Diduga Korban Pembunuhan, Bocah Ditemukan Tewas di Dalam Kotak

Kabar6- Bocah balita ditemukan tewas di dalam kotak perkakas di kamar mandi rumah kontrakan tetangga di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Jum’at (19/10) siang.

Diperoleh keterangan,Fauzi ,4, dinyatakan hilang sejak Kamis (18/10) pukul 09:00. Korban diketahui keluar rumah untuk membeli jajanan, namun tak kunjung kembali. Keluarga bersama warga sempat mencari korban, namun Fauzi tidak ditemukan.

Petugas Reskrim Polres Serang dan Polsek Kasemen masih menyelidiki penyebab kematian bungsu dari dua bersaudara pasangan Hajizi dan Juhariah ini. Keluarga korban menduga Fauzi dibunuh.

Mayat korban pertama kali ditemukan  Dedeh, 37, tetangga korban  di dalam kotak perkakas saat akan mandi. Karena takut, penemuan mayat itu kemudian dilaporkan kepada warga setempat. Bersama warga kotak perkakas dibuka ternyata di dalamnya mayat Fauzi. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke Mapolsek Kasemen.

Polres Serang setelah melakukan oloah TKP lalu membawa jenazah Fauzi  ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Serang untuk dilakukan otopsi. Menurut polisi, kematian korban akibat kehabisan oksigen.

Orang tua korban Hajizi  meminta  polisi mengungkap dengan jelas terhadap kematian anaknya itu. “?Tidak mungkin anak saya masuk sendiri dalam kotak tersebut,” ujar Hajizi. (pk/sak)

 




58 Imigran Gelap Melarikan Diri Dari Tempat Penampungan

Kabar6-Puluhan imigran gelap asal timur tengah yang ditampung di gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Kota Serang, melarikan diri.

Para imigran yang berniat menyelundup ke Australia ini kabur secara bertahap sejak Jum’at (12/10). Hingga, Senin (15/10). Dari 66 orang imigran di tempat penampungan, kabur 58 orang dan kini  tersisa 8 orang.

Diperoleh keterangan, pelarian para imigran dimulai sejak pemindahan dari Pelabuhan Peti Kemas Indah Kiat Merak ke PKP-RI, Jumat (12/10) lalu.

Sebanyak 30 imigran kabur dengan  cara memanjat pagar tembok. Keesokan harinya (14/10), belasan imigran juga kabur dengan cara menjebol pagar tembok di belakang asrama.

“Dari 66 imigran yang ditampung di gedung PKP-RI, 58 diantaranya melarikan diri. Sisanya yang masih ada sebanyak 8 orang, dua orang asal Afganistan, enam lainnya warga Iran.

Rata-rata mereka kabur pada dini hari menjelang subuh,” ujar staf bagian Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Kantor Imigrasi Serang, Tri Hermawan di PKP-RI, Senin (15/10).

Tri mengungkapkan, pihak keamanan berusaha melakukan pencarian di sekitar lokasi, namun tak membuahkan hasil. “Sebenarnya petugas pernah berhasil menangkap kembali dua orang imigran yang kabur. Tapi, pada keesokan harinya mereka kabur lagi. Kami memang kesulitan, pintu kamar mereka memang tidak dikunci, karena kalau dikunci mereka sering gedor-gedor kaca, khawatir pecah jadi akhirnya tidak dikunci,” kata Tri.

Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno membenarkan banyaknya imigran yang melarikan diri dari penampungan. Menurut Kapolres, persoalan pengawasan kepada para imigran memang sulit karena mereka bukanlah tahanan sehingga tidak dapat diperlakukan sebagai tahanan.

“Saat ini kami menginstruksikan kepada polsek-polsek untuk melakukan pencarian. Kaburnya para imigran tidak  sepenuhnya polisi yang dipersalahkan. Setiap harinya, kami mengerahkan 25 personel untuk melakukan pengamanan di areal penampungan,” ujar Kapolres.

