1

Libur Idul Fitri, Polda Banten Amankan Jalur Wisata

Pantai Suwarna dipadati wisatawan pad alibur lebaran.(bbs)

Kabar6-Jalur menuju wisata yang ada di Banten, seperti Anyer, Carita, hingga Pantai Sawarna di wilayah Banten Selatan (Bansel), menjadi fokus utama pengawasan aparat kepolisian dari Polda Banten, selain pengamanan arus balik.

“Jalur wisata yang melewati Baros, sudah disiapkan posgatur dan pos pelayanan oleh polsek dan polres setempat. Tidak hanya jalur utama Tangerang-Merak-Anyer-Carita, lokasi wisata lain, seperti di Serang-Pandeglang-Rangkas sampai wilayah (Banten) Selatan juga menjadi fokus pengamanan,” kata Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Polda Banten, AKBP Twedi, di Kota Serang, Rabu (6/7/2016).

Tak hanya itu, Polair Polda Banten pun dikerahkan untuk mengamankan masyarakat yang berlibur di kawasan Pantai.

“Pengamanan lokasi wisata di Banten banyak di daerah pantai, Anyer sampai Carita, kapolda memerintahkan Ditpolair menempatkan personil di tempat wisata. Personil sudah diberikan SOP untuk penanganan orang tenggelam dan hanyut,” ujarnya. **Baca juga: 3.015 Narapidana di Banten Dapat Remisi Khusus Lebaran.

Polda Banten juga membangun pos pengamanan (pospam) dan pemisah lajur di sejumlah jalur utama menuju daerah pariwisata.(tmn)




Waspada..! Jalur Mudik di Bansel Rusak dan Rawan Longsor

Jalur yang rusak dan rawan longsong di Lebak, Banten.(tmn)

Kabar6-Sejumlah ruas jalan di wilayah Banten Selatan (Bansel), persisnya dikawasan Kabupaten Lebak, mengalami kerusakan parah, bertepatan arus mudik lebaran tahun 2016 ini.

Bahkan, sejumlah titik diantaranya, seperti diwilayah di daerah Bayah sampai Cikotok, diprediksi rawan longsor. Untuk itu, bagi pemudik yang melintasi jalur tersebut, diharapkan bisa lebih berhati-hati.

“Jalan provinsi yang rusak dan rawan longsor itu persisnya berada di Kampung Bantar Gadung. Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak,” kata Jalu Harto, tokoh masyarakat setempat, Sabtu (02/07/2016). **Baca juga: Banjir Paling Aneh yang Pernah Terjadi di Dunia.

Saat ini, warga sekitar pun khawatir bila pemudik melintasi jalur tersebut pada tengah malam, saat wisatawan hendak menuju daerah wisata di Pantai Sawarna, baik dari arah Kota Serang maupun Sukabumi. **Baca juga: Gagal Jambret Wanita, Pria Ini Dihajar Warga Serpong.

“Kondisi nya rusak parah. Titik terparah nya ada Pambubulan Darmasari, Kecamatan Bayah. Gunung Batu Pasir Bungur, Kecamatan Cilograng. Terus dari Bayah sampai Cibareno, deket Sukabumi. Ini dinas harus segera membenahi, demi keselamatan warga semua,” kata Sanong, warga Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.(tmn)




Warga Cibadak Keluhkan Proyek Irigasi “Mandek”

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sejumlah warga di Desa Cimenteng Jaya dan Panancangan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, mengeluhkan perihal belum dikerjakannya proyek rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Cisangu Bawah di kecamatan tersebut.

Padahal, pemenang tender atas proyek tersebut sudah diumumkan sejak satu bulan lalu. Sementara para petani di kecamatan tersebut sangat membutuhkan irigasi tersebut untuk mengairi areal pertanian mereka.

