Disperla Kota Cilegon Periksa Kesehatan Hewan Kurban

Hewan Kurban.(bbs)

Kabar6-Sejumlah petugas dari Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cilegon, memeriksa hewan kurban di sejumlah lapak pedagang yang kini mulai marak menghiasi pelosok wilayah industri tersebut.

Tak hanya melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban, petugas juga memeriksa kelengkapan dokumen kesehatan hewan yang kebanyakan didatangkan dari luar wilayah Banten.

Kepala Seksi Peternakan Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Kelautan (Disperla) Kota Cilegon, Lira mengatakan, pemeriksaan dilakukan guna menjamin keamanan pangan dan hewan ternak yang dikonsumsi masyarakat.

“Pemeriksaan kita lakukan merata ke seluruh lapak pedagang hewan kurban yang ada. Tujuannya untuk memastikan hewan kurban yang dijual tidak terkena Anthrax dan Burcellosis, virus yang menyebabkan keguguran pada hewan dan manusia,” kata Lira di Lingkungan Jerang, Kelurahan Karangasem, Cibeber, Rabu (31/8/2016). **Baca juga: Begal Bersenjata Api Rampas Kawasaki Ninja di Tangerang.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, petugas Disperla tidak menemukan adanya hewan kurban, baik sapi maupun kambing yang bermasalah atau berpenyakit. **Baca juga: Tak Bisa Jalan, Balita di Tangerang Butuh Bantuan.

“Seluruh hewan kurban yang dijual dan kita periksa, aman untuk dikonsumsi,” ujar Lira lagi.(sus)




Pemkot Cilegon Minta Bantuan Keuangan ke Provinsi Banten

Rencana pembangunan JLU di Cilegon.(bbs)

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon meminta tambahan bantuan keuangan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.

Tambahan bantuan itu untuk merealisasikan sejumlah program pembangunan, khususnya infrastruktur di sejumlah wilayah Kota Cilegon.

Diketahui, dari sebesar Rp25,8 miliar bantuan tahun 2016 yang dialokasikan Pemprov Banten untuk Kota Cilegon, sedianya masih dibutuhkan tambahan untuk program pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU) yang akan dimulai tahun 2017.

Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Dana Perimbangan (P2DP) pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kota Cilegon, Akil Ukasah mengatakan, Pemkot Cilegon merencanakan sejumlah agenda pembangunan yang membutuhkan anggaran besar.

Sedianya, agenda pembangunan tersebut tidak mampu bila hanya dibebankan pada Pemkot Cilegon. Diantaranya pembangunan JLU yang pembebasan lahannya ditargetkan sudah harus dilakukan pada 2017.

“Pembangunan JLU menjadi kebutuhan Kota Cilegon, karena kondisi jalan protokol yang sudah sangat semrawut. Kondisi ini tentu akan menghambat banyak sektor dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Kota Cilegon maupun luar Cilegon,” ungkap Akil Rabu (31/8/2016).

Untuk itu, lanjut Akil, dibutuhkan peran serta Pemprov Banten untuk memberi dukungan anggaran agar pembangunan JLU tersebut bisa terealisasi sesuai target.
Akil juga berharap adanya dukungan anggaran pada program pembangunan lain untuk Kota Cilegon seperti pembangunan Pelabuhan Warnasari dan optimalisasi Jalan Lingkar Selatan (JLS). **Baca juga: September, Tender Proyek ABT di Kabupaten Tangerang.

“Sebenarnya kita sudah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan mencantumkan bantuan keuangan dari Provinsi Banten sebesar Rp25 miliar. Tapi, kami sangat berharap nilai bantuan itu bertambah dan dapat disesuaikan dengan kondisi di Kota Cilegon,” papar Akil.(sus)




Empat Calhaj Asal Cilegon Batal Berangkat

Walikota Cilegon, Tb Iman Aryadi.(bb)

Kabar6-Sebanyak 384 calon haji (calhaj) dari Kelompok Terbang (Kloter) 28 asal Kota Cilegon diberangkatkan, Jumat (26/8/2016). Namun, empat calhaj diantaranya gagal diberangkatkan lantaran mengalami gangguan kesehatan.

Kepala Kementerian Agama Kota Cilegon Ubik Baihaqi calhaj Kota Cilegon yang tergabung dalam kloter 28 ini terdiri dari 174 jemaah pria dan 210 jemaah wanita.

Jemaah paling muda berumur 18 tahun dan paling tua 80 tahun dengan rata-rata umur 51 tahun dan akan berangkat menuju Arab Saudi Sabtu 27 Agustus 2016.

“Seharusnya hari ini ada 388 calhaj yang berangkat. Tapi yang bisa diberangkatkan hanya 384 saja, empat orang dikabarkan sakit. tapi nanti kita ikutsertakan pada rombongan berikutnya 2 September 2016 nanti,” ungkap Ubik menjelaskan. **Baca juga: Polsek Legok Pastikan “Pembobolan” ATM BRI Masih Percobaan.

Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi mengatakan dirinya meminta kepada para calhaj untuk mensyukuri nikmat bisa berangkat haji tahun ini. **Baca juga: Diduga Intimidasi Warga, Lurah Gerem Dilaporkan ke Polisi.

“Kita semua patut bersyukur, karena di antara umat Islam Kota cilegon, bapak dan ibu sekalian dapat berangkat memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji,” tambahnya.(sus)




Diduga Intimidasi Warga, Lurah Gerem Dilaporkan ke Polisi

Penertiban bangli di lahan PT KAI Kota Cilegon.(bbs)

Kabar6-Warga Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, meradang. Mereka mengancam bakal melaporkan Lurah Gerem, Samlawi  ke Polda Banten, karena diduga melakukan intimidasi.

Peristiwa itu berawal dari adu mulut warga Cikuasa Pantai dan Keramat Raya RW 02, Kelurahan Gerem, dengan Camat Grogol dan Lurah Gerem.

Adu mulut itu terjadi saat kegiatan Jumat bersih di lokasi pembongkaran puing-puing pascapenertiban di lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Keramat Raya tepatnya depan PT Vopak, Jumat (26/8/2016).

Kuasa Hukum Warga, Evi Silvi Hayz mengatakan, saat adu mulut terjadi, Lurah Gerem diduga mengacungkan golok sambil memukulkan goloknya ke atap rumah milik Agus Rudiyanto.
Sontak, warga yang ada di lokasi kejadian pun kaget mendengar suara seng tersebut. **Baca juga: Polsek Legok Pastikan “Pembobolan” ATM BRI Masih Percobaan.

“Kita akan laporkan kejadian tersebut hari ini juga ke Polda Banten. Karena saya anggap lurah telah melakukan ancaman kepada warga dengan mengacungkan golok kepada warga, hal tersebut telah melanggar Undang-Undang darurat,” ungkap Evi menjelaskan. **Baca juga: Warga Tuding Pembongkaran Bangli di Cilegon Tebang Pilih.

Camat Grogol, Hudri Hasun mengatakan warga protes saat pihaknya sedang merapihkan bekas bongkaran penertiban PT KAI beberapa waktu lalu. **Baca juga: Pembongkaran Bangli, Warga dan Pendekar Nyaris Bentrok di Cilegon.

“Hal yang biasa jika ada protes dari warga, kita akan tetap lakukan perataan bangunan tersebut. Lagi pula bangunan itu tinggal 30 persen lagi,” tambahnya.(sus)




Warga Semendaran Adakan Gerakan Bersih Sungai

Warga saat bebersih Sungai Semendaran.(sus)

Kabar6-Warga Semendaran, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, mengadakan gerakan bersih sungai yang dilakukan di sepanjang hilir Sungai Semendaran.

Kegiatan ini dilakukan guna membersihkan sampah untuk mencegah terjadinya banjir jelang musim penghujan.

Didukung sejumlah peralatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, BPBD Kota Cilegon, TNI dan Polri, warga lingkungan Semendaran memunguti sampah dari sepanjang sisi kanan kiri sungai.

Camat Jombang, Agus Ariyadi mengatakan kegiatan aksi bersih Sungai Semendaran ini dilakukan sebagai edukasi terhadap masyarakat, tentang pentingnya menjaga lingkungan agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan.

Dari hasil kegiatan ini pihaknya berharap lingkungan dan Sungai Semendaran menjadi bersih dan bebas dari tumpukan sampah. **Baca juga: Polisi di Tangerang Dilarang Berlebihan Gunakan Medsos.

“Kami selama koordinasi dengan pemerintah kota mengusulkan untuk penanganan banjir di wilayah kami, karena Jombang merupakan dataran rendah. Jadi kami bersama warga meminta bantuan peralatan dari BPBD Provinsi Banten dan BPBD Kota Cilegon untuk mengadakan gerakan bersih-bersih sungai,” katanya, Kamis (25/8/2016). **Baca juga: Warga Cilegon Serahkan Primata Langka ke BKSDA.

Nuriyah salah seorang warga pun berharap, banjir yang kerap merendam pemukiman warga sekitar tidak terjadi lagi. “Saya mah bersyukur kampung saya jadi bersih. Semoga nanti kalau hujan enggak banjir lagi,” paparnya.(sus)




Warga Cilegon Serahkan Primata Langka ke BKSDA

Primata Langka.(sus)

Kabar6-Seekor primata asal Sumatera akhirnya dikembalikan ke habitatnya. Primata tersebut diserahkan ke Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Barat Wilayah Banten, oleh warga yang sudah memeliharanya selama 20 tahun.