Diberitakan, sebanyak 66 Imigran gelap asal Afganistan, Iran dan Pakistan diamankan petugas Dit Polair Polda Banten di Perairan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Jumat (12/10) lalu. (pk/sak)




Diduga Stres, ABG Tusuk Adik Kandung Pakai Kayu Terbakar

Kabar6-Penganiayan di dalam rumah tangga yang dilakukan ABG kepada adik kandungnya  yang masih berusia 8 bulan terjadi di Serang, Minggu (7/10) siang.

Akibat penganiayaan itu, Muhamad Yusuf Abdul Karim, bayi berusia delapan bulan itu kini tergolek di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Serang, akibat lehernya ditusuk pakai kayu yang yang ujungnya terdapat bara api i oleh AL,15, kakak kandungnya.

Pelaku, anak ke-5 pasangan Hj. Rohmah dan Sidik, selain  menusukkan bara api ke leher sang adik juga membantingnya hingga sekarat. .

Diperoleh informasi, peristiwa penganiayaan ini terjadi sekitar pukul 11:30 WIB di Komplek Bina Bakti, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Menurut keterangan, siang itu, korban sedang lelap tidur  di kamar  dihampiri AL yang memegang kayu berukuran 30 centimeter dengan ujungnya terdapat bara api.

Entah apa sebabnya, tiba-tiba  AL menusukkan kayu tersebut ke leher korban. Perbuatan AL tentu saja membuat korban menjerit kesakitan.Hajah Rohmah yang ketika itu sedang diluar kamar mendengar suara jeritan bayinya, kemudian berlari  ke kamar. Namun,  kamar terkunci dari dalam. Karena curiga, Hj Rohmah berteriak minta tolong.

Tetangga mendengar teriakan Rohmah berdatangan lalu mendobrak pintu kamar. Sontak, warga  terkejut melihat Muhamad Yusuf  berada di lantai dan AL memegang kayu.

Melihat korban menderita luka bakar di leher kemudian dilarikan ke RSUD Serang. Sementara AL diamankan warga dan diserahkan ke Mapolsek Kasemen.

Hj Rohmah mengaku, dirinya tidak menyangka AL berbuat kejam dengan adik kandungnya sendiri. Menurutnya, sehari-hari sang bayi dirawat AL. Hanya saja, Hj. Rohmah curiga AL sedang dalam kondisi mabuk karena dicekoki pil anjing oleh temannya.

“Dia itu dibawa temannya dan diberi pil anjing. Tapi sehari-hari memang dia yang rawat bayi. Baru kali ini saja dia begitu,” kata Hj Rohmah.

Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Fredya Triharbakti dikonfirmasi Minggu (7/10) membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara diduga AL mengalami gangguan jiwa. Pasalnya, AL tidak dapat diintrogasi karena jawaban tidak nyambung dengan pertanyaan penyidik.

“Sekilas, dari hasil pemeriksaan tadi pelaku ini mengalami gangguan kejiwaan. Ya, jawaban dia ngelantur, tidak nyambung dengan pertanyaan yang diajukan penyidik. Tapi untuk memastikan pelaku nanti akan kami cek kejiwaannya oleh ahli,” ujar AKP Fredya.

Mengingat pelaku masih dibawa unur pihak kepolisian akan  meminta pendampingan dari Bapas. “Sementara ini pelaku dijerat dan diancam pasal 44 UU nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan ancaman lima tahun penjara,” katanya. (pk/sak)

 




Buntut Demo di Banten, Polisi Tembakan Gas Air Mata ke Kampus

Kabar6-Bentrok mahasiswa dan polisi pada peringatan HUT Provinsi Banten ke 12 yang terjadi  di depan gedung DPRD Banten di Jalan Syech Nawawi, berlanjut ke  Kampus IAIN di Jalan Jend. Sudirman, Kota Serang, Rabu (4/10) sekitar pukul 15:00.

Aparat gabungan Polda Banten dan Polres Serang terpaksa menyerang dengan tembakan gas air mata dan water canon setelah mahasiswa merusak fasilitas umum.

