1

Brigjen KH.Syamun, Pahlawan Banten yang Belum Jelas Statusnya

Brigjen KH.Syamun.(ist)

Kabar6-Tak jelas, begitulah nasib gelar pahlawan bagi Brigjen KH.Syamun, sosok pejuang bersorban pimpinan Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) sekaligus pendiri lembaga pendidikan pesantren Al-Khairiyah yang berada di Kota Cilegon, Banten.

Sedianya, hingga kini nama Brigjen KH.Syamun, telah dua kali di ajukan sebagai pahlawan nasional kepada pemerintah. Yaitu pada saat kepemimpinan Gubernur Banten Rano Karno. Kedua nama Brigjen KH.Syamun juga telah mendapatkan bintang jasa mahaputra dari Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Tahun 2000.

Namun sayangnya, hingga kini, gelar pahlawan itu belum juga diberikan oleh pemerintah pusat.

“Perjuangan (mendapatkan gelar pahlawan nasional) saya tidak tahu sudah sampai mana, kita serahkan ke masyarakat dan pemerintah saja. Karena enggak lucu cucunya yang teriak-teriak, nanti jeruk makan jeruk,” kata Ali Mujahidin, cicit cucu dari Brigjen Kh.Syam’un, sekaligus Ketua Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah, saat di Kota Cilegon, Senin (21/08/2017).

Kini, perjuangan untuk memperoleh pengakuan sebagai pahlawan nasional terus berlanjut, bahkan Rimahurmuzy selalu Ketua Umum PPP, berjanji akan mendorong pemberian gelar pahlawan nasional melalui Kementrian Sosial (Kemensos).

“Kh. Syamun yang bisa menggabungkan antara sosok agama dengn cinta tanah air. Kita perlu sosok seperti ini, karena cinta agama dan negara bisa berdampingan. Kita fraksi PPP, akan berupaya agar KH.Syamun mendapatkan gelar pahlawan nasional. Kita akan bantu proses di Kemensos,” kata Romahurmuzy, Ketum PPP, yang ditemui usai mengisi orasi kebangsaan di Yayasan Pendidikan Al-Khairiyah, Kota Cilegon, Banten, malam tadi, Minggu (20/08/2017).

Merujuk catatan sejarah, Brigjen KH. Syam’un adalah pendiri Perguruan Tinggi Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon. Jenderal bersurban itu lahir pada 5 April 1894 dari pasangan H. Alwiyan dan Hj. Hajar.

Brigjen KH. Syam’un masih keturunan dari KH. Wasid tokoh Geger Cilegon 1888. Pada umur 11 Tahun, KH. Syam’un melanjutkan studi ke Mekkah (1905-1910) dan berguru di Masjid Al-Haram. Pendidikan akademinya dilalui di Al-Azhar University Cairo Mesir (1910-1915).

KH. Syam’un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatan KH. Syam’un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang.

Selama menjadi Dai Dan Tyo KH. Syam’un sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang. Keterlibatan KH. Syam’un dalam dunia militer mengantarkannya menjadi pimpinan Brigade I Tirtayasa Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian berganti menjadi TNI Divisi Siliwangi.

Dengan Pangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen), karier KH. Syam’un diketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945-1949.**Baca juga: Hari Pahlawan, Veteran di Tangsel Terima Bingkisan.

Pada Tahun 1948 meletus Agresi Militer Belanda II yang mengharuskan KH. Syam’un bergerilya dari Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang hingga kampung Kamasan Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang.**Baca juga: Ini Politik dan Agama Menurut Pahlawan Banten.

Daerah ini menjadi tempat tinggal salah satu gurunya, KH. Jasim. Di Kampung ini juga, Brigjen KH. Syam’un meninggal pada Tahun 1949 karena sakit saat memimpin gerilya dari hutan sekitar Kamasan.(ydh)




PPP: Usut Terbaliknya Merah Putih di Malaysia

Ketum PPP.(tmn)

Kabar6-Semua instrumen yang memuat terbaliknya Bendera Merah Putih harus ditarik dari peredaran untuk mengurangi polemik yang kini telah terjadi.

