oleh

Banjir Banten Mengancam Ekonomi Warga, Dewan Belum Melihat Langkah Konkrit Pemprov

image_pdfimage_print

Kabar6-Wakil ketua Komisi V DPRD Banten, Yeremia Mendrofa mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendengar langkah konkrit yang akan dilakukan Pemprov Banten, dalam hal ini Dinas Pertanian (Distan) dalam membantu para petani yang sawahnya terendam lumpur pasca kejadian banjir bandang yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Banten, khususnya di Kabupaten Lebak, beberapa waktu kemarin.

Padahal, kata dia, pasca kejadian banjir bandang kemarin, para petani Banten saat ini kembali dihadapkan dengan persoalan lain, karena sawahnya terendam lumpur dan belum bisa difungsikan kembali untuk cocok tanam, selain permasalahan batas wilayah kepemilikan sawah yang hilang karena tertutup lumpur.

Pihaknya khawatir, akibat belum bisa difungaikannya langsung sawah-sawah milik warga tersebut, akan berpengaruh pada pendapatan rumah tangga para petani yang terdampak, dan yang lebih jauh lagi akan memperburuk statsistik kemiskinan dan penggangguran di Provinsi Banten pada awal semester tahun 2020 ini.

Dirinya juga mengaku belum mendengar langkah konkrit yang akan dilakukan Pemprov Banten dalam membantu para petani yang terkena dampak banjir, karena pada waktu rapat bersama di Kantor BPBD, Rabu pekan kemarin, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan penjelasan mengenai penanganannya secara tertulis dari Pemprov Banten.

“Mestinya berbagai pertanyaan pada rapat Rabu (8/1/2020) kemarin, bisa mendapatkan tanggapan secara tertulis pada hari Jumatnya (10/1/2020). Tapi saya cek belum ada,” kata Yeremia, kepada Kabar6.com, Minggu (12/1/2020) pagi.

Sebelumnya, Kadistan Banten, Agus Tauchid menargetkan pemulihan konstruksi batas kepemilikan wilayah atas sawah yang terendam lumpur di Kabupaten Lebak bisa dikerjakan dalam waktu dua sampai tiga bulan kedepan.

Pemulihan konstruksi yang akan dilakukan mulai dari penetapan patok sawah hingga pemulihan jaringan irigasi tersier karena rusak dan menjadi kewenangannya Distan.

“Untuk waktu jangka pendek ini kami ingin pemulihan konstruksi selesai,” terang Agus, kepada Kabar6.com, Sabtu (11/1/2020).

Menurut Agus, sedikitnya ada 500 hektar sawah di Kabupaten Lebak rusak karena diterjang banjir bandang kemarin, dan 439 diantaranya telah dinyatakan puso karena terendam lumpur.

Lanjut Agus, untuk penanganan jangka pendek sendiri yang akan dilakukannya adalah dengan mengirimkan alat berat berupa excavator untuk membantu pemulihan sawah warga akibat terendam lumpur, termasuk perbaikan saluran irigasi yang rusak.

“Nanti melalui bantuan cepat, bantuan excavator, karena disitu banyak galengan sawah yang ilang. Itu progres jangka pendek yang harus segera dituntaskan. Setelah normal baru jaringan irigasinya yang menjadi kewenangannya pertanian,” katanya, pemulihan sawah yang terendam lumpur di Kabupaten Lebak, nantinya akan melibatkan peran dari pemerintah pusat dan Kabupaten Pandeglang dengan cara bersama-sama mengirimkan bantuan alat berat berupa exavator.

Selanjutnya, kata Agus, setelah sawah warga yang terendam lumpur tersebut menjadi normal, pihaknya akan mengirimkan bantuan benih kepada para petani yang terdampak secara cuma-cuma alias gratis, dengan begitu diharapkan para petani bisa segera kembali menanam disawanya masing-masing pasca kejadian banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak dan sekitarnya kemarin.

“Itu yang jangka pendeknya semua. Kalau yang jangka lebih panjang lagi, kami ingin semua petani Banten, khususnya yang berada di zona-zona beresiko gagal tanam atau gagal panen (beresiko terkena banjir, longsor dan tsunami), nanti kami akan lebih intenskan dengan mengadakan edukasi supaya para petaninya masuk ke asuransi tanaman padi atau AUTP (Program Asuransi Usaha Tani Padi),” terang Agus.

Lebih jauh, Agus mengatakan, terkait bantuan AUTP sendiri, sampai saat ini masih banyak petani Banten yang belum menyerapnya. Akibatnya, pada saat lahan sawah mereka terkena bencana dan puso, para petani tidak mendapatkan ganti rugi lahan pertaniannya karena mengalami gagal panen.

“Nah, untuk petani di Cipanas dan Sajira, kami belum mendapatkan datanya. Apakah mereka masuk AUTP atau tidak,” katanya.

Saat disinggung langkah konkrit dari Distan Banten dalam waktu dekat ini untuk membantu para petani di Kabupaten Lebak yang terdampak banjir bandang kemarin, sambung Agus, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen tanaman pangan, sambil menerjunkan petugasnya untuk membantu para petani yang terkena musibah banjir.**Baca juga: Lahan PTPN Jadi Opsi Lokasi Relokasi Korban Banjir Bandang Lebak.

“Kalau yang manual dilapangan sudah jalan, dengan menggunakan pacul. Kalau yang pakai exavator kami akan coba cek ke Jakarta. Kita akan tanyakan soal percepatannya,” katanya.(Den)

Print Friendly, PDF & Email