1

Kelainan Seks, Alasan Oknum Kepsek Lebak Cabuli Murid

Kabar6-Lima murid SD Suka Negara II, di Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Banten, kiranya sudah lima kali dicabuli oleh oknum Kepala Sekolah (Kepsek) DS (50), sepanjang tiga bulan terakhir.

Kepastian itu terlontar langsung dari mulut DS, saat diperiksa penyidik di Kepolisian Sektor Lebak.

DS berdalih, perbuatan itu dilakukannya, karena selama ini dirinya memiliki kelainan seks dan tidak mendapat kepuasan dari istrinya. **Baca juga: Oknum Kepsek Lebak Dijerat UU Perlindungan Anak.

“Dia mengaku memiliki kelainan. Tidak puas dengan pelayanan istri,” ujar Kapolsek Gunung Kencana, Ajun Komisaris Danu Atmaja, mengutip pengakuan pelaku, Sabtu (4/4/2015).

Diketahui, lima murid yang menjadi korban nafsu bejat DS adalah, AN (6), NSA (6), ANR (6), HNW (8) dan RMD (8).(bad)




Oknum Kepsek Lebak Dijerat UU Perlindungan Anak

Kabar6-Pihak Kepolisian Sektor Gunung Kecana, akhirnya melimpahkan penanganan kasus pencabulan lima murid SD Suka Negara II, Kecamatan Gunung Kencana, yang dilakukan oknum Kepala Sekolah (Kepsek) DS (50), akhirnya dilimpahkan ke Polres Lebak.

Kepastian itu disampaikan Kepala Polsek Gunung Kencana, Ajun Komisaris Danu Atmaja, kepada wartawan, Sabtu (4/4/2015).

“Pelaku sudah kami amankan berdasarkan pelaporan korban. Rencananya, penanganan berkas kasus tersebut akan kami limpahkan ke Polres Lebak,” ujar Danu Atmaja.

Menurut Kapolsek, berdasarkan hasil penyelidikan, pemeriksaan para korban dan hasil visum yang dikeluarkan dokter rumah sakit, pelaku terbukti melakukan pencabulan terhadap anak dibawah umur.

“Tiga dari lima korban, bahkan telah mengalami kekerasan seksual. Itu karena pelaku memasukkan alat kelaminnya ke korban,” ujar Kapolsek. **Baca juga: Begini Modus Oknum Kepsek Lebak Cabuli Murid.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002, tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.(bad)

 




Oknum Kepsek di Lebak Cabuli Murid SD

Kabar6-Kehebohan melanda SD Suka Negara II, yang berlokasi di Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Banten.

Pasalnya, sejumlah siswi di SD tersebut, diduga telah dicabuli oleh oknum Kepala Sekolah (Kepsek) di SDN tersebut.

Para korban masing-masing berinisial, AN (6), NSA (6), ANR (6), HNW (8) dan RMD (8). Kini, para korban trauma dan takut kembali ke sekolah.

Terungkapnya kasus itu berawal dari kecurigaan pihak keluarga korban, karena para korban mendadak menolak berangkat ke sekolah.

Setelah di desak, akhirnya para siswa mau juga buka suara, bahwa mereka takut ke sekolah karena sering dicabuli oleh oknuk Kepsek berinisial DS.

“Awalnya saya curiga, karena cucu saya gak mau sekolah. Pas saya tanya, dia bilang takut, karena sering digituin (dicabuli) oleh pak guru (oknum Kepsek),” ujar Rumsaela, nenek An, salah satu siswi SD korban pelecehan seks oknum Kepsek DS, Sabtu (4/4/2015). **Baca juga: Lolos Dari Amuk Massa, Maling Laptop Ditembak Polisi Cikupa.

Tidak terima atas kejadian itu, pihak keluarga korban kemudian melaporka kejadian itu ke Polsek Gunung Kencana. Sementara, polisi yang mendapat laporan, langsung meringkus oknum Kepses DS.(bad)




Cabuli Janda, Dukun Lebak Ditangkap Polisi

Kabar6-SPN (45), seorang dukun cabul di Desa Menteng Jaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, diamankan petugas Polres Lebak, Banten.

