1

Ini Penyebab UMKM Pandeglang Belum Siap Hadapi MEA

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pandeglang, mengaku jika pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayahnya masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Alasannya, karena memang kualitas produksi sejumlah olahan produk UMKM di diwilayah wisata itu masih belum mampu menjawab tantangan ekspor.

Kepala Seksi Bina UMKM Diskoperindag Kabupaten Pandeglang, Rafiudin mengungkapkan, rendahnya kualitas produksi UMKM di Pandeglang menjadi salah satu faktor penyebab.

Pelaku UMKM belum berani memproduksi dalam jumlah besar disertai kualitas yang lebih baik. Karena terpaku pada pola pikir yang pesimistis.

“Wawasan masyarakat khususnya pelaku UMKM perlu ditingkatkan. Kalau mindset mereka sudah bagus, insyaallah upaya memajukan usahanya bisa bagus juga. Selama ini kan pemikiran mereka hanya cukup untuk beli beras,” ungkap Rafiudin.

Belum lagi katanya, kendala permodalan yang selama ini selalu dikeluhkan, menjadikan dunia UMKM di Pandeglang masih sulit bersinar.

Padahal, ungkap Rafiudin, Pemkab sudah mempermudah izin permodalan melalui Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).**Baca juga: Tahun Pertama MEA, UMKM di Pandeglang Bakal Jadi Penonton.

“Kita arahkan mereka ke LPDB dan juga ke bank tertentu. Apalagi proses peminjaman modal di bank kini sudah lebih mudah. Jamkrida juga siap membantu pelaku UMKM,” sebutnya.(zis)




Tahun Pertama MEA, UMKM di Pandeglang Bakal Jadi Penonton

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Memasuki tahun pertama pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sekitar 13.291 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Pandeglang, diprediksi hanya hanya akan menjadi penonton.

Namun begitu, sejumlah jenis industri diprediksi bakal mampu bersaing dengan produk dari negara lain.

Produk-produk tersebut, antara lain sentra penghasil emping di Kecamatan Jiput yang selama ini telah memenuhi permintaan ke luar daerah bahkan luar negeri. Selain itu, Opak serta tikar pandan juga dinilai memiliki potensi besar untuk bersaing di MEA.

“Mungkin dari produk tertentu ada yang sudah siap bersaing seperti emping di Jiput. Mereka kan sudah bisa ekspor. Adapun yang lain-lain seperti home industri seperti sepatu dan tas, sepertinya belum bisa bersaing dengan luar, karena mereka butuh permodalan yang cukup besar. Mereka belum siap memenuhi permintaan dari luar,” kata Rafiudin, Kepala Seksi Bina UMKM Diskoperindag Kabupaten Pandeglang, Senin (11/1/2016).

Menurut Rafiudin, Diskoperindag saat ini memilih untuk fokus memberi pembinaan kepada pelaku UMKM agar mereka dapat meningkatkan produksi dan kualitas produk unggulannya.**Baca juga: Oknum Wartawan Bantah Peras KKM Pandeglang Rp10 Juta.

Lebih dari itu, pemberian wawasan dan mengubah pola pikir pelaku UMKM juga menjadi sasaran utama Diskoperindag untuk memotivasi mereka menghasilkan karya yang berkualitas.**Baca juga: Pemuda Pandeglang Protes Proyek Jalan Sodong – Kadumula.

“Mereka harus menyiapkan diri untuk meningkatkan produksinya. Dan juga mengubah mindset agar tidak hanya berfikir regional, namun harus nasional bahkan internasional. Di sisi lain, Pemerintah harus memberikan solusi untuk mempermudah pemasaran produk UMKM dengan membuat sentra khusus,” ungkapnya.(zis)




Oknum Wartawan Bantah Peras KKM Pandeglang Rp10 Juta

Oknum wartawan dan LSM yang diamankan polisi.(zis)

Kabar6-Dugaan pemerasan yang dilakukan oknum wartawan dan LSM terhadap Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) di Desa Batu Hideng, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, kiranya bukan tanpa modus.

Ya, para oknum tersebut mengancam akan mengekspos pengerjaan proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAM SIMAS) dengan anggaran Rp265 juta bersumber dari pemerintah pusat, telah melebihi target waktu.

Salah satu korban pemerasan para oknum wartawan dan LSM tersebut tak lain adalah Sekertari Desa Batu Hideng, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Suhendi.

“Mereka bilang keterlambatan waktu pengerjaan proyek itu sudah melanggar. Lalu mereka meminta uang kepada kami sebesar Rp10 juta,” katanya.

Sedianya, Suhendi mengaku bila pihaknya sempat menolak permintaan uang tersebut. Itu mengingat jangka waktu pengerjaan belum genap selama 105 hari.

