1

Rekrutmen Petugas Sensus Ekonomi Lebak Dituding Banyak Titipan

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Angkatan Relawan Muda Indonesia (ARMI) Kabupaten Lebak, menduga banyak calon titipan dalam proses rekrutmen petugas Sensus Ekonomi (SE 2016) Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah setempat.

Indikasinya, kebanyakan petugas yang lolos seleksi berasal dari kalangan pegawai desa, bukannya pemuda yang menganggur.

Demikian dikatakan Ketua ARMI Lebak, Aryaudin Sudanton, Minggu (6/3/2015). Ia juga menilai, bahwa selama ini pemuda Lebak tidak terakomodir dalam setiap program BPS. **Baca juga: Geram Wilayahnya Jadi Tempat Mesum, Warga Kelapa Dua “Sweeping” PSK.

“BPS Lebak berjanji mengurangi angka pengangguran dengan adanya rekrutmen itu. Tapi ternyata yang lulus bukan dari kalangan penganggur, malah banyak dari kalangan pegawai desa,” ujarnya. **Baca juga: Andika Hazrumy Siap Maju di Pilgub Banten.

Terkait hal itu, Arya mendesak BPS kembali melakukan verifikasi peserta yang lolos sebagai petugas sensus ekonomi tersebut.(bad)




HUT Lebak Diwarnai Unjuk Rasa Mahasiswa

Kabar6-Puluhan mahasiswa yang tergabung di Aliansi Mahasiswa Peduli Lebak (AMPELA) menggelar unjuk rasa di halaman Kantor Bupati dan Gedung DPRD Kabupaten Lebak, Rabu (2/12/2015).

 

 

Dalam aksinya, mahasiswa menuntut Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, menemui dan berdialog langsung dengan mereka.

 

Sebelumnya, puluhan massa menggelar orasi di Persimpangan Jalan Multatuli (Alun-alun) Rangkasbitung.

 

Massa kemudian bergerak menuju gedung DPRD setempat yang tengah menggelar sidang istimewa Paripurna DPRD dalam rangka HUT Kabupaten Lebak ke-187, dengan pengawalan ketat aparat Kepolisian dan Satpol PP setempat.

 

“Kita akan serahkan dokumen rekomendasi soal berbagai persoalan yang dihadapi Lebak. Kita mau Bupati menemui kami,” ujar Lukman Hakim, salah seorang pendemo kepada wartawan.

 

Mahasiswa menilai, kesenjangan sodial di Kabupaten Lebak masih merajalela. Padahal, Pemkab Lebak sebelumnya mengklaim memiliki tiga program unggulan. ** Baca juga: Polres Serang Bongkar Gudang Berisi 1,6 Ton Marijuana

 

“Apa program Lebak Pintar, Lebak Sehat dan Lebak Sejahtera cuma hanya jadi slogan dan pencitraan Pemkab saja,” kata Lukman.?(bad)




Ribuan Warga Banten Saksikan Film Jawara Kidul di FTL 2015

Kabar6-Ribuan warga Banten, tumpah ruah nonton bareng film “Jawara Kidul” di Lapangan Panimbang, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Jum’at (30/10/2015).

Ya, pemutaran film karya anak Banten itu, merupakan bagian dalam rangkaian menyemarakkan Festival Tanjung Lesung (FTL) 2015.

“Film ini memang menceritakan tentang sosok orang Banten, yang terkenal dengan jawaranya,” ujar Chief Executive Officer Kremov Pictures, Darwin Mahesa, Jumat (30/10/2015) malam.

Dengan film tersebut, Darwin berharap semangat dan kreativitas pemuda di Banten bisa lebih terpompa.

“Semoga film ini bisa diterima masyarakat. Dan, kami bangga menjadi anak Banten yang kreatif. Saya berharap pemuda Banten bisa lebih dari kita-kita,” ujarnya.

Sementara, Anisa, warga Panimbang, Kabupaten Serang, yang mengaku menonton Fil Jawara Kidul tersebut dari awal, mengaku cukup bangga dengan hasil karya anak Banten tersebut. **Baca juga: FFI 2015, Warga Banten Siap Jamu Tamu.

“Sebagai anak Banten, tentunya saya bangga juga menyaksikan hasil karya putra daerah. Terlebih, pemainnya juga berasal dari Banten,” ujarnya sembari berharap bila film tersebut bisa menjadi nomor satu di tanah air. **Baca juga: KSOP Banten: Pelayaran Selat Sunda Masih Aman.