Ya, dukun ini ditangkap setelah dilaporkan pasiennya, IRH (22), janda beranak satu yang menjadi korban perbuatan bejat sang dukun.

Peristiwa itu sendiri berawal ketika IRH, warga Kampung Pariuk Kedung, Desa Sukamekarsari, Kecamatan Kalanganyar, Lebak, mendatangi rumah sekaligus tempat praktek sang dukun, guna berobat penyakit kejang-kejang yang dideritanya.

“Awalnya saya dipegang-pegang, dipijit, dan diremas-remas payudaranya sama pak dukun. Tapi, saya menganggap itu bagian dari proses pengobatan” ujar IRH di Polres Lebak, Kamis (2/4/2015).

Tapi kemudian, sang dukun memasukan jari tangannya pada bagian kemaluan IRH. “Dukun itu lalu menyuruh saya membuka bagian paha lebar-lebar dan dia akhirnya memasukan kemaluannya hingga beberapa kali, bahkan sampai keluar sperma,” kata IRH polos.

Setelah kejadian itu, IRH langsung mengadukan perbuatan SPN kepada keluarganya, yang selanjutnya berlanjut ke pejabat desa setempat. ** Baca juga: Kejari Tigaraksa Musnahkan BB Narkoba

“Dukun itu tinggal di tempat kontrakan, karena dianggap memiliki keahlian dalam pengobatan, dukun itu dipanggil ke rumah korban untuk mengobati penyakit. IRH sering kejang selama bertahun-tahun. Kejadian pencabulan itu menurut keterangan korban terjadi di rumahnya sendiri saat IRH diobati,” timpal Edi Rusmana, Kepala Desa Sukamekarsari.

Sementara itu, penyidik Unit 1 Krimum Polres Lebak belum bisa dimintai konfirmasi. Sebab, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan korban.(bad)




Waspada Gerakan Fajar Nusantara di Banten

Kabar6-Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kiranya mengendus adaya aktivitas menyimpang yang dilakukan Organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di Provinsi Banten.

 

Seiring itu, Kemendagri juga mengeluarkan Surat Edaran melalui Dirjen Kesbangpol, yang isinya agar pemerintah daerah mengawasi gerakan Gafatar di wilayah masing-masing. ** Baca juga: Mendagri Sebut Tangsel Daerah Merah Kelompok Separatis

 

Hal itu diakui Kasi Hubungan Antarlembaga Kesbangpolinmas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Iwan Darmawan, Rabu (25/3/2015).

 

Sedianya, ada lima poin yang tercantum di Surat Edaran Kemendagri tersebut. “Salah satunya meminta Pemda memnatau aktivitas Gerakan Fajar Nusantara di masing-masing wilayah, di Propinsi Banten,” kata Iwan.

 

Dijelaskannya, poin lain dalam surat edaran tersebut, bahwa hasil audensi antara DPP Gefatar dengan Dirjen Kesbangpol Kemendagri, bahwa ormas tersebut mengakui pernah terlibat dalam gerakan Al-Qiyadh Al-Islamiyah.

 

“Sampai saat ini kita tidak tahu apa ada surat edaran terbaru atau tidak. Tapi kami hanya pegang yang ini,” terangnya.

 

Gafatar adalah Ormas yang diduga menyebarkan ajaran yang menyimpang dari kaidah agama Islam.(bad)




Kumala Minta Bupati Lebak Mundur

Kabar6-Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) menyarankan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, mundur dari jabatannya.

Saran itu menyusul mencuatnya sikap arogan Bupati, yang terkesan menyalahkan anak-anak SD dan warga soal putusnya jembatan gantung di Kampung Sinday, Desa Pajagan beberapa waktu lalu.

“Mundur akan lebih baik, bila Bupati Lebak merasa sudah tidak mampu lagi untuk melayani masyarakat di daerah yang dipimpinnya,” ujar Koordinator Kumala, Lukman Hakim, Sabtu (21/3/2015).

Sebagai pelayan masyarakat, kata Lukman, Bupati tidak seharusnya bersikap arogan. “Iti harus belajar memperbaiki attitude-nya (sikap -red),” ujarnya.

Tidak hanya itu, Lukman juga menilai tidak ada juga alasan bagi Bupati Lebak untuk tidak membangun jembatan tersebut.