“Permintaan maaf tidak cukup, harus dibarengi penarikan instrumen yang telah tersosialisasi dan tersebar,” kata Romahurmuzy, Ketua Umum (Ketum) PPP, usai memberikan pidato kebangsaan di kampus Al-Khairiyah, Kota Cilegon, Banten, Minggu (20/08/2017).

Selain itu, sebagai partai pendukung Presiden Jokowi, PPP pun mendesak agar pemerintah Malaysia serius mencari penyebab terbaliknya Bendera Merah Putih di buku saat pembukaan Sea Games.**Baca Juga: Ini Politik dan Agama Menurut Pahlawan Banten

“Saya menyesalkan kejadian itu bisa terjadi. dan menurut saya, terlepas adanya permintaan maaf, kementrian sukan (Kemenpora) Malaysia harus bisa menggali lebih jauh apakah ini ada kesengajaan atau tidak,” jelasnya.

Sebagai negara serumpun, Romy menyayangkan terjadinya pelecehan terhadap bendera negara Indonesia yang seharusnya bisa dicegah sejak awal.

“Karena sangat naif, karena kita negara yang serumpun bisa terjadi demikian. Kita menerima permintaan maaf Malaysia, namun Kementrian Sukan harus di cari (penyebabnya),” terangnya.(tmn)




Ini Politik dan Agama Menurut Pahlawan Banten

Orasi kebangsaan di Ponpes Al-Khairiyah. (tmn)

Kabar6-Negara dan Agama jangan pernah dipisahkan. Itulah ungkapan yang dikeluarkan oleh Romahurmuzy, Ketua Umum PPP, saat menyampaikan orasi kebangsaannya di hadapan ratusan pelajar pondok pesantren Al-Khairiyah, di Kota Cilegon, Banten, pada Minggu malam, (20/8/2017).

“Seolah-olah politik itu kotor, lalu agama itu bersih, lalu tidak boleh mengkait-kaitkan agama dengn politik, itu salah. Karena telah dicontohkan oleh Rasul. Empat sahabat rasul semua dipanggil pemimpin umat mukmin,” kata Romy, Ketua Umum PPP, Minggu (20/08/2017).

Dirinya mencontohkan perjuangan Brigjen Syam’un, pendiri ponpes Al-Khairiyah yang pernah menjadi komandan Peta di Banten sekaligus Bupati Serang, yang bisa menyatukan agama dengan pemerintahan dan perjuangan melawan penjajah kala itu.**Baca Juga: Pemkab Tangerang Raih Penghargaan ANRI Award 2017

Terlebih, salah seorang tokoh Al-Khairiyah yang bernama Kh.Abdul Fattah, merupakan anggota dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sehingga menegaskan bahwa agama dan negara tidak bisa dipisahkan.

“Artinya kekuasaan di dalam negara dengan agama berdampingan. Rasul selain pemimpin agama juga pemimpin.politik. Agama dan kekuasaan itu simbiosis mutualistik. Tokoh Al-Khairiyah, Abdul Fatah, salah seorang anggota BPUPKI,” jelasnya.

Selain itu, pemuda Indonesia pun diharapkan tidak apatis dalam menggunakan hak politiknya di tahun 2019 mendatang.

“Untuk pemilu 2019, adik-adik jangan apatis dengan politik. Pilihlah pemimpin yang mampu berjuang untuk islam, seperti Brigjen Syam’un,” terangnya.(tmn)




37 Ribu Ton Garam Australia Masuk Ke Banten

Garam impor dari Australia. (tmn)

Kabar6-37 Ribu ton garam asal Australia telah berlabuh di Indonesia melalui Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II yang berada di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten pagi tadi, Kamis, 10 Agustus 2017.

