1

Tim Gegana Polda Banten Ringkus Teroris di SMA 1 Serang

Kabar6-Tim Gegana Polda Banten meringkus kawanan teroris yang  menyelundup  ke gedung SMA 1 Kota Serang, Rabu (12/9/2012) siang. Belasan siswa yang semula disandra berhasil dibebaskan tanpa menimbulkan korban jiwa.

Tim Anti Teror ini, selain berhasil menyelamatkan sandera, juga  mengamankan bom yang terbungkus kardus. Bom tersebut lalu  diledakan di halaman sekolah.

Kejadian tersebut merupakan  simulasi Brimob Polda Banten di gedung SMA 1 Kota Serang untuk  mengenalkan sejumlah peralatan anti teror, seperti proteksi, deteksi, perlengkapan tim penjinak bom, dan pendukung alat komunikasi.

Kasat Brimob Polda Banten, Kombes Pol. Bambang Suwarhi mengatakan, siswa generasi penerus bangsa perlu diberikan informasi menyeluruh mengenai tugas kinerja Brimob dan penanganannya dalam mengantisipasi bom.

“Kegiatan ini dilatarbelakangi situasi terakhir di berbagai daerah, yang banyak ditemukan bom dan bahan peledak lainnya, yang diakibatkan ketidak mengertian masyarakat,” ungkap Bambang.

Terkait lokasi simulasi dilakukan di sekolah, Kombes Bambang menyangkal peragaan penangan teror ini ada kaitannya dengan anacaman teror sudah masuk sekolah. “Tidak ada kaitannya, kita hanya mengantisipasi agar siswa mengetahui jika mendapat anacaman atau menemukan sesuatu yang mencurigakan, baik di sekolah maupun dilingkungan rumah,” tegas Kombes Pol Bambang.(pk/sak)

 




Pendemo PT.Krakatau Posco Bentrok Dengan Polisi, 5 orang Luka

Kabar6- Polisi dan pendemo saling adu jotos saat terjadi demo di PT Krakatau Posco. Perisriwa itu terjadi dalam aksi  menuntut perekrutan tenaga kerja lokal oleh PT Krakatau Posco, yang dilakukan massa Solidiritas Masyarakat Kubangsari ( SIMAK ), Senin (10/9).

Akibat peristiwa tersebut, dua anggota massa SIMAK dan 3 polisi mengalami luka-luka.  Dua warga, Jeliman mengalami patah tulang hidung, dan  Bedi, kepalanya memar. Sementara itu,  Kasat Intelkam, AKP Yosa dan Briptu Yoyok, luka lebam pada wajah dan Briptu Wahab mengeluarkan darah dari mulut.

Dewan Pembina SIMAK, Ibrohim Aswadi mengatakan, tidak mengetahui siapa yang mengawali hingga terjadi bentrokan tersebut, karena pada saat itu, ia sedang berada di atas mobil untuk berorasi.

“Entah siapa yang memulai, ketika saya masih berorasi, tiba tiba mobil didorong oleh massa, dan mobil yang ditinggalkan sopirnya menabrak blockade polisi. Dari situ awalnya kemudian polisi mengejar massa, hingga 2 orang anggota kami jatuh pingsan dipukuli polisi. Dari pihak polisi pun ada yang luka akibat baku hantam tersebut,” ujar Ibrohim.

Sebelumnya, imbuh Ibrohim, aksi ini dilakukan SIMAK, karena merasa keberatan dengan kebijakan PT Krakatau Posco yang sangat kurang peduli kepada masyarakat Kubangsari. “Tuntutan kami adalah, masyarakat Kubangsari agar mendapat prioritas bekerja di Krakatau Posco,” tegas Ibrohim .

Corporate secretary PT Krakatau Posco, Pria Utomo pada saat konferensi persnya mengatakan bahwa pihak PT Krakatau Posco mengapresiasi tuntutan masyarakat Kubangsari dan menganggap aksi tersebut sebagai masukan positif.

Kapolres Cilegon, AKBP Umar Surya Fana mengatakan sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan pengunjukrasa. Menurut Kapolres seluruh anggota yang bertugas sudah kooperatif dalam mengamankan aksi demonstrasi. (pk/sak)




Distribusi Meningkat, Truk Antre di Pelabuhan Merak

Kabar6- Lagi-lagi antrian truk terjadi di Dermaga Pelabuhan Merak. Penumpukan truk ekspedisi ini disebabkan meningkatnya distribusi barang pasca Lebaran ke Pulau Sumatera. Tidak hanya itu, arus kendaraan pribadi juga meningkat pada setiap akhir pekan.