“Katanya, Bupati beralasan ketika jembatan itu dibangun akan menghambur-hamburkan anggaran. Karena lokasi Sungai Ciberang masih dalam lingkaran Waduk Karian. Padahal Waduk Karian belum jelas kapan dibangunnya,” ujarnya. **Baca juga: Pemprov Banten Gelontorkan Rp131 Miliar untuk Infrastruktur Rusak di Bansel.

Lagi pula, kata Lukman, anggaran dari Pemprov BAnten untuk pembangunan jembatan sudah sangat banyak, tahun ini. Mencapai Rp15 miliar rupiah. **Baca juga: Jembatan Gantung di Lebak Putus, Puluhan Siswa SD Jatuh ke Sungai.

“Kondisi masyarakat di sana kesulitan untuk mendapatkan penunjang kehidupan dan aktivitas,” ujar Lukman.(bad)




Dua Menteri Sambangi Jembatan Gantung yang Putus di Lebak

Kabar6-Mendikbud Anis Baswedan dan Menteri Pekerjaan Umum Mochamad Basuki Hadimuljono, mengunjungi jembatan gantung penghubung Desa Sindai, Kecamatan Sajira dan Pasir Eurih, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, yang putus sepekan lalu.

 

Dalam kunjungan, dua menteri tersebut sempat melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Bupati Lebak, Iti Octavia Jaya yang turut mendampingi ke lokasi, Senin (16/3/2015).

 

“Ini jembatan dari kapan dibangunnya? Bagaimana akses anak-anak SD berangkat ke sekolah pascaputusnya jembatan ini? Lalu, bagaimana warga menjalankan aktifitas perekonomiannya,” tanya Mendikbud, Anis Baswedan.

 

Sementara, Bupati Iti menjelaskan bahwa jembatan yang putus itu dibangun sejak Kabupaten Lebak masih tergabung ke dalam Provinsi Jawa Barat.

 

“Saat ini, ada 360 jembatan yang rusak berat dari total 960 jembatan yang ada,” kata Iti. ** Baca juga: Mahal, Tarif Parkir Bandara Soetta Disoal

 

Menurut Iti, guna memperbaiki jembatan gantung non permanen setidaknya membutuhkan dana Rp35 juta per jembatan.

 

“Sebenarnya warga sudah direlokasikan ke Kecamatan Ciuyah. Karena lahan itu sudah dibebaskan untuk waduk karian,” tegasnya.

 

Diketahui sebelumnya, pada 10 Maret lalu, jembatan gantung itu putus. Dan, sebanyak 44 siswa sekolah dasar (SD) dan dua warga yang mengendarai motor terjatuh ke dalam sungai Cibeurang.

 

Akibat putusnya jembatan gantung ini, akses ekonomi dan pendidikan warga terganggu. Jika harus mencari jalan lain, maka akan memakan waktu mencapai dua jam lebih dan melewati jalan yang rusak.(tmn/din)




Warga Cimarga Desak Pemerintah Bangun Jembatan Permanen

Kabar6-Warga Kampung Leuwiloa, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, mendesak pemerintah daerah setempat agar membangun permanen jembatan yang sudah rusak diwilayah itu.

“Kami ingin pemerintah segera menangani jembatan Kampung Leuwiloa ini. Jangan sampai perhatian pemerintah baru muncul setelah jatuh korban,” Suminta, tokoh masyarakat Kampung Leuwiloa, Minggu (15/3/2015).

Menurutnya, kondisi jembatan di kampung tersebut kini sudah sangat memprhatinkan. dibeberapa bagian lantai papan sudah banyak lapuk. 

Selain itu, kondisi pondasi dan tihang penyangga jembatan, kini bahkan sudah tinggal beberapa centi meter lagi ke bibir Sungai Cisimeut.

“Setiap hujan turun dan banjir datang, tebing tanah penahan pondasi dan tiang tergerus air,” ujarnya. **Baca juga: Pemprov Banten Gelontorkan Rp131 Miliar untuk Infrastruktur Rusak di Bansel.

Mirisnya, masyarakat sekitar sudah berulangkali mengajukan proposal permohonan untuk perbaikan jembatan. Tapi, sampai kini belum ada perhatian dari pemerintah,” kata Suminta.