Namun, oknum wartawan dan LSM tersebut justru ngotot bila jangka waktu pengerjaan proyek tersebut diberi tenggat waktu 90 hari.

“Dikarenakan terus diancam, kami sebagai pihak desa terpaksa menuruti permintaan pelaku. Sedangkan uangnya menggunakan biaya swadaya dari masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang oknum wartawan, Smd, dengan tegas menampik tuduhan tersebut. Menurutnya, pihaknya tidak pernah berkomunikasi mengenai permintaan uang sebesar Rp10 juta rupiah. **Baca juga: Paripurna Reses Sepi, KNPI Pandeglang Sebut DPRD Tak Peduli Rakyat.

Ia berdalih, obrolan dengan pihak desa hanya sebatas meminta uang bensin dan uang makan. “Kami tidak meminta apa-apa. Saya hanya sebatas ngobrol dengan pihak desa, karena saya dulunya pernah kenal,” tuturnya.**Baca juga: Diduga Peras KKM, Oknum Wartawan dan LSM Ditangkap.

Kini, para oknum wartawan dan LSM dimaksud masih menjalani pemeriksaan intensif di Unit Tipikor Polres Pandeglang.(zis)




Paripurna Reses Sepi, KNPI Pandeglang Sebut DPRD Tak Peduli Rakyat

Paripurna Hasil Reses di DPRD Pandeglang.(zis)

Kabar6-Rapat Paripurna Penyampaian Hasil Reses ke III dan Penyampaian Penjelasan empat Raperda DPRD Kabupaten Pandeglang tampak sepi. Banyak kursi dewan yang tidak terisi. Bupati Pandeglang, Erwan Kurtubi juga tak tampak hadir.

Komisi Hukum dan HAM Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Rian Hidayat menilai ketidakhadiran anggota dewan pada paripurna kali ini mencerminkan sikap tidak peduli terhadap masyarakat.

Padahal, sidang paripurna laporan reses seharusnya dijadikan wadah untuk mengutarakan keluh kesah, harapan serta keinginn dari masyarakat.

“Ketika aspirasi itu tidak di dengar, mungkin hasil nol besar. Jika kondisi seperti ini, maka tidak heran jika semua kalangan akan bertanya-tanya terhadap keberpihakan DPRD dan pemangku kepentingan terkait keberpihakan mereka. Apakah berpihak ke masyarakat, golongan atau pribadi. Miris ketika para stakeholder di jajaran pemerintah tidak hadir dalam sidang paripurna laporan reses,” kata Rian, Senin (11/1/2016).**Baca juga: Pemuda Pandeglang Protes Proyek Jalan Sodong – Kadumula.

Menurutnya, sikap anggota dewan tersebut tidak memberikan contoh baik kepada masyarakat. **Baca juga: Diduga Peras KKM, Oknum Wartawan dan LSM Ditangkap.

“Sebagi wakil rakyat tidak semestinya memberikan contoh yang tidak baik. Ini moment yang terbilang langka. Tapi ternyata kita disuguhi oleh hal yang tidak mencerminkan sikap sebagai wakil rakyat,” tuturnya.(zis)




Diduga Peras KKM, Oknum Wartawan dan LSM Ditangkap

Salah seorang oknum wartawan yang ditangkap.(zis)

Kabar6-Empat oknum wartawan dan seorang aktivias LSM, diringkus jajaran petugas Polres Pandeglang, Banten.

Kelimanya diringkus karena diduga melakukan pemerasan terhadap Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) di Desa Batu Hideng, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang.

Kanit Tipikor Polres Pandeglang, Iptu Ahmad Rifai mengatakan, empat wartawan dan seorang LSM yang diamankan masing-masing berinisial Smd, Sfl, Asp, AS dan AA.

Kelima tersengka tersebut masih dalam proses pemeriksaan. Dari tangan mereka polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu unit mobil avanza, uang tunai Rp1 juta dan kartu identitas pers.

“Mereka mengaku sebagai wartawan, kejadian ini bukan satu kali saja sehingga sering meresahkan masyarakat yang ada di daerah selatan. Nah, kelima oknum ini mempunyai perannya masing-masing,” kata Ahmad Rifai, Senin (11/1/2016).

Menurutnya, oknum tersebut meminta uang kepada warga dalam KKM sebesar Rp10 juta. Namun, dari jumlah yang diminta, baru terlealisasi Rp1 juta rupiah. Hingga akhirnya para oknum tersebut diringkus polisi.

Atas perbuatannya, para tersangka di jerat Pasal 368 KUHP tentang pemerasan dan diancam hukuman empat tahun penjara. **Baca juga: Pemuda Pandeglang Protes Proyek Jalan Sodong – Kadumula.