Novi, pemilik primata jenis Monyet Beruk, warga Komplek BBS II Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, mengaku tidak sanggup mengurus primata tersebut setelah ibundanya meninggal dunia. 

“Tadinya kan itu (monyet-red) peliharaan almarhum ibu, tapi sekarang malah enggak ada yang urus. Makanya kita mau serahkan saja kepada pemerintah,” katanya kepada kabar6.com saat ditemui di kediamannya, Kamis (25/8/2016).

Petugas BKSDA Jabar Wilayah Banten, Uday Udaya mengatakan primata tersebut belum masuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Namun masuk dalam daftar hewan yang diawasi karena keberadaannya mulai langka dan hanya hidup di Sumatera. **Baca juga: PAN Nyatakan Dukung WH-Andika.

“Dalam waktu dekat hewan primata jenis monyet beruk ini akan segera kita amankan. Monyet ini adalah hewan apendik yang kita awasi karena masuk daftar hewan langka,” jelasnya. **Baca juga: Polisi di Tangerang Dilarang Berlebihan Gunakan Medsos.

Monyet ini rencananya akan dikirim ke Pusat Lembaga Konservasi di Wilayah Bogor untuk dilatih hidup di alam liar sebelum nantinya kembali dilepas kembali ke habitatnya.(sus)




Ini Pencetus Teknologi Unggulan Sampah Tepat Guna

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Teknologi unggulan se-Provinsi Banten ditampilkan dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna XII Provinsi Banten tahun 2016, bertempat lapangan ADB KS (Helypad) Kota Cilegon, Kamis ( 25/8/2016).

Salahsatu teknologi unggulan yang diprediksi bakal meraih juara yakni teknologi pengolahan sampah tepat guna.

Teknologi Komposter pengelolah sampah tepat guna yang dicetus Stee Subagya, warga RW 07, Perumahan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, sebelumnya meraih juara pertama pada gelar teknologi tepat guna tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2016.

Teknologi tepat guna komposter pengolah sampah tepat guna ini berfungsi untuk pengelolaan sampah organik skala kecil dan besar, rumah tangga, rumah makan, perkantoran.

Selain itu, teknologi ini mengubah sampah organik menjadi pupuk organik cair dan padat yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.

“Teknologi ini juga sangat ramah lingkungan karena tidak menimbulkan bau, lalat, dan belatung sehingga dapat ditempatkan di dalam teras rumah atau dapur. Bahannya dibuat dengan bahan plastik dan PVC. Sehingga tidak mudah pecah dan tahan benturan serta tahan cuaca,” ungkap Stee.

Menurut Stee, ide pembuatan pengolahan sampah ini bermula dari kesulitan warga mengatasi sampah di komplek perumahan. Volume sampah sangat tinggi tidak diimbangi dengan dengan pembuangan sampah.

“Banyak sampah dibawa sama tikus sehingga sampah nunmpuk di selokan air mengakibatkan banjir,” katanya.

Bermula dari hal tersebut pada pada akhir tahun 2015, dirinya bersama warga mencari inovasi bagaimana mengatasi sampah yang semakin hari semakin banyak. Informasi pun dicari dari berbagai sumber, termasuk dari internet. **Baca juga: Di Banten, Tangerang Tampilkan 3 Teknologi Unggulan.

“Kami menemukan ide pengolahan sampah tepat guna yang mudah di lakukan oleh ibu-ibu rumah tangga. Pada awalnya saya mencoba sampah dapur yang diletakan di tabung selama satu minggu ditambah cairan bioaktivator. Lalu sampah dipotong-potong dan sisa makanan dicuci untuk menghindari lemak. Hasil percobaan ternyata hasilnya bagus,” ujarnya.(hms)




DPRD Usulkan Bahasa Indonesia Jadi Syarat TKA di Cilegon

DPRD Kota Cilegon.(bbs)

Kabar6-Bahasa Indonesia didesak kembali menjadi syarat bagi masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia khususnya di Kota Cilegon.

Hal tersebut menyusul sudah tergerusnya budaya Indonesia akibat banyaknya jumlah TKA.

Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon, Sihabudin Syibli mengatakan, masuknya TKA di Indonesia, khususnya di wilayah Cilegon, sangat berpengaruh terhadap budaya lokal. Untuk itu, harus ada filter terkait masuknya TKA di Cilegon. **Baca juga: Berburu Burung Kuntul, Dua Pemuda Banten Ditangkap.

“Persyaratan Bahasa Indonesia untuk TKA harus kembali diterapkan. Ini untuk melakukan filter terhadap TKA. Yang tidak bisa Bahasa Indonesia ya tidak bisa masuk,” ungkap Sihabudin usai menghadiri acara Seminar DPRD Kota Cilegon bertema Perubahan Sosial Budaya akibat TKA, di Grand Mangku Putera Kota Cilegon, Rabu (24/8/2016). **Baca juga: Hari Ini, Pemohon e-KTP di Kabupaten Tangerang Membludak.

