1

Gotong Royong, Nitizen dan Warga Perbaiki Rumah Nenek Narti

Rumah Nenek Narti setelah diperbaiki.(tmn)

Kabar6-Hanya bermodalkan dana sebesar Rp3 juta, para netizen sukses rumah Narti (60), nenek lumpuh yang tinggal di Kampung Cibungur Masjid, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Ya, para netizen membaur bersama warga dan mahasiswa, menggelar aksi gotong-royong memperbaiki rumah kumuh milik Nenek Narti, yang menderita kelumpuhan sejak dua tahun lalu.

Sedianya, proses perbaikan rumah nenek Narti yang lokasinya hanya berjarak sekitar 50 meter dari kediaman Supendi, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Pandeglang, hanya memakan waktu sekitar 10 jam.

“Alhamdulillah, kemarin rumah Ibu Karti bisa diperbaiki oleh warga sekitar bareng relawan bersama mahasiswa,” kata Ahmad, tokoh masyarakat setempat, Jumat (25/11/2016).

Semangat gotong royong itu sedianya terbangun, diawali dari foto kondisi nenek Narti, yang diposting oleh seorang netizen dalam FesbukBantenNews (FBn).**Baca juga: Terduga Pencuri Motor Sekarat Diamuk Warga Ciputat.

Postingan foto itu kemudian banyak dikomentari oleh netizen lainnya, yang berujung pada terkumpulnya donasinya melalui rekening admin FBn.**Baca juga: Di Banten, Kapolri Tito Sebut Berkas Ahok Dilimpahkan ke Kejagung.

“Kami sangat senang melihat kekompakan masyarakat dan mahasiswa, sehingga satu hari pun jadi,” kata Rully Agustiawan, koordinator relawan dari FBn.(tmn)




Sambangi Desa Juhud, Rano Bercengkrama dengan Domba

Rano Karno.(ist)

Kabar6-Calon Gubernur (Cagub) Banten, Rano Karno mengunjungi masyarakat di Desa Juhud, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dalam kesempatan ini, Rano bercengkrama dengan domba sambil menikmati kehangatan jahe merah.

Ya, Desa yang berada di ketinggian 5. 833 meter dari permukaan laut (mdpl) itu, Rano duduk di sebuah saung bersama masyarakat Banten Selatan sembari memaparkan visi misinya sebagai Cagub Banten, termasuk membangun ‘Desa Domba’ sebutan bagi Desa Juhud.

“Juhut terkenal sebagai sanggar domba. Ada juga jahe merah yang ditanam di sini,” ungkap Rano menjelaskan, Senin (7/11/2016).

Rano juga mengatakan kalau desa di sini sanggup menanam jahe merah lebih banyak, pasti perekonomian akan sangat meningkat.**Baca juga: Buruh Tangerang Bakal Tolak Kenaikan UMK 8,23 Persen.

“Kunjungan setiap tahun ke desa ini sekitar empat ribuan, artinya ini suatu potensi ekonomi,” paparnya.(tmn)




Bangun Ruang Publik, Rano Berguru ke Ridwan Kamil

Rano Karno saat berbincang dengan Walikota Bandung, Ridwan Kamil.(ist)

Kabar6-Untuk membangun ruang publik, Calon Gubernur (Cagub) Banten, Rano Karno tak sungkan untuk belajar dari Walikota Bandung, Ridwan Kamil.

Rano mengatakan, Bandung merupakan salah satu wilayah yang berhasil membangun ruang publik dengan sejuta tamannya.

“Ruang publik penting sebagai titik temu dari berbagai kelompok masyarakat untuk menguatkan pertalian sosial yang selama ini sudah terajut. Jangan sampai ada situasi diskriminatif, hanya karena perbedaan latar belakang ekonomi, suku, agama, ras, dan gender,” kata Rano Karno, saat ditemui di daerah Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (7/11/2016).

Dalam pertemuan yang digelar Sabtu 05 November 2016 lalu itu, duet pasangan petahana Rano Karno-Embay Mulya Syarif sepakat untuk memajukkan dunia Islam yang telah memberikan sumbangsih pembangunan dan pemikirannya bagi kemajuan Bangsa Indonesia, terlebih pada sikap toleransi beragama.