“Yang tiba tadi pagi milik PT Garam Indonesia, itu dibongkar 25 ribu ton. Seminggu sebelumnya bongkar PT Sumatera Call, itu 12 ribu ton,” kata Adi Sugiri, Deputi General Manager Operasional PT Pelindo II, saat ditemui di lokasi bongkar muat, Kamis (10/08/2017).**Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Pelanggaran Pabrik Garam di Neglasari

Garam asal Australia yang, di import oleh PT Garam Indonesia sebanyak 25 ribu ton itu akan dibongkar dengan estimasi waktu dua sampai tiga hari ke depan.

“Sekarang dibawa ke daerah Cikande gudangnya, PT Susanti Megah. Kita kan dukung kelancaran distribusi garam pemerintah,” terangnya.**Baca Juga: Di Tangerang Garam Langka dan Mahal

Garam asal negeri kanguru itu akan terus membanjiri dapur masyarakat Indonesia seiring rencana kedatangan kapal pengangkut lainnya yang akan berlabuh di Pelindo II dan pelabuhan lainnya.

“informasi awal ada masuk kapal-kapal berikutnya, tapi kita belum ada update. Karena kita kan ada tiga pelabuhan. Ada di Inddah Kyat atau di KBS (Krakatau Bandar Samudera). Ini enggak hanya konsumsi Banten, mungkin untuk keseluruhan. Karena untuk pelabuhan bongkar curah ada di Banten,” jelasnya.(tmn)




Dua Ribu Pekerja Tolak PHK Massal PT.Indoferro Cilegon

Karyawan PT.Indoferro saat berdemonstrasi.( foto:tmn)

Kabar6-Karena di pecat secara sepihak oleh perusahaannya, sebanyak dua ribu pekerja dari PT.Indoferro berdemonstrasi di depan kantor DPRD Kota Cilegon dan Walikota Cilegon dengan tuntutan menolak PHK massal dan pembayaran seluruh pesangon bagi para pekerja.

“Kita menolak PHK sepihak. Kita juga menuntut pesangon dibayarkan semua sebagai hak kami pekerja,” kata Febi, Humas massa aksi, yang ditemui di depan kantor DPRD Kota Cilegon, Banten, Selasa (01/08/2017).

Menurut Febi, perusahaan beralasan mengalami bencana management yang mengakibatkan perusahaan tersebut harus dijual ke pihak lain dan memberhentikan seluruh pegawainya.

“Perusahaan mengalami force majeure, perusahaan mengalami bencana,” terangnya.

Sedangkan Walikota Cilegon, Tb.Iman Ariyadi, meminta perusahaan dan pekerja untuk mencari solusi terbaik dari persoalan tersebut.

“Kami minta perusahaan cari jalan keluar terhadap kesulitan itu, misalkan berkumpul dengan karyawan untuk membicarakan sama-sama dari masalah yang ada. Apa yang terbaik, artinya jika perusahaan merugi, ya karyawan juga harus bisa memahami itu,” kata Tb.Iman Ariyadi, Walikota Cilegon, Selasa (01/08/2017).

Akibat demonstrasi ribuan pegawai itu, Jalan Jenderal Soedirman yang merupakan jalur utama di Kota Cilegon terpaksa ditutup total karena di duduki buruh. Sehingga arus lalu lintas di alihkan ke berbagai jalan alternatif lainnya.

Hingga berita ini ditulis, perwakilan pekerja, manajemen PT Indoferro dan pemerintah masih melakukan pertemuan dikantor Walikota Cilegon.(tmn)




Dihantam Ombak, Satu ABK Kapal Danare Hilang

Ilustrasi. (Ist)

Kabar6-Terhantam ombak besar, sembilan Anak Buah Kapal (ABK) nelayan Kapal Danare terombang ambing di tengah laut Jawa sebelum akhirnya diselamatkan oleh kapal tangker yang akan berlabuh di Pelabuhan Candra Asri, Kota Cilegon, Banten.

“Terhantam ombak dan terbalik. Ada nelayan yang diselamatkan kapal tangker yang lagi mau ke Candra Ssri,” kata Heru, Kepala Pos SAR Banten, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Senin (24/07/2017).

