oleh

BATAN Luncurkan Dua Varietas Baru Kedelai Hitam

image_pdfimage_print

Kabar6-Kedelai sebagai komoditas strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan dan industri yang sering menjadi isu nasional karena kelangkaan ketersediaannya di pasaran.

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kemampuan Indonesia dalam memproduksi kedelai sangat rendah. Pada 2013, produksi hanya mencapai 807.568 ton dari luas panen 554.132 hektare, dengan rata-rata produktivitas 1.46 ton per hektare. Jumlah produksi tersebut masih jauh di bawah kebutuhan nasional yang mencapai 2,7 ton per tahun.

 

Untuk menutupi kekurangan kedelai tersebut, pemerintah mengimpor dari Amerika dan Brazil. Padahal impor benih apalagi yang berasal dari negara beriklim subtropis akan dapat menimbulkan permasalahan, baik secara teknis, ilmiah maupun ekonomi.

 

Beranjak dari hal tersebut, dan dalam upaya berkontribusi pada program kemandirian nasional, BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) yang berpusat di Puspitek Serpong Tangerang Selatan, terus memfokuskan kegiatan litbang nuklir untuk menghasilkan bibit unggul kedelai, dengan teknik mutasi radiasi.

 

Sampai dengan 2014, telah dihasilkan delapan varietas unggul kedelai kuning. Dan pada akhir 2014, telah dirilis varietas kedelai hitam yang diberi nama Mutiara 2, yang memiliki potensi hasil 3,0 ton per hektare dengan rata-rata hasil 2,4 ton per hektare, dan Mutiara 3 dengan potensi hasil 3,2 ton per hektare dan rata-rata hasil 2,4 ton per hektare.

 

Setelah lima tahun dilakukannya penelitian terhadap mutu dan kualitas bibit kedelai hitam Mutiara 2 dan 3, Kamis, (2/7), BATAN resmi meluncurkan kedua bibit kedelai hitam tersebut, untuk ditaman oleh masyarakat petani seluruh provinsi di Indonesia.

 

Selain berkualitas dengan rasa lebih gurih, bentuk lebih besar, bibit kedelai hitam hasil mutan teknologi radiasi isotop BATAN ini juga tahan terhadap hama. ** Baca juga: Ramadan Berbagi, Hero Group Ajak Anak Isi Liburan

 

“Hasil litbang kedelai hitam ini merupakan bentuk komitmen BATAN dalam mendukung program kedaulatan pangan nasional. Hal ini juga untuk kesekian kalinya kita ingin menyampaikan bahwa teknologi nuklir dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang berujung pada kemandirian dan kesejahteraan rakyat,” tutur Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto. (asri)

Print Friendly, PDF & Email