oleh

Banyak Makan Banyak Penyakit

image_pdfimage_print

Orang modern atau orang yang hidup di zaman modern, sebahagian besar doyan bahkan’ gila’ makan. Acara – acara berburu kuliner ditayangkan di hampir di semua televisi.Padahal orang banyak makan itu justru banyak mendatangkan penyakit. Dan bagi kalangan kelas menengah malah semua peristiwa dan kesempatan digunakan untuk makan, baik di restaurant atau cafe dengan berbagai jenis makanan yang disediakan.

Bagi kalangan tertentu, makan tidak sekedar makan, seperti orang dari kalangan bawah.Bagi mereka makan bisa berbentuk upacara yang dimulai dari apa yang disebut sebagai makanan pembuka atau appetizer, atau dalam bahasa Perancis dikenal dengan istilah Hor’s D’oeuver.

Setelah itu baru disajikan hidangan utama (main course), bisa berupa nasi dengan segala lauk pauknya, atau jenis-jenis makanan lain yang menyengenyangkan.

Selesai sampai disitu ?, ternyata belum. Ada lagi yang disebut hidangan penutup (dessert ) atau desservir. Dan jenis hidangannya bisa berupa cake, pie, ice cream dan sebagainya yang dipadukan dengan sauce, buah, syrup, cream dan seterusnya.

Bayarnya, pastilah mahal sekali, bisa ratusan ribu rupiah atau jutaan.Padahal mereka lupa, cara makan yang dipopulerkan bangsa barat sebagai cara makan modern itu adalah sumber penyakit, karena 90 persen  penyakit yang diderita manusia berasal dari sisa makanan di usus besar yang tak terproses dan kemudian memunculkan toxin di dalam tubuh .

Sabda Rasulullah SAW :“Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu obat.” (H.R. Muslim).

Itulah kenapa ada perintah puasa, karena dengan berpuasa, tidak ada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia, bisa dipastikan eksotoxin atau racun dari luar tidak ada yang masuk ke dalam tubuh.Sedang endotoxin atau racun yang berasal dari dalam tubuh, diperkirakan juga tidak akan ada, karena pencernaan tidak bekerja dan tidak menghasilkan sisa makanan di dalam usus besar.

Orang yang sedang berpuasa tubuhnya juga dapat mengolah antioksidan menjadi lebih tinggi, dan dalam sebuah penelitian disebutkan bisa mencapai 15 persen, sementara dalam kondisi sedang tidak puasa, tubuh hanya mampu memproduksi antioksidan kurang dari lima persen saja.

Mengikuti cara makan modern ternyata tidak cukup punya data dan fakta sebagai sesuatu hal yang mesti diikuti, karena faktanya selain pemborosan juga tidak menyehatkan.

Lalu bagaimana sebaiknya langkah yang harus dilakukan.Kurangi makan, toh Rasulullah SAW menganjurkan makan itu memang tidak boleh dalam porsi yang banyak,  makanan dibutuhkan hanya untuk menegakkan tulang rusuk, dan lambung sebaiknya hanya diisi 30 persen makanan, 30 persen air dan selebihnya untuk udara.

Uang yang sudah dijadwalkan untuk membeli makanan yang banyak itu tadi, di-shadaqah-kan saja kepada orang miskin, kaum dhuafa atau mereka yang membutuhkan.Dengan memilih langkah ini, uang tersebut bisa menjadi lebih bermanfaat, mengurangi makan menjadi lebih sehat, shadaqah memberi keselamatan di dunia dan akhirat, yang diberi shadaqah berbahagia yang memberi jadi penghapus dosa.(*)

Print Friendly, PDF & Email