oleh

Bos Sebuah Perusahaan di AS Pecat Sebanyak 900 Karyawan Lewat Zoom

image_pdfimage_print

Kabar6-Keputusan yang diambil Vishal Garg, seorang Kepala Eksekutif perusahaan hipotek Better.com, menuai sejumlah kritikan. Bos sebuah perusahaan Amerika Serikat (AS) itu memecat sekira 900 karyawannya dalam satu panggilan Zoom.

“Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok sial yang diberhentikan,” kata Garg dalam Zoom, yang kemudian diunggah ke media sosial.

Menurut Garg, melansir theguardian, kinerja dan produktivitas staf, serta perubahan pasar berada di balik pemecatan massal dari apa yang dia katakan adalah 15 persen dari tenaga kerja Better.com. Garg tidak menyebutkan pemasukan tunai senilai Rp11 triliun yang diterima Better.com dari investor minggu lalu.

“Harus melakukan PHK sangat memilukan, terutama sepanjang tahun ini,” terang Kevin Ryan, chief finance officer Better.com. “Memiliki ‘neraca benteng dan tenaga kerja yang berkurang dan terfokus’ diperlukan untuk menghadapi ‘pasar kepemilikan rumah yang berkembang secara radikal'”.

Pernyataan Ryan langsung menuai kritikan warganet di media sosial. Banyak warganet menilai keputusan itu ‘dingin’, ‘keras’ dan ‘langkah yang mengerikan’ terutama menjelang Natal.

Disebutkan, Garg adalah penulis posting blog anonim yang menuduh staf yang dipecat di perusahaannya ‘mencuri’ dari kolega dan pelanggan mereka dengan tidak produktif dan hanya bekerja dua jam sehari, sambil mengklaim selama delapan atau lebih. Gaya manajemen Garg sudah dikritik sebelumnya, setelah email yang dia kirim ke staf.

“Kalian TERLALU LAMBAT. Kalian adalah sekumpulan lumba-lumba bodoh…JADI HENTIKAN. HENTIKAN. HENTIKAN SEKARANG. KAMU MEMPERmalukanku,” demikian tulis email Garg. ** Baca juga: Harga Sewa Rumah Melonjak Tajam Bikin Ratusan Orang di Hong Kong Terpaksa Hidup di Bilik ‘Peti Mati’

Sementara itu, Dosen hukum ketenagakerjaan dan studi bisnis di Liverpool John Moores University di Inggris, Gemma Dale, mengatakan bahwa ini bukanlah cara memimpin sebuah organisasi atau perusahaan.

Dijelaskan Dale, pemecatan massal seperti ini tidak akan legal di Inggris. “Hanya karena Anda bisa melakukan ini di Amerika, bukan berarti Anda harus melakukannya,” tegas Dale. “Ada cara untuk melakukan hal-hal ini yang, bahkan dalam kondisi sulit, adalah empati dan sopan.”

Dale menambahkan, hal itu dapat membahayakan perusahaan serta stafnya, karena karyawan yang ada akan melihat bagaimana perusahaan memperlakukan orang sebagai sinyal bagaimana perusahaan akan memperlakukan mereka di masa depan.

Perusahaan Better diketahui menggunakan teknologi untuk membuat proses pembelian rumah ‘lebih cepat dan lebih efisien’, didukung dana sekira Rp86 triliun oleh konglomerat Jepang Softbank.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email