Usai bentrok didepan Gadung DPRD Banten sekitar pukul 13:00, ratusan mahasiswa   beranjak pergi dari gedung dewan. Dalam perjalanan, di depan kampus IAIN, mahasiswa merusak fasilitas umum. Petugas yang melakukan pengawalan berusaha menenangkan namun mendapat perlawanan.

Melihat situasi semakin tak terkendali, pasukan water canon dan pengurai massa didatangkan. Hujan batu dan tembakan gas air mata menjadi pemandangan yang menakutkan. Mahasiswa membalasnya dengan lemparan batu.

Tak kuasa menghadapi gas air mata, mahasiswa berhamburan masuk kampus. Polisipun terus menembaki gas air mata kedalam kampus. Tak mau kalah, mahasiswapun balik menyerang dengan melempari batu dari dalam kampus. Hingga saat ini belum diketahui korban luka-luka akibat kerusuhan tersebut. (pk/sak)

 




Hujan Batu dan Tembakan Gas Air Mata Mewarnai Demo di Banten

Kabar6- Hujan batu dan tembakan gas air mata mewarnai aksi demonstrasi dalam rangka memperingati HUT ke-12 Provinsi Banten di depan Gedung DPRD Banten, Kamis (4/10/2012) siang.

Sejumlah mahasiswa dan wartawan terluka akibat terkena pukulan aparat saat berusaha membubarkan demo. Tak hanya itu seorang balita juga dilarikan ke rumah sakit karena terkena asap gas air mata.

Bentrok antara mahasiswa dan polisi ini berawal saat mahasiswa berusaha masuk ke dalam halaman gedung DPRD Banten. Saling dorong sehingga mahasiswa dan polisi saling baku hantam.

Akibat perlawanan mahasiswa, polisi mengeluarkan kekuatan dengan menyemprotkan air menggunakan water canon. Upaya polisi inipun mendapat perlawanan dari mahasiswa dengan melempari kendaraan water canon dengan batu. Hujan batu tak hanya diarahkan ke mobil water canon tapi juga kearah pasukan dalmas yang ada dibelakang kendaraan penyemprot.

Ketika terjadi hujan batu, pasukan pengurai massa berkendaraan trail langsung mengejar mahasiswa sambil menembakan gas air mata. Hujan batu terus berlangsung hingga mengakibatkan polisi kehilangan kontrol mengejar dan menghajar pendemo. Satu wartawan juga menjadi korban pukulan aparat karena dikira pendemo.

Asap gas air mata terbawa angin melewati warga yang menyaksikan kerusahan. Akibatnya dua warga, satu diantaranya balita menangis kesakitan. Melihat situasi tersebut, petugas langsung mengamankan dan membawa korban ke dalam mobil ambulance  lalu dibawa  dibawa ke rumah sakit terdekat.

Hingga saat ini para pendemo masih berada di jalanan depan kantor DPRD Banten. Sementara itu ribuan polisi juga kembali ke tempat masing-masing untuk menjaga kantor DPRD. (pk/sak)




55 Imigran Afganistan dan Pakistan Diserahkan ke UNHCR

Kabar6- Kantor Imigrasi Kota Cilegon mengirim  55 imigran asal Afganistan dan Pakistan ke Rumah Detensi Imigrasi (rudenim) ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, setelah lebih dari sebulan ditampung di Hotel Ferry Merak, Kota Cilegon.

Ke 55 imigran itu selanjutkan akan diserahkan ke Badan Pengungsian Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan  International Organization for Migration (IOM).

Kepala Kantor Imigrasi Kota Cilegon, MT Satiawan mengatakan, pemindahan imigran yang ditangkap di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Lebak, pada Jumat, 31 Agustus 2012 lalu itu dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama sebanyak 23 orang dan tahap kedua dikirimkan sebanyak 32 orang.

“Jadi sudah tidak ada lagi imigran yang menginap di Hotel Ferry Merak. Seluruh imigran sudah kami kirim ke rudenim Tanjung Pinang,” ujar MT Setiawan, Selasa (2/10).