“Perjuangan para pemikir besar Islam seperti Syaikh Nawawi, Tjokroaminoto, Hasyim Ashari,  Ahmad Dahlan dan Mas Abdurahman selalu memberikan perhatian yang sangat besar terhadap dunia pendidikan,” terangnya.

Rano pun mengaku sempat meminta nasihat dari Ridwan Kamil akan niatnya membangun Islamic Centre, sebagai pusat studi Islam di Banten jika kelak kembali terpilih menjadi Gubernur Banten.**Baca juga: Ini Kecurangan Berulang di Pilkada Versi ICW.

Karena negeri ‘Seribu Kyai Sejuta Santri’ memiliki tokoh besar seperti Syekh Nawawi Al-Bantani yang menjadi Imam Besar Masjidil Haram. Bahkan keturunannya di Mekkah menjadi keluarga kehormatan bagi Kerajaan Arab Saudi.**Baca juga: Gerakan Ayo Banten, Waspadai Kecurangan di Pilgub Banten.

“Syaikh Nawawi Al Bantani itu tokoh masyhur di kalangan dunia Islam. Karya-karyanya diakui dunia. Kita harus melanjutkan jihad Syaikh Nawawi di bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam,” tegasnya.(tmn)




Tahun Depan, Kementan Bakal Inseminasi Tiga Juta Sapi Lokal

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pertanian (Kementan) RI berjanji akan melalukan inseminasi buatan pada tiga juta ekor sapi betina lokal pada 2017 mendatang.

Langkah itu ditempuh, guna menggenjot produksi sapi lokal sekaligus mengurangi impor daging sapi.

“Ada program siwap, sapi wajib pembuahan. Kita targetkan tiga juta ekor sapi diinseminasi buatan pada 2017,” kata Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman saat bertemu petani di Desa Sukadame, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Senin (17/10/2016).**Baca juga: Warga Keluhkan Jalan Berlubang di Kota Cilegon.

Selain itu, Mentan juga berjanji akan mengubah lahan tak produktif agar bisa dikelola para petani di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Banten.**Baca juga: Razia Warem di Cikupa, Lima Wanita Malam dan Miras Diamankan.

“Ada lahan tidur kurang lebih empat juta hektar di Indonesia. Kita bangunkan petani dan lahan tidur ini. Kita berikan pompa. Insya Allah pendapatan petani meningkat,” ujarnya.**Baca juga: Udin Angkot, Bangun Minat Baca Penumpangnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia berharap Pemprov Banten dan petani lokal dapat memanfaatkan program Pemerintah Pusat agar perekonomian petani dapat terus meningkat.(tmn)




DAU Untuk Kabupaten Pandeglang Belum Cair

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Hingga kini, Kabupaten Pandeglang masih menunggu pencairan Dana Alokasi Umum (DAU). Anggaran sebesar Rp87 miliar itu kini masih  tertahan pemerintah pusat.

“Kabupaten Pandeglang mah, kalau dianggap musibah, ya ini mah Innalillahi Wainna Illahi Rojiun. Saya baru menjabat empat bulan, pasti terasa terpukul. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang terbilang minim, untuk menunjang pembangunan infrastruktur. Tahun 2013 PAD Pandeglang hanya mencapai Rp84 miliar,” kata Irna Narulita, Bupati Pandeglang, Jumat (2/9/2016).

Irna mengungkapkan bahwa PAD Kabupaten Pandeglang baru bisa mencapai di angka Rp84 miliar melalui perjuangan panjang selama 15 tahun. Karena sejak berdiri, belum pernah mencapai target yang di inginkan.

Karena penahanan tersebut, kini pihaknya tengah menunggu laporan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) untuk mengetahui pembiayaan mana saja yang bisa dilakukan pemotongan dan efisiensi anggaran.

“Kita sedang menunggu data dari masing-masing SKPD terkait program-program yang sudah dan belum berjalan. Mana yang sudah lelang dan mana yang belum lelang. Mana saja yang akan kami pangkas,” terangnya.

Kini, Kabupaten Pandeglang yang berada di Selatan Banten dan masuk ke dalam kategori daerah tertinggal hanya mampu berharap bantuan keuangan dari Pemprov Banten.