Menurutnya, jika jembatan itu dibangun permanen, maka jembatan akan bisa dilintasi kendaraan roda empat. Tentunya akan berdampak pada meningkatnya roda perekonomian warga diwilayah sekitar.

Sebelumnya, Gubernur Banten, Rano Karno mengatakan, bila tahun ini pihaknya telah menganggarkan sebesar Rp15 miliar untuk perbaikan jembatan rusak di Lebak.(bad)




Tolak Dijodohkan, Gadis Lebak Pilih Minggat

Kabar6-Menolak dijodohkan orangtuanya, Ajiludin Adawyah (17), nekat kabur dari rumahnya di Kampung Cibangkon, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten.

Putri pasangan Adhari dan Wati itu, juga meninggalkan secarik kertas bertuliskan, bila dirinya pergi menemui pacar pertamanya.

Adhari, ayah korban mengatakan, putrinya kabur pada 28 Januari 2015 lalu. Artinya, hingga kini, sudah lebih dari sebulan Adawyah menghilang.

“Waktu pergi, Adawyah membawa 3 stel pakaianserta uang Rp300 ribu,” ujar Adhari, Minggu (15/3/2015).

Ditanya soal pacar pertama yang tertulis di surat Adawyah, Adhari mengaku belum mengetahui siapa pria dimaksud.

Kasus itu sedianya juga sudah dilaporkan Adhari ke pihak Polsek Cimarga, dan diterima Brigadir Ajiludin. **Baca juga: Mayat Pria Diduga Satpam Hebohkan Warga Cisauk.

Pihak kepolisian mengimbau kepada warga yang mengetahui keberadaan Adawyah, agar secepatnya melapor ke pihak kepolisian terdekat.(bad)

 




Pemprov Banten Gelontorkan Rp131 Miliar untuk Infrastruktur Rusak di Bansel

Jembatan gantung

Jembatan gantungKabar6-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menggelontorkan dana hingga Rp131 miliar untuk perbaikan infrastruktur yang rusak diwilayah Banten Selatan (Bansel).

 

Sedangkan untuk jembatan rusak, dialokasikan dana sebesar Rp15 miliar, termasuk untuk memperbaiki putusnya jembatan gantung di Kabupaten Lebak beberapa waktu lalu.

 

“Kita serahkan semunya kepada mereka (Pemkab Lebak), karena mereka yang lebih tau mana yang menjadi prioritas,” kata Gubernur Banten, Rano Karno, di Serang, Minggu (15/03/2015).

 

Sementara, anggota DPRD Banten, Fitron Nurul Ikhsan mengatakan, pihaknya (DPRD) bekerjasama dengan Pemprov Banten menyediakan anggaran pembangunan infrastruktur di Banten Selatan.

 

“Menurut catatan yang saya miliki, Pemprov memberikan Rp 15 miliar kepada Pemkab Lebak dan Rp 10 miliar untuk Pemkab Pandeglang,” kata Fitron.

 

Namun, kata Fitron, masih ada kekurangan Pemprov Banten, yaitu belum mampu menyajikan data lengkap terkait persoalan jembatan yang rusak. Namun, pemerintah hadir melalui penyediaan anggaran.

 

“Jika tidak mampu menyajikan data (jembatan rusak), maka artinya pemerintah tidak hadir dalam mengentaskan keterisolasian warga di Banten,” tegasnya. **Baca juga: 360 Jembatan di Kabupaten Lebak Rusak.

 

Fitron memperkirakan, anggaran Rp15 miliar yang dialokasikan tersebut, sedianya dapat membangun ratusan jembatan dengan kawat baja berstandar internasional yang dipastikan keamanannya bagi warga yang melintas.

 

Sebelumnya diberitakan, jembatan gantung yang menghubungkan antara Kecamatan Sajira dan Kecamatan Cimaraga, Kabupaten Lebak, putus pada 10 Maret 2015 lalu.

 

Putusnya jembatan gantung ini menyebabkan 44 siswa sekolah dasar (SD) dan dua pengendara motor harus terjun bebas ke dalam sungai Cibeurang yang memiliki kedalaman mencapai empat meter.(tmn/din)