oleh

Begini Keluh Kesah Pengelola Parkir di Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Kiranya, bukan pekerjaan mudah bagi perusahaan pengelola parkir untuk mengumpulkan dana retribusi parkir.

Sebaliknya, tantangan yang menghadang ibarat jalan terjal dan berliku. Meski berat, namun harus tetap dilalui oleh pengelola jasa parkir luar gedung (on street).

Setidaknya hal itu diakui Yanti, salah satu pengelola parkir di kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), saat ditemui wartawan Rabu (18/9/2013).

“Nggak segampang yang dibayangin orang-orang mas. Dapat duit banyak dalam sehari, karena perjuangannya juga berat,” kata Yanti.

Ya, ada banyak ganjalan yang diklaim Yanti menjadi penghambat usahanya. Sebagai pengelola, Yanti harus pintar-pintar mengatur dan mengelola keuangan.

“Tidak semua pemilik kendaraan bermotor mau membayar retribusi parkir kepada pengelola. Selalu ada alasan dari pengendara. Salah satunya, mereka hanya parkir sebentar, hingga enggan membayar retribusi.

Kalau sudah begitu, lanjut Yanti, tentu pihaknya selaku pengelola juga tidak bisa memaksa. “Sebentarnya waktu parkir selalu jadi alasan pemilik kendaraan,” terang Yantie saat menghadiri acara Sosialisasi Penyelenggaraan Parkir di daerah Serpong.

Masalah tak berhenti sampai disitu saja, karena dipenghujung pergantian bulan, sambung Yanti, tentunya banyak oknum yang datang untuk meminta upeti dengan dalih “koordinasi” lapangan.

Belum lagi harus menyiapkan dana untuk kewajiban membayar gaji teman-teman juru parkir dilapangan.

“Jadi saya dapat sebulan bersihnya Rp 2 juta. Ya udah Alhamdulillah,” senyumnya sambil mengeryitkan dahi saat mengingat harus mengejar target pajak retribusi daerah.(yud)

Print Friendly, PDF & Email