Puluhan imigran itu selanjutnya  dibawah kewenangan UNHCR dan IOM. “Sekarang  bukan kewenangan kita lagi, tapi kewenangan UNHCR dan IOM. Selama di Cilegon, kami sudah perlakukan mereka dengan baik,” tuturnya.

Tim gabungan dari Ditpolair Polda Banten dan Mabes Polri serta Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil menyelamatkan 57 imigran. Namun, satu orang imigran ditemukan dalam kondisi sudah meninggal.

Puluhan Imigran asal Afganistan dan Pakistan tersebut dievakuasi ke Pelabuhan Indah Kiat dengan menggunakan kapal Enggano dan Basarnas.
Mereka hendak menuju Kepulauan Christmas, Australia. Namun nahas kapal yang mereka tumpangi bocor dan akhirnya mereka terombang-ambing selama satu hari. (pk/sak)




Ratusan Massa Dari Sejumlah Elemen Tuntut Kapolres Cilegon Dicopot

Kabar6-Ratusan masa dari berbagai elemen masyarakat  tergabung dalam Forum Masyarakat Cilegon (Formaci), Selasa (2/10/2012), melakukan aksi demo menuntut AKBP Umar Surya Fana dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Cilegon.

Aksi unjuk rasa, selain didepan Mapolres Cilegon,  juga dilakukan didepan gedung DPRD Cilegon dan kantor Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Cilegon.

Masa terbagi dalam dua arah kedatangan,datang dari Masjid Agung Kota Cilegon, sementara ratusan masa lainnya datang dari arah ADB PT Krakatau Steel (KS)  melakukan Long March. Mereka berte,i dan  berkumpul di depan  Mapolres Cilegon di Jalan Jenderal Sudirman.

Dalam aksinya massa melempar telur busuk yang diarahkan ke foto Umar S Fana serta membakar keranda mayat. Mereka menilai keranda tersebut  sebagai simbol matinya netralitas dan profesionalisme pihak kepolisian atas penjagaan aksi demo yang dilakukan masa di Kantor Walikota Cilegon. Dalam demo tersebut,  fasilitas pemkot rusak, pada (25/9) lalu.

Korlap Formaci, Arif Rahman mengatakan, Kapolres Cilegon, Umar Surya Fana agar  segera pergi dari Kota Cilegon. Menurutnya, Umar tidak pantas memimpin kepolisian di kota industri ini, karena selama menjabat kapolres tidak memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap masyarakat.

Hal itupun terbukti pada saat adanya unjuk rasa dari elemen masyarakat bebarap waktu lalu, fasilitas pemkot rusak. “Lebih dari itu Kapolres juga telah melakukan provokasi terjadinya anarkis aksi unjuk rasa pada 25 September lalu,” kata Arif.

Pihaknya meminta agar kapolres segera pindah dari Kota Cilegon. “Umar Surya Fana harus angkat kaki sekarang juga dari Cilegon,” teriaknya.

Sementara itu, menurut informasi Kapolres Cilegon, AKPB Umar Surya Fana  sebetulnya sejak dua minggu yang lalu sudah dipindahkan ke Garut, Jawa Barat. Hanya saat ini  tinggal menunggu serah terima saja. (pk/sak)

 




4 Kasat dan 9 Kapolsek di Jajaran Polres Serang Dimutasi

Kabar6-  Empat Kasat dan 9  Kapolsek di jajaran Polres Serang, Senin (1/10), dimutasi. Upacata serahterima dipimpin Kapolres Serang, AKBP Ady Soeseno.

Jabatan Kasat Reskrim dari AKP Doni Hadi Santoso diserahterimakan kepada AKP Fredya Triharbakti, jabatan Kasat Lantas, AKP Heri Sugeng Priyantho diserahkan kepada AKP Warsono, Kasat Intelkam AKP Tata Kurnata digantikan AKP Eko Hadi W dan jabatan Kasat Narkoba dari AKP France Yohanes Siregar kepada AKP Jamrowi.