“Kebetulan di sana ada program pembangunan sumur di dua titik. Para oknum tersebut meminta uang senilai Rp10 juta. Tapi baru terlealisasi Rp1 juta. Kemudian mereka langsung kami ringkus,” ujar Ahmad Rifai.(zis)




Pemuda Pandeglang Protes Proyek Jalan Sodong – Kadumula

Proyek Jalan Sodong – Kadumula, Pandeglang.(zis)

Kabar6-Pembangunan jalan alternatif Sodong – Kadumula sepanjang 600 meter di Kabupaten Pandeglang, kini mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Bahkan, pengerjaan proyek yang menghabiskan anggaran hingga sebesar Rp1,8 miliar itu dinilai asal-asalan dan tidak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

Demikian disampaikan Ketua Aliansi Parlemen Kota Provinsi Banten, Muhamad Khusaeni kepada kabar6.com, Senin (11/1/2016).

“Saya ikut mengawasi pekerjaan itu. Bahkan menyaksikan langsung proses pengecorannya. Besi yang dipasang hanya memanjang di tengah-tengah. Seharusnya, besi juga dipasang melintang per lima meter. Tapi itu tidak dilakukan,” kata Khusaeni.

Menurutnya, hal seperti ini bukan problem sepele. Karna jalan itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Dan faktanya, cuma dalam beberpa hari, beberapa rute jalan yang sudah ada justru retak membelah.

“Ini sudah jelas bahwa kontraktor hanya mencari ke untungan semata. Dan, kita pengguna jalan hanya di jadikan objek atas keserakahannya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pelopor Muda Banten (PMB), Agus Nurulkhusna juga mengaku khawatir dengan pelaksanaan proyek jalan yang terkesan asal-asalan tersebut.

Agus bersama pemuda lain diwilayah setempat, berencana mendesak Pemda Pandeglang beserta Dinas Pekerjaan Umum (PU) agar segera turun ke lapangan, guna membongkar paksa beton yang sudah dipasang.**Baca juga: Ini Pemicu Harga Cabai di Banten Melambung Tinggi.

“Setelah kami lihat, perencanaan dengan pengerjaanya sangat jauh berbeda. Kami minta pengusaha agar serius dan profesional, jangan kira kami tidak mengawasi pekerjaan tersebut.” tuturnya.(zis)




Ini Pemicu Harga Cabai di Banten Melambung Tinggi

Petani cabai di Pandeglang, Banten.(zis)

Kabar6-Melambungnya harga cabai di wilayah Banten saat ini, kiranya bukan tanpa sebab. Itu dikarenakan banyak petani cabai yang mengalami gagal panen.

Demikian diungkap Wawan Setiawan, salah seorang petani cabai asal kampung Cimanggu, Desa Citumenggung, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, kepada kabar6.com, Minggu (10/1/2016).

Sedangkan salah satu penyebab gagalnya panen petani cabai adalah, akibat serangan hama daun keriting. “Hama ini paling menakutkan bagi petani,” ujar Wawan. 

Menurutnya, tanaman cabai yang sudah terserang hama itu, tidak dapat menuai panen alias gagal total. Pasalnya, tanaman cabai akan menjadi kerdil, tidak dapat tumbuh dengan baik dan tidak dapat berbuah, jika di biarkan begitu saja maka tanaman akan mati.

“Hama itu penyebab gagal panen. Sehingga kami para petani rugi total. Jadi, wajar kalau harga cabai dipasaran sekarang naik,” kata wawan lagi.

Menurut Wawan, agar terkendali dan tidak mengalami kerugian sampai jutaan rupiah, pada saat ditemukan hama tersebut, maka pohon cabai lebih baik dimusnakan sebelum menyebar ke semua pohon. **Baca juga: Di Tangerang, Harga Cabai Kini Tembus Rp60 Ribu Per Kilo.

“Kalau sudah tidak bisa terkendalikan lebih baik dimusnakan. Hama tersebut merupakan momok paling menakutkan bagi kami para petani cabai,” tuturnya.(zis)




NU dan GP Anshor Pandeglang Santuni 1.000 Anak Yatim

Santunan anak yatim.(zis)

Kabar6-Nahdatul Ulama (NU) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Cabang Pandeglang, berkolaborasi menggelar santunan terhadap 1.000 anak yatim.

 

 

Santunan digelar di Jalan Raya Tanjung Lesung, Kampung Sumur Akar, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.

 

Adapun santunan yang diberikan berupa sembako dan uang tunai. Kegiatan itu sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

 

“Ini merupakan pembuktian kepada nabi kita pada bulan maulid nabi dan merupakan kerja nyata yang di lakukan NU kepada warga yang perlu kita perhatikan,” Kata Ketua NU Cabang Pandeglang, Uhi Solahi kepada Kabar6.com, sabtu (9/1/2016).

