oleh

Atasi Limbah Sampah, Dompet Dhuafa Fasilitasi Produksi Eco Enzyme

image_pdfimage_print

Kabar6-Divisi Budaya dan Lingkungan, Dompet Dhuafa menggelar pelatihan pembuatan eco-enzyme yang kedua di markas DMC Dompet Dhuafa, Tangerang Selatan, Banten (6/7/2022).

Sebanyak 70 peserta yang terdiri dari jejaring keluarga besar Dompet Dhuafa, mahasiswi, dan umum mengikuti dengan khidmat penyampaian materi produksi eco-enzyme bersama Eco-Enzyme Nusantara Bogor Raya.

Direktur Dakwah, Budaya, dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa, Ahmad Shonhaji mengatakan komposisi sampah terbanyak adalah sisa makanan yakni terdiri dari 30 persen sepanjang tahun 2019-2021. Sebanyak 40 persen berasal dari sampah rumah tangga selama tiga tahun terakhir (2019-2021). Hal ini yang Dompet Dhuafa menggencarkan pelatihan produksi eco-enzyme.

“Kami melihat secara potensi dan fakta di lapangan, sampah yang tidak pernah berkurang adalah sampah rumah tangga. Coba kita bayangkan, tiga hari saja tidak ada yang melakukan atau pengambilan sampah rumah tangga di lingkungan rumah,” jelas Ahmad Shonhaji, dalam keterangan persnya, Kamis (7/7/2022).

“Maka yang terjadi adalah, penumpukan sampah di bak-bak sampah. Tentunya aroma tidak sedap muncul, dan pada akhirnya jadi penyebaran bibit-bibit penyakit,” sambungnya.

Eco-enzyme sendiri merupakan cairan serba guna yang dibuat dengan cara fermentasi dari kulit buah, sisa sayuran, gula merah atau molase dan air. Proses fermentasi akan memakan waktu tiga bulan. Ketika sudah waktunya dipanen, cairan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat ataupun lingkungan.

Adapun pembuatannya dengan menaruh Gula (1 kg/gr), sisa buah/sayuran (3 kg/gr), dan air (10 lt/ml) dalam wadah seperti toples atau botol bekas. Semakin banyak jenis bahan buah atau sayuran yang digunakan semakin kaya hasil eco-enzyme.

Bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia. Ukur volume wadah. Masukan air bersih maksimum sebanyak 60 persen dari volume wadah. Masukan gula sesuai takaran, yaitu 10 persen dari berat air. Masukan potongan sisa buah dan sayuran yaitu 30 persen dari berat air. Lalu aduk rata.Tutup rapat sampai panen. Berli label tanggal pembuatan dan tanggal panen.

**Baca juga: Soal Sholat Idul Adha, Pemkot Tangsel Imbau Warga Bawa Alat Ibadah Sendiri

“Karena hari ini, fakta pertama sampah rumah tangga yang banyak. Mayoritas masih terbuang sia-sia bahkan menyebabkan masalah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kedua, karena hari ini mayoritas masyarakat masih menggunakan bahan-bahan, yang berasal dari kimia sintetis,”terang Aang Hudaya selaku Pimpinan Cabang Bank Eco Enzym Nusantara Bogor Raya.

“Nah dengan adanya eco-enzyme kita berupaya kontribusi untuk alam dengan cara memilah dan mengolah dari sisa kulit buah serta sisa sayuran menjadi cairan eco enzyme,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email