Sementara 9 kapolsek dimutasi, Kapolsek Cipocok Jaya, Kompol Zulpakar digantikan Kompol Yoga Priyahutama, Kapolsek Kopo AKP Asep Juhri digantikan AKP Suntoro. Selanjutnya AKP Asep Juhri bertugas sebagai Kapolsek Jawilan menggantikan AKP Kamarul Wahyudi yang ditugaskan sebagai Kepala KPLP Merak, Kapolsek Tirtayasa AKP Suparno digantikan AKP Mulyadi

Kapolsek Padarincang AKP Deni Ramdhani digantikan AKP Ate Waryadi, Kapolsek Pabuaran AKP Hariyanta digantikan AKP Tata Kurnata, Kapolsek Cikeusal AKP Aep Saepullah digantikan AKP Syarif Hidayat yang sebelumnya menjabat Kapolsek Carenang. Kursi Kapolsek Carenang selanjutkan diduduki AKP Zaenudin, Kapolsek Curug, AKP AKP Dadang Suryadi digantikan Iptu Joko Pituturno.(sak)




Kapal Beroperasi Berkurang, Ribuan Truk Antri di Pelabuhan Merak

Kabar6-Ribuan truk angkutan barang mau  menyeberang ke Pulau Sumatera tertahan di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Antrian sejak Sabtu (29/9) dinihari hingga ke  jalur Cikuasa Atas.

“Penyebab antrian itu, selain meningkatnya aktivitas pengiriman barang, juga akibat tenggelamnya KMP Bahuga Jaya mempengaruhi pelayanan dan  jumlah kapal yang beroperasi berkurang,” ungkap Mario S Utomo, Humas PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, kepada wartawan.

Kemarin,  jumlah kapal yang beroperasi sebanyak  24 kapal sehingga pelayanan penyeberangan Pelabuhan Merak – Bakauheuni terganggu. “Idealnya, kapal beroperasi 26 hingga 28 kapal,” tutur Mario.

Berkurangnnya kapal yang beroperasi, lanjutnya, karena banyak kapal yang melakukan perawatan tidak sesuai jadual. Akibatnya antrean truk kembali terjadi.

“Mudah-mudahan Senin (sore ini), antrian bisa segera terurai karena aktivitas pengiriman barang juga sedikit,” ucapnya. (pk/sak)




Mobil Soluna Ditabrak KA, Anggota DPRD Luka-luka

Kabar6- Angota DPRD Kabupaten Serang dari ftaksi PKS  luka berat setelah sedan Soluna A 1683 CL yang dikemudikannya  ditabrak kereta api angkutan batu bara di lintasan kereta api Kp Katupang Sinyar, Kec. Cikeusal, Kab. Serang, Sabtu (29/9).

Dana Mulyana, 38, menderita luka di kepala , dalam keadaan tak sadarkan diri ini dilarikan ke RS Sari Asih Kota Serang.

Diperoleh keterangan, peristiwaini terjadi sekitar pukul 09:30. Korban yang mengendarai Toyota Soluna berniat melintas rel kereta api. Diduga tak melihat kanan kiri, dari arah Merak muncul kereta api yang mengangkut batu bara.

Kaget melihat ada kereta akan melintas, korban berusaha menyelamatkan diri keluar dari kendaraannya yang melintang di lintasan. Namun naas, hantaman kereta menyeret mobil Soluna dan mengenai tubuh korban. Akibatnya, korban terpental dan jatuh sehingga kepalanya membentur batu.

Kasat Lantas Polres Serang, AKP Heri Sugeng Priyantho membenarkan kejadian tersebut. Korban menderita luka berat dan masih dalam perwatan tim medis RS Sari Asih. Begitupun dengan kondisi kendaraannya mengalami kerusakan cukup parah.

“Kasusnya masih dalam penyelidikan. Namun diduga kecelakaan disebabkan karena korban tidak hati-hati. Kemungkinan korban tidak melihat kanan kiri saat melintasi rel yang tidak ada penjaganya,” terang AKP Heri didampingi Kanit Laka, Ipda Tri Sutrisno..(pk/sak)