oleh

Begini Jadinya Jika Tubuh Berlebihan Konsumsi Makanan Olahan

image_pdfimage_print

Kabar6-Dengan alasan praktis dan mudah diolah, sebagian orang memilih mengonsumsi makanan olahan. Academy of Nutrition and Dietetics mendefinisikan makanan olahan sebagai makanan yang ‘dimasak, dikalengkan, dibekukan, dikemas, atau diubah komposisi nutrisinya’.

Namun di sisi lain, berlebihan mengonsumsi makanan olahan tidak disrankan karena sejumlah alasan kesehatan. Melansir Kompas, berikut dampak buruk yang akan dialami jika mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan:

1. Pencernaan
Makanan olahan apapun berisiko mengakibatkan masalah pencernaan. “Makanan-makanan tersebut memiliki tambahan zat kimia dan berpotensi sulit dicerna dan diproses oleh tubuh,” kata Dr. Farshad Fani Marvasti, MPH, direktur kesehatan masyarakat, pencegahan dan promosi kesehatan di University of Arizona College of Medicine

Zat-zat tersebut bisa menjadi racun bagi bakteri baik di tubuh. Untuk mengetahui perbedaan makanan alami dan olahan adalah dengan membaca daftar bahan-bahannya. “Jika kamu tidak mengenali nama bahannya, maka bahan tersebut cenderung tidak alami dan berpotensi mengganggu pencernaan serta masalah kesehatan lainnya,” jelas dr. Marvasti.

2. Gangguan berpikir
Terlalu banyak konsumsi makanan olahan tinggi gula dan karbohidrat sederhana juga bisa menyebabkan gangguan berpikir atau yang kerap dikenal dengan istilah brain fog.

Konsumsi makanan olahan terlalu sering, dijelaskan asisten dokter berlisensi Kate Martino, MS, PA-C, akan mengakibatkan defisiensi sejumlah zat gizi. Di antaranya vitamin, mineral dan antioksidan yang dibutuhkan untuk menambah energi dan kejernihan otak.

Akibatnya, kita akan lebih sulit fokus dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik, serta kehilangan energi. “Kemasan makanan olahan umumnya menyebutkan makanan yang kita konsumsi memiliki banyak nutrisi, padahal ketika dibandingkan dengan makanan alami makanan-makanan tersebut jelas kekurangan nutrisi,” katanya.

3. Gula darah rendah
Ketika mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat sederhana, gula darah kita akan meningkat. Sebagai upaya untuk menurunkannya dengan cepat, dilakukanlah sekresi insulin.

Semakin tinggi gula darah, semakin banyak sekresi insulin yang dilakukan, sehingga seringkali menyebabkan gula darah justru jatuh ke angka yang sangat rendah. “Hal ini akan menimbulkan rasa lapar, tubuh terasa lemah, tubuh ‘haus’ akan karbohidrat, serta peningkatan nafsu makan,” kata Martino.

4. Sulit berhenti makan
Makanan olahan, dikatakan Martino, seringkali terasa sangat memuaskan. Artinya, setiap kita makan kita akan selalu mendapatkan respons positif. Kondisi ini akan memotivasi diri kita untuk makan lebih sebagai bagian dari bertahan hidup.

Padahal kebanyakan makanan olahan mengandung pemanis dan lemak lebih banyak serta memiliki tekstur spesifik yang membuat siapapun yang memakannya merasa lebih puas.
“Hal ini akan membuat kita lebih susah berhenti makan meskipun sudah merasa kenyang dan sulit menahan nafsu makan yang muncul,” katanya.

Martino kemudian menyinggung soal salah satu pasiennya yang menjadi kurang disiplin dalam menjalankan pola makan. Biasanya hal itu disebabkan terlalu banyak konsumsi makanan olahan.

5. Resistensi insulin
Ketika mengonsumsi makanan olahan dengan sirup jagung tinggi fruktosa, kita akan memaksa hati untuk mengeluarkan lebih banyak gula, meningkatkan level glukosa darah dan berkontribusi meningkatkan produksi insulin untuk menetralkan kondisi tersebut. Demikian dijelaskan ahli gizi teregistrasi bernama Linzi Cruz, LDN, CLT.

Disebutkan, terlalu banyak perbaikan insulin di sekitar sel bisa menyebabkan resistensi insulin. Hal itu adalah penyebab awal pre-diabetes dan obesitas.

6. Gangguan kecemasan
Ketika kecemasan menyerang, kita akan mencari camilan tinggi gula atau makanan olahan lainnya. Sayangnya, semakin banyak konsumsi makanan-makanan tersebut, tingkat kecemasan justru akan bertambah.

Sejumlah studi, dikatakan Cruz, dilakukan untuk mendalami bagaimana makanan-makanan olahan bisa menghilangkan banyak nutrisi penting, seperti Vitamin B, omega 3, magnesium, dan nutrisi kunci lainnya yang berdampak pada kesehatan mental dan mencegah gangguan mental.

7. Ganggu pola tidur
Salah satu hal yang bisa mengganggu keseimbangan ritme sirkadian adalah konsumsi makanan olahan sebelum tidur. “Terlalu banyak karbohidrat olahan serta terlalu sedikit protein dan lemak sehat bisa meningkatkan adrenalin,” jelas Cruz. ** Baca juga: Tidak Disarankan Pegang Ponsel Sepanjang Hari

Konsumsi makanan-makanan manis di malam hari bisa membuat adrenalin melonjak dan hal itu merusak pola alami serotonin dan seringkali mengganggu pola tidur. Yuk, kurangi konsumsi makanan olahan agar kesehatan tetap terjaga.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email