Berdasarkan catatan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak, jumlah truk yang menyeberang mencapai 2.751 unit. Jumlah ini meningkat menjadi 2.981 unit truk pada hari berikutnya. Sedangkan kapal roro yang dioperasikan sebanyak 26 unit.

Asep Winarya, 38, sopir truk yang mengangkut barang kelontongan, mengatakan, pengiriman barang mulai meningkat September ini guna memenuhi kebutuhan jelang tahun baru. “Pengusaha biasanya menstok barang dari sekarang untuk menghindari kenaikan harga,” katanya, Jum’at (7/9), seraya menambahkan jika dalam sebulan ia sudah beberapa kali ke Palembang.

Humas PT ASDP Indonesian Ferry Cabang Merak, Mario S Oetoma mengatakan, penumpukan truk yang terjadi di Pelabuhan Merak ini disebabkan meningkatnya aktivitas pengiriman barang ke Pelabuhan Bakauheuni. “Itu sih biasa, mulai Kamis hingga Sabtu, pengiriman barang ke Sumatera memang meningkat,” ungkapnya.

Pihak ASDP tetap mengantisipasi agar antrian kendaraan tidak semakin meluas dan  akan memaksimalkan pengoperasian kapal serta mempercepat waktu bongkar muat.(pk/sak)




Menganiaya, Ketua NasDem Banten Dituntut 8 Bulan Penjara

Kabar6- Sam Rahmat, Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) Provinsi Banten, dituntut delapan bulan penjara dengan setahun masa percobaan oleh jaksa penuntut umum (JPU) Zulkifli, SH, di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Kamis (6/9).

Polisitisi dan  pengusaha ini dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap empat orang perusak baliho pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Banten WH-Irna.

Dalam tuntutannya, Zulkifli, SH, menyatakan terdakwa telah terbukti bersalah melanggar hukum sebagaimana diatur diancam dalam pasal  351 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan jaksa penuntut umum.

“Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, terdakwa terbukti melakukan penganiayaan. Oleh karena itu kami meminta kepada majelis hakim agar mengadili terdakwa dengan pidana penjara selama delapan bulan dengan masa percobaan selama satu tahun,” ujar Zulkifli, SH.

Dalam pertimbangannya, JPU menyebutkan hal-hal yang memberatkan terdakwa, perbuatan terdakwa telah mengakibatkan korban  menderita luka-luka.

Sementara hal yang meringankan, terdakwa bersikap sopan selama persidangan, dan terdakwa dengan para korban telah berdamai secara tertulis.

Usai pembacaan tuntutan, Sam Rahmat menyatakan akan menyampaikan pembelaan (pledoi) pada sidang pekan depan. “Saya akan sampaikan pembelaan pak hakim,” tuturnya.

Seusai persidangan, Sam Rahmat menilai, kasus tersebut lebih kuat ke arah motif politis dari pada hukumnya. Pasalnya, lanjut Dia, sejak awal sudah ada perdamaian antaranya dirinya dengan korban. Akan tetapi perkara tersebut tetap diproses hingga persidangan.

Orang nomor satu di Partai NasDem Banten itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Banten dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap empat orang perusak baliho pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten, WH-Irna pada sebelum masa kampanye Pilgub 2011 lalu.

Sam Rahmat tidak dilakukan penahanan oleh penyidik Polda, Kejati Banten, maupun Kejari Cilegon, dengan pertimbangan perbuatan tersangka masuk dalam kategori penganiayaan ringan yang ancaman hukumannya dibawah lima tahun penjara. (pk/sak)




Anak Krakatau Meletus Pelayaran di Merak Tidak Terganggu

Kabar6- Letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda yang terjadi sejak Minggu (2/9) hingga siang  tidak mempengaruhi aktifitas pelayaran Pelabuhan Merak – Bakauheuni, Lampung. PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak tetap mengoperasikan kapal sesuai kondisi penumpang.

“Aktivitas Gunung Anak Krakatau  sejauh ini belum mempengaruhi pelayanan pelayaran Pelabuhan Merak-Bakauheuni. Kapal tetap kita operasikan sesuai kebutuhan dilapangan,” ungkap Mario S Oetomo, Humas PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Senin (8/9).