Nah, bagi Anda warga Banten yang belum sempat menyaksikan film Jawara Kidul, berikut sinopsisnya;

Berikut sinopsis film Jawara Kidul yang diproduksi Kremov Pictures;

Tersebutlah Sakti, ia terbukti curang dalam sayembara memperebutkan Nyimas Ayu putri dari Abah Sugidiraja sang pemimpin Kadusunan Kidul. Sakti membunuh seluruh Jawara dari luar Kadusunan agar dirinya tak tertandingi dan dapat menikahi Nyimas Ayu.

Tak ada satupun Jawara yang datang dalam Sayembara, tetapi masih ada pemuda yang akan melawan Sakti yakni Prabu yang juga mencintai Nyimas Ayu.

Sakti dan Prabu adalah kakak beradik yang terkenal sebagai Jawara dari dalam Kadusunan Kidul, seharusnya mereka tidak berhak memperebutkan Nyi Mas Ayu melalui sayembara, karena Sayembara tersebut sebenarnya ditujukan untuk Jawara dari Kadusunan luar.

Demi rakyat yang menginginkan sayembara tetap berjalan, Abah memutuskan agar Sakti dan Prabu bertarung. Namun di akhir sayembara keputusan Abah berubah menjadi sebuah hukuman untuk Sakti karena kecurangannya.

Hukuman tersebut membuat Sakti dendam kepada Abah sehingga Nyimas Ayu menjadi sasaran balas dendam melalui Ilmu hitam, tanpa disadari dendam tersebut berujung malapetaka.(fir)




Tanjung Lesung Festival 2015 Resmi Dibuka

Kabar6-Tanjung Lesung Festival 2015, yang dihelat di Panimbang, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, resmi dibuka oleh Ketua PKK Provinsi Banten, Dewi Indriati, Jum’at (30/10/2015).

Dalam sambutannya, Dewi yang juga merupakan istri dari Gubernur Banten, Rano Karno mengatakan, event tersebut harus dimaksimalkan, sebagai wujud tanggungjawab kita bersama dalam mengelolah pariwisata di Banten.

“Kita perlu jamin keamanan dan kebersihan sektor pariwisata,” ujar Dewi.

Disebutkannya, bila usaha pariwisata di Banten masih kurang dijejaki oleh wisatawan, baik dari luar Banten maupun wisatawan manca negara (asing).

“Makanya, saya berterima kasih pada event ini, karena tak hanya menguntungkan bagi pemerintah, tapi juga bagi masyarakat Banten,” ujarnya.

Dewi berharap, semoga tahun 2016, hadir event yang lebih besar, demi mendongkarak sektor pariwisata yang ada di Banten.

“Kita berharap, target pariwisata bisa tercapai, sesuai dengan harapan kita selama ini,” ujarnya.

Diketahui, Festival Tanjung Lesung 2015 akan digelar selama dua hari, mulai Jumat (30/10/2015) hingga Sabtu (31/10/2015).

Berbagai lomba dan kegiatan disajikan untuk menarik wisatawan yang hadir di acara tersebut.

Seperti bagan race, Parade Nelayan dan Festival Budaya, Parade Sepeda Hias, Pameran Produk UMKM, serta pertunjukan film hasil kreasi para sineas muda Banten dari Kremov Pictures, yakni film ‘Jawara Kidul’ dan ‘Perempuan Lesung’.

Selain itu, juga akan digelar Pesta Bakar Ikan di pinggir pantai Beach Club Tanjung Lesung, yang juga dimeriahkan oleh Momonon Band, dan beberapa Indie Band serta penampilan Disk Jockey.

Kemudian ada kegiatan penanaman terumbu karang di Pulau Liwungan, yang rencananya akan dipimpin langsung oleh Gubernur Banten, H. Rano Karno.

Festival Tanjung Lesung 2015 ini juga melibatkan sebanyak 20.000 masyarakat, baik dari Kabupaten Pandeglang maupun dari kabupaten/kota di Banten.

Adapun wisatawan yang dijadwalkan hadir dalam acara ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, termasuk ada dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

Para wisatawan yang datang merupakan para pelaku pariwisata. Mereka hadir untuk mengikuti pertemuan forum bisnis yang melibatkan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (Asppi). **Baca juga: Film Jawara Kidul Bakal Diputar di Festival Tanjung Lesung 2015.

