oleh

Bangun Infrastruktur Air Bersih, Aetra Tangerang Tambah Investasi Rp 37,3 Miliar

image_pdfimage_print

Kabar6-Perusahaan pengolahan air minum, PT Aetra Air Tangerang kembali mengucurkan investasi sebesar Rp 37,3 miliar pada tahun 2019 ini.

“Dengan investasi yang telah ditanamkan, jaringan perpipaan Aetra Tangerang telah mampu melayani hampir seluruh area di wilayah pelayanan di Kabupaten Tangerang,” ujar Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang Hari Yudha Hutomo, Selasa (7/5/2019).

Adapun wilayah pelayanan air bersih Aetra Tangerang di Kabupaten Tangerang berada di delapan kecamatan yaitu, Sepatan, Sepatan Timur, Pasar Kemis, Sindang Jaya, Cikupa, Balaraja, Sukamulya dan Jayanti.

Hari mengatakan hingga tahun 2018 Aetra Tangerang telah menanamkan investasi sebesar Rp 822,2 miliar serta memasang jaringan perpipaan hingga sepanjang kurang lebih 800 kilometer.

Jenis pipa yang dipergunakan, kata Hari, adalah pipa HDPE yang lebih kuat serta mampu meminimalkan resiko kebocoran.

Pipa tersebut juga telah bersertifikasi food grade yang aman untuk dilewati air berkualitas layak minum sehingga kualitas air akan tetap terjaga hingga pada sambungan pelanggan.

“Seluruh instalasi juga telah dilengkapi dengan genset yang dapat mencukupi 100 persen kebutuhan daya untuk proses produksi dan distribusi sehingga suplai air kepada pelanggan dapat terjaga 24 jam tiap harinya meskipun terjadi pemutusan aliran listrik,” kata Hari.

Aetra Tangerang telah melayani 73 ribu pelanggan rumah tangga dan 520 pelanggan industri dari beragam jenis industri.

Dari industri makanan dan minuman seperti misalnya Indofood, Mayora, Torabika, So Good, dan Forisa, hingga industri manufaktur seperti misalnya Chun Cherng Indonesia, Free Trend, dan Rinnai.

**Baca juga: Musim Lebaran, Angkasa Pura II Berikan Insentif untuk Maskapai Penerbangan , Syaratnya?.

Hari mengatakan sumber air perpipaan merupakan solusi sumber air alternatif selain air tanah bagi masyarakat di Kabupaten Tangerang.

“Kondisi air tanah di Kabupaten Tangerang sendiri saat ini tak lagi dapat dibilang bagus, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, bahkan pada beberapa wilayah sudah berada dalam kondisi kritis.”

Oleh karenanya, kata Hari, perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan penggunaan air tanah yang baik untuk menjaga kelestariannya.

“Salah satu penyebab memburuknya kondisi air tanah adalah terjadinya eksploitasi atau pemakaian secara besar-besaran, oleh karena itu mulai sekarang kita harus mulai melindungi air tanah kita. Sebisa mungkin kita harus menghindari penggunaan air tanah dan beralih ke sumber air yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Hari. (GFM)

Print Friendly, PDF & Email