Pihak PT ASDP, dalam hal ini  akan mengikuti perkembangan aktivitas GAK dengan melakukan kordinasi dengan instansi terkait dan langsung memberikan himbuan kepada pihak manajeman kapal ferry jika memang nantinya membahayakan pelayaran. “Kita minta nahkoda hati-hati dan tetap memperhatikan imbauan,” ujar Mario.

Menurut Mario, jumlah trip pelayaran Pelabuhan Merak – Bakauheni, pada Minggu (02/9) hingga Senin (3/9) pagi, mencapai 100 trip dengan jumlah kapal yang dioperasikan sebanyak 28 hingga 25 unit kapal roro. Situasi aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Merak normal. Tidak ada antrian, bahkan seluruh dermaga lengang.(pk/sak)




Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Panik

Kabar6-Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda meletus. Lava Pijar dengan ketinggan 200 hingga 300 keluar dari perut gunung yang pernah menghebohkan dunia 1883 ini. Gempa tremor yang disebabkan letusan hingga Senin (3/9) masih dirasakan sepanjang pesisir Pantai Anyer, Kab. Serang hingga Pantai Labuan, Kab. Pandeglang.

“Akibat letusan dan gempa tremor, kaca-kaca rumah ataupun bangunan lainnya di sepanjang Pantai Anyer dan Labuan bergetar,” terang Anton Pripambudi, petugas pemantaun GAK di Pasauran, Kec. Cinangka, Kab. Serang kepada wartawan, Senin (3/9).

Menurut Anton, letusan GAK terjadi sejak Minggu (2/9) sekitar pukul 11:30. “Tadi malam terlihat jelas lontaran lava pijar dengan ketinggian kurang lebih 200-300 meter dari puncak secara menerus. Lontaran lava pijart masih terjadi sampai sekarang. Gempa-gempa dan letusan juga masih terekam di pos pemantauan,” jelas Anton.

Meski terjadi kenaikan aktifitas, namun letusan Anak Krakatau tidak akan menyebabkan tsunami. petugas pemantaun GAK di Pasauran, Kec. Cinangka, Kab. Serang, mengimbau agar masyarakat di pantai Banten dan Lampung agar tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa. “Kami menghimbau kepada wisatawan ataupun nelayan agar tidak mendekati GAK dalam radius 1 km dari titik letusan,” tegas Anton seraya menambahkan  status  GAK waspada level 2. (pk/sak)




Tolak Tambang Pasir Laut Rusuh, Satu Warga Luka Tembak

Kabar6- Seorang warga tertembak saat terjadi kerusuhan menolak penambangan pasir di perairan Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kab. Serang, Minggu (2/9/2012) siang.

Korban diketahui bernama Mustaya, 32, warga Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, menderita luka tembak di paha bagian kanan. Belum diketahui siapa pelaku penembakan.

Polisi menduga pelaku penembakan berasal dari salah satu kapal pengeruk pasir. Saat itu, korban  bersama ratusan nelayan lainnya sedang mengusir kapal-kapal pengeruk pasir.

Diperoleh keterangan, insiden keributan di Pantai Lontar ini terjadi sekitar pukul 13:00. Siang itu ratusan nelayan dengan menggunakan puluhan perahu nelayan berusuha mengusir kapal-kapal yang sedang melakukan penyedotan pasir di perairan laut Lontar. Diduga ada perlawanan dari awak kapal pengeruk pasir, sehingga terjadi penembakan. Kejadian itu masih dalam pengusutan petugas Polsek Tirtayasa.(pk/sak)




Puluhan Imigran Korban Kapal Tenggelam Dievakusi ke Hotel

Kabar6- Puluhan imigran gelap korban kapal tenggelam di Samudra Hindia setelah ditampung di Pelabuhan Indah Kiat Merak,  dievakuasi ke Hotel Ferry Merak. Sementara itu, satu orang meninggal dunia, mayatnya dievakuasi ke RS Krakatau Medika (RSKM) Kota Cilegon.

“Korban meninggal berjenis kelamin laki-laki, namun belum diketahui identisnya,” ujar salah seorang perwira dari  Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Banten..

Saat diselamatkan, 10 orang  dalam kondisi sakit. Agar kondisinya tidak semakin parah, imigran yang sakit dirujuk ke RSKM Kota Cilegon untuk diberikan perawatan. “Sekitar 10 imigran yang dirawat, sedangkan 45 lainnya kini ditampung di Hotel Ferry,” ucap Saidin, salah seorang perwira Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Banten,

Menurut Saidin, 50 imigran diangkut menggunakan kapal Basarnas, sedangkan 5 korban lainnya diangkut menggunakan KP Enggano milik Polair. “Jumlah seluruhnya 55 orang dan satu imigran diketahui sudah meninggal dunia,” ujarnya.