“Petani disini sangat butuh irigasi tersebut, jadi jangan diulur-ulur lagi pelaksanaanya. Kalau kontraktornya gak sanggup, putus saja kontraknya dan segera tenderkan lagi proyeknya,” ujar Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cimenteng Jaya, Suanda, Kamis (26/5/2016).

Dijelaskannya, bila proyek rehabilitasi DI senilai Rp3,9 miliar dari APBD Banten Tahun 2016 melalui Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Banten tersebut, berdasarkan data LPSE dimenangkan oleh PT Karunia Abadi Kontruksi.

“Sesuai ketentuan, bila dalam 14 hari setelah penandatanganan kontrak belum juga ada pelaksanaan pekerjaaan, maka rekanan bisa kena sanksi pemutusan kontrak kerja,” katanya.

Keluhan perihal belum dimulainya pengerjaan proyek irigasi tersebut juga disampaikan Kepala Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Iden Sukatma.

“Petani di tiga desa yaitu Panancangan, Cimenteng Jaya dan Cisangu, sangat bergantung pada irigasi tersebut. Ini aneh kalau sampai satu bulan proyek belum dikerjakan juga,” kata Iden. **Baca juga: Ramadhan, Bulog Divre Tangerang Sebut Stok Beras Aman.

Sayangnya, hingga berita ini disusun, kabar6.com masih belum bisa mengonfirmasikan keluhan warga tersebut kepada Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten. **Baca juga: Petani Cabai di Kota Serang Klaim Sulit Dapatkan Pupuk .

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Banten, Iing Suwargi saat disambangi ke kantornya sedang tidak berada di tempat. Meski demikian, kabar6.com masih terus berupaya mengkonfirmasikan kebenaran keluhan warga tersebut.(bad)

**Baca juga: Bulog Targetkan Serap 85 Ribu Ton Beras Petani Banten.




Kasatpol PP: Jangan Buang Orang Gila ke Lebak

Ilustrasi.(bbs)

Kabar6-Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lebak, menjaring puluhan orang gila yang berkeliaran di kawasan Rangkasbitung, Selasa (17/5/2016).

Keberadaan orang gila tersebut, dianggap mengganggu ketertiban, keindahan dan kebersihan (K3) wilayah sekitar.

Banyaknya orang gila yang berkeliaran di Kabupaten Lebak saat ini, diduga merupakan kiriman atau buangan dari wilayah kabupaten dan kota lain di Banten, Bogor serta DKI Jakarta.

“Saya minta kepada kabupaten dan kota lain di Banten maupun wilayah lain, tidak membuang orang gila ke Lebak,” ujar Kasi Penegakan Perda pada kantor Satpol PP Kabupaten Lebak, Muhamad Rifai. **Baca juga: Pendirian Bank Banten, PT BGD Mulai Akuisisi Saham Bank Pundi.

Menurutnya, dugaan itu mengerucut mengingat orang-orang gila bukanlah warga asli Kabupaten Lebak, hingga tidak mungkin datang sendiri ke Lebak, kecuali dibuang dari kabupaten atau kota lain. **Baca juga: Hindari Jalan Raya Pemda Tigaraksa, Banjir 50 CM.

“Keberadaan mereka cukup meresahkan. Makanya hari ini kami tertibkan yang kerap berkeliaran di wilayah Rangkasbitung. Penertiban ini sesuai Perda No 17 Tahun 2006 tentang K3,” pungkasnya.(bad)




Menelusuri Jejak Tan Malaka di Tanah Banten

Tugu Romusa Tan Malaka di Lebak, Banten.(bbs)

Kabar6-Tan Malaka, pejuang kemerdekaan Indonesia yang terkenal dengan gerakan sayap kiri ternyata pernah hidup di tanah Banten, antara tahun 1944-1945.

Ia tercatat pernah tinggal bersama para romusha di sebuah pertambangan batu bara di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.

Meski hanya singgah sebentar, namun jejak peninggalan Tan Malaka dan perjuangannya bersama para romusha diabadikan melalui Tugu Tan Malaka di Jalan Ciwaru-Bayah. Namun miris, saat ini kondisi tugu tersebut tak lagi terawat.