Festival Tanjung Lesung 2015 ini juga akan dihadiri Komunitas Jeep Rubicon Banten dan Komunita Backpacker Indonesia.(fir)




Tohari dan Ketua Kadin Banten Damai

Kabar6-Tobari bin Mahmud (48), korban penganiayaan Ketua Kadin Banten Mulyadi Jayabaya alias JB, mengaku sudah berdamai.

Bahkan, Tohari juga sudah mencabut laporan polisi terkait kasus penganiayaan dan pengrusakan mobilnya.

Pengakuan tersebut disampaikan keluarga korban, Jazuli, saat menggelar konferensi pers di salah satu rumah makan di Kota Serang, Banten, Selasa (13/10/2015).

“Saya mewakili keluarga korban dan masih sepupu korban sudah sepakat berdamai. Dan kami sudah membuat pernyataan pencabutan laporan,” kata Jazuli.

Dalam konferensi pers tersebut, Jazuli sebagai keluarga korban didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Aliansi Indonesia (AI). Sementara, pihak JB diwakili oleh Agus R Wisas, selaku Wakil Ketua Kadin Banten.

“Kami sudah menandatangani surat pernyataan perdamaian dengan pihak perwakilan keluarga JB,” kata Jazuli.

Di pihak lain, Agus Wisas sebagai perwakilan JB mengatakan semua persoalan sudah dianggap selesai. “Kami sudah menyadari, bahwa kasus ini suatu musibah,” katanya.

Diketahui, kasus pemukulan Tobari bin Mahmud (48), oleh Ketua Kadin Banten sekaligus mantan Bupati Lebak dua periode, Mulyadi Jayabaya dan tiga pengawalnya berlangsung pada Jum’at (9/10/2015) lalu. **Baca juga: Kapolda Bakal Proses Kasus Ketua Kadin Banten.

Akibat kejadian itu, Tobari mengalami luka di pelipis kiri dan kaca mobilnya pecah akibat dilempar batu besar oleh JB beserta anak buahnya.(fir)




Jubir Kadin Banten Klaim Berdamai dengan Tobari

Kabar6-Kasus pemukulan Tobari bin Mahmud (48), warga Kampung Garung Sabrang, Desa Cihujan, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, yang disebut-sebut melibatkan Ketua Kadin Banten Mulyadi Jayabaya dan kelompoknya, akhirnya menemukan jalan damai.

Adanya kesepakaan damai itu disampaikan Jubir Kadin Banten, Agus R Wisas, Selasa (13/10/2015).

“Saya telah menghubungi pihak keluarga Tobari, yaitu Jajuli dan bersepakat akan diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Agus R Wisas.

Kesepakatan damai tersebut diambil juga bertujuan agar peristiwa kekerasan terhadap Tobari tidak dipolitisir.

“Kalau mau fair, kedua belah pihak salah. Tapi intinya, kedua belah ini tidak ingin berlanjut dan khawatir akan di politisasi oleh orang banyak,” tegasnya.

Namun, pernyataan Agus R Wisas tersebut justru bertolakbelakang dengan pernyataan Tobari selaku korban, yang mengaku belum dihubungi oleh pihak Mulyadi Jayabaya atau akrab disapa JB untuk berdamai atas pengeroyokan dan perusakan mobil miliknya.

Tobari bahkan bersikukuh untuk tidak menempuh jalur damai. Dimana menurutnya, keadilan harus ditegakkan. Sehingga, Mulyadi Jayabaya bisa mendapatkan pelajaran dari perbuatannya. **Baca juga: Korban Penganiayaan Ketua Kadin Banten Klaim Diteror.

“Saya masih menempuh proses hukum. Karena saya sedang meminta bantuan kepada LBH (Lembaga Bantuan Hukum),” kata Tobari, Selasa (13/10/2015). **Baca juga: Ketua Kadin Bantah Lakukan Penganiayaan.

Meski demikian, Tobari tidak menampik bila dirinya telah dihubungi oleh Jajuli, yang merupakan anggota Kadin Banten. **Baca juga: Polda Banten Tindaklanjuti Kasus Ketua Kadin Banten.

Sehingga, komunikasi dari Agus R Wisas sebagai Jubir Kadin Banten sekaligus mantan Ketua Komisi 1 DPRD Banten tersebut tidak menyentuh pihak korban.