“Kami sudah berbicara dengan Pak Gubernur (Rano Karno) jangan sampai bantuan Pemprov Banten ada imbasnya. Dan Alhamdulillah beliau bilang, Insya Allah tidak,” tegasnya. **Baca juga: Pelajar di Kabupaten Tangerang Deklarasi Anti Tawuran.

Untuk diketahui, Kabupaten Pandeglang sendiri merupakan salah satu daerah di Provinsi Banten yang dipangkas bantuan anggarannya dari pemerintah pusat dengan total Rp128,72 miliar. **Baca juga: Modus Guna-guna, Dukun Cabul di Teluk Naga “Garap” Gadis ABG.

Sementara untuk Pemprov Banten sebesar Rp125,52 miliar, Kabupaten Tangerang sebesar Rp216,64 miliar, Kota Cilegon sebesar Rp87,76 miliar, Kota Tangerang sebesar Rp159,6 miliar, Kota Serang sebesar Rp70,36 miliar dan Kota Tangerang Selatan sebesar Rp105,28 miliar.(tmn)




Jual Bahan Peledak, Pria Labuan Diciduk Polda Banten

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Seorang pria berinisial ES (32), warga Kampung Cigondang, Labuan, Kabupaten Pandeglang, terpaksa berurusan dengan aparat Polda Banten.

Bukan tanpa sebab, pria paruh baya itu kedapatan menjual bahan peledak atau bom ikan kepada nelayan di perairan sekitar Pandeglang dan Anyer.

ES sendiri dibekuk petugas saat tengah bersantai di rumah kontrakan temannya, di Kampung Cigondang, Desa Cigondang, Labuan, Kecamatan Pandeglang.

Dalam penangkapan tersebut, Sub Direktorat Penegakan Hukum Ditpolair Polda Banten berhasil mengamankan bahan peledak seberat 4 kilogram dari tangan pelaku.

Dir Polair Polda Banten, Kombes Pol Imam Thobroni mengungkapkan, pelaku ES sudah menjadi target penangkapan, lantaran kerap menjual bahan peledak yang diduga akan digunakan oknum nelayan untuk membuat bom ikan.

Penangkapan ini sendiri, merupakan bagian dari Program 100 Hari Prioritas Kapolri.

“(Penangkapan) masuk dalam 100 Hari Program Prioritas Kapolri dalam rangka penegakan hukum ilegal fishing. Termasuk destruktif fishing,” kata Imam kepada kabar6.com, Kamis (18/8/2016) malam. **Baca juga: Tenggelam, Tiga Awak KM Kartika II Selamat.

Untuk diketahui, larangan penggunaan bahan peledak yang dapat mengancam kelangsungan ekosistem dan merusak lingkungan bawah laut, telah diatur dalam Pasal 85 yang diubah dalam UU No. 45 Tahun 2009. **Baca juga: Dekan FISIP Unsera Sebut Deklarasi WH-Andhika Upaya Kecoh Rano.

Dalam pasal tersebut, disebutkan jika setiap orang yang dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, dan atau menggunakan alat penangkap ikan dan atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia, seperti diatur dalam Pasal 9, dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 2 miliar.(sus)




Guru MDA di Banten Resah Ada Wacana FDS

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sistem Full Day School (FDS) yang diwacanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kiranya menimbulkan keresahan.

Faktanya, tak sedikit para pengelola dan guru Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di Banten, yang mempertanyakan wacana FDS tersebut.

Setidaknya hal itu diakui Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Banten, M Agus Salim. Menurutnya, saat ini keresahan terhadap sistem FDS sudah mulai timbul dari beberapa pihak pengelola MDA.

Fakta itupun dibuktikan dengan banyaknya aduan dari para guru dan kepala sekolah MDA kepada pihaknya terkait wacana FDS.

“Temen-temen dari MD juga sudah ada beberapa yang mengadukan kekantor terkait FDS,” ungkap Agus, Selasa (16/8/2016). **Baca juga: Pejabat dan Masyarakat Tangerang Membaur Dalam Pawai Taptu.