Tim penyelamat gabungan dari Basarnas dan Ditpolair masih akan melakukan pencarian di sekitar lokasi kapal tenggelam disekitar  Pulau Panaitan.

Hotel Ferry Merak, tempat ditampungnya para imigran asal Timur Tengah tersebut dijaga ketat oleh petugas gabungan Polda Banten dan Polres Cilegon. Mereka ditampung di kamar hotel lantai 2 dan 3. (pk/sak)




Kapal Tenggelam, 55 Imigran Gelap Ditemukan di Perairan Pandeglang

Kabar6- Puluhan imigran asal Timur Tengah yang dikabarkan kapalnya  tenggelam di Samudera Hindia, Rabu (29/8) lalu, berhasil ditemukan tim gabungan Basarnas  dan Direktorat Polair Polda Banten dalam kondisi selamat di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kab. Pandeglang, Jum’at(31/8).

“Sudah kita temukan k 55 warga asing. Ada di antaranya dalam keadaan sakit. Mereka seluruhnya kondisi baik,” terang Direktur Polair Polda Banten, Kombes Pol Budi Hermawan kepada wartawan , Jum’at (31/8).

Menurut Kombes Budi, imigran ini untuk sementara akan dibawa dan ditampung  di Pelabuhan Indah Kiat Merak. “Karena ada beberapa di antaranya yang sakit, kemungkinan mereka akan mendapat perawatan,” ujar Budi.

Terkait jumlah imigran yang dilaporkan sebanyak 150 orang, Kombes Budi, belum dapat memastikan. “Jumahnya belum tahu, karena kami belum dapat meminta keterangan dari mereka yang selamat. Tapi tim SAR akan terus mencari korban yang belum ditemukan,” tegasnya.

Sebelumnya, dilaporkan Kapal motor  mengangkut sekitar 150 imigran gelap, Rabu (29/8) pagi, tenggelam di sekitar Samudera Hindia tepatnya di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kabupaten Pandeglang.

Tim gabungan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Ditpolair Polda Banten setelah mendapat laporan segera meluncur ke lokasi kejadian tidak menemukan tanda-tanda adanya kapal tenggelam di sekitar, Namun, di lokasi yang dilaporkan Direktorat Polair Polda Banten yang mengerahkan KP Enggano 5015 dan Basarnas mengerahkan 2 helikopter waktu itu tidak menemukan tanda-tanda ada kapal tenggelam.

Namun pencarian terus dilakukan, dan akhirnya petugas menemukan 55 imigran asal Timur Tengah itu ditemukan di sekitar perairan Pulau Panaitan, Kab. Pandeglang, dalam keadaan selamat.(pk/sak)




Lama Tak Dioperasikan, Kapal Cepat Tulang Bawang Tenggelam

Kabar6-Sebuah kapal Cepat KMP Tulang Bawang milik Pemkab Lampung tenggelam di perairan Pelabuhan Indah Kiat, Pulomerak, Banten. KMP   yang pernah melayani pada lintasan Pelabuhan Merak – Bakauheuni, ini diduga keropos karena tidak ada perawatan dan jarang dioperasikan.

Kepala Penjagaan dan Penyelamatan Administrator Pelabuhan (Adpel) Kelas I Banten, Heru Maryanto, mengatakan kapal cepat yang melayani pelayaran Pelabuhan Merak-Bakauheuni itu sudah dijangkarkan kurang lebih selama delapan tahun. Pemilik kapal tersebut tidak lagi mengoperasikan kapal cepat karena kurang diminati para penumpang yang hendak menyeberang ke Pulau Sumatera maupun sebaliknya.

Kapal Cepat tersebut, selain kurang diminati,  kondisi cuaca buruk di perairan Selat Sunda juga kerap mengganggu pelayaran kapal. “Kapal itu memang sudah tidak terurus sejak lama. Sehingga kemungkinan keropos dan bocor lalu tenggelam,” kata Heru.

Kapal tersebut sempat jaya pada waktu beroperasi, namun seiring berjalannya waktu  kurang diminati dan akhirnya tidak ada yang beroperasi. Sekitar awal tahun 2000 lkapal tesebut masih beroperasi. Namun sekarang sudah tidak ada lagi, karena peminatnya kurang serta sering dihadapi cuaca buruk.(pk/sak)