oleh

Banyak Kota di Meksiko Tolak Vaksinasi COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador, mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 akan mulai berdatangan sedikit demi sedikit ke negara tersebut. Namun di sisi lain, sudah ada tanda-tanda yang jelas bahwa tidak setiap orang Meksiko siap atau ingin mendapatkan suntikan vaksin tersebut.

Sejumlah warga di sebuah kota kecil bernama Aldama, melansir Okezone, mengatakan mereka tidak akan divaksinasi, terlepas dari rencana vaksinasi apa pun atau dari mana asalnya vaksin tersebut. Aldama berpenduduk sekira 7.000, terletak di dataran tinggi tengah negara bagian Chiapas, Meksiko selatan.

“Mengapa saya harus divaksinasi? Saya tidak sakit. Tidak baik jika mereka mencoba memaksa kami untuk divaksinasi. Saya tidak tahu,” kata María Magdalena López Santís, seorang warga Aldama.

Komunitas adat seperti Aldama diketahui memiliki sejarah ketidakpercayaan terhadap pemerintah federal. Para pemimpin komunitas mengungkapkan, dalam beberapa kasus mereka kerap diabaikan. Dalam kasus terburuk, mereka menjadi sasaran perampasan tanah, diskriminasi, pelecehan, dan serangan.

Kota-kota adat seperti Aldama bersifat otonom. Konstitusi Meksiko mengizinkan kota-kota seperti ini untuk mengatur diri mereka sendiri di bawah prinsip ‘tradisi dan adat istiadat’.

Pada 2018, terdapat 421 kotamadya di Meksiko dengan status otonom dari total 2.469 (17 persen). Dan itu bukan satu-satunya kota di Meksiko selatan di mana orang-orang menolak untuk divaksinasi.

Awal bulan ini, José López López, walikota San Juan Cancuc, kota adat lain yang terletak di dataran tinggi tengah Chiapas, mengirim surat kepada otoritas kesehatan negara bagian, memberitahu mereka tentang keputusan daerahnya untuk menolak vaksin apa pun.

Dalam surat itu, López menulis sebanyak 24 ribu kotamadya, yang terdiri dari 45 komunitas, mengadakan pertemuan pada akhir Januari lalu. Dari pertemuan itu para tetua kota memutuskan ‘kampanye vaksinasi tidak akan diizinkan’. Surat itu juga berbicara tentang ‘manfaat dan kemungkinan efek samping’ dari vaksin.

Departemen Kesehatan Negara Bagian Chiapas menjawab, mereka menghormati otonomi penduduk asli, meskipun para pejabat bersikeras bahwa mereka akan terus mempromosikan dialog dengan komunitas tersebut demi kesehatan semua orang.

Gubernur Chiapas, Rutilio Escandón, baru-baru ini fokus pada mendiskreditkan teori konspirasi dan kebohongan tentang vaksin COVID-19. ** Baca juga: Kembali Hidup Normal, Texas dan Mississippi Bakal Cabut Aturan Wajib Pakai Masker

“Saya meminta masyarakat Chiapas untuk tidak menjadi mangsa kebohongan dari mereka yang mencoba memanfaatkan keadaan darurat kesehatan, mereka yang menjual ‘vaksin’ di media sosial. Vaksin tidak tersedia secara pribadi. Mereka gratis dan akan tersedia untuk semuanya,” cuit Escandón di Twitter.

Sementara itu, saat ditanya secara khusus tentang penolakan komunitas adat Chiapas untuk memvaksinasi selama konferensi pers harian paginya, Presiden López Obrador menekankan tidak ada yang akan dipaksa untuk mengikuti vaksin virus Corona.

“Semuanya sukarela,” kata Presiden. “Saya ulangi: tidak ada yang dipaksakan, tetapi semuanya berdasarkan akal dan hak. Kita harus meyakinkan, membujuk, menginformasikan, mengarahkan, menyadarkan, tanpa memaksakan apa pun.”(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email