oleh

Budpar Tangsel Apresiasi Pelaku Seni dan Budaya Berprestasi

image_pdfimage_print

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) memberikan penghargaan kepada para seniman yang telah berkomitmen terus aktif melestarikan kebudayaan lokal.

Keanekaragaman suku dan ras justru memotivasi para pelaku seni membuat mereka semakin kaya dengan inovasi demi menjadi ikon untuk warisan generasi muda pada masa mendatang.

Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangsel, Yanuar mengatakan, pemerintah daerah setempat telah membangun kerjasama dengan para pelaku seni dan budaya setempat.

Sebagai wujud bahwa nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang bisa terus dijaga dan diwujudkan, maka mulai dibangunlah sarana dan prasarana pendukung berupa Gelanggang Budaya di Taman Kota 2, Kecamatan Setu

“Saat ini kami telah menetapkan beberapa titik menjadi cagar seni dan budaya seperti Kandang Jurang Doank, Puspo Budoyo, dan Taman Baca. Sehingga seni dan budaya bisa menjadi warisan untuk anak cucu kita, juga diperlukan pelaku seni dan budaya dengan inovasi baru,” kata Yanuar kepada Kabar6.com dalam rangka perayaan hari jadi ke-7 Kota Tangsel di Hotel Mercure, beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu itu, terangnya, Pemkot Tangsel akan terus memberikan dorongan kepada generasi muda Tangsel untuk mengembangkan kreatifitas dalam bidang seni dan budaya. Khususnya seni dan budaya yang mencerminkan kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini.

“Jadi kan kalau sedang mengikuti pagelaran seni dan budaya di luar kota ini, apa yang ditampilkan para seniman dapat mengenalkan dan membawa nama baik seni serta budaya khas kota kita tercinta ini,” terang Yanuar.

Ia menyatakan, acara penghargaan ini merupakan bentuk dari apresiasi Pemkot Tangsel kepada pelaku seni dan budaya agar bisa mendorong generasi muda untuk berkarya.

“Pelaku seni dan budaya di Kota Tangsel harus bisa menghasilkan generasi muda yang kreatif dan inovatif dalam kesenian dan kebudayaan, jadi jangan malah mengikuti budaya modern yang kadang malah kebablasan karena tidak mencerminkan nilai ketimuran bangsa kita,” tegas?nya.

Penghargaan seni dan budaya diberikan dalam beberapa kategori. Kategori penghargaan tersebut yakni seniman muda kreatif dimenangkan oleh Selly Fatmarita.

Dengan tarian anggreknya yang menjadi ikon tarian Kota Tangsel. Dengan tarian ini, bisa membawa Selly keliling daerah di Indonesia bahkan ke luar negeri.

Selanjutnya, kategori sanggar budaya diberikan kepada Dhian Widyawari (mpok yupi), yang berlokasi di Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong.

Kategori satrawan diberikan kepada Ahmadun Yosi yang telah mendistribusikan kebudayan untuk Kota Tangsel dan lainnya seperti Puisi dan cerpen yang sudah berskala nasional. Dia juga sebagai ketua komite sastra di kesenian jakarta yang juga mendirikan Komunitas Sastra Indonesia.

Kategori seninam diberikan kepada Dik Doank. Seniman yang sudah tidak asing lagi yang dikenal dengan Jandang Jurank Doank.

Kategori budayawan diberikan kepada Radhar Panca Dahana. Yang terakhir adalah Kategori cagar budaya diberikan kepada TB. Sos Rendra yang terkenal dengan Keramat Tajugnya di Cilenggang, Serpong.

Sementara itu, sebanyak 30 orang dari Dewan Kesenian Tangsel yang diketuai oleh Shobir Poer dilantik oleh Walikota Tangsel.

Kegiatan yang dihadiri oleh para Kepala SKPD dimeriahkan dengan penampilan Ikhsan Idol dan aksi drama khas betawi oleh Sanggar Dian Widhyawati “Mpok Yupi”.

Pada perayaan Hari Jadi ke-7, Kota Tangsel terus berbenah pascapemekaran dari Kabupaten Tangerang. Tak hanya fisik kotanya saja yang jadi perhatian, kesenian, budaya, pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat juga menjadi perhatian pemerintah kota.