Peristiwa nahas terjadi malam tadi, Senin, 24 Juli 2017 sekita pukul 00.00 WIB. Kapal nelayan asal Muara Angke, Jakarta Utara itu tengah melaut. Kemudian tiba-tiba ombak besar datang dan menghantam kapal tersebut.**Baca Juga: Tabrak Dermaga, KSOP Merak Periksa Kapal Port Link III

Dimana, penemuan awal hanya ada delapan ABK dan satu hilang atas nama Talam (32). Hingga akhirnya berhasil diselamatkan oleh nelayan lainnya.

“Info pertama satu korban hilang. Tapi saya baru dapat info lagi katanya sudah ditemukan oleh teman sesama nelayan dalam keadaan selamat,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kapal nelayan milik Edi itu terbalik karena dihantam ombak besar di posisi laut 04 21.4S, Panjang-108 19.4E.**Baca Juga: Cuaca Buruk, Pengguna Jasa Kapal Laut Menurun

Kapal tersebut dihantam ombak sekitar pukul 00.00 wib lalu diselamatkan oleh kapal tangker yang akan sandar ke Pelabuhan Candra Asri, Kota Cilegon.

Kapal tangker yang membawa delapan ABK sandar sekitar pukul 01.00 wib.

Berikut daftar nama ABK kapal tersebut:

1. Tohari – 27 tahun

2. Tasripin – 23 tahun

3. Sumanta – 32 tahun

4. Tristian Toti – 15 tahun

5. Muldtdi – 23 tahun

6. Darsim – 29 tahun

7. Taslim – 41 tahun

8. Sulam – 34 tahun

9. Talam – 32 tahun (ANAK yang diselamatkan oleh kapal nelayan).(tmn)




Ini Dia Kapal Pengangkut Sabu 1 Ton ke Anyer

Inilah kapal berbendera Sieraleone yang mengakut sabu 1 ton ke Anyer.(foto:ntmc)

Kabar6-Kapolda Kepulauan Riau (Kepri) Irjen Pol Sam Budigusdian ditemani oleh Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta, Direktur Narkoba Polda Kepri Kombes Pol Helmy Santika dan Kapolresta Depok Kombes Pol Herry Heryawan meninjau langsung kapal pengangkut 1 ton sabu di Dermaga Bea Cukai Batam, Sagulung, Tanjung Uncang, Batam, Kepri.

Irjen Sam Budigusdian yang tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB, Minggu (16/7/2017). Dengan jaket berwarna hijau langsung berbincang-bincang dengan tim. Kondisi kapal hingga ke geladak kapal tak luput dari tinjauan Sam.

Kapal yang masih diberi garis polisi dengan pengamanan dari sejumlah anggota Brimob bersenjata api laras panjang. Rencananya, Senin (17/07/2017), kapal akan dibawa ke Direktorat Polair Polda Kepri untuk penyelidikan lebih lanjut.** baca juga:Aksi AKP Rosana dari Semak-semak Intai Sabu 1 Ton di Anyer.

Kapal tersebut berhasil ditangkap setelah tim gabungan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok mendapatkan informasi soal kapal pengangkut dari WN Taiwan yang ditangkap di dermaga bekas Hotel Mandalika, Pantai Anyer, Serang, Banten, pada Kamis (13/7) lalu.

Berdasarkan keterangan 3 WN Taiwan itu, tim akhirnya mengetahui nama kapal yang mengangkut barang tersebut. Selanjutnya, tim melakukan pengejaran terhadap kapal yang diketahui hendak melarikan diri.

Tim kemudian berkoordinasi dengan Bea Cukai pusat dan Bea Cukai Batam serta Polda Kepri untuk menyergap kapal tersebut. Hingga akhirnya, kapal tersebut disergap oleh tim dari Polda Kepri dan Bea Cukai Batam di Tanjung Berakit, Pulau Bintan, Kepri, pada Sabtu (16/7/2017).** baca juga:Kurir Sabu 1 Ton di Anyer Ngaku Dibekali Rp200 Juta.

