1

Sejumlah Desa di Lebak Alami Krisis Air Bersih

Ilustrasi.(bbs)

Kabar6-Krisis air bersih melanda warga di sejumlah Desa di Kabupaten Lebak, Banten. Ya, wilayah tersebut mulai dilanda kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah setempat bahkan telah menyalurkan air bersih ke sejumlah lokasi diwilayahnya yang mengalami krisis air bersih. Langkah itu, dilakukan untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan air bersih.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugrogo, dalam keterang­an tertulisnya, Senin (11/9/2017), menyebut, bila air bersih tersebut disalurkan ke Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, karena mengalami kekeringan yang mengakibatkan kri­sis air bersih.**Baca juga: Dua Pria Duel di Karawaci, 1 Masuk RSUD 1 Lagi Dibawa Polisi.

“BPBD bersama SKPD, relawan, dan dunia usaha telah menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat,” kata Sutopo Purwo Nugrogo.**Baca juga: Empat Kecamatan di Kabupaten Tangerang Rawan Kekeringan.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi mengatakan, saat ini, warga yang tinggal di enam desa di Kabupaten Lebak terpaksa mencari air bersih ke luar daerah, dengan berjalan kaki hingga tiga sampai empat kilometer.(BL/bbs)




PSSI Yakin Garuda Muda Raih Medali Emas di Malaysia

Timnas Indonesia. (Ist)

Kabar6-Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) optimis Tim Nasional (Timnas) sepakbola Indonesia akan menembus final dan meraih emas di ajang Sea Games 2017 di Malaysia.

“Nomor satu, medali emas, (final) Insha Allah,” kata Ketua Umum PSSI Letjen Edy Rahmayadi singkat, usai meninjau pembangunan markas komando (mako) Batalyon Cakra di Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (23/08/2017).

Tim Garuda Muda akan berhadapan dengan Kamboja di laga pamungkas. Dalam enam kali laga melawan Kamboja, Indonesia berhasil memenangi seluruh pertandingan. Beruntung dalam laga tersebut, Pelatih Timnas, Luiz Milla bisa menurunkan pemain andalannya seperti Evan Dimas dan Zamzami Ramadhani.**Baca Juga: 5 Negara Ini Tidak Miliki Kekuatan Militer

Hasil sementara hingga saat ini, Indonesia berada di urutan ketiga dengan delapan poin. Indonesia terpaut dua poin dari pimpinan group sementara yakni Vietnam.

Sekjen PSSI, Ratu Tisha mengapresiasi hasil yang diraih oleh tim Garuda Muda yang berhasil menahan imbang timnas Vietnam. Menpora Imam Nahrowi, memprediksi Indonesia akan unggul 3-0 melawan Kamboja.

Raihan medali Sea Games sementara, Indonesia berhasil mengumpulkan 64 medali dengan 15 emas, 17 perak dan 32 perunggu.(tmn)




Batalyon Cakra, Kesatuan Baru Kostrad di Lebak

Tinjauan pembangunan Markas Komando (Mako) Batalyon Cakra, di Kabupaten Lebak, Banten.(tmn)

Kabar6-Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) akan mempunyai kesatuan baru bernama Batalyon Cakra yang akan berdiri di Ciuyah, Kabupaten Lebak, Banten, di atas lahan lebih dari 700 hektare.

“Satu batalyon yang nanti ke depan di bawah Panglima Kostrad. Suatu akumulasi dari kemampuan kesatuan infanteri, arhanud, armed, nanti dia bisa bermanuver disitu,” kata Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staff Angkatan Darat (KASAD), usai meninjau pembangunan Markas Komando (Mako) Batalyon Cakra, di Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (28/08/2017).**Baca Juga: Mulai 27 Agustus Jalan Daan Mogot Ditutup, Ini Jalur Alternatifnya

Batalyon baru tersebut nantinya akan berisikan dati kesatuan infanteri, armed, dan arhanud yang bertanggungjawab langsung kepada Panglima Kostrad di bawah pimpinan Letjen TNI Edy Rahmayadi.