“Tadi memang dari pihak Kadin Banten ada yang telepon saya (Haji Jajuli). Dia meminta jangan dulu ke LBH. Dia ngajak dibereskan secara kekeluargaan saja dulu. Tapi saya belum menyetujuinya, karena saya mau musyawarah sama keluarga dulu,” tegasnya.

Diketahui, kasus pemukulan Tobari bin Mahmud (48), oleh Ketua Kadin Banten sekaligus mantan Bupati Lebak dua periode, Mulyadi Jayabaya dan tiga pengawalnya berlangsung pada Jum’at (9/10/2015) lalu.

Akibat kejadian itu, Tobari mengalami luka di pelipis kiri dan kaca mobilnya pecah akibat dilempar batu besar oleh JB beserta anak buahnya.(bad/tmn/din)




Pamen Tertangkap Nyabu, Begini Klarifikasi Polda Banten

Kabar6-Seorang Perwira Menengah (Pamen) di Polda Banten berinisial AKBP AS, dikabarkan tertangkap tangan saat pesta sabu di Hotel Mutiara, di Jalan Maulana Hassanudin, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

Ya, anggota dari kesatuan Intelkam Polda Banten itu terjaring dalam razia yang digelar Satnarkoba Polres Serang, pada Selasa (6/10/2015) lalu.

Namun, kabar tersebut dengan tegas dibantah oleh Kabid Humas Polda Banten, AKBP Ermayadi.

“Yang bersangkutan sudah ditanya, ternyata dia sedang dalam undercover buy, melakukan penyamaran sebagai pembeli,” kata AKBP Ermayadi, Senin (12/10/2015) kemarin.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat dilakukannya razia, AKBP AS ditangkap bersama seorang kurir berinisial D dan dua orang wanita yang kemudian langsung digelandang ke Polres Lebak.

Dimana menurut Ermayadi, AKBP AS tidak ditangkap dalam satu ruangan ketika pesta sabu terjadi. Nama AKBP AS muncul dalam kasus ini, karena ia tengah melakukan penyamaran sebagai calon pembeli nerkoba jenis sabu kepada kurir D.

Dimana, AKBP AS untuk mendapatkan sabu tersebut meminjam mobil jenis KIA Carens Hitam milik Direktur Intelkam Polda Banten.

Ermayadi pun mendapatkan informasi tertangkapnya AKBP AS saat razia narkoba setelah Polda Banten menerjunkan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Tim Pengamanan Internal (Paminal) ke Polres Lebak.

“Kalau mobil dinas intel kan gak ada atribut polisi. Jadi gak akan curiga kalau yang dipakai itu mobil dinas,” terangnya. **Baca juga: Ketua Kadin Bantah Lakukan Penganiayaan.

Mobil dinas yang sempat digunakan tersangka D untuk membeli sabu dari bandar yang belum diungkap identitasnya, kini sudah dikembalikan kepada penggunanya.(tmn)




Polda Banten Tindaklanjuti Kasus Ketua Kadin Banten

Kabar6-Polda Banten mengakui telah menerima laporan Tobari bin Mahmud (48), warga Kampung Garung Sabrang, Desa Cihujan, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, yang mengaku menjadi korban penganiayaan Ketua Kadin Banten Mulyadi Jayabaya.

 

Tobari bin Mahmud mengaku dianiaya Ketua Kadin Banten bersama tiga orang pengawalnya, di Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (9/10/2015) lalu. ** Baca juga: Korban Penganiayaan Ketua Kadin Banten Klaim Diteror

 

“Iya benar sudah ada laporan,” kata Kabid Humas Polda Banten, AKBP Ermayadi, Senin (12/10/2015).

 

Laporan Tobari tertulis LP/224/X/Banten/SPKT III tertanggal 10 Oktober 2015 tersebut, akan segera ditindlanjuti oleh Direktur Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Banten.

 

“Selanjutnya akan di proses dengan penandatanganan dari pimpinan sebelum dilakukan penyelidikan dan pemanggilan atas terlapor (Mulyadi Jayabaya),” ujarnya.(fir)

 

** Baca juga: Puluhan Truk Overtonase Terjaring Razia di Ciwandan




Ketua Kadin Banten Diduga Keroyok Warga

Kabar6-Ketua Kadin Banten, Mulyadi Jayabaya (JB) diduga melakukan tindakan penganiayaan dan pengrusakan mobil Sizuki APV nomor polisi A 8856 PE milik Tobari bin Mahmud (48), warga Kampung Garung Sabrang, Desa Cihujan, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak.

