Besok, Ada Pameran Lukisan dan Seni Budaya Nusantara di Cisadane

Markas Banksasuci di pinggir Sungai Cisadane, Kota Tangerang.(youtube)

Kabar6-Sejumlah penggiat lingkungan dalam komunitas Waroeng Budaya Pojok Nusantara, Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (Yapelh) dan Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), dalam beberapa hari kedepan bakal memberi nuansa baru di Sungai Cisadane, yang membelah wilayah Kota Tangerang.

Ya, mereka berencana menggelar Pameran Lukisan dan Pagelaran Seni Budaya Nusantara bertajuk “MENGEJA LAKU LIKU KALIKU” #saveourcisadane, pada Sabtu 6 hingga 13 Februari 2016 mendatang.

Acara bakal dihelat di markas Banksasuci, Jalan Chandra, Gang Muara Buntu, Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas.

Pameran akan disemarakkan oleh berbagai lukisan dari sejumlah aliran. Mulai dari realisme, abstraksionisme, naturlisme hingga surealisme.

Semua lukisan yang merupakan goresan kuas perupa kawakan, Sithan Sale dan Febry Suwandito dimaksud dipastikan bakal mejeng di pinggir Sungai Cisadane.

Selain itu, beragam karya seni dari sampah, instalasi dan mural dalam berbagai bentuk juga akan berpadu dalam pameran lukisan dan seni budaya tersebut.

Beragam acara budaya yang bakal dimunculkan seperti tradisi palang pintu Betawi, atraksi manusia petasan di atas rakit atau getek, debus, karinding, lenong, hingga barongsai.

Ada juga acara ngebanyol ataustand up commedy, teater, musikalisasi puisi, tarian daerah, wayang, lomba mancing sampah, atraksi jet sky, lomba mewarnai hingga layar tancep.

Event juga bakal dilengkapi dengan sajian berbagai jajanan tradisional dan kuliner ekstrem Cisadane, seperti kue cucur, apem, jalabiya, dongkal, onde-onde, kue cubit, bir pletok, peuyeum, nasi liwet, nasi kucing, seblak,  sambal cerewet, sambel goang, wedang ronde dan bajigur.

Aneka jajanan tradisional dan kuliner ekstrem itu bakal semakin mantap dinikmati sambil menonton satwa liar khas Sungai Cisadane.

Mas’ud Ibnu Syamsuri, Penanggung Jawab Pameran Lukisan dan Pagelaran Seni Budaya Nusantara, dalam siaran persnya yang diterima kabar6.com lewat surat elektronik, Jumat (5/2/2016) menyebut, bila Pameran Lukisan dan Pagelaran Seni Budaya Nusantara di pinggir kali, merupakan hal yang baru tercipta, baik dalam skala lokal, regional dan bahkan nasional.

“Kita ingin sesuatu yang beda, ketika dalam konteks kekinian semuanya tampil dalam bentuk yang sama,” kata pria yang akrab disapa Mas’ud itu.

Meski demikian, dia meyakini bila ide dan kreativitas yang terbilang “gila” ini, bukan berarti menabrak pakem, asas kelayakan dan kepatutan yang telah ada.       

“Selama ini kan pameran lukisan digelar di ruang-ruang ideal, layak dan ekslusif. Kita dobrak dengan pagelaran model baru, biar tidak monoton dan mudah-mudahan bisa menjadi alternatif,” ujarnya.

Apalagi, sebut dia, pameran lukisan yang akan digelar juga dikawinkan dengan Pagelaran Seni Budaya Nusantara. Sehingga diharapkan mampu menjadi tontotan yang unik dan menarik.   

Sementara, Direktur Eksekutive Yapelh, Uyus Setiabhakti menyebut, pinggiran Sungai Cisadane sengaja dipilih sebagai lokasi acara, mengingat selama ini sungai yang melintas dari Bogor, Tangerang Selatan (Tangsel), Kabupaten Tangerang hingga Kota Tangerang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

“Banyak sampah, limbah dan malah bahkan garis sempadannya (GSS) banyak yang dicaplok pengembang, industri dan perusahaan,” kata Uyus lagi.

Kang Uyus, sapaan akrab Uyus Setiabhakti menyebut, bila Sungai Cisadane merupakan sumber kehidupan. Selama ini, banyak orang yang menggantungkan hidup pada sungai yang memiliki panjang sekitar 126 KM itu. Namuns ebaliknya, kondisi Cisadane sendiri malah diabaikan dan dibuat tercemar dan rusak. **Baca juga: Berantas Buta Aksara, FTBM Kabupaten Tangerang Targetkan Rambah Desa.

“Kita ingin mengajak kepada semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, aktivis dan pegiat lingkungan, pelaku seni dan masyarakat luas, bisa bersinergi dan peduli menjaga, merawat dan melestarikan sumber kehidupan ini,” ujarnya lagi.(rilis/tom migran)