“Merupakan satu kesatuan pemukul kostrad, ada helikopter, ada kavaleri nya di sini, satu kesatuan komando. Komandan nya nanti kolonel,” terangnya.

Mako tersebut nantinya akan berisikan rumah dinas, lapangan tembak, lahan latih tempur, hanggar alutsista hingga gudang amunisi.

“2019 diharapkan (sudah selesai), baru 30 persen, baru bisa menampung 150 personel. Sambil dibangun sambil di pelihara (dihuni),” jelasnya.(tmn)




Ini Solusi Kurangi Perambahan Hutan di TNUK

Ilustrasi. (Ist)

Kabar6-Wisata berwawasan alam menjadi salahsatu cara yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) untuk mengurangi terjadinya perambahan dan pencurian hasil hutan bukan kayu di sekitar zona inti konservasi tumbuhan dan satwa.

“Kami menjalin kerjasama dalam hal pemanfaatan wisata alam seperti promosi wisata alam dengan Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang ada di TNUK,” kata Mamat Rahmat, kepala Balai TNUK, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Senin (07/08/2017).**Baca Juga: Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Dirusak

Kerjasama yang dilakukan oleh Balai TNUK dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ujung Kulon dalam bidang pendidikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan wisata alam hingga wisata alam di TNUK pun dilakukan oleh pihak balai bersama Pokdarwis Ujung Kulon.

“Tiap kelompok baik kelompok tani, nelayan maupun pokdarwis wajib menyusun rencana kerja tahunan bersama-sama TNUK,” terangnya.

Pokdarwis Ujung Kulon yang berisikan pemuda setempat mengaku siap membantu Balai TNUK untuk melestarikan kehidupan satwa liar dan tanaman di dalamnya.

“Pokdarwis berupaya agar di zona-zona tersebut, pemanfaatan dan tradisional, menjadi daya tarik wisata,” kata Hudan, ketua Pokdarwis Ujung Kulon, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Senin (07/08/2017).**Baca Juga: Begini Cara Cegah Perambahan Hutan di Taman Nasional Ujung Kulon

Hudan yang berusia 28 beserta pemuda lainnya sadar bahwa dengan menjaga kelestarian alam, maka akan memberikan warisan tak ternilai bagi masa depan manusia kelak. Terlebih, Ujung Kulon merupakan sebuah konservasi satwa dan tanaman yang telah di akui oleh UNESCO.

“Sebelum TNUK menjadi kawasan Konservasi, Ujung kulon dahulu merupakan kawasan hutan produksi. Jadi enggak heran banyak masyarakat yang mengklaim bahwa itu adalah wilayah mereka yang diwariskan oleh leluhur mereka,” jelasnya.

Perlu diketahui bahwa di dalam zona inti TNUK terdapat banyak satwa liar yang hidup bebas, seperti badak bercula satu, banteng, hingga pohon Kiara yang berusia ratusan tahun.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa Balai TNUK bersama Polres Pandeglang berhasil menangkap 13 orang pelaku pencurian buah rotan dari dalam hutan TNUK.(tmn)




Begini Cara Cegah Perambahan Hutan di Taman Nasional Ujung Kulon

Ilustrasi. (ist)

Kabar6-Pencegahan untuk memperkecil perambahan hutan dan pencurian hasil hutan di dalam zona inti Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) bisa diperkecil. Caranya dengan memanfaatkan kawasan luar konservasi Badak Bercula Satu itu sebagai destinasi wisata yang eksotis.

“Kalau wisata sih, setiap apa yang dilihat sebisa mungkin menjadi daya tarik untuk tujuan wisata. BTNUK membentuk kelompok Tani Hutan dan membuat nota kesepahaman untuk lokasi penggarapan menjadi zona tradisional dan tidak diperkenankan untuk merambah lebih dalam lagi,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ujung Kulon, Hudan saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Jumat (04/08/2017).**Baca Juga: Ribuan Kartu JKN-KIS Dibuang di Kandang Kambing

Pemuda berusia 28 tahun itu bersama teman-temannya di Pokdarwis, terus berupaya mengajak masyarakat untuk menjadi pemandu wisata di Ujung Kulon sebagai mata pencaharian warga setempat.

