oleh

Benarkah Berolahraga di Tempat yang Polusi Udaranya Tinggi Tidak Ada Manfaat?

image_pdfimage_print

Kabar6-Rutin berolahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, meningkatkan kekuatan otot, hingga sistem imun.

Meski begitu, Anda disarankan untuk tidak sembarangan memilih lokasi berolahraga. Mengapa demikian? Melansir medcom, sebuah penelitian di Inggris yang diterbitkan jurnal The Lancet mengungkapkan, berolahraga di tempat yang memiliki polusi udara tinggi, hampir tidak ada manfaatnya sama sekali. Tim peneliti membandingkan efek olahraga berjalan yang dilakukan 119 peserta penelitian berusia di atas 60 tahun. Tim membagi menjadi tiga kelompok peserta penelitian, berdasarkan apakah mereka sehat, memiliki penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD).

Secara acak, peserta penelitian ditugaskan untuk berjalan selama dua jam di London Oxford Street, jalan utama, distrik perbelanjaan kota, dan ruang terbuka Hyde Park seluas 350 hektar. Hasilnya, semua peserta yang berjalan di Hyde Park mengalami peningkatan kapasitas dan fungsi paru-paru serta mengurangi kekakuan arteri. Mereka minim terserang faktor risiko penyakit kardiovaskular hingga 26 jam sesudah berolahraga.

Sebaliknya, saat berjalan di Oxford Street, para peneliti menemukan peningkatan kecil dalam kapasitas paru-paru dan peningkatan kekakuan arteri. Hal ini dikaitkan dengan paparan butiran karbon hitam dan partikel ultrafine dari knalpot diesel kendaraan, masuk ke dalam tubuh peserta penelitian ketika berolahraga.

“Di tempat yang berpolusi, efek (positif) jauh lebih kecil,” kata Dr. Fan Chung, profesor kedokteran pernapasan di Imperial College London, yang memimpin penelitian ini.

Hal itu menunjukkan, olahraga tidak memberikan manfaat kardiorespirasi jika dilakukan di lokasi yang terpapar polusi udara. Berolahraga di tempat polutan juga tak membuat jantung dan paru-paru jadi sehat. “Ketika Anda berjalan, saluran udara Anda membuka . Lalu pembuluh darah Anda melebar, atau membuka. Ketika Anda berolahraga di area yang berpolusi, Anda bernapas lebih dalam, dan Anda mendapatkan lebih banyak partikel dan gas ke paru-paru Anda,” urai Dr. Chung.

Selain udara yang lebih segar, berolahraga di taman hijau juga bisa mengurangi stres yang memengaruhi peningkatan kesehatan peserta penelitian. Meski begitu, para peneliti mengatakan dampak ini tidak terlalu signifikan dalam studi yang mereka kerjakan. “Jika orang tidak dapat menemukan tempat hijau atau taman untuk berolahraga, saya pikir mereka mungkin harus berolahraga di dalam ruangan,” tambahnya.

Di sisi lain, penelitian ini mendapat kritik dari tim akademisi lainnya. Salah satu penelitian lain dari tim di Centre for Diet and Activity Research di University of Cambridge menemukan bahwa berolahraga di tempat polutan, bukan berarti nol manfaat. “Model kami menunjukkan bahwa di London, manfaat kesehatan dari perjalanan aktif selalu lebih besar daripada risiko pencemaran,” jelas Marko Tainio, peneliti di Centre for Diet and Activity Research di University of Cambridge. ** Baca juga: Bakar Lemak dengan Atur Pola Olahraga yang Tepat

Studi ini, dikatakan Taino, tidak mencari tahu efek jangka panjang berolahraga di tempat dengan polusi udara tinggi. Bisa jadi, dampak polutan hanya mengurangi manfaat jika olahraga dilakukan dalam waktu singkat. “Temuan ini perlu dikonfirmasi dengan studi jangka panjang empiris yang memeriksa pengorbanan mereka yang telah berolahraga selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun di tempat polutan,” urai Taino.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email