oleh

Banyak Gajah ‘Menganggur’ di Thailand Akibat Pandemi COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Efek pandemi COVID-19, terutama dari segi ekonomi, ternyata tidak hanya berdampak pada manusia saja, lho. Banyak gajah di Thailand yang kini kehilangan pekerjaan alias menganggur.

Bagaimana bisa? Rupanya, melansir fox5vegas, hal itu karena tidak ada wisatawan yang biasanya menyewa gajah untuk berjalan-jalan keliling taman wisata. Nah, tidak adanya pemasukan dari kebun binatang inilah yang membuat pengelola kesulitan membeli makan untuk gajah.

Alhasil, Yayasan Save Elephant di Provinsi utara Chiang Mai, Thailand, membuat satu gerakan untuk mengembalikan gajah ke rumah asal mereka.

Pendiri Save Elephant bernama Saengduean Chailert, mengatakan bahwa proyek untuk membawa pulang gajah yang menganggur diwujudkan sebagai tanggapan atas permohonan dari para pemilik hewan tadi.

Kelompoknya mempromosikan kawanan gajah untuk dikembalikan ke wilayah di mana mereka dapat hidup berdampingan dengan penduduk desa yang ramah lingkungan yang berkelanjutan. Ia percaya jika hewan-hewan itu bertahan di tempat wisata maka akan disalahgunakan.

Salah satu contohnya adalah Sadudee Serichevee yang memiliki empat gajah di distrik Mae Wang, Chiang Mai. Sadudee mendirikan sebuah kebun binatang mini bernama Karen Elephant Experience dengan gajah-gajahnya yang berasal dari Ban Huay Bong, desa istrinya di Cha Cha. Namun niat tidak sesuai harapan sejak munculnya virus Corona.

“Awalnya saya pikir situasinya akan kembali normal dalam satu atau dua bulan ke depan. Pada akhir April, saya kehilangan semua harapan itu,” keluh Sadudee.

Dia dan sang istri setuju untuk membawa gajah mereka kembali ke desanya karena tidak dapat lagi menanggung biaya bulanan yang menghabiskan sekira Rp92,5 juta. Biaya sebesar itu untuk sewa tanah dan fasilitas, gaji untuk pawang dan pakan. Disebutkan, gajah makan rumput dan sayuran sebanyak 300 kilogram per hari.

Mereka mengajak beberapa pemilik gajah lain untuk melakukan hal yang sama. Bersama-sama mereka menempuh perjalanan sejauh 150 kilometer dengan berjalan kaki. Karena untuk mengangkut gajah menggunakan kendaraan akan sangat mahal bagi pemilik kebun binatang mini.

Rombongan mereka yang terdiri dari 11 gajah dan berangkat pada 30 April lalu. Perjalanan tersebut melintasi bukit, jalan beraspal dan tanah. Mereka disambut oleh pesta selamat datang di Ban Huay Bong.

“Gajah-gajah ini belum memiliki kesempatan untuk kembali ke rumah selama 20 tahun. Mereka tampak sangat bahagia ketika tiba di rumah, mereka membuat suara-suara bahagia, mereka berlari ke sungai di dekat desa dan bersenang-senang bersama dengan anak-anak kita,” kata Sadudee.

Ditambahkan, “Kami tidak tahu kapan COVID-19 akan usai. Jadi ini adalah tugas kita, untuk membantu memberi makan gajah yang ‘diberhentikan’ karena wabah.” ** Baca juga: Bocah Umur 14 Tahun Asal Sacramento Diterima di 8 Universitas

Diketahui, proyek serupa juga dilakukan di Provinsi Surin, yang terkenal dengan festival gajah tahunannya. Sebanyak 40 ekor gajah dipulangkan ke Distrik Tha Tum di provinsi tersebut, sebagai rumah bagi ratusan gajah.

Gajah juga bisa kena PHK.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email