Selain itu, lanjut Agus, wacana tersebut juga berbenturan dengan Peraturan Daerah (Perda) nomor 1 tahun 2016 yang mewajibkan siswa SD untuk sekolah Madrasah Diniyah (MD). **Baca juga: Boarding Scholl Dinilai Lebih Bagus Dari FDS.

“Wacana dari Kemendikbud ini juga terbentur Perda,” tambahnya.(zis)




Boarding Scholl Dinilai Lebih Bagus Dari FDS

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sistem boarding school dinilai lebih bagus dibanding Full Day School (FDS) yang diwacanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Itu lantaran sistem boarding school sudah lama diterapkan di pesantren-pesantren modern yang ada di Indonesia.

Demikian dikatakan Ketua Kelompok Kerja Madrasah Diniyah (KKMD) Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Bandri Wijaya, Selasa (16/8/2016).

Menurutnya, wacana FDS yang ingin diterapkan Kemendikbud dalam sistem pendidikan di Indonesia, dirasa masih kurang tepat. Pasalnya, sistem boardinng school sudah lama diterapkan di beberapa pondok pesantren.

“Tapi untuk sekolah umum, yang bukan Boarding School hal itu sangat tidak efektif. Apalagi yang tinggal di kampung-kampung, sekolahnya tidak akan berdampak positif,” ungkap Bandri saat dihubungi kabar6.com melalui telphon selulernya. **Baca juga: Pejabat dan Masyarakat Tangerang Membaur Dalam Pawai Taptu.

Menurutnya, jika FDS diterapkan, maka sistem pendidikan yang ada di beberapa wilayah akan hilang. Seharusnya, para pemilik kebijakan harus memikirkan secara matang tentang dampak positif yang akan berkepanjangan. **Baca juga: 3.657 Napi di Banten Dapat Remisi, 131 Diantaranya Bebas.

“Secara otomatis Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) yang ada akan tergilas oleh sistim itu, dan nasib pengajar serta lembaga yang menaunginya juga akan sirna,” paparnya.(zis)




Spanduk “Radim” Mulai Ramai di Banten

Spanduk Radim di wilayah Tangsel.(ist)

Kabar6-Spanduk ucapan Dirgahayu RI bergambar wajah Gubernur Banten, Rano Karno berdampingan dengan anggota DPR RI Dimyati Natakusumah mulai ramai beredar di wilayah Kabupaten Pandeglang.

Spanduk ini merebak, setelah beberapa hari terakhir berita media online maupun cetak santer menggadang-gadang bila sosok keduanya pantas berdampingan meramaikan bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2017 mendatang.

Pantauan kabar6.com, spanduk tersebut terpasang di perbatasan Pandeglang-Serang, Sabi dan Alun-Alun Pandeglang. Bahkan, foto kedua sosok itu juga mulai marak di wilayah Tangerang Raya.

Menurut informasi, spanduk dengan selogan Radim yang bermakna Rano-Dimyati itu dipasang oleh pihak yang menamakan relawan dan simpatisan Radim.

“Warga di Banten kiranya cukup mengenal foto kedua sosok itu di Banten. Sosok dalam foto itu adalah Gubernur Banten Rano Karno dan  mantan Bupati Pandeglang dua periode yang sekarang menjabat anggota DPR RI, Achmad Dimyati Natakusumah. Bahkan kami mendengar di sejumlah media sosial, cetak dan online dua sosok ini ramai diperbincangkan akan berduet di Pilgub Banten,” kata salah seorang warga , Mulyadi.

Sementara itu, tokoh Banten selatan, Ali Balpas mengenal benar foto dua sosok yang ada di spanduk ini. Jika Rano-Dimyati ini duet, akan menjadi petarung sejati dalam pilgub banten. Bahkan , bisa jadi memiliki peluang besar dalam Pilgub.

Spanduk Radim di Kabupaten Pandeglang.(ist)

Seperti diberitakan, sejumlah partai politik di luar pengusung WH-Andhika, mulai melirik dua sosok yang ramai diperbincangan di media sosial maupun cetak dengan nama selogan Radim (Rano-Dimyati).