Dalam perjalanannya, kota dengan populasi 1,2 jutaan penduduk ini memang terus berkembang. Bahkan dari perkembangannya, Tangsel kini dikenal sebagai kota pemasok perumahan dan apartemen.

Proyek properti memang menjamur di wilayah Tangsel dari 7 kecamatan yang ada, 4 di antaranya (Pondok Aren, Ciputat, Pamulang, dan Serpong) dikenal sebagai pemasok perumahan aktif.

Tapi belakangan sejumlah terobosan dilakukan Pemerintah Kota Tangsel agar wilayahnya tak hanya dikenal sebagai basis perumahan. Pemangku kepentingan digandeng guna mewujudkan sesuatu yang baru. Partisipasi warga dan keterlibatan swasta didorong untuk menghasilkan ekonomi kreatif.

“Ekonomi kreatif kami maknai bahwa bagaimana mendorong masyarakat untuk bisa mandiri. Salah satu hal yang kami lakukan adalah dengan melihat potensi apa saja yang ada di Tangsel. Kami punya sumber daya manusia yang luar biasa. Jadi, kami punya pola pendekatan di ekonomi kreatif berdasarkan kultur. setidaknya kini di 7 kecamatan yang ada di Tangsel (Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong Utara, Serpong, dan Setu) tengah disemai bibit kreatif yang kelak akan siap dipanen,” ujar H. Yanuar, Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Tangsel.

Di bidang kuliner yang dinilai cukup potensial, misalnya di wilayah Kecamatan Setu yang diplot sebagai wilayah berbasis home industry, terutama sebagai penghasil kacang Krangga wilayah Serpong yang memiliki kuliner khas berupa tahu.

Selain itu, Tangsel juga tengah meracik minuman khas daerahnya yang terbuat dari sari buah. Boleh jadi real estatememang sudah identik dengan wilayah Tangsel.

Tapi jangan lupa bahwa Tangsel juga memiliki potensi besar di industri kuliner. Sebut saja misalnya, sentra kuliner di Bintaro, seperti Bintaro Nine Walk, Lot 9, Talaga Sampierun, atau di Mall BXChange.

Bergeser ke BSD City, kita juga akan menemukan sentra kuliner yang berada di Pasar Modern BSD. Tak jauh dari BSD, ada Alam Sutera yang terkenal dengan sentra kuliner keluairga. Tak pelak semua itu menjadikan sebagai pusat kuliner Nusantara.

“Kalau kuliner memang sudah banyak di sini, jadi tidak perlu saya dorong juga mereka sudah tumbuh sendiri. Namun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangsel optimistis bahwa ekonomi kotanya akan terus bergerak di bidang kuliner dan ingin menjadikan Tangsel sebagai daerah wisata kuliner,” ucap Yanuar.

Jadi, kata Yanuar, dengan ekonomi kreatif inilah yang menghidupkan atau menjadi salah satu potensi pertumbuhan PAD. Satu hal yang patut dicatat bahwa Kota Tangsel memiliki potensi ekonomi kreatif di segala bidang.

“Bukan hanya kuliner saja. Untuk seni dan budaya, misalnya, Tangsel memiliki Sanggar Seni Puspo Budoyo di Ciputat. Lalu ada juga Kandank Jurank Doank yang dikenal sebagai rumah kreativitas. Ada lagi festival-festival budaya yang rajin digelar setiap tahun dengan menampilkan para seniman-seniman Betawi,” ujar Yanuar.

Kantor Dinas Kebudayaan Kota Tangsel juga memiliki banyak talenta-talenta kreatif yang mewakili masyarakat urban. Sebut saja aktor kawakan Mathias Muchus dan sutradara Mira Lesmana.

Selain itu, masih banyak lagi talenta kreatif yang berdomisili di Tangsel. Tak terbayangkan jika talenta-talenta tersebut bersinergi dengan Pemkot dalam membangun industri kreatif. Hasilnya pasti luar biasa.(adv)

 

Print Friendly, PDF & Email