Selain tidak merusak ekosistem hidup badak bercula satu, warga sekitar pun dapat memenuhi kebutuhan ekonominya dengan memanfaatkan keindahan alam yang ada.

“Perambahan hutan sebenarnya sudah sejak dulu. Karena kembali kepada sejarah kawasan. Sebelum TNUK menjadi kawasan Konservasi. Ujung kulon dahulu merupakan kawasan hutan produksi,” jelasnya.**Baca Juga: Sampah Menumpuk, Warga Kelapa Dua Keluhkan Jorok di Kalipaten

Meski kini telah dijadikan lokasi konservasi berbagai binatang dan tumbuhan langka, seperti Badak Bercula Satu hingga pohon Kiara berusia ratusan tahun, namun masyarakat setempat masih menganggap taman nasional yang telah di akui dunia itu merupakan lahan garapannya.

“Jadi enggak heran banyak masyarakat yang mengklaim bahwa itu adalah wilayah mereka yang diwariskan oleh leluhur mereka,” terangnya.(tmn)




Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon Dirusak

Taman Nasional Ujung Kulon. (Ist)

Kabar6-Zona inti kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) mulai dirambah oleh orang tak bertanggungjawab. Hal ini bisa mengganggu ekosistem hewan lindung di dalamnya, seperti Badak Bercula Satu, Banteng dan hewan liar lainnya.

“Pengambilan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yaitu  pengambilan jerenang (buah rotan) oleh oknum masyarakat di zona inti dan rimba TNUK secara illegal. Karena balai TNUK tidak pernah mengeluarkan izin apapun untuk mengambil jerenang tersebut,” kata Mamat Rahmat, Kepala Balai TNUK, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Kamis (03/08/2017).**Baca Juga: Cegah Radikalisme, Bupati Lebak Kampanyekan Siskamling

Di dalam hutan lindung yang di akui oleh UNESCO itu, ke 13 orang pelaku perambahan hutan ditangkap beserta barang buktinya berupa jerenang.

“Penangkapan yang bersangkutan dilakukan langsung oleh Unit Buru Sergap Polres Pandeglang dimana yang bersangkutan tertangkap tangan sedang membawa jerenang hasil curian dari TNUK,” jelasnya.**Baca Juga: Mesum di Taman Eco Park, Pelajar SMK Tangerang Disergap Satpol PP

Balai TNUK sebenarnya telah menyiapkan lahan seluas 400 hektare di Pulau Panaitan yang bisa digunakan masyarakat sekitar untuk dimanfaatkan hasil hutannya.

Selain di Pulau Panaitan, kawasan hutan di luar zona inti TNUK pun sebenarnya bisa dimanfaatkan hasil hutannya, seperti madu, bambu, gula aren dan lainnya yang bernilai ekonomis tinggi.

“Kami sudah menandatangani kemitraan konservasi dengan rnam kelompok tani konservasi dari 14 desa, dua Kelompok Sadar Wisata Kecamatan Sumur dan Cimanggu serta dua kelompok pengelolaan apartemen ikan. Hanya satu kelompok dari Desa Ujungjaya belum mau melakukan kemitraan dengan TNUK,” terangnya.(tmn)




Cegah Radikalisme, Bupati Lebak Kampanyekan Siskamling

Sosialisasi Cegah Radikalisme yang digelar di Lebak, Banten.(tmn)

Kabar6-Perang melawan paham radikalisme kian gencar dilakukan warga di sejumlah wilayah di Provinsi Banten.