Meski duet pasangan Radim pertama kali muncul oleh netizen atau para penggunan medsos, namun sejumlah politisi di Banten bisa dianggap petarung sejati untuk bersaing di Pilgub.

Ketua DPD PAN Pandeglang, Hadi Mawardi mengakui nama Dimyati itu salah satu kader ekternal yang mendaftar ke PAN. Pihaknya membenarkan jika PAN memang instan menjalin komunikasi dengan Dimyati.

“Ya, Dimyati sebagai kader eksternal yang daftar ke PAN. Tapi soal rekomendasi pengusungan Pilgub, wewenang DPP,” ujarnya

Sekretaris umum DPC Gerindra, Edi Junaedi membenarkan selama ini Dimyati masuk salah satu nama kader eksternal yang ramai didorong di internal partai. Meski demikian, pihak DPC masih menunggu keputusan DPP. **Baca juga: PKS Resmi Dukung WH-Andika.

Soal munculnya selogan Radim di sejumlah medsos, dan belakangan di publik akan menarik dalam Pilgub nanti. “Ya, jika dua sosok ini duet akan memiliki kekuatan dalam Pilgub,” ujarnya. **Baca juga: Ibnu Jandi: Rano-Dimyati Bisa Gerus Suara WH-Andika.

Sementara, salah seorang pengamat politik Lembaga Riset Populi Centre , Usep Saeful Ahyar mengatakan, bila peta Pilgub Banten akan menarik jika pasangan WH-Andhika yang sudah mengunci bisa berhadapan dengan dua sosok Rano-Dimyati yang belakangan santer menjadi perbincangan publik. **Baca juga: Sobat Radim Apresiasi Kinerja Rano Karno Untuk Banten.

Dimyati merupakan mantan Kepala Daerah yang saat ini menjadi tokoh politik nasional mewakili partai religius yakni PPP.(tmn)




Tahura Banten: Tak Ada Pembalakan Hutan Liar di Banten

Banjir lumpur yang terjadi di Pandeglang, Banten.(zis)

Kabar6-Kepala Balai Taman Hutan Rakyat (Tahura) Banten, Asep Mulya Hidayat menganggap, bila bencana banjir bandang disertai longsor yang melanda Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, pada Senin (25/7/2016) lalu, bukan karena pembalakan liar di wilayahnya.

“Memang ada longsor, namun lokal dan kecil, tapi tidak berimbas ke banjir. Tidak ada pembalakan liar di Tahura,” kata Asep, saat dikonfirmasi, Kamis (4/8/2016).

Pihaknya pun mengaku, bila hingga kini belum pernah sama sekali diperiksa ataupun dimintai keterangan oleh Polda Banten, terkait penyebab bencana alam yang menyebabkan empat orang meninggal dunia tersebut.

“Saya belum pernah dipanggil. Tahura hanya salah satu pengelola hutan di sekitar Carita dan lereng Gunung Aseupan dan statusnya konservasi,” tandasnya.

Pria yang akrab disapa Haji Rocker ini pun menjelaskan, pascakejadian, tepatnya pada Rabu hingga Kamis atau pada 27-28 Juli 2016 lalu, dirinya bersama pegawai Tahura langsung turun mengecek ke lokasi longsor guna memastikan penyebabnya. **Baca juga: Satu Keluarga Tewas Terjebak Longsor di Pandeglang.

“(Banjir bandang) dari Sungai Cipenyu, longsor dari Gunung Batok di Kampung Cilaban, Desa Sidamukti, Kecamatan Carita, di luar kawasan tahura. Saya sudah bertemu tiga tim dari Polda (Banten) sebanyak empat kali,” tegasnya. **Baca juga: Polda Banten Telusuri Penyebab Banjir Longsor di Carita.

Diketahui, bencana banjir bandang disertai longsor yang melanda Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, pada Senin (25/7/2016) lalu, mengakibatkan empat warga tewas di dalam mobil yang terjebak banjir dan longsor. **Baca juga: Hujan Semalaman, Anyer Diserbu Banjir dan Longsor.

Selain itu, tujuh desa dinyatakan terisolir, aktivitas sejumlah sekolah terganggu akibat rusaknya peralatan sekolah setelah terendam banjir, serta banyak warga yang harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.(tmn)