Bahkan kedepan, kata Sihabudin, pihaknya akan merancang Peraturan Daerah (Perda) terkait persyaratan Bahasa Indonesia bagi TKA di Cilegon. **Baca juga: Pemohon e-KTP di Tangsel Naik 100 Persen.

“Kami berkeinginan membuat aturan yang membatasi TKA di Cilegon,” tambahnya.(sus)




Warga Kramatraya Masih Bertahan di Lokasi Gusuran

Warga Gerem, Kecamatan Grogol, pingsan saat rumahnya dirubuhkan aparat.(sus)

Kabar6-Sebanyak 96 Kepala Keluarga (KK) warga Kramatraya dan Cikuasa Pantai, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, masih bertahan di lokasi gusuran.

Mereka tetap bertahan, meski hanya menggunakan tenda dan bekas bangunan liar yang sebelumnya adalah rumah mereka.

Sejumlah warga itu mengaku tak bisa berbuat apa-apa pascapenggusuran dan pembongkaran rumah yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.

Titin, salah seorang warga yang bertahan dilokasi mengaku, tak bisa mengontrak kamar kos atau tempat tinggal yang layak untuk saat ini.

Pasalnya, kata Titin, untuk makan saja mereka yang bertahan di lokasi masih kebingungan, akibat tempat tinggalnya yang juga digunakan untuk mencari nafkah diluluhlantahkan.

“Saya mau ngontrak juga gak punya uang. Jadi saya terpaksa bertahan disini. Pak Walikota juga gak tanggungjawab, main gusur-gusur saja. Tidak sedikitpun memikirkan nasib kami,” keluhnya, Senin (22/8/2016).

Diakui warga lainnya, Sumyati, dari 450 rumah yang dirobohkan, salah satunya adalah rumahnya, mengaku tak tahu lagi harus berbuat apa. 

Untuk bertahan hidup, warga bahkan hanya bisa membuat gubug-gubug kecil sambil memanfaatkan puing-puing reruntuhan bangunan untuk dijual sekedar memenuhi kebutuhan sehari-harinya. **Baca juga: Bangunan Liar di Kramatraya Dibongkar, Warga Protes.

“Sekarang saya dan keluarga tinggal di tenda dibuat gubug aja, habis mau tinggal dimana. Sekarang buat makan aja kami jual bata sama kayu bakar di bekas reruntuhan. Biasanya saya kuli nyuci sama pegawai dover,” jelas Sumyati.(sus)




Nelayan Tanjung Peni Keluhkan Sulitnya Tangkap Ikan

Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Sejumlah Nelayan Tanjung Peni, Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, mengeluhkan sulitnya mencari ikan di laut perairan Tanjung Peni saat ini.

Keluhan para nelayan ini terjadi kiranya bukan tanpa alasan, lantaran sejak tiga hari lalu para nelayan yang pergi melaut tak membuahkan hasil.

Mahdi, salah seorang nelayan Tanjung Peni mengatakan, kondisi itu terjadi sejak munculnya cairan merah pekat yang diduga limbah industri, diatas permukaan air sekitar kawasan perairan tanjung peni.

“Iya, sejak saya lihat ada cairan dipermukaan laut Tanjung Peni, setiap hari kami tak pernah memperoleh ikan,” jelas Mahdi. **Baca juga: Wakil Rano di Pilgub Banten Harus Bisa “Bawa Partai”.

Sementara itu, Sekjen Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon, Dedi Kurniadi, mengaku sempat mengecek langsung keluhan para nelayan tersebut hingga ke perairan Tanjung Peni. **Baca juga: Sebut Rano Karno “Penjajah”, JB Tekad Dukung WH-Andika.

Dan, dari hasil pemantauan yang dilakukan, diketahui bila saat ini kondisi di perairan laut Tanjung Peni sudah dalam kondisi normal. Bahkan pihaknya tak menemukan adanya indikasi pencemaran. **Baca juga: Hanura Banten Deklarasikan Dukungan Untuk WH-Andika.

“Saya sudah cek tadi ke tengah laut dengan menggunakan perahu moring. Tapi tidak ada tanda-tanda adanya limbah. Air sample yang kami bawa memang keruh tapi itu air yang normal, mungkin juga sudah menyatu dengan air laut atau sudah terbawa arus” kata Dedi, Sabtu (20/8/2016). **Baca juga: Lagi, Jasad Wisatawan Ditemukan Tersangkut Karang Pantai Tanjung Peni.

Namun demikian, pihaknya juga sempat mengamankan sample air yang diduga tercemar limbah, serta batu karang yang cokelat pekat diduga akibat terkena endapan material cairan limbah yang sempat muncul diperairan Tanjung Peni.(sus)