Bila di Kabupaten Tangerang pihak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat telah membentuk tim khusus guna mewaspadai radikalisme, di Kabupaten Lebak gerakan melawan radikalisme juga terus dilakukan.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak bahkan telah mengimbau kepada seluruh warganya untuk menggalakkan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) atau yang akrab disapa ronda malam.

Maklum, saat ini kegiatan Siskamling dirasa mulai mulai hilang ditengah masyarakat, khususnya di daerah perkotaan. Dan, kondisi itu dianggap justru akan memudahkan ideologi radikal masuk.

“saat ini kondisi masyarakat sudah hampir dikuasai oleh informasi teknologi yang sulit dibendung. Hoax, hasutan dan faham yang tidak jelas dengan mudah menyebar di masyarakat,” kata Bupati Lebak, Iti Oktavia Jayabaya, saat menghadiri sosialisasi anti radikalisme yang digelar Tim dari Divisi Humas Mabes Polri di Aula Multatuli Pemkab Lebak, Rabu (2/8/2017).

Selain itu, Polres Lebak juga  mengaku telah menggandeng ulama, kyai dan Pondok Pesantren (Ponpes) guna mencegah tindakan anarkis dan paham radikal ditengah masyarakat.

“Dalam hal ini Polres Lebak telah melakukan antisipasi penyebarluasan paham radikalisme salah satunya dengan cara pemberian himbauan melalui Kamtibmas, tokoh masyarakat, para ulama dan kiyai,” kata Kapolres Lebak, AKBP Dani Arianto, ditempat yang sama.**Baca juga: Di Tangerang Ada Tim Khusus Ulama Tangkal Radikal.

Selain melakukan pemahaman tentang anti gerakan radikal, tim Divisi Humas Mabes Polri pun memberikan pengarahan terkait UU ITE nomor 19 tahun 2016.**Baca juga: Mabes Polri: Radikalisme Masih Ada di Indonesia.

“Tujuan ini untuk memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat agar tidak tergoda oleh ajakan yang dilakukan paham radikalisme yang menyebarluaskan pahamnya, karena hal itu tidak sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia,” kata Kombespol Sulistyo Pudjo Hartono, analis Kebijakan Divisi Humas Mabes Polri.(tmn)




Begini Aktvitas Kepala Daerah di Banten Usai Libur Panjang

Halal bihalal di Lebak. (tmn)

Kabar6-Pekan pertama masuk kerja usai libur panjang Idul Fitri 2017 diisi oleh berbagai macam kegiatan. Mulai silaturahmi hingga mengecek absensi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sama halnya dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, yang melepas rindu dengan seluruh pegawainya dengan bersilaturahmi di Pendopo Kabupaten Lebak.

“Kami berharap melalui halal bihalal dapat mewujudkan keharmonisan serta kebaikkan dan menjalin hubungan yang sudah putus menjadi lebih baik,” kata Iti, Selasa (04/07/2017).

Sedangkan bagi Gubenrur Banten yang baru, Wahidin Halim, menjanjikan akan memberangkatkan umroh gratis bagi lima orang PNS Pemprov Banten yang mengisi absensi di awal waktu.**Baca Juga: Warga Gunung Kaler Tewas, Adik Kades Kandawati Dipolisikan

“Dari sepuluh orang diundi, lima saya kasih umroh dari uang pribadi saya. Dari uang operasional, saya kira tiap bulan saya bisa mengumrohkan. Tidak dari uang kantor. Nanti lima orang diundi lagi, nanti tiap bulan saya mengumrohkan satu orang,” kata Wahidin Halim, Gubernur Banten, Selasa (04/07/2017).

Hukuman pun akan diberikan oleh adik Hassan Wirajuda, mantan Menlu RI periode 2001-2009, bagi PNS yang malas-malasan bekerja.

