hanya itu, dalam menjalankan program kerjanya, para pengurus BLC tentunya akan menjalin kemitraan dengan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan media massa seperti media elektronik, Radio dan media cetak yang ada di wilayah hukum Provinsi Banten.

“Semoga program- program BLC diterima dan bisa bermanfaat bagi masyarakat Banten,” katanya.(Tim K6)