Kapal berbendera Sieraleone tersebut memiliki dimensi panjang 27,9 meter dan lebar 6,9 meter dengan tonase sebesar 135 MT. Tim saat ini masih berada di Batam untuk menindak lanjuti penangkapan kapal tersebut.

Sebelumnya, tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polresta Depok menggaglkan 1 ton sabu yang diselundupkan dari China oleh 4 WN Taiwan. Satu tersangka ditembak mati dalam upaya penyergapan tersebut.(Z/ntmc)

 




Aksi AKP Rosana dari Semak-semak Intai Sabu 1 Ton di Anyer

AKP Rosana yang akrab dipanggil Ocha.(foto:ntmc)

Kabar6-Keberhasilan ungkap penyelundupan 1 ton sabu-sabu tidak terlepas dari peran sejumlah anggota Polri yang tergabung dalam Satgas Merah Putih. Publik terpukau, dengan aksi heroiknya mengungkap jaringan narkoba internasional tersebut.

Lalu, seperti apa operasi senyap yang dilakukan tim tersebut, berikut kronologinya.

Pada Selasa, 6 Juni 2017, Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya mendapat kabar tentang adanya pergerakan sejumlah residivis asal Taiwan, yang dicurigai bakal melakukan transaksi narkoba dengan skala besar. Menindaklanjuti informasi itu, maka dibentuklah tim khusus yakni, Satgas Merah Putih.

Pasukan ini berada di bawah komando Direktur Ditnarkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Nico Afinta dan Kapolresta Depok, Komisaris Besar Herry Heryawan atau yang akrab disapa Herimen.**baca juga:Kurir Sabu 1 Ton di Anyer Ngaku Dibekali Rp200 Juta.

Dalam perjalanannya, tim ini banyak menemukan kendala. Salah satunya adalah tentang minimnya informasi yang dihimpun mengenai sepak terjang jaringan ini.

“Tapi kami enggak putus asa, kami ikutin pergerakannya dari bandara. Pertama mereka dari Citra Garden, kemudian Putra Garden, terus bergeser ke Hotel Puri Kemang. Seminggu kemudian kembali ke Malaysia, selama tiga hari kemudian balik lagi. Jadi tadinya mereka ada enam orang, satu orang kembali ke Taiwan, lima orang ke Malaysia,” kata AKP Rosana Labobar, Jumat, 14 Juli 2017.

Sebagai Polisi Wanita (Polwan) satunya-satunya dalam operasi tersebut, Rosana ternyata menjadi andalan sekaligus kunci keberhasilan tim ini. Saking geregetnya ingin mengungkap kasus ini, Rosana pun rela tidur di semak-semak demi bisa melihat dari dekat pergerakan para pelaku.

“Mereka pulang ke Taiwan itu tanggal 23-an. Nah mereka datang lagi beberapa hari kemudian. Terus tanggal 11 Juli, mereka sampai di Anyer, mereka menginap semalam dan sempat ngecek pelabuhan-pelabuhan kecil di Anyer, salah satunya adalah Hotel Mandalika,” kata Rosana.**baca juga: Misteri Hotel ‘Gudang’ Sabu 1 Ton yang Dikenal Angker.

Kemudian, puncaknya pada 12 Juli 2017, pelaku terdeteksi kembali lagi ke lokasi yang sama di kawasan bibir pantai dekat Hotel Mandalika, Anyer. Di sinilah aksi nekat Rosana kembali dipertaruhkan.

Hasilnya pun tak sia-sia, para pelaku akhirnya berhasil ditangkap. Satu di antaranya tewas di lokasi kejadian. Para pelaku sempat melakukan upaya perlawanan dengan menabrakkan mobil ke arah polisi hingga akhirnya tak berdaya setelah diberondong timah panas.

Dari kasus ini, Satgas Merah Putih berhasil menyita sebanyak satu ton sabu dengan kualitas nomor satu. Diperkirakan seharga Rp1,5 triliun.(Z/ntmc)




Misteri Hotel ‘Gudang’ Sabu 1 Ton yang Dikenal Angker

Hotel Mandalika ditumbuhi alang-alang dan tak terurus.(foto:tmn)

Kabar6-Selain sepi dan tak berpenghuni, Hotel Mandalika juga dikenal angker. Masyarakat percaya bahwa hotel yang berlokasi di Kampung Gudang Kopi, Desa Anyer, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten itu dihuni oleh arwah penasaran korban kebakaran kapal Fery Laut Teduh II pada tahun 2011.