Informasi yang dihimpun Kabar6.com, kejadian bermula saat iring-iringan mobil  Mulyadi Jayabaya melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Rangkasbitung menuju Malingping, tepatnya di desa Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, pada Jumat (9/10/2015) lalu.

Pada saat bersamaan, di depan iring-ringan mantan Bupati Lebak ini, melaju mobil yang ditumpangi Tobari dengan kecepatan rendah.

Karena merasa kesal, JB, panggilan akrab Mulyadi Jayabaya, kemudian turun dan langsung menggedor mobil Tobari. Saat Tobari keluar dari mobilnya, JB langsung mengeroyok Tobari bersama tiga pengawalnya.

Tak cukup sampai disitu, JB bersama tiga anak buahnya pun merusak kaca mobil Tobari dengan batu yang ada di jalanan.

“Langsung aja dia nonjok saya. Anak buahnya juga mukul, pokoknya empat orang sama dia (JB). Setelah di pukul, mobil saya dilempar batu sampe pecah kacanya. Dia langsung pergi, ga ada basa basi,” kata Tobari saat dikonfirmasi, Minggu (11/10/2015).

Tohari mengaku, dirinya sudah memberikan ruang jalan terhadap iring-iringan mobil JB. Bahkan, Tobari harus berada di bahu jalan dan memberhentikan laju mobil nya agar ‘jawara selatan’ tersebut bisa melenggang dengan leluasa.

“Di jalan raya kan saya udah lurus. JB itu kan masih jauh tapi udah keliatan (lewat spion). Itu mobil rombongan Jaya Baya Ketua Kadin Banten. Saya itu udah minggir, sampai berhenti,” ujarnya. **Baca juga: Pintu Gerbang South City Diblokir Warga Pamulang.

Merasa tidak terima, Tobari langsung melaporkan tindak penganiayaan tersebut ke Polda Banten. “Sudah langsung ke Polda, gak ke Polres dulu. Mungkin tinggal nunggu panggilan saja yah,” katanya.

Berdasarkan salinan surat laporan polisi, korban mengalami luka di pelipis kiri dan mengalami kerusakan mobil.(bad/tmn)

 




Mahasiswa Bakar Ban di Depan Kantor Kecamatan Cimarga

Kabar6-Keluarga besar mahasiswa Cimarga, menggeruduk kantor Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (28/9/2015).

 

Aksi mahasiswa tersebut dilakukan sebagai bentuk protes, menyusul rusaknya ruas Jalan Raya Rangkasbitung menuju kawasan wisata Baduy, di wilayah kecamatan tersebut.

 

“Ini adalah bentuk kekecewaan kami terhadap Pemerintah, yang terkesan membiarkan kondisi ini terus berlarut,” ujar Teguh, koordinator aksi mahasiswa.

 

Untuk itu, mahasiswa mendesak Pemerintah segera memperbaiki kerusakan ruas jalan tersebut, sekaligus menjatuhkan sanksi terhadap kontraktor jalan yang terkesan mengerjakan secara asal-asalan.

 

“Pemerintah harus tegas. Karena pembangunan dilakukan dengan uang rakyat,” ujar Teguh lagi.

 

Dalam orasinya, mahasiswa juga mendesak Pemerintah setempat, agar menutup seluruh aktivitas penambangan pasir ilegal yang ada di wilayah tersebut.

 

Itu mengingat aktivitas kendaraan penambangan pasir ilegal, menjadi salah satu faktor penyumbang kerusakan di ruas jalan di wilayah tersebut.

 

Meski aksi mahasiswa berlangsung dibawah pengawalan ketat pihak Satpol PP dan Kepolisian setempat, mahasiswa mash sempat menumpahkan kekecewaannya dengan melakukan aksi blokir dengan ban bekas di tengah ruas jalan tersebut.

 

Sementara Agus, warga sekitar, mengaku setuju dengan aksi protes mahasiswa, atas kerusakan yang terjadi di ruas jalan tersebut.

 

Itu mengingat pembangunan jalan yang itu baru rampung dikerjakan beberapa bulan terakhir, namun kini sudah rusak kembali. ** Baca juga: Empat Perda Kabupaten Tangerang Ditetapkan

 

“Kerusakan di ruas jalan itu juga membahayakan pengendara. Sudah banyak pengendara yang jadi korban di jalan itu,” ujar Agus lagi.(bad)