“Negara sudah memberikan toleransi dan kebaikan buat kita, 10 hari yang telah diberikan oleh pemerintah. Dan ketika sekarang sudah harus masuk ya masuk, karena itu konsekuensi kita sebagai pegawai,” jelasnya.(tmn)




Tolong Ayahnya, Putri Tewas Tenggelam di Pantai Sawarna

Balawista Banten. (tmn)

Kabar6-Seorang wisatawan asal Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, bernama Putri Syifa (12), terseret ombak di Pantai Cibaru, Kecamatan Sawarna, Kabupaten Lebak, Banten pada Minggu, 25 Juni 2017, sekitar pukul 14.30 WIB.

“Sampai saat ini anggota Polsek Bayah bersama Lifeguard Balawista dan nelayan masih melakukan penyisiran pantai untuk mencari keberadaan korban,” ungkap Kapolsek Bayah AKP Sadimun, Senin (26/06/2017).**Baca Juga: Nitizen Heboh Polisi tidur di Rumput

Kejadian nahas itu berawal saat Syifa dengan ayahnya, Ujang, bermain air di pantai. Tiba-tiba ombak besar datang dan menyeret Ujang. Syifa yang panik langsung berenang ingin menyelamatkan sang ayah. Namun nahas, malah sang remaja yang akhirnya tak terselamatkan.

Pantai Cibaru memang tak dikelola dengan baik. Bahkan rambu peringatan dan pengamanan pun tak ada di lokasi tersebut.**Baca Juga: Peras Mantan Pacar Ditangkap Polsek Curug

“Lokasi tempat kejadian tenggelam bukanlah di objek pariwisata yang memiliki pengelolaan yang jelas. Sehingga di luar pengawasan Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) Banten,” kata Ade Ervin, Ketua Balawista Banten Ade Ervin.

Dengan beranggotakan 115 orang, pihak Balawista Banten sendiri siap mengamankan 40 objek wisata pantai di tanah Jawara, mulai dari Anyer hingga Sawarna.

“Untuk membantu memberikan pelayanan keselamatan terhadap wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai, ‎kita sudah siapkan 115 anggota balawista, di 40 lokasi wisata, ‎kita sudah sebar di beberapa lokasi objek pariwisata yang kita anggap rawan dan perlu perhatian petugas,” jelasnya.(tmn)




Bupati Lebak: Stop Penggalangan Dana Bagi Suku Baduy

Bupati Lebak. (dok K6)

Kabar6-Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya meminta semua pihak untuk menghentikan penggalangan dana bagi Suku Baduy Luar yang menjadi korban kebakaran.

“Tidak perlu lagi kegiatan penggalangan dana untuk warga baduy dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak telah memberikan bantuan,” kata Iti Octavia Jayabaya, Minggu (28/05/2017).

Wanita yang akrab disapa Teh Via ini menjelaskan bahwa bantuan dari BUMN, pemerintah pusat dan logistik di BPBD telah mencukupi bagi kebutuhan Suku Baduy. Bahkan kini mereka telah membangun rumah sementara beratapkan terpal dengan tiang kayu yang di dapat dari hutan.**Baca Juga: Dompet Dhuafa Respon Kebakaran di Baduy Luar

“Untuk saat ini, biarkan mereka memulai kembali kehidupan sehari-hari pasca bencana kebakaran dengan tenang. Kami yakin warga Baduy bisa mandiri dan paham akan lingkungannya,” jelasnya.

Perlu diketahui pada Selasa, 23 Mei 2017 kemarin, perkampungan Suku Baduy Luar yang berlokasi di Kampung Cisaban II, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, terbakar dan menghanguskan 83 rumah yang terbuat dari anyaman bambu dan beratapkan daun Rumbia.

Perkampungan Baduy yang terbakar dan masuk kedalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak itu telah mendapatkan bantuan dari Kementrian Sosial (Kemensos) senilai Rp2.471.520.000 yang terdiri dari Uang Jaminan Hidup (JADUP) sebesar Rp328.500.000 untuk 118 Kepala Keluarga (KK) atau 362 Jiwa dan bantuan  logistik senilai Rp68.020.000.(tmn)