“Dari awal memang tidak digunakan karena ada selisih paham antar keluarga,” kata Apria Firdaus, Sekretaris Kelurahan (Seklur) Anyer, Jum’at (14/07/2017).

Warga pun percaya di dalam hotel ‘Gudang’ sabu satu ton itu 11 arwah korban kebakaran bergentayangan. Dimana, kapal Fery Laut Teduh II yang berpenumpang 434 orang itu terbakar pada Jum’at 28 Januari 2011 silam.

Karena daerah wisata dan dekat dengan berbagai industri, Pantai Anyer dan sekitarnya pun kerap didatangi oleh orang asing hingga Warga Negara Asing (WNA). Baik untuk berwisata maupun untuk urusan kerjaan.**baca juga:Buwas: Sabu 1 Ton di Anyer Kado HANI 2017.

“Disini kan namanya daerah wisata, jadi banyak lalu lalang orang asing disini. Disini juga kan ada wisma Korea karena ada Posko (perusahaan baja) kan disini,” jelasnya.

Keempat pelaku penyelundupan narkoba jenis sabu ini pun diketahui mengontrak rumah salah satu warga. Sedangkan pemilik kontrakan maupun RT diakui Apria tak melaporkan hal itu pihak kelurahan.

“Informasi dari warga sihh mereka ngontrak. Yang saya sayangkan mereka ngontrak disini enggak lapor ke RT sama kelurahan,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Hotel Mandalika dibangun pada tahun 1995 hingga tahun 2000 yang awalnya dimiliki oleh mendiang Hasmoro. Kini saham dipegang oleh Lakmink Hasmoro yang masih dalam satu keluarga.

Hotel yang dijadikan ‘gudang’ sabu satu ton itu sebenarnya sempat beroperasi hanya sekitar tiga Minggu saja. Hingga di akhir bulan Januari tahun 2000 terpaksa ditutup karena berbagai persoalan.**baca juga:Penyelundup 1 Ton Sabu yang Kabur Ditangkap di Anyer.

Hotel itu sebenarnya tak sepenuhnya dibiarkan kosong begitu saja. Setidaknya terdapat enam penjaga, yakni J, AN, ME, F, H, dan B yang dibagi kedalam tiga shift.

Sedangkan terkait penangkapan empat pelaku penyelundupan narkoba senilai Rp 1,5 Triliun, tersangka masuk sekitar pukul 24.00 wib. Petugas yang berjaga sempat menanyakan maksud pelaku masuk ke dalam hotel. Oleh salah seorang pelaku dijawab bahwa mereka ingin memancing.

Petugas jaga yang tak curiga pun mempersilahkan mereka masuk. Hingga akhirnya petugas gabungan dari Polda Metro Jaya, Polresta Depok dan Kepolisian Taiwan datang menangkap ke empatnya pada Kamis dini hari, 13 Juli 2017.(tmn)




Kurir Sabu 1 Ton di Anyer Ngaku Dibekali Rp200 Juta

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta.(foto:ist)

Kabar6- Empat orang warga negara Taiwan yang menjadi kurir penyelundupan 1 ton sabu di Anyer, Serang, kepada petugas yang mengaku dibekali uang Rp 200 juta perorang ketika berangkat ke Indonesia. 

“orang pemberi uangnya disana masih kita dalami,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Nico Afinta di Markas Polda Metro Jaya, Jumat (14/07/2017).** baca juga:Buwas: Sabu 1 Ton di Anyer Kado HANI 2017.

Selain pemberi uang kepada para kurir ini, kapal pengangkut yang digunakan pelaku juga sedang ditelusuri keterlibatannya, termasuk siapa pemilik kapal yang bersangkutan.(Z).