 

Menurut Uhi, Anak yatim sudah sepatutnya mendapatkan santunan dan perhatian khusus dari semua kalangan. Sehingga wajib hukumnya bagi umat muslim untuk memberika sedikit rezeki terhadap yatim. **Baca juga: Gandeng Pengamen, PHRI Kabupaten Serang Promosikan Wisata Anyer.

 

“Kita harus membagikan rizki kita kepada anak yang membutuhkannya. Apalagi mereka yang tidak memiliki orang tua, yang harus diberikan kasih sayang dari lingkungannya dan sudah selayaknya sebagai umat muslim untuk saling memberi. Mudah-mudahan dengan rutinitas ini bisa menjadi agenda wajib bagi NU,” ungkapnya.(zis)




HPI Klaim Kunjungan Wisata di Pandeglang Menurun

Tanjung Lesung, Pandeglang.(bbs)

Kabar6-Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pandeglang pada libur Tahun Baru 2016, dinilai mengalami penurunan dibanding tahun baru 2015 lalu.

Demikian disampaikan Sekretaris Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Pandeglang, Ofat Sofwatuddin, Sabtu (9/1/2016).

Menurutnya, meski hunian kamar hotel di sepanjang Pantai Carita hingga Tanjung Lesung terisi penuh, namun jika dilihat dari kunjungan wisata tidak membludak seperti tahun sebelumnya.

“Kalau hotel terisi penuh, namun jika dilihat dari kunjungan wisata tidak terlalu membludak daripada tahun 2015, ada penurunan. Itu terlihat dari arus lalu lintas yang relatif lengang. Padahal jika ramai, arus lalu lintas di sepanjang jalan menuju kawasan Carita akan mengalami macet panjang hingga beberapa kilometer,” ujar Ofat.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan sepinya wisatawan pada liburan akhir tahun 2015, yakni masyarakat yang memprediksi jika cuaca pada malam tahun baru akan turun hujan, seperti yang terjadi pada tahun lalu.

Selain itu, munculnya sejumlah objek wisata baru dengan jarak tempuh yang lebih dekat, juga diduga menjadi alasan lainnya. Masyarakat enggan kembali terjebak macet panjang, sehingga memilih objek wisata yang lebih mudah dijangkau.

“Banyaknya objek wisata baru dengan jarak tempuh yang lebih dekat, sehingga lebih memikat wisatawan,” sebutnya. **Baca juga: Kantor Bupati Pandeglang Jadi Tempat Mabuk.

Untuk itu, lanjut Ofat, pihaknya berharap agar Pemkab Pandeglang membenahi objek wisata yang ada. Pemkab harus fokus mempersiapkan potensi yang tersedia, agar menjadi destinasi wisata unggulan. Salah satunya dengan menambah anggaran untuk melakukan pembenahan di sektor fasilitas.

“Pemkab juga harus melakukan penataan secara bertahap terhadap tempat-tempat wisata, bukan melakukannya secara sporadis sehingga Pemkab seakan kesulitan dalam menata potensi wisata secara keseluruhan,” kata Ofat.(zis)

 




Kantor Bupati Pandeglang Jadi Tempat Mabuk

Botol bekas miras di di gedung Bupati Pandeglang.(zis)

Kabar6-Gedung Bupati Pandeglang, diduga acap dijadikan tempat mabuk-mabukan oleh warga yang tidak bertanggungjawab. Itu menyusul seringnya ditemukan botol bekas minuman keras (miras) di gedung tersebut.

Tak pelak, kondisi itupun disayangkan warga lainnya. Terlebih mengingat kantor tersebut merupakan tempat pelayanan negara.

Bambang Ferdiansyah, salah satu warga Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang, mengaku  sangat menyangkan keadaan tersebut.

“Kantor Bupati adalah tempat pelayanan negara, bukan bar. Kalau dilingkungan pemerintahan saja kondisinya sudah seperti ini, bagaimana ditempat lain. Katanya kota santri dan sejuta ulama. Tapi kantor bupati saja sudah dijadikan tempat minum-minuman,” keluhnya, Jumat (8/1/2016).

Bambang berharap, pihak terkait harusnya bisa mengawasi lingkungan kantor negara tersebut. Ksrena bila tidak, dikhawatirkan kondisinya akan semakin parah. Baca juga: 250 PNS di Pandeglang Terancam Dihapuskan.

“Ini bukan kejadian pertama kali. Karena hampir tiap minggu pasti ada bekas botol beralkohol berserakan di area kantor tersebut,” kata Bambang.

Berdasarkan pantauan kabar6.com, berbagai jenis botol bekas minuman tersebut hampir berserakan disepanjang pagar kantor bupati.(zis)