Meski kematian Tan Malaka masih misterius hingga kini, namun bangunan yang berlokasi di dekat SMP Negeri 1 Bayah, Jalan Ciwaru-Bayah, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak tersebut, masih dihargai oleh warga sekitar, khususnya yang menjadi saksi hidup romusha pembangunan rel Kereta Saketi-Bayah sejauh 90 kilometer di jaman pendudukan Jepang.

Tugu itu, dibangun untuk mengenang tewasnya 93 ribu warga pribumi Indonesia yang tewas dalam pembangunan rel kereta api tersebut.

Tugu Romusha Tan Malaka berbentuk limas segi empat tersebut, nampak kusam tak terurus. Cat dan keramik pun sudah nampak usang.

Sedangkan peninggalan jalur kereta, stasiun, ataupun tempat parkir lokomotif yang berlokasi di Pantai Manuk tak tersisa lagi. Bekas stasiun hanya meninggalkan pondasi yang dipenuhi rumput dan tanaman liar

Kondisi tersebut, menuai keprihatinan berbagai elemen. Budayawan sekaligus Keluarga Kenadziran Kesultanan Banten Tubagus Saptani Suria mendesak pemerintah daerah (Pemda) segera melakukan upaya pemeliharaan Tugu Tan Malaka.

Apalagi, di Banten sendiri, Tan Malaka dianggap sebagai tokoh rekonsiliasi antara kaum sayap kanan dan kiri.

“Pemerintah juga jangan asal merenovasi, tapi turut mempromosikan,” kata kata Saptani kepada Kabar6.com Minggu (15/5/2016).

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Dede Jaelani mengklaim pihaknya sudaj merencanakan proyek pemeliharaan tugu. “Kita sudah punya rencana mau melakukan rehab,” katanya. **Baca juga: Suku Baduy: Jangan Hilangkan Sunda Wiwitan di e-KTP.

Untuk diketahui, di Bayah, Tan Malaka menyamar sebagai Iljas Husein.(tmn)




Seba Baduy, 1.800 Warga Baduy Bakal “Keluar Kandang”

Seba Baduy.(bbs)

Kabat6-Ribuan warga Baduy Dalam dan Baduy Luar bakal ‘keluar kandang” dan menempuh perjalanan sejauh 115 kilometer untuk prosesi adat  Seba Baduy.

Sedianya, Seba tahun ini akan berlangsung pada Jumat hingga Minggu (13-15/6/2016).

“Kita mulai berangkat hari Jumat jam satu siang,” kata Jaro Saijah, Kepala Adat Suku Baduy Luar kepada kabar6.com Kamis (12/5/2016).

Dalam proses adat yang telah berlangsung ratusan tahun ini, warga Baduy Dalam dan Luar, sedianya akan menempuh perjalanan selama tiga hari dari Desa Ciboleger, Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, menuju Pendopo Lama Gubernur Banten di Kota Serang.

Sesuai adat, warga Baduy Dalam yang menggunakan pakaian serba putih akan berjalan kaki tanpa alas. Sedangkan, Suku Baduy Luar yang berpakaian serba hitam akan berangkat menggunakan kendaraan roda empat.

Sebelum menuju Pendopo, ribuan masyarakat adat ini akan terlebih dahulu bersilaturahmi dengan Iti Octavias Jayabaya, Bupati Lebak, yang dianggap sebagai Ibu Gede.

Setelah beristirahat satu malam di Pendopo Kabupaten Lebak, esoknya tanggal 14 Mei 2016, warga Baduy akan melanjutkan perjalanan ke Pendopo Lama Gubernur Banten di Kota Serang untuk acara puncak.

“Sekarang ini kita sedang menyiapkan untuk Seba. Seperti persiapan hasil bumi,” ujarnya.

Untuk diketahui, Seba Baduy merupakan prosesi pemberian hasil bumi warga Baduy kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten, sebagai ungkapan ketulusan hati dan ucapan terima kasih telah dipimpin.

Acara Seba harus dilakukan setiap tahun, meskipun dalam cuaca hujan maupun dibawah terik panas matahari. Prosesi ini, diawali dengan Ritual Kawalu selama tiga bulan. **Baca juga: Begini Makna Dibalik Seba Bagi Warga Baduy.

Selama ritual berlangsung, kawasan Baduy Dalam yang tersebar di tiga kampung, yakni Cibeo, Cikeusik dan Cikawartana, ditutup untuk kunjungan wisatawan. Itu guna mensucikan diri mereka.(tmn)




Kemenhub Resmikan Stasiun Parung Panjang dan Maja

Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko.(yud)

Kabar6-Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meresmikan sarana transportasi angkutan massal kereta api dari dan menuju ibukota ke Provinsi Banten.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko, ketiga stasiun yang diresmikan yaitu Stasiun Kebayoran, Stasiun Parung Panjang dan Stasiun Maja. Ketiga stasiun tersebut telah rampung direvitalisasi.

“Ketiga stasiun ini mulai diperbaiki sejak tahun 2014 lalu menggunakan anggaran tahun jamak atau multiyears,” kata Hermanto Dwiatmoko saat peresmian di Stasiun Maja, didampingi Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Rabu (11/5/2016).

Hermanto menjelaskan, total alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dikucurkan untuk revitalisasi tiga stasiun diatas mencapai Rp112 miliar.

Ia berharap, masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi menggunakan kereta api. Modernisasi sarana dan prasarana pelayanan pun baginya perlu dilakukan agar masyarakat tertarik.

“Pembangunan tiga stasiun baru tersebut mampu mendorong mobilitas angkutan penumpang antara wilayah Banten dan Jakarta, begitu pula sebaliknya.

Hermanto menambahkan, program ini merupakan bagian dari fokus kerja Kementerian Perhubungan dalam rangka meningkatkan kualitas, kapasitas, serta keselamatan dan keamanan transportasi.

Demi meningkatkan pelayanan dan kebocoran tiket penumpang, maka ketiga stasiun dilakukan sterilisasi atau pemagaran dengan tipe ornamen. **Baca juga: Mulai 16 Mei, Polresta Tangerang Gelar Operasi Patuh Kalimaya 2016.

Adapun beberapa pembangunan fasilitas penumpang di ketiga stasiun tersebut meliputi lift, escalator, musholla ruang menyusui, ruang kesehatan, parkir.(yud)




JB Berikan Beasiswa Untuk Anak Janda Korban Mutilasi

Ketua Kadin Banten saat ke rumah keluarga korban mutilasi.(ist)

Kabar6-Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Provinsi Banten, H. Mulyadi Jayabaya, memberikan bantuan beasiswa hingga Perguruan Tinggi kepada kedua anak Nur Astiyah, janda hamil korban mutilasi di Telagasari, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Tak hanya itu, JB, sapaan akrab mantan Bupati Lebak, Banten ini, juga menanggung seluruh biaya pemakaman untuk korban mutilasi tersebut.

“Pak JB, prihatin atas nasib Nur Astiyah. Untuk itu, beliau jamin biaya pendidikan buat kedua anak korban dan seluruh biaya pemakamannya,” ungkap Agus Wisas, salah satu pengurus Kadin Banten, kepada Kabar6.com, Minggu (23/4/2016).

Bahkan, kata Agus, seluruh pengurus Kadin Banten, menyempatkan diri datang ke rumah duka yang berlokasi di Desa Kadujajar, Kecamatan Malimping, Kabupaten Lebak, pada Jum’at (22/4/2016) malam. **Baca juga: Polisi Hentikan Pencarian Kaki Janda Korban Mutilasi.

Kedatangan rombongan pengurus Kadin Banten ini, guna menyampaikan ucapan belasungkawa pada keluarga korban atas peristiwa mengenaskan tersebut. “Semua bantuan yang diberikan semata-mata karena kemanusiaan, tak ada tujuan lain,” kata Agus. **Baca juga: Sudah 19 Saksi Diperiksa Terkait Kasus Mutilasi Janda Hamil.

Agus mengatakan, sejak mencuatnya kasus kematian korban yang marak di beritakan di media massa, pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan keluarga korban. **Baca juga: Kemenag Kabupaten Tangerang Ajak Madrasah Jadi Pelopor Lingkungan.

“Kita waktu itu sudah kontak dengan kakak korban yang bernama Rasim, bahwa kita bantu biaya dan fasilitas untuk pemulangan jasad korban,”katanya.(syarif/K6)




Jalan Citorek-Warung Banten Rusak, Mahasiswa Desak Rano Tanggungjawab

Jalan Citorek-Warung Banten yang rusak.(bad)

Kabar6-Ikatan Mahasiswa Citorek (IMC) mendesak Gubernur Banten Rano Karno turun tangan menangani kerusakan ruas Jalan Citorek-Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak.

Pasalnya, kondisi kerusakan jalan itu sudah berlangsung lama namun terkesan dibiarkan tanpa upaya perbaikan.

Ketua IMC, Aryaudin Sudanto menilai, Pemprov Banten tutup mata dan tutup telinga terhadap kondisi jalan di wilayah Banten Selatam tersebut. Karena itu, Rano karno sebagai Gubernur Banten harus bertanggungjawab atas perbaikan jalan. **Baca juga: Di Kabupaten Tangerang, 135.680 Pelajar Bakal Ikuti UN.

“Banyak terjadi kecelakaan akibat jalan rusak itu. Kemana anggaran pemeliharaan jalan. Jangan hanya digunakan untuk memperkaya diri sendiri,” kata Aryaudin, Sabtu (2/4/2016). **Baca juga: 17.101 Pelajar SMA Sederajat di Tangsel Bakal Ikuti UN.

Hal senada diungkapkan salah seorang warga Citorek, Umar Hidayat. Warga berharap, Pemprov Banten segera melakukan perbaikan jalan. **Baca juga: Rapimwil PPP Banten Undang JB dan Aa.

“Kami sudah lelah dengan janji Gubernur. Kalau tahun ini, belum juga ada perhatiannya, maka bukan tidak mungkin masyarakat kami akan golput atau tidak akan mencoblos pada Pemilihan Gubernur yang akan datang,” ujarnya.(bad)




Komisi II DPRD Banten Dorong Pemekaran Kabupaten Lebak

Alun-alun Rangkasbitung, di Kabupaten Lebak.(bbs)

Kabar6-Ketua Komisi II DPRD Banten, Imanuddin Sudirman, mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk melakukan pemekaran wilayah Kabupaten Lebak dan Cilangkahan.

Pemekaran itu diyakini akan mendorong terjadinya peningkatan ekonomi dan sumber daya manusia (SDM) diwilayah tersebut.

“Kami berharap Pemprov Banten segera mendorong Lebak untuk di mekarkan,” kata Imanuddin Sudirman, saat menyampaikan hasil reses dari Kabupaten Lebak, Kamis (31/3/2016). **Baca juga: Ini Prediksi Rawan Konflik di Pilgub Banten 2017.

Selain itu, jauhnya jarak antara pusat pemerintahan dengan warga yang berada di daerah Lebak Selatan, menjadi salah satu alasan Komisi II mendorong pemekaran wilayah tersebut. **Baca juga: Jelang Pilgub Banten 2017, Masyarakat Diimbau Jauhi Isu SARA.

“Hasil pajak wilayah itupun rendah. Tapi itu bukan karena masyakarat yang tidak mau membayar pajak, tapi dikarenakan kantor Samsat yang letaknya terlalu